Evelyn gabriella Wijaya mau tak mau harus menuruti kemauan sang ayah, untuk menikah dengan CEO menggantikan posisi kakak tirinya Aurelia Calista maharani.
Matthew Alexandros louis pria berusia 30 tahun yang kini masih melajang menawarkan untuk menikahi salah satu anak dari lelaki tua yang ingin menyelamatkan perusahaannya diambang kebangkrutan.
Andreas nikolas Wijaya tidak memiliki cara lain untuk menyelamatkan perusahaan yang sedari dulu ia kembangkan kini mulai runtuh, jalan satu satunya ia harus menerima tawaran Matthew sang CEO tampan.
Apakah andreas akan menyerahkan salah satu putrinya?
Bagaimana kelanjutan ceritanya?, yuk ikuti cerita novel sekarang dan nikmati alurnya, jangan lupa like kome dan vote ya💋❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oliv88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 23
Keesokan harinya waktu sduah menunjukkan jam setengah delapan pagi, evelyn menggeliat membuka matanya perlahan, cahaya matahari yang berwarna keemasan menyilaukan matanya dan mengganggu tidur nyenyaknya
“Yaampun kenapa aku bisa telat begini bangunnya” kaget evelyn saat melihat jam yang ada dikamar itu
“Sepertinya tuan matthew sudah bangun lebih dulu, kenapa gak bangunin aku sih, trus sekarang dia dimana?” tanya evelyn yang melihat disampingnya sudah kosong, tidak ada matthew disitu
Matthew pun keluar dari ruangan ganti dengan penampilan sangat rapih, setelan jasnya dipagi ini membuat ketampanannya tidak pudar
“Tuan kenapa tidak membangunkanku, kan jadinya aku belum mempersiapkan keperluan anda” ucap evelyn menatap matthew tanpa berkedip
“Kerjaanku bukan hanya untuk membangunkan mu, cepat sana mandi aku tunggu dimeja makan” ucap matthew kemudian keluar dari kamar
“Tumben hari ini gak marah” batin evelyn menatap pria itu hingga tak terlihat lagi dimatanya
Tak membutuhkan waktu lama evelyn pun sudah rapih dengan setelan ala mahasiswa, wajah yang sedikit dipoles bedak, dan bibir diberi perwarna merah muda agar tidak terlalu pucat
Evelyn pun melangkahkan kakinya menuruni tangga, saat sudah sampai evelyn meraih kursinya lalu duduk dengan menyantap hidangan seperti biasa yang pastinya tidak ada nasi maupun makanan berat untuk asupan paginya
Sarapan pagi disantap dengan hening, tidak ada satupun suara yang keluar dimeja makan, karna itu sudah menjadi peraturan matthew tidak suka jika berbicara saat sedang makan, evelyn pun memasukkan makanan itu keperutnya hingga tak tersisa begitupun dengan matthew
“Hari ini aku akan pulang larut malam, tidak usah menungguku, kau bisa makan dan langsung beristirahat” ucap matthew menatap evelyn
“Hmmm!! T-tuan itu sebelumnya, selama aku kuliahkan aku bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhanku, dan sudah 2 minggu ini aku cuti, jadi bisakah aku Kembali bekerja?” ucap evelyn dengan hati hati
“Terserahmu mau bekerja atau tidak aku tidak perduli” ucap matthew singkat
“Yesss!! Hatimu hari ini sangat mulia, aku mengagumimu tuaannnn terimakasihhh” batin evelyn gembira
“Yang penting kau harus sudah dirumah sebelum aku pulang” ucap matthew Kembali menatap evelyn
“Kutarik Kembali ucapanku tadi yang memujimu dasar plinplan” batin evelyn menatap tajam kearah matthew dan juga sekertaris Antonio
“T-tuan tapi biasanya aku bekerja saat sudah selesai dengan kegiatan kuliahku, kuliahku selesai di jam dua atau 3 sore dan setelah itu aku pergi ketoko untuk bekerja, toko itu tutup dijam sepuluh malam” jelas evelyn menatap matthew memohon
“Kalau begitu berhenti, kartu yang kuberikan sangat cukup untuk kehidupanmy, apa masih kurang?” tutur matthew
“Bukan begitu tuan, toko itu adalah melaikat penolongku, sedari masa sekolah aku sudah bekerja disitu sampai aku kuliah, bukannya aku tidak bersyukur atas kartu yang anda kasih, tapi aku sudah terbiasa bekerja dan menghasilkan uangku sendiri, aku tidak bisa terus terusan bergantung dengan kartu yang anda berikan, aku harus mempunyai uangku sendiri untuk hidupku tuan” jelas evelyn panjang lebar
“Yasudah kalau kau sangat ingin bekerja, maka bekerjalah hari ini, tapi kupastikan hari ini adalah hari terakhir dia buka” ucap matthew langsung berdiri dari duduknya melangkah meninggalkan evelyn yang masih terdiam ditempatnya
“Apa dia mengancamku?, dasar sialan!!!” umpat evelyn dalam hatinya
“Selamat pagi nona mari saya antarkan kekampus” vera tiba tiba sudah muncul dihadapan evelyn yang masih duduk dimeja makan
“Jangan lupa tetap acting seperti kemarin ya vera” ucap evelyn meraih tasnya dan berjalan kearah luar mension diikuti oleh vera dibelakangnya
Sementara dikursi kebesarannya, matthew duduk diruangannya sambil menatap kotak kecil berwarna merah muda yang dibelikkan oleh evelyn kemarin belum sempat dia buka
“Warna kesukaannya sangat norak” batinnya
Matthew pun membuka isi kotak itu, dia pun tersenyum kemudian mengambil benda itu dan memasangkannya dipergelangan tangannya, ya itu adalah sebuah jam yang bermerek tidak terkenal, tapi matthew suka dengan model jam itu, walaupun itu jam murah tapi saat matthew memakainya jam itu terlihat seperti jam yang bermerek dan mahal
“Tumben boss beli jam yang tidak branded” ucap Antonio menatap jam yang barusan matthew pakai
“Evelyn yang membelikannya untukku” ucap matthew
“Sepertinya anda sedang pamer pada ku boss, saat anda memasangnya wajah anda terlihat sangat Bahagia” batin Antonio
***
Disebuah kampus vera sudah memarkirkan mobilnya, tapi vera tidak membukakan pintu itu untuk evelyn sesuai apa yang diperintahkan evelyn, tuan matthew juga tidak memarahinya kemarin jadi dia membiarkan nona evelyn untuk melakukan sesukanya
“Evelyynn!! Motor lo belum selesai juga?” tanya reina menghampiri evelyn
“Gatau gue masih lama deh kayaknya, yaudah ayok masuk” balas evelyn menggandeng tangan reina untuk masuk
“Kayaknya bengkel tempat lo benerin motor tu modus deh eve, sengaja dilama lamain biar ongkosnya banyak, gue punya tempat bengkel langganan lo eve, disana cepet kalau benerin motor” ucap reina menebak nebak bengkel yang beneri motor sahabatnya itu tukang modus
“Gak tau juga gue rein bengkelnya punya temen om gue jadi biarin aja deh, yang penting motor guee gak rusak rusak lagi” ucap evelyn
“Ohiya eve ibu guee nitip salam, dia berterimakasih sama lo, guee juga, makasih ya uda traktir guee kemarin, itu bener bener banyak banget loh” reina bersyukur punya sahabat sebaik evelyn
“Santai aja kali” ucap evelyn, kemudian mereka berdua masuk kelas untuk memulai pertemuan dengan dosen
“Bapak mau kasih info kekalian pagi ini kita kedatangan tamu penting dari petinggi pembisnis, beliau akan menjelaskan tentang bisnis agar bisa sukses seperti dirinya, dan juga beliau menyumbangkan dana untuk teman teman kalian yang mendapat beasiswa” ucap sang dosen menjelaskan
Setelah itu sosok pria tinggi tegap berjalan dengan berkarisma, setelah jas yang rapih membuat postur tubuh nya indah, ditambah dengan wajah tampannya
Riuh suara para mahasiswi mulai terdengar memuji ketampanan pria itu, berbeda dengan evelyn dan reina yang diam menatap pria didepannya itu
......................