NovelToon NovelToon
Menggoda Boss Arogan

Menggoda Boss Arogan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Badboy / Cintamanis / Tamat
Popularitas:11.3M
Nilai: 5
Nama Author: RizkiTa

Sekuel SEKRETARIS KESAYANGAN

~

Meira pikir, setelah direktur marketing di perusahaan tempat dia bekerja digantikan oleh orang lain, hidupnya bisa aman. Meira tak lagi harus berhadapan dengan lelaki tua yang cerewet dan suka berbicara dengan nada tinggi.

Kabar baik datang, ketika bos baru ternyata masih sangat muda, dan tampan. Tapi kenyataannya, lelaki bernama Darel Arsenio itu lebih menyebalkan, ditambah pelit kata-kata. Sekalinya bicara, pasti menyakitkan. Entah punya masalah hidup apa direktur baru mereka saat ini. Hingga Meira harus melebarkan rasa sabarnya seluas mungkin ketika menghadapinya.

Semakin hari, Meira semakin kewalahan menghadapi sikap El yang cukup aneh dan arogan. Saat mengetahui ternyata El adalah pria single, terlintas ide gila di kepala gadis itu untuk mencoba menggoda bos

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sangat Merepotkan

Untuk kali ini, baru pertama kalinya Darel merasakan ada seorang perempuan yang benar-benar membuatnya bingung, berhasil mengalihkan pikirannya seharian ini. Tak hanya itu, perempuan itu juga berhasil menggiringnya dalam sebuah masalah yang awalnya kecil, dan jika tidak di selesaikan akan berdampak besar.

Nia, gadis keras kepala itu benar-benar tak bisa di ajak kerja sama. Usaha Darel memanggilnya sia-sia ketika Nia tak mau memberikan alamat Meira. Namun akhirnya Darel tidak menyerah begitu saja, sebelum meninggalkan perusahaan hari itu, dia pergi ke bagian HRD untuk menanyakan alamat Meira. Tentu saja dia mendapatkannya, dan puas membaca segala informasi tentang gadis itu melalui daftar riwayat hidup miliknya. Darel bertanya kepada staf HRD dengan alasan ingin mengirim makanan sebagai bentuk kepedulian dengan karyawan yang sedang sakit. Dari awal, Darel sudah terpikir meminta alamat kepada HRD, namun dia tidak ingin hal itu menjadi pertanyaan orang-orang.

Berulang kali, Darel menghubungi Meira, namun gadis itu tidak menjawab sama sekali, dia benar-benar diabaikan.

Meski alamat Meira sudah berada di tangannya, namun Darel tidak berniat sama sekali untuk mendatangi Meira malam ini juga. Besok pagi, sebelum ke kantor, dia akan singgah menemui Meira Apalagi, dia masih tidak membawa mobil, jika pergi dengan sopir, jejaknya pasti akan ketahuan oleh sang ayah.

Malam semakin larut, jam sembilan, dia masih belum juga beranjak dari ruangannya, sementara orang-orang di perusahaan sudah pulang satu persatu sejak tadi.

Darel memang berniat pulang ke rumah, dia juga sudah menghubungi sopir agar menjemputnya. Namun di tengah perjalanan, ada ajakan dari teman-teman akrabnya semasa kuliah untuk sekedar berkumpul malam ini. Darel yang kala itu sedang penat dan bingung dengan masalah yang ada, akhirnya mengiyakan ajakan teman-temannya dan segera mengubah haluan tujuannya pada sopir.

“Hai perjaka tulen.” Galang menyapa, saat melihat Darel mendekat ke tempat duduk mereka.

Di sana ada tiga lelaki bujang yang seusia dengan Darel, mereka bujang namun tidak jomlo seperti dirinya. Terlebih, sampai detik ini, dia di juluki perjaka tulen. Ya karena memang dia masih perjaka.

“Bacot.” sahut Darel menggeram kesal. Lelaki itu meraih gelas yang sudah tersedia di sana, lalu menuangkan minuman yang selalu jadi andalan mereka saat berkumpul.

“Kusut ya bos mukanya.” timpal Dion.

“Gimana nggak kusut, sampai sekarang jangankan anunya, bibirnya aja masih perjaka,” sahut Galang. Dan gelak tawa mereka terdengar menggelegar di sudut rooftop. Tempat yang mereka pilih malam ini adalah salah satu bar ternama di kota itu.

"Bibir, masih perjaka? oh jangan sepele." Darel menyangkal dengan nada bangga. Ya, dia merasa bangga sebab sudah merasakan ciuman pertama meski dalam keadaan yang tidak semestinya, tapi setidaknya itu dia lakukan bersama seorang wanita muda yang cantik.

"Hahaha, emangnya lo udah first kiss?" tanya Galang tak percaya.

Darel menenggak minumannya, dengan perasaan lega. "Yes," sahut lelaki itu lalu tersenyum, tatapannya kosong menatap kerlap kelip lampu yang ada di sana.

Lagi lagi, mereka tertawa menanggapi pengakuan Darel. Sudah biasa baginya, menjadi bahan olokan jika berkumpul dengan teman-teman bangsattnya ini.

"Sama siapa? gimana rasanya?" Dion menginterogasi.

Darel hanya tersenyum tipis, "Rahasia, yang jelas, gue bangga karena ini sama-sama pengalaman pertama kami," jelas Darel.

"Tu cewek pasti beruntung banget ya dapetin first kissnya seorang Darel, anak sultan--"

"Nggak, justru gue yang beruntung," sahut Darel cepat. Perasaannya kini tak keruan. "Dia sekretaris gue, sejak kejadian tadi dia kabur dan mau resign, sekarang gue dalam masalah, karena dia salah satu karyawan kebanggan bokap gue."

"Ya kejarlah sana, minta maaf." saran Galang.

Dion tertawa, "Emang lo nggak bisa nahan? nggak bisa liat sikon? lo baru dua hari kan? di percaya jadi direktur marketing, dan itu artinya lo juga kenal dia baru dua hari. Kelewatan lo El."

"Dia nantang gue dan nuduh gue homoo menurut lo, gimana? gue cuma mau ngasih pembuktian ke dia." Tegas Darel.

Sontak mereka semua tertawa, terkecuali Darel yang masih asyik menuangkan minuman dalam gelas, lalu menenggaknya.

~

Sekitar jam sebelas malam, Meira membuka pintu kamar kosnya, dia tidak tahan lagi dengan suara ketukan pintu bertubi-tubi tanpa jeda. Sepuluh menit yang lalu, Meira menerima pesan singkat dari seorang lelaki menyebalkan yang mengatakan bahwa dia sedang berada di depan kamar kos Meira.

Ketika pintu terbuka, Darel benar-benar berada di sana, menatap Meira cukup dalam. "Maafkan aku, Meira, jangan tinggalkan aku, maksudnya, jangan tinggalkan perusahaan," pinta lelaki itu dengan suara yang berat.

Meira kebingungan, tentu saja. Ternyata saat itu, Darel dalam keadaan mabuk, terlihat dari matanya yang merah. Bau alkohol pun sangat terasa. Lalu beberapa detik setelahnya, tubuh Darel langsung ambruk di depan kamar kos Meira.

Benar-benar merepotkan. Gerutu Meira kesal. Lantas gadis itu, berjongkok untuk membangunkan lelaki yang sedang berbaring miring di sana.

"Pak!" hentak Meira sambil menepuk-nepuk pipinya dengan kuat agar Darel segera sadar dan meninggalkan tempatnya.

"Pak! bangun, nggak? atau saya panggilkan satpam!!" ancam Meira.

Darel membuka matanya perlahan, "Jangan..." lirih lelaki itu, dengan suara lemah.

"Saya nggak terima tamu, ini udah larut malam, apalagi dalam keadaan mabuk, saya telpon polisi aja deh." Ancamnya sekali lagi, saat Meira hendak bangun, tangannya di tarik Darel secepat mungkin.

"Biarkan aku di sini, untuk malam ini aja." Lelaki itu memelas.

"Saya nggak punya alasan, untuk membiarkan Anda di sini!" hentak Meira lagi, masih cukup kesal dengan lelaki itu hari ini, sampai sekarang.

"Maafkan kelakuanku hari ini." Darel masih bisa berucap dengan jelas dan berkomunikasi dengan baik, membuat Meira curiga, benarkah dia mabuk, atau hanya berpura-pura.

"Nggak lucu deh, nggak usah pura-pura mabuk! Ya udah, saya maafkan." tegas Meira, dia berdiri, mengambil segelas air putih untuk tamu yang tak di undang itu. Meski kesal, Meira masih punya hati.

Darel langsung mengubah posisinya, duduk di lantai, tepat di ambang pintu. "Aku memang mabuk. Tapi, aku masih sadar." ucapnya pelan, sambil mengusap kasar wajahnya. Lalu menerima segelas air putih dari wanita cantik di hadapannya. "Thanks ya."

Meira tak merespon, dia hanya memperhatikan Darel yang sedang minum, seperti orang yang benar-benar kehausan. Sebenarnya, Meira tak sepenuhnya menyalahkan Darel atas kejadian siang tadi, di ruang kerja lelaki itu. Salahnya juga, mengapa berucap cukup lancang dengan menuduh Darel bukan lelaki normal.

"Masuk, jangan duduk di situ, Pak!" titah Meira, dia berpindah duduk di sofa yang ada di kamarnya.

"Kamu nggak tega, sama aku, kan?" dengan sedikit sempoyongan, Darel berusaha bangun dan duduk di sebelah Meira namun masih berjarak.

Setelah Darel berpindah, Meira bangun menutup pintu kamarnya. "Bukan nggak tega, gara-gara bapak duduk di situ, saya nggak bisa nutup pintu, nanti masuk nyamuk, saya digigitin!" jawab Meira, belum sempat Meira duduk kembali di sofa, lelaki itu sudah mengubah posisi, berselonjor santai di sana, seperti di rumahnya sendiri.

"SAYA NGGAK MEMPERSILAHKAN UNTUK TIDURAN, TAPI DUDUK." tegas Meira dengan nada kesal.

"Numpang rebahan, satu jam aja," ucap lelaki itu santai tanpa rasa berdosa. "Kepalaku berat banget rasanya, Mei." keluh Darel sambil memijat keningnya.

Benar-benar, sangat merepotkan. Meira kembali menggerutu, sembari melipat kedua lengannya di dada, Darel menatapnya sambil tersenyum penuh arti.

😝😝😝

1
istiqlal👻👻
gasaaak lak wes mei....🤣🤣🤣
istiqlal👻👻
sampai subuh gitu terus...🤣🤣🤣
istiqlal👻👻
hati2 si thor bisa bikin kamu klepek2 sama mira ya rel....
istiqlal👻👻
apa salah dan dosa ku sayang cinta suciku kau buang buang....asek asek josss🤣
Marina Tarigan
terima kasih happy ending
Marina Tarigan
kejutan yg luar biasa
Marina Tarigan
meira ini nggak kerja. lagi thour kan dia pintar dan cekatan lo sayang
Marina Tarigan
kalau memang kalian sdh ditakdirkan bersama apapun yg terjadi kalian pasti bersatu
Marina Tarigan
bagus Meira jgn pisah dgn suamimu semoga Devan bisa merasakan ditinggalkan istri tercintanya kamiu nantinya berusaha pelan mengubah arogan Devan sekak kecil
Marina Tarigan
ibu bijaksana ttp mengharapkan rmh tgga anaknya utuh kembali walaunpun batinnya sangat kecewa
Marina Tarigan
memang tindakanmu dan perkataanmu Devan penghinaanmu pd istrimu yg hamil muda sunggu lua
r biasa sampai istrimu keguguran sungguh menyakitkan tapi perjuangkanlah hati Meira yg sdg rapuh semoga kalian ttp bersatu
Marina Tarigan
jgn pisah mereka karena darel sm meira saling m envintai jgn pisah tjour tapo nuat sedikit gsnjsran sm devan agar arogsnnys berlurang
Marina Tarigan
kasohan si Devan dia anak tunggal punya segala dan selama ini dia benci sm wanita dan teman2nya menganggap dia pria nelok
Marina Tarigan
apakah laki2 itu siruhan Nia yg sakit hati karena dopecat oleh Deban waktu itu
Marina Tarigan
ngidamnya tdk masuk akal deh kadamg2
Marina Tarigan
mending keluar aja Nia kamu mungkin gak menjalaninya cari pekerjaan lain semoga tdk di blac list Darel
Marina Tarigan
gimama ini Nia kamu terlampau menggebu 2 menghina Meira yg nggap sbgai temamnya karena kecemburuanmu ka
mu mengeluarkan kata
2 kasar yg sangat keji padahal kamu sendiri tahu gimana Meira menghandel rekan bisnis perusahaan berhasil memcapai target lebih
Marina Tarigan
cepat resmikan pernokajan kalian Darel jadinya Meira akan stres memikirkan pandangan teman2 nya
Marina Tarigan
capek ya meira mengafspi suami seperti Darel ya karena sayangnya sm kamu caranya salah karena terlampau cemburu
Marina Tarigan
karena sayangnya Darel kpd istrinya dia merasa tdk nyaman bila ada cowok yh ramah pd Meira tp dia tdk ngerti gimana cara menyikapi perasaannya selain marah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!