Azalea gadis pendiam yang bekerja disebuah penerbitan buku. Hidupnya berubah ketika dia bertemu laki-laki bernama Ray.Pada satu malam yang tidak disengaja mereka terjebak dalam jalinan cinta yang lebih intim yang mengawali hubungan terlarang. Azalea terjebak diantara pilihan yang sulit,melanjutkan hubungan atau berpisah. tapi sanggupkah dia meninggalkan Ray, laki-laki pertama yang mengenalkannya pada dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risky Rafiyani Sembiring, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Patah hati pertama
Azalea masih berlari dijalanan sambil membawa sakit hati yang teramat dalam. Meninggalkan kemeriahan didalam ruangan bersama pria yang sangat dicintainya itu. langit hari itu tampak suram diikuti petir yang menggelegar memecah kesunyian malam. seolah juga ikut bersedih atas patahnya hati seorang gadis kecil.
Azalea terus melangkahkan kaki tanpa tujuan yang pasti, entah kemana sebenarnya langkahnya akan membawanya,yang pasti ia hanya ingin pergi dan menghilang secepatnya.sekarang air mata itu sudah tak dapat dibendungnya lagi ,mengalir membasahi wajah indahnya.gadis itu bahkan tak memperdulikan pergelangan kakinya yang terasa sakit akibat salah satu sandalnya terputus dan terjatuh entah dimana.Tentu rasa sakit yang paling menyakitkan terletak jauh didalam hatinya.Bagaimana bisa rasanya sesakit ini?
gadis itu masih berlari sekuat tenaga, seolah dengan begitu ia bisa meninggalkan rasa sakit yang menghimpit dadanya. Namun sekuat apa pun ia mencoba, sampai telapak kakinya terasa terbakar pun, bayangan pengkhianatan itu terus menghampirinya. Bagaimana cara pria itu tersenyum, bagaimana cara tangan itu dengan lembut merangkul wanita disebelahnya, semua terus menerus berputar dikepalanya.
Dalam rasa sakit yang tak bisa diungkapkan, sebuah tangan menggapai tubuh Azalea dan mencengkram lengannya.Dalam satu gerakan cepat tubuh lemas Azalea sudah berhenti dan berhadapan dengan sosok yang menariknya.
Dengan sisa tenaga yang hampir habis Azalea menoleh kearah pria didepannya. Pria yang tampak terengah-engah mengejarnya,Rico.
"kenapa lari seperti ini, lea? " tanya rico dengan napas yang mulai teratur.
Azalea tak menjawab hanya menatap Rico dengan tatapan menyedihkan.Air matanya terlihat semakin deras dan tidak mau berhenti. seolah dengan menangis seperti itu maka sakit didalam hatinya akan sedikit berkurang.
Rico yang tak memahami mengapa gadis didepannya bertindak seperti itu hanya melemparkan tatapan bingung.Pria itu tak tahu harus bertindak seperti apa karena ia belum pernah berhadapan langsung dengan seorang gadis yang menangis.Apakah harus dihibur? atau dipeluk?
" Apa kamu menangis karena menjatuhkan makanan? jangan menangis lea.. aku yang bakal bayar ganti rugi sama pihak hotel." ucap Rico, terdengar agak diluar nalar.
Bukannya berhenti menangis, tangis gadis yang dihibur malah terdengar semakin kencang.
Rico semakin bingung,karena sekarang orang-orang dijalananan sudah menatapnya dengan tatapan marah.Seakan-akan dia lah penyebab tangis gadis didepannya.
sebelum Azalea menangis semakin kencang dan sebelum kesalahpahaman orang-orang terhadapnya semakin besar. Rico menarik tubuh Azalea kedalam pelukanya.
"jangan menangis, lea.. "
" selamat malam, pak rico"ucap Azalea sambil membungkukkan kepala.
Rico tak segera menjawab masih memandang jauh kedepan sana,gang itu terasa sepi dan sangat gelap.
"gak mau diantar sampai rumah,lea? " tanya rico agak ragu setelah gadis didepannya itu memintanya untuk menurunkannya didepan gang kecil itu.
Azalea memaksa tersenyum, meski itu sangat sulit dilakukan. "sampai disini aja pak, lagian rumahku gak terlalu jauh lagi dari sini, kok"
Azalea buru-buru melangkah pergi sebelum Rico sempat berkata dan menahannya kembali.
Azalea melangkah sambil menundukan kepala dan mendapati sandal rumah winnie the pooh menghiasi kakinya,tampak lucu dan menggemaskan. Ya sandal itu dibeli oleh Rico di sebuah minimarket setelah ia kedapatan bertindak bodoh dengan berlari tanpa alas.Tetapi sandal karakter? sungguh pilihan yang buruk.
kali ini langkah kaki Azalea terkesan terburu-buru, seolah ia ingin segera pergi dari hadapan pria diujung sana. Rasa malu akibat ketahuan menangis oleh Rico tak sanggup ditanggungnya, namun ternyata berhasil menutupi sedikit rasa sakit di hatinya.saat ini Azalea hanya ingin menghilang dari rico maupun Ray.
Rico masih berdiri disamping mobilnya meski gadis yang berusaha dilindungi dengan tatapannya itu sudah hilang diujung jalan yang gelap.namun,pikirannya belum juga beralih. Wajah cantik dengan mata indah itu terus memenuhi pikirannya, sejak kapan ia tertarik dengan gadis itu? Apa sejak kali pertama mereka bertemu? atau saat melihatnya menangis tadi? entahlah. Rico belum bisa memastikan perasaannya.