NovelToon NovelToon
LEGENDA PENDEKAR DEWA API ( LPDA )

LEGENDA PENDEKAR DEWA API ( LPDA )

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Ilmu Kanuragan
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fikri Anja

Seorang anak terlahir tanpa bakat sama sekali di dunia yang keras, di mana kekuatan dan kemampuan ilmu kanuragan menjadi tolak ukurnya.

Siapa sangka takdir berbicara lain, dia menemukan sebuah kitab kuno dan bertemu dengan gurunya ketika terjatuh ke dalam sebuah jurang yang dalam dan terkenal angker di saat dia meninggalkan desanya yang sedang terjadi perampokan dan membuat kedua orang tuanya terbunuh.

Sebelum Moksa, sang guru memberinya tugas untuk mengumpulkan 4 pusaka dan juga mencari Pedang Api yang merupakan pusaka terkuat di belahan bumi manapun. Dialah sang terpilih yang akan menjadi penerus Pendekar Dewa Api selanjutnya untuk memberikan kedamaian di bumi Mampukah Ranubaya membalaskan dendamnya dan juga memenuhi tugas yang diberikan gurunya? apakah ranu baya sanggup menghadapi nya semua. ikuti kisah ranu baya hanya ada di LEGENDA PENDEKAR DEWA API

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 20

Tidak jauh dari dusun Pringsewu. Empat orang lelaki terlihat sedang menghadang lelaki tua dan cucunya. Si gadis kecil terlihat berlindung di belakang kakeknya dengan wajah ketakutan.

"Serahkan gadis kecil itu baik-baik, Resi Winara. Jangan sampai kami berbuat kejam kepadamu!" Bentak lelaki bertubuh cebol berwajah seram yang memegang tongkat berkepala tengkorak manusia asli. Di belakangnya berdiri 3 orang lelaki yang juga tidak kalah sangar wajahnya. Mereka bertiga adalah pengikut lelaki bertubuh cebol tersebut.

"Hahahaha ... Enak saja kau bicara, Datuk sesat. Apa hanya kau saja yang menginginkan tubuh murni gadis itu?" Sahut lelaki yang baru datang bersama seorang wanita. Di punggung mereka berdua tergantung pedang bergagang kepala ular berwarna hijau. Lelaki dan perempuan tersebut adalah yang tadi duduk di samping meja Ranu.

Tidak lama kemudian, Seorang lelaki bertubuh tinggi besar dan brewok tebal yang memenuhi wajahnya pun juga hadir di tempat tersebut.

"Datuk Sesat, Sepasang Ular Beracun, Apa hanya kalian yang menginginkan tubuh murni gadis itu? Aku juga ingin tubuhnya untuk meningkatkan ilmu kanuraganku ... Hahaha!"

"Hadapi kami dulu kalau kau menginginkan gadis itu, Iblis Hitam! Kalau kau bisa mengalahkan kami, kau boleh membawanya!"bentak Datuk Sesat.

"Kalian kira aku takut pada kalian, Datuk sesat! Dalam kamusku tidak ada rasa takut sama sekali. Percuma aku berjuluk Iblis Hitam jika masih mempunyai rasa takut!"

Resi Winara memandangi perseteruan di antara mereka semua. Dia berpikir untuk mencari cara menyelamatkan diri, "Jangan takut, Dewi. Kakek akan mencari cara menyelamatkan kita," ucapnya.

"Kalian semua, dengarkanlah!" teriak Resi Winara.

Semua orang yang menginginkan gadis kecil itu menolehkan pandangannya kepada Resi Winara.

"Aku akan menyerahkan gadis ini kepada salah satu di antara kalian yang mempunyai ilmu kanuragan paling tinggi. Dan itu artinya kalian harus memperebutkannya!"

"Bagus, Resi Winara. Aku setuju dengan usulmu.Akan kubunuh mereka, lalu akan kumiliki tubuh murni gadis itu, hahaha!" Iblis Hitam tertawa senang karena dia merasa memiliki ilmu kanuragan paling tinggi di antara mereka.

"Kau jangan sombong dulu, Iblis Hitam. Melawan tiga anak buahku ini saja kau belum tentu menang!" sahut Datuk Sesat tidak terima.

"Kau bodoh sekali, Datuk Sesat! Mana mungkin ketiga anak buahmu yang lemah itu sanggup menghadapiku?" ejek Iblis Hitam.

"Bedebah! Kalian bertiga serang dia!" Datuk Sesat memberi perintah kepada tiga orang anak buahnya.

Setelah Iblis Hitam disibukkan oleh ketiga anak buahnya, Datuk Sesat memandang Sepasang Ular Beracun. "Aku akan menghadapi kalian berdua!"

"Majulah dan akan kucincang tubuhmu Datuk Cebol!"

"Bedebah! Mati kau Woto" teriak Datuk Sesat emosi karena dibilang cebol. Selama ini, orang yang memanggilnya cebol selalu berakhir dengan kematian. Cebol adalah kata yang paling dibencinya.

Datuk Sesat kemudian melesat menyerang Woto dengan cepat menggunakan tongkat berkepala tengkorak manusia miliknya.

"Ayo kita habisi dia Marni!" ajak Woto kepada pasangannya.

"Baik, Kakang Woto," sahut Marni.

Dua pendekar berjuluk Sepasang Ular Beracun itu kemudian meladeni serangan Datuk Sesat. Sedangkan Tiga orang anak buah Datuk Sesat meladeni serangan Iblis hitam.

Sementara itu, Ranu yang sudah berada di luar dusun Pringsewu terus berjalan sambil melihat pertarungan yang sedang terjadi.Dia tidak merasa terusik ataupun tertarik sama sekali dengan pertarungan yang terjadi di depan matanya. Bahkan ketika melewati pertarungan tersebutpun dia tetap berjalan santai.

Tentunya tingkah Ranu itu membuat semua pihak yang terlibat pertarungan tersebut merasa heran, karena pemuda itu tidak punya rasa takut bahkan terkesan sangat santai berjalan melewati mereka.

Pandangan mata Ranu lantas tertuju kepada lelaki tua dan gadis kecil yang ditemuinya di kedai makan tadi.

"Kakek kenapa di sini? Dan siapa mereka yang sedang bertarung?"

Resi Winara memandang Ranu sedikit heran namun juga kagum. Dia tidak melihat sedikitpun rasa takut di mata pemuda itu meski sedang terjadi pertarungan sengit di dekat mereka.

Karena Resi Winara tak kunjung memberi jawaban, Ranu kemudian kembali bertanya, "Tadi kakek katanya mau mengantarkan Dewi kepada orang tuanya, tapi kenapa masih berada di sini? Oh ... aku tahu, apa Kakek butuh teman untuk mengantarkan Dewi? Kebetulan aku tidak punya tujuan harus kemana. Kenalkan namaku Ranubaya. Kakek bisa memanggilku Ranu," berondongnya.

Tidak melihat niat jelek yang ditunjukkan Ranu, Lelaki tua bernama Resi Winara itupun menjawabnya.

"Mereka adalah para pendekar aliran hitam, Ranu. Dan mereka menginginkan gadis Dewi."

Ranu mengernyitkan dahinya. "Kenapa sesama aliran hitam saling bertarung demi Dewi, Kek?"

"Mereka menginginkan tubuh murni yang dimiliki Dewi," jawab Resi Winara.

Ranubaya mengernyitkan dahinya sambil menggaruk kepalanya. Dia tidak paham apa yang dimaksud oleh Resi Winara.

"Intinya, tubuh Dewi ini spesial dan bisa untuk meningkatkan kemampuan ilmu kanuragan mereka dengan pesat."

Masih bingung dengan jawaban Resi Winara, Ranubaya kembali mengajukan pertanyaan, "Lalu apa yang akan mereka lakukan dengan Dewi? Berlatih bersama?"

Resi Winara menepuk jidatnya melihat kepolosan Ranu. Dia lalu membisikkan sesuatu di kuping pemuda itu, "Mereka akan memakan daging dan mengambil sumsum Dewi."

"Apaaaaa?!" Ranu langsung menutup mulutnya karena terlalu keras berteriak.

"Sesat! Apa yang akan mereka lakukan tidak bisa disebut manusia jika mereka memiliki tubuh Dewi."

Resi Winara mengangguk.

Ranu lantas menoleh ke arah pertarungan yang masih terjadi dengan sengit.

"Baiklah, Kalau begitu kita pergi saja sekarang. Mumpung mereka sedang bertarung."

Resi Winara bingung dengan sikap Ranu, kalau mereka pergi dari situ begitu saja, pastinya akan ketahuan oleh para pendekar aliran hitam yang sedang bertarung.

"Kita tidak akan bisa pergi dari sini semudah itu, Ranu, mereka pasti tahu."

Ranu menggaruk kepalanya pura-pura berpikir, "Geni, apa kira-kira aku kuat menggendong mereka berdua?"

"Kuat saja. Masalahnya peti di punggungmu itu. Bagaimana kau akan menggendong mereka berdua?"

Ranu kembali berpikir dengan keras sebelum senyum terkembang lebar.

"Kakek, tolong gendong peti ini!" ucap Ranu setelah melepaskan gendongan petinya. Dia kemudian memasangkan peti tersebut ke punggung Resi Winara yang bingung melihat tingkahnya.

Setelah itu Ranu membopong Dewi dan kemudian menyuruh Resi Winara untuk naik ke punggungnya.

Para pendekar aliran hitam tidak memperdulikan adanya Ranu di tempat itu.

Mereka menilai Ranu hanyalah seorang pemuda biasa yang tidak akan mengganggu urusan mereka.

Namun betapa terkejutnya Marni ketika melihat gadis kecil dan dua orang lainnya telah lenyap dari tempat tersebut. Padahal baru beberapa saat yang lalu dia melihat Resi Winara berbicara dengan pemuda yang ditemuinya di kedai makan.

"Berhenti ...!!! Mereka berdua telah kabur. Kita telah ditipu Winara!" teriak Marni.

Pertarungan yang terjadi pun kemudian terhenti. Sumpah serapah dan beberapa nama hewan yang ada di kebun binatang pun tak luput keluar dari bibir mereka.

"Inilah jadinya kalau kita saling berambisi! Sekarang lebih baik kita bekerja sama mengejar mereka. Nanti kalau kita bisa mendapatkan gadis kecil itu, tubuhnya kita bagi dengan rata.

Bagaimana?" usul Woto.

Pendekar aliran hitam yang lain akhirnya menyetujui usul Woto. Dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki, mereka melesat mengejar. Sedangkan tiga orang anak buah Datuk Sesat yang tenaga dalamnya di bawah mereka akhirnya tertinggal semakin jauh.

1
momoy
semangat Thor semoga cepat update nya
🥀⃟ʙʀRos🥀
ijin Thor jgn lama2 update nya,syg cerita sebagus ini gantung di tengah jalan 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀: makasih Thor 🙏🙏🙏
Fikri Anja: soalnya author lagi gak enak badan...insaallah nanti author akan update.ini author lagi nulis biar cerita ranu makin seru...
total 2 replies
🥀⃟ʙʀRos🥀
semakin kece badai cerita nya Thor lanjut 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
makin gokil aja jurus nya Ranu Thor, lanjut tetap semangat 🙏🙏🙏
sadi rimba sikuburan stress
/Grin/
🥀⃟ʙʀRos🥀
berasa makin lama makin pendek chapter nya Thor🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
keren Thor🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
lanjut Thor pokok e kece badai 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀
keren Thor lanjut mudah mudahan jangan putus di tengah jalan 🙏🙏🙏
🥀⃟ʙʀRos🥀: semangat Thor🙏🙏🙏
Fikri Anja: insaallah aman
total 2 replies
anggita
lanjut berkarya tulis, semoga novelnya sukses.
anggita
like👍+iklan☝untuk novel fantasi timur nusantara.
anggita
nama jurusnya.. keren👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!