Demi menutupi skandal adik dan tunangannya, Haira terpaksa menerima pertukaran pengantin. Dia menikah dengan pria yang akan dijodohkan dengan adiknya, yaitu Aiden yang merupakan orang biasa.
Bagaimana jika Haira mengetahui bahwa Aiden adalah CEO Alexan Group yang terkenal tajir melintir?
Dan apa yang melatarbelakangi penyamaran Aiden menjadi orang biasa?
Yuk kita simak kisahnya.
Follow instagram @yenitawati24 untuk mendapatkan informasi terupdate.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dilarang Menyewa Gedung
Di rumah keluarga Pramana.
"Apa? Tidak boleh menyewa gedungnya??" Resya tampak marah ketika mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh ayahnya.
"Iya, ayah sudah bicara langsung pada tuan Alexander tapi dia tidak mengizinkan ayah memakainya lagi untuk pernikahan mu meskipun itu atas nama Ziko," jelas Harsya.
"Ayah bagaimana sih, untuk kak Haira saja ayah mau mengusahakan. Kenapa untuk ku tidak bisa." Resya berdecak kesal.
"Maaf nak, ayah sudah berusaha tapi tuan Alexander tidak mau memberikan nya. Katanya dalam satu keluarga hanya satu orang saja yang boleh memakainya. Dan dia mempertimbangkan karena Aiden bekerja di perusahaan nya dan merupakan salah satu karyawan terbaiknya," jelas Harsya.
Yang Sebenarnya terjadi.
Harsya menelepon Dean.
"Maaf tuan, tuan muda tidak mau memberikan izin sewa gedung untuk pernikahan Resya dan Ziko," ucap Dean.
"Tapi kenapa?" tanya Harsya heran.
"Mereka sudah sangat menyakiti Haira ku. Aku tidak mau gedung ku di pakai untuk mereka. Aku tidak sudih jika kedua sampah itu menginjak gedung ku lagi' Begitu kata tuan muda," jelas Dean.
'Ternyata Aiden masih sangat membenci Resya dan Ziko' Batin Harsya.
"Lalu apa yang harus saya katakan pada mereka? Pasti ada alasan kenapa Alexander menolak izin sewa gedung," ucap Harsya.
"Katakan pada kedua sampah itu bahwa gedung ku hanya bisa di sewa untuk satu orang dalam satu keluarga. Begitu kata tuan muda," terang Dean.
"Ya sudah terima kasih untuk informasi detailnya Dean, kau mengcopy paste ucapannya dengan baik," ucap Harsya.
"Sama-sama tuan. Saya memang tidak pernah menyaring ucapan tuan muda karena semua yang dikatakannya adalah mutlak," sahut Dean.
***
"Alasan macam apa itu yah, peraturan seenaknya dibuat. Apa dia tidak butuh uang lagi? Jika aku bisa bertemu dengannya, maka aku akan merobek masker dan mematahkan kacamata jeleknya itu lalu mencolok kedua matanya!!" seru Resya.
"Wah, kau kejam sekali!" seru Aiden dari ambang pintu ruang keluarga.
Semua menoleh ke sumber suara dan ternyata itu adalah Aiden dan Haira yang sedang berdiri di ambang pintu.
Haira menghampiri Laras dan memeluknya. Dia juga memeluk Harsya.
"Apa kabar sayang?" tanya Laras.
"Baik, Bu!" sahut Haira sambil tersenyum.
"Kakak, tumben sekali kemari. Apa kalian kehabisan uang? Oh iya aku lupa, karyawan rendahan pasti gajinya sedikit ya, pasti kalian kekurangan." Resya tersenyum sinis.
'Dasar kurang ajar. Ingin sekali aku robek mulut sampahnya itu' Batin Haira.
"Aku hanya rindu pada ibu dan ayah. Aku kan tidak datang jika hanya saat perlu saja. Sebagai anak berbakti harusnya mengunjungi orang tua tanpa disuruh atau karena ada hal penting saja. Setelah menikah jangan lupakan orang tua dong!" Haira juga menatap sinis ke arah Resya.
"Mana suamimu? Harusnya ikut juga kemari. Sesibuk apapun suami harusnya bisa menyempatkan diri mengantar istri apalagi ini menyangkut masalah penting. Aduh, terlalu sibuk mengejar dunia, sampai istri sendiri dibiarkan begitu saja."
Resya terbakar mendengar ucapan Haira.
"Maklum saja kakak, Ziko itu CEO. Perannya sangat penting apalagi dia pimpinan yang sangat dihormati di dunia bisnis. Ya, namanya juga orang kaya" sindir Resya.
"Sudah lah Haira, jangan buang energimu untuknya," ucap Aiden.
Haira menghela nafas pelan. Dia dan Aiden pun duduk.
"Aiden, bagaimana tuan Alexander bisa memberikan izin sewa gedung untukmu? Kau kan hanya orang miskin!" Resya berkacak pinggang.
'Kalau bukan karena aku sedang menyamar, pasti aku sudah menyumpal mulut sampahmu dengan bara api' Batin Aiden.
"Mungkin karena aku karyawan nya jadi dia memberikan izin," sahut Aiden.
"Tapi kenapa dia tidak mau memberikan izin sewa gedung untuk pernikahan ku?" Resya semakin terlihat kesal.
"Mana aku tau. Kau kira aku peramal?" ucap Aiden dengan acuh.
"Katakan pada tuan mu itu, jika dia itu bukan apa-apa. Aku sumpahi dia agar jatuh miskin!" Resya semakin terbakar emosi.
'Tutup mulutmu, dalam sekejap pun aku bisa membuat kalian jatuh miskin' Batin Aiden.
"Baiklah omonganmu ini akan aku sampaikan ke tuan Alexander," ucap Aiden.
Resya langsung gelagapan. "Jangan! Dasar tukang ngadu. Jika kau tidak suka padaku kenapa harus mengadu padanya. Bilang saja kau iri padaku!"
"Oh ya, aku punya nomor manager, mungkin sekarang masih sempat jika aku meneleponnya agar dia menyampaikan pada tuan Alexander." Aiden mengeluarkan ponselnya hendak menelepon.
"Jangan!" Resya merebut ponsel milik Aiden.
"Kenapa adik ipar? Apa kau takut?" tanya Aiden.
"Tidak. Aku hanya tidak mau berurusan dengan nya!" Resya menyilangkan tangan nya di dada.
Aiden hanya menyunggihkan senyuman melihat Resya yang berhasil dia kerja. Sedangkan Haira hanya tertawa kecil melihat Resya yang kelabakan dan ketakutan.
"Sini kembalikan ponsel murahan milikku. Nanti tangan mu gatal menyentuh barang orang miskin," pinta Aiden.
Resya langsung menyerahkan ponsel itu kepada Aiden dan mengelap tangan nya dengan tisu basah.
"Sudah sudah, ayo kita makan siang," ajak Laras yang sangat ingin menengahi perdebatan anak-anaknya.
Mereka menurut dan ikut ke ruang makan. Perdebatan bodoh tadi memang langsung membuat mereka lapar.
Setelah selesai makan, Ziko pun datang untuk menjemput Resya. Namun, ada hal yang membuat nya merasa risih. Yaitu melihat keberadaan Aiden. Entah kenapa hatinya masih tidak rela jika Haira bersama dengan Aiden.
'Bagaimana bisa ayah Harsya menjodohkan salah satu putri nya dengan pria seperti dia. Yang ada putri nya menjadi bahan ejekan orang atau mungkin akan menjadi tulang punggung keluarga dan pria miskin ini akan menumpang hidup padanya selamanya' Batin Ziko sambil melirik Aiden.
'Apa lihat-lihat? Apa kau tidak rela jika mantan kekasih mu menjadi istriku? Siapa suruh menyia-nyiankannya. Aku bersusah payah membuat nya bahagia dan kau seenaknya melukai Haira ku. Dasar sampah!!' Batin Aiden yang juga melirik Ziko dengan tatapan sinis.
"Sayang, bagaimana?" tanya Ziko kepada Resya.
"Sayang, Alexander tidak mau menyewakan gedungnya untuk pernikahan kita. Alasannya karena satu keluarga hanya boleh sekali memakai gedung itu. Bagaimana sayang? Tidak ada yang mampu menyaingi gedung itu. Bahkan gedung Armadja pun kalah oleh kemegahan gedung Alexan." Resya merengek sambil bergelayut manja di lengan Ziko.
'Cih, menjijikkan' Batin Haira.
"Apa? Alasan macam apa itu? Dia pikir dia siapa? Dewa?" Ziko ikutan kesal.
"Ayah, berikan nomor ponsel sekretaris nya. Aku akan meneleponnya," ucap Ziko.
Harsya memberikan nomor sekretaris Alexander kepada Ziko. Sebuah nada sambung pun terdengar.
"Halo Selamat siang, ini dengan Alexan Group ada yang bisa saya bantu?"
"Berikan nomor ponsel Alexander. Aku Ziko Atmajaya," ucap Ziko dengan bangga.
"Maaf tuan, tuan Alexander tidak bisa berbicara dengan anda. Apa ada pesan yang ingin tuan tinggalkan?"
Ziko terlihat geram.