Sudah Cukup Aku Sakit
Kring kring
Suara dering ponsel membangunkanku. Mengumpulkan nyawa yang masih melayang-layang diudara, kuraih ponsel diatas nakas pukul 09.00. Mampus aku, itu pasti Maria.
Kuraih handuk bergegas menuju kamar mandi setelah mandi aku memakai jins hitam, kaus putih andalanku, sepatu sneker dan tas menyamping.
Brum brum..
Keluar kamar mengunci pintu kamar kost. Hari ini rencana aku menemani maria belanja kebutuhan sekolah anak-anak panti. Karena besok dia berangkat melanjutkan studi di luar negeri. Kamipun menuju pusat kebutuhan sekolah anak-anak dari SD-SMU. Selama 1 jam perjalan.
“Mar mampir depan ya? Cacing di perut pada demo nie” heheh” kataku sambil terkekeh
Mobil menepi di depan pedagang di pinggir jalan, kubeli roti bakar keju kesukaanku dan teh susu hangat. sesampainya disana kami turun dan membeli banyak sekali kebutuhan sekolah dan dan melanjutkan ke toko mainan. Dan langsung dikirimkan ke panti.
Sesampainya disana kami disambut Sr. Martha pengurus dan sekaligus kepala Panti Santa Theresia.
“Siang Suster” sahut kami bersamaan “ini aku ada sedikit rejeki dan berbagi buat adik-adik panti. Ada kebutuhan sekolah dan mainan semoga bermanfaat ya suster, karena besok aku berangkat melanjutkan studi. Doakan aku ya Suster biar sehat, sukses dalam pendidikan” lanjut Maria sambil memeluk lengan suster
“Selamat siang, pasti kami akan selalu mendoakan kamu dan keluarga nak, terima kasih ya buat sumbangannya, ini sangat bermanfaat membantu anak-anak panti” lanjut suster. “yuk masuk. Sekalian kita makan siang bersama anak-anak”
Sebelum makan kami berdoa bersama, dipimpin salah satu anak, dan selalu ada tugas doa sebelum dan sesudah makan, kamipun menyantap makan siang bersama
Barang-barang sudah dipindahkan ke Aula panti, rencananya sore baru dibagikan, karena sebagian anak-anak masih berada di sekolah.
Kring kring
“Halo mi” jawabku
“Ia sayang, kami sudah dimana, kalau sudah selesai langsung pulang sayang”
“Ia mi, di panti ni mw balik rumah” jawabku
“Ya, sampaikan salam mami buat suster ya sayang”
“Ok mi disampaikan, bye” telpon dimatikan
“Suster salam dari mami. kami langsung pamit pulang ya, sudah ditelpon sama mami dan ini ada sedikit rejeki lagi buat kebutuhan panti yang lain” sambil menyerahkan amplop berisi uang kepada suster
“Terima kasih banyak ya, semoga Tuhan membalas semua kebaikan Nak Maria dan keluarga, diberikan kesehatan yang baik, dilancarkan segala usaha, niat dan rencana”
“Amin” jawab kami serempak
Kami pamit karena aku juga harus segera ke resto.
Keluarga maria merupakan salah satu donatur tetap di panti, setiap bulan selalu memberikan bantuan kepada kami. Dari makan minum, pakaian sampai alat-alat sekolah. Aku salah satu anak panti ini, tapi setelah tamat SMU aku memutuskan kerja, berharap kuliah dengan beasiswa, apa daya otakku sama dengan isi dompetku yang pas-pasan.
Mobil berhenti didepan Resto tempatku bekerja. Oh ya aku bekerja di restoran Grace milik kakaknya maria Pa Deddy, jangan ditanya dia orangnya begitu dingin dan paling tidak suka ada karyawan dan lalai dan teledor. Aku kerja disini harus melewati masa treining selama 3 bulan dan puji Tuhan aku melewati itu dengan hasil yang baik.
“Glo antarkan pesanan meja 10” kata Mba Meta “Siap Mba, laksanakan”
Melangkah membawa pesanan ke meja 10. Setelah itu kubereskan meja yang telah selesai didatangi pelanggan, piring-gelas kotor kuserahkan kebagian pencucian.
Resto tutup jam setengah 11, waktu sisanya dipakai untuk membereskan resto supaya besok tinggal mengerjakan pekerjaan yang lain, begitu selanjutnya.
Seperti biasa aku pulang selalu dengan ojek langgananku, Pa Jupri tetangga kostku. Tugasnya mengantar dan menjemputku dan pembayarannya setiap akhir bulan. Sesampainya di kost, aku masuk mandi dan istirahat. Tepat pukul 2 dinihari hpku berdering
Kring kring
‘Maria? Ada apa ya’ “Hal-“
“Glo buka pintu, aku di depan”
Pintu dibuka, maria berjalan sempoyongan ke kasur, aroma alkohol, pasti klubing nie anak.
“aku stres Glo, Willi khianatin aku, dia selingkuh dengan wanita lain, selama ini dia cuman manfaatin aku, sakit Glo hiks hiks hiks”
“Kan udah kubilang tinggalin pria brengsek itu, dia itu mokondo mar, sekarang baru sadarkan kamu, udah cuci muka, ganti baju, aku siapin mie spesial kesukaan kamu”
Setelah mandi, aku dan makan kamipun langsung tidur.
Bruk bruk pintu kamar didobrak dari luar, pintu terbuka aku terbangun dan tiba-tiba
Plak-plak
“kamu apakan maria brengksek, sudah kami peringatkan jangan dekati dia, dasar perempuan sialan kamu” cecar Ka Hendri padaku. Aku terdiam masih bingung dan kaget, kedua pipiku panas. “Dek ayok bangun kita pulang, ngapain kamu datang ke tempat seperti ini”
“aku ngantuk kaka, besok aja pulangnya. Lagian ngapain sih kaka pake kesini segala”
“pulang gak pake bantahan, kalau gak kaka robohin tempat ini sekarang”
“ia kaka bawel” beranjak bangun mengambil tas menuju pintu “Glo aku balik dulu sampe ketemu besok dibandara, awas kalau gak dateng” ancam maria.
“Jauhi maria, kalu tidak akan kubuat hidupmu menderita selamanya” lanjut ka hendri sebelum berlalu.
Setelah kepergian mereka aku berjalan menuju pintu kamar yang rusak. Harus perbaikan berapa lagi. ‘maria kamu baik tapi kenapa keluargamu tidak menyukaiku, aku sebenarnya iri sama kamu punya keluarga yang harmonis dan menyanyangi kamu’ batinku sambil menangis. Kulirik jam sudah pukul 4 dini hari.
Aku membereskan kekacauan, mencoba menutup pintu setidaknya untuk sementara hingga besok pagi memanggil tukang untuk mengganti dan memperbaiki kerusakan.
Kupaksakan mata ini terpejam, walaupun sulit rasanya. Aku memainkan hpku hingga tak terasa sudah pukul 06 pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments