Pernikahan Didalam Pernikahan

Alena yang terbangun dari tidurnya disebuah hotel yang Ia sewa untuk 1 malam, melihat ponselnya berbunyi dan ternyata Bara yang menelponnya.

Alena buru-buru mengangkatnya saat tau Ia kesiangan karena pagi ini akan ada meeting dadakan diPerusahaan pusat atas kepindahan sementara Alena sebagai Manager keuangan.

"Halo Pak....,iya sebentar lagi saya turun",ucap Alena yang kemudian mematikan sambungan telponnya dan berlari kekamar mandi untuk segera bersiap,padahal Bara yang sebenarnya baru akan menjemput Alena kehotel.

Alena mandi dengan cepat,beruntung pakaian Ia telah siapkan.Tak butuh waktu lama bagi Alena untuk merias diri dan siap berangkat kekantor.

Alena membawa serta 1 koper dan 1 tas kecilnya saat turun keLobby Hotel,karena setelah rapat selesai Alena akan kembali keluar kota untuk menjalankan tugas barunya sebagai Direktur Operasional.

Saat tiba dilobby hotel,Bara telah menunggunya yang membuat Alena merasa canggung.

"Selamat pagi Pak...,Maaf membuat Bapak menunggu lama",sapa Alena dengan senyum tipisnya.

"Pagi juga Alena...,semua sudah siap ya?oh iya Alena..,kamu beneran nggak apa-apa saya pindahkan sementara diluar kota?karena saya butuh orang yang bisa saya percaya selama saya tidak ada disana,tapi kamu jangan kawatir,saya akan sering kesana untuk melihat kinerja para karyawan yang baru kita rekrut,karena jika kamu setuju,rapat pagi ini akan saya putuskan siapa yang akan menggantikanmu sementara,karena ternyata semua cukup kewalahan saat kamu tidak ada".

Walaupun Alena ingin menolak,tapi Ia hanyalah seorang karyawan,akhirnya Alena mau nggak mau menyetujuinya,berharap nanti Ia sendiri akan melihat bagaimana hancurnya seorang Bagas yang terus bermain api.

"Baiklah Alena,nanti disana tinggalah diApartment yang sudah Perusahaan sediakan,Kamu juga akan mendapatkan fasilitas mobil berserta seorang Asisten,tapi untuk seorang Asisten,kamu boleh bawa siapapun karyawan disini yang kiranya kamu dekat dan bisa diajak kerjasama.".

Alena menoleh dan menatap Bara dengan tersenyum."Terimakasih ya Pak,Perusahaan telah membuat saya semakin betah dan nyaman,semoga saya bisa bekerja dengan lebih baik lagi setelah ini",ucap Alena dengan tulus.

Bara menatap Alena dengan kelembutan."Sudah seharusnya Perusahaaan memberikan semua ini untuk kamu Alena,karena kamu telah bekerja dengan baik dan bertanggungjawab,Saya sebagai Pemilik sekaligus Atasan melihat sendiri bagaimana kamu dalam bekerja,Saya justru masih harus belajar banyak dari kamu tentang Perusahaan,jadi gunakan fasilitas yang kami sediakan dengan sebaik-baiknya".

Alena balas menatap Bara dengan tersenyum."Baik Pak terimakasih".

Disisa perjalanan kekantor,mereka terdiam,bagi Bara ia memberikan kenyamanan untuk Alena karena Alena telah bekerja dengan sangat keras untuk Perusahaannya,walaupun sisi lain hatinya,Bara ingin Alena tetap aman setelah badai kehidupan pahit datang kepadanya bertubi-tubi,Bara ingin Alena tetap dalam pengawasannya saat tau Ia hanya sendirian saat ini.

Akhirnya mereka tiba dikantor,Bara lebih dulu berjalan keruangannya dan Alena juga keruangan kerjanya yang selama ini Ia tinggalkan.

Terlihat Arini dan Dini yang langsung berlari memeluk Alena dengan air mata yang mulai menetes.

"Bu....,Ya Ampun...,aku kangen banget sama Ibu,Ibu kok makin kurusan sih?disana pasti capek banget ya Bu?kita sudah dengar semuanya yang ada disana,kita pikir Ibu nggak akan kesini lagi,tapi akhirnya kesini,kita seneng banget Bu....",ucap Arini dengan terus memeluk Alena,sedangkan Dini justru terus menangis sampai sesenggukan,karena Dini menyadari bahwa Ibu Managernya tidak menggunakan cincin kawin yang biasa Alena gunakan setiap harinya.

Alena melepaskan pelukan dari 2 orang yang sangat dekat dengannya.

"Kalian jangan seperti ini dong,nanti kita akan sering komunikasi,karena kebetulan hari ini aku kesini sekalian mau pamitan,karena Pak Bara menugaskan aku untuk sementara menjadi Direktur Operasional diPerusahaan cabang,aku juga akan mengajak salah satu dari kalian untuk ikut bersamaku,siapa yang mau ikut aku diantara kalian berdua",tanya Alena dengan kelembutan.

Walaupun keduanya terkejut,tapi mereka sudah mengira bahwa ini akan terjadi,karena kondisi Perusahaan cabang yang harus dirombak total semua karyawannya,membuat Pak Bara pasti menugaskan Alena,dan benar saja saat ini akhirnya tiba.

Arini yang sedang melakukan pendekatan dengan seorang karyawan menolak ajakan Alena untuk pindah,sedangkan Dini yang tidak terikat apapun akhirnya menyetujui ajakan Alena walaupun dalam pikirannya Dini ingin mencari tau apa yang Alena alami dalam rumah tangganya.

Panggilan meeting akhirnya tiba,Alena segera masuk kedalam ruang meeting yang sudah ada beberapa orang yang juga akan ikut meeting bersama Pak Bara.

Saat semua karyawan telah berkumpul,Bara akhirnya datang dengan membawa sebuah kertas ditangannya.

"Selamat Pagi semuanya...,rapat pagi ini agendanya adalah kepindahan sementara Ibu Alena Manager Keuangan kita,Beliau akan saya tugaskan menjadi Direktur Operasional diPerusahaan cabang,Untuk sementara semua laporan keuangan akan Pak Ilyas dan Arini lakukan,Saya berharap semua bisa saling tolong menolong sampai nantinya semuanya kembali ketempat semula".

Banyak lagi yang Bara sampaikan mengenai Perusahaannya,terutama akan adanya Produk baru yang nantinya Perusahaan akan semakin sibuk.

Jam 11 siang akhirnya meeting selesai,Dini yang sudah pulang untuk mengambil pakaian kini bersiap untuk berangkat bersama dengan Alena menuju Bandara.

Dini menatap kaget saat tau bahwa yang mengantarkan keBandara adalah Pak Bara Atasannya,dan yang semakin membuat Dini kaget adalah obrolan mereka yang diluar pekerjaan,namun Dini hanya diam seolah-olah fokus pada pemandangan diluaran sana.

"Apa Alena telah bercerai?",gumam Dini didalam hatinya.

Alena yang selama ini sudah terbiasa membicarakan Bagas dan lingkaran setannya bersama Bara,membuat Alena lupa bahwa ada Dini didalam mobil itu,akhirnya Alena memilih diam dan meminta Bara untuk fokus mengendarai mobilnya.

"Maaf ya Din,Kita lupa bahwa ada kamu didalam mobil ini",ucap Alena basa basi,Alena takut jika nantinya ada gosip yang tidak-tidak mengenai dirinya dengan Bara.

"Eh iya nggak apa-apa Bu,santai aja...",jawab Dini canggung.

Akhirnya sisa perjalanan menuju Bandara hanya suara musik yang mengiringi perjalanan mereka.