Elara tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah dirinya sadarkan diri. Tubuhnya yang terasa remuk dengan pakaian yang sudah berceceran di lantai.
"Apa yang terjadi padaku?"
Elara ingin sekali menyangkal apa yang terjadi pada dirinya, tapi keadaannya yang sudah menjelaskan semua apa yang tengah dia alami meskipun tidak tahu siapa yang tega melakukanya. Malam itu dunia Elara hancur saat kesuciannya di rampas oleh orang yang tidak dia tahu sama sekali.
Setelah lama dalama kesulitan bersama buah hatinya, tiba-tiba seseorang yang tidak dia kenal datang dan membuat kehidupannya berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil anak siapa?
"Apa?" Wanita yang sejak tadi duduk disamping Elara berteriak terkejut, " Bagaimana bisa Ela, siapa yang sudah melakukannya padamu?" Kate begitu terkejut.
"Pantas saja pintu kamar Elara terkunci, jadi semalam ada orang yang memperkosanya," Gumam Kate dalam hati.
Elara hanya bisa menatap kosong lurus kedepan, hidupnya sudah sulit, lalu bagaimana nanti jika yang tidak ia inginkan terjadi, bagaimana jika dirinya hamil.
"Kate, bagaimana jika aku hamil?" Elara menatap Kate yang ia anggap sahabat dengan tatapan sendu.
Menghidupi dirinya saja sudah susah, apalagi jika nanti dirinya hamil.
"Kau mau bagaimana? jika kau hamil dan tidak ingin anak itu, kau bisa menggugurkannya," Ucap Kate dengan menatap wajah Elara yang sendu.
Elara menjadi dilema, wanita itu tidak mungkin membunuh bayi, membunuh binatang saja Elara tidak tega apalagi membunuh seorang nyawa.
Jika Elara sedang gelisah dan gundah, lain halnya dengan pria bernama Noah, pria itu sedang duduk di kursi rapat sambil mendengar beberapa staf melakukan presentasi, matanya fokus pada presentasi tapi pikiran Noah entah kemana.
"Jadi bagaimana tuan Noah, apa anda setuju?" Tangan seorang pria yang selesai melakukan presentasi, kini ingin mendengar keputusan atasannya untuk hasil kerjanya.
Semua mata tertuju pada Noah yang tidak merespon sama sekali, pria itu justru seperti sedang melamun dan tidak konsentrasi.
Oscar yang melihat atasanya tidak merespon, berdehem untuk mengambil alih rapat.
"Sepertinya tuan Noah belum bisa memutuskannya, sebaiknya kalian kembali." Jika Oscar yang berbicara, mereka juga sangat patuh, karena Oscar adalah pria nomor dua yang sangat disegani setelah Noah sendiri.
Setelah semua pergi, hanya tinggal mereka berdua, Oscar yang menunggu tuanya itu sadar, sedangkan Noah terlalu asik berselancar di dunia khayal.
"Bagaimana bisa aku membayangkan gadis itu terus." Gumam Noah yang terdengar di telinga Oscar.
"Itu tandanya anda sedang jatuh cinta tuan."
Noah langsung tersadar, tatapan tajamnya mengarah pada asistennya yang sudah lancang.
"Apa kau ingin menjadi perak sebagai piala Oscar!" Desis Noah dengan tatapan tajam.
Oscar sendiri hanya bisa menunduk dan menutup mulutnya rapat-rapat.
*
*
Elara mondar-mandir sambil memegang benda kecil nan pipih, gadis itu mengigit ujung kukunya karena merasa gugup.
Sedetik kemudian tangannya gemetar dengan wajah pucat, Elara langsung terkulai lemah dan jatuh duduk di atas kasur.
"Positif." Gumamnya dengan dada yang sesak.
Elara begitu sedih dan juga hancur melihat hasil tespeck positif. Ini sudah satu bulan dirinya setelah diperkosa, Elara yang telat datang bulan memilih untuk melakukan tes pada dirinya sendiri.
"Siapa yang sudah membuatku hamil," Lirihnya dengan perasaan kacau.
Bagaimana bisa dirinya hamil tanpa tahu siapa yang sudah menghamilinya, siapa pria bejad yang sudah tega melakukan semua padanya. Elara menangisi kehidupannya yang tidak pernah baik, dirinya sudah seperti memiliki kalender takdir buruk.
Meskipun berada dan tinggal di negara kebaratan dan bebas, Elara sama sekali tidak berfikir jika dirinya harus melepaskan keperawanannya saat usia tujuh belas tahun, jika teman sebayanya sudah melakukan hal seperti itu dengan orang yang mereka cintai, tapi tidak dengan Elara yang tidak ingin terjebak masalah dengan pria, apalagi dirinya hanya sebatang kara, sampai usia 20 tahun pun Elara belum pernah memiliki kekasih.
Sungguh biadab sekali pria yang sudah meninggalkan benih di rahimnya, meninggalkan benih yang Elara sendiri tidak tahu harus melakukan apa.
"Aku harap kamu tidak akan membuat hidupku susah," lirihnya sambil memeluk perutnya.
Sepertinya Elara akan menerima bayi dalam perutnya 🤔
Jangan lupa tinggalkan jejak dukungan kalian 😘😘