Kisah tentang seorang gadis yang cantik dan lembut, ia harus menjalani hari-harinya yang berat setelah kepergian kakak perempuannya. Anak-anak yang harus melakukan sesuai kehendak Ibunya. Menjadikan mereka seperti apa yang mereka mau. Lalu, setelah semuanya terjadi ibunya hanya bisa menyalahkan orang lain atas apa yang telah dilakukannya. Akibatnya, anak bungsunya yang harus menanggung semua beban itu selama bertahun-tahun. Anak perempuan yang kuat bernama Aluna Madison harus memikul beban itu sendirian setelah kepergian sang kakak. Ia tinggal bersama sang Ayah karena Ibu dan Ayahnya telah bercerai. Ayahnya yang sangat kontras dengan sang ibu, benar-benar merawat Aluna dengan sangat baik. **** Lalu, ia bertemu dengan seorang laki-laki yang selalu menolongnya disaat ia mengalami hal sulit. Laki-laki yang tak sengaja ia temui di gerbong Karnival. Lalu menjadi saksi perjalanan hidup Aluna menuju kebahagian. Siapa kah dia? apakah hanya kebetulan setelah mereka saling bertemu seperti takdir. Akankah kebahagian Aluna telah datang setelah mengalami masa sulit sejak umur 9 tahun? Lika liku perjalanan mereka juga panjang, mereka juga harus melewati masa yang sulit. Tapi apakah mereka bisa melewati masa sulit itu bersama-sama? *TRIGGER WARNING* CERITA INI MENGANDUNG HAL YANG SENSITIF, SEPERTI BUNUH DIRI DAN BULLYING. PEMBACA DIHARAPKAN DAPAT LEBIH BIJAK DALAM MEMBACA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sugardust, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehangatan
Berpura-pura terjatuh di depan Jaeden agar ditolong, berpura-pura ketinggalan sesuatu agar dipinjamkan, berpura-pura pingsan saat jam pelajaran olahraga agar digendong, berpura-pura menangis agar dikasihani. Semua yang dia lakukan hanya berpura-pura, usaha yang dia lakukan untuk merebut perhatian Jaeden. Satupun tidak ada yang digubris oleh Jaeden, mengetahui hal itu, sudah membuatku cukup.
Clarissa sangat populer karena kecantikan yang dimiliki wajahnya. Katanya dia juga anak orang kaya, selalu berangkat menggunakan taksi. Rambutnya panjang dan berombak. Rambut yang selalu dia catok sebelum pergi ke sekolah dan selalu memakai riasan yang sedikit tebal. Rok sekolahnya sangat pendek, menggunakan tas totebag yang dirangkul pundaknya, dia selalu memakai hiasan di kepalanya, seperti jepitan atau bando dan sepatu mary jane andalannya.
Tidak ada yang spesial dariku, rambutku hanya lurus terurai tanpa dicatok, kadang aku mengikat rambutku. Hanya memakai sunscreen dan liptint sedikit agar bibirku tidak terlihat pucat. Sepatu sneakers kesayanganku yang ku pakai setiap hari sampai hampir terlihat usang. Tas ransel yang bersandar di punggungku, hanya ku hias dengan berbagai jenis gantungan yang lucu.
Terlihat lucu jika kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain. Ketika kita pandai untuk mencari muka dan mengambil perhatian orang, maka duniamu akan terlihat aman. Padahal, sebenarnya tidak. Dalam dirimu terdapat yang tidak bisa kau terima, bagaimana bisa kau meminta orang lain untuk mengakuinya sedangkan dirimu sendiri tidak bisa mengakui apa yang ada dalam dirimu. Dengan cara yang kotor, menikam orang lain dari belakang. Maka dari itu, jadilah dirimu sendiri tanpa harus mengotori orang lain dengan menjelek-jelekkan mereka agar kau terlihat baik.
Malam ini aku akan makan bersama dengan keluarga Edelyn, Chloe dan Katrina pun juga ikut. Ibu dan ayahnya mengundang kami untuk makan bersama di rumahnya. Kami sering menginap dan bermain di rumah Edelyn, rumahnya sangat besar dan banyak sekali kamar. Orang tuanya adalah pemilik perusahaan yang sukses dalam bidang kosmestik dan perhiasan. Ku akui jika Edelyn dan keluarganya sangat rendah hati. Kami bahkan dianggap seperti keluarga mereka sendiri.
Supir keluarga Edelyn telah menunggu kami di parkiran sekolah. Kami masuk ke dalam mobil dan pergi, aku sudah izin pada ayah sebelumnya dan ayah memperbolehkan. Jaeden pulang sendiri setelah berpamitan denganku, padahal tadi dia berangkat bersamaku. Tapi mungkin dia tidak terlalu ingin berbaur dengan para wanita, jadi dia memilih tidak ikut saja dan dia sama sekali belum pernah ke rumah Edelyn. Rumah Edelyn berada di perumahan Elit cluster, dimana orang-orang yang tinggal disini adalah orang-orang kaya. Setiap rumah sangat besar, memiliki halaman, taman dan begitu megah.
Ada palang pintu yang menjaga perumahan, keamanannya sangat ketat, ada beberapa satpam yang menjaga perumahan mewah itu. Tidak sembarangan orang boleh masuk, harus dimintai tanda pengenal atau tuan rumah telah memberi tahu terlebih dahulu jika akan ada tamu yang akan datang untuk bisa masuk. Sekelas Edelyn yang terlahir kaya, tapi dia tetap bersekolah di sekolah yang biasa saja seperti kami, dia bisa saja memilih untuk bersekolah di sekolah swasta yang terkenal.
Memasuki perumahan Edelyn, ada rumah yang lebih besar dan sangat luas yang berhadapan dengan rumah Edelyn. Ternyata masih ada tingkatan untuk para orang kaya. Aku sangat penasaran siapa yang tinggal di rumah itu. Edelyn bilang ada wanita yang terlihat tua tinggal disana, dia selalu memarahi dan bersikap kasar kepada para pekerja di halaman depan rumahnya. Yang bisa dinilai adalah, tidak semua orang kaya berhati mulia dan rendah hati, kebanyakan dari mereka akan sombong dan merasa diatas segalanya.
Mobil terparkir di jejeran garasi mobil-mobil mewah lainnya. Turun dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk rumah. Ibunya menyambut kami dan mempersilakan kami untuk meletakkan barang-barang kami dahulu kemudian duduk di meja makan. Banyak sekali menu-menu yang disediakan di atas meja, ibunya suka sekali masak, tapi tetap dibantu oleh koki pribadi keluarganya.
“ Bibi, ini terlalu banyak sekali, terima kasih karena bibi telah repot-repot membuatkan kami masakan yang enak lagi” ucap Katrina pada ibu Edelyn.
“ Bibi tidak merasa direpotkan, mari duduk dan kita nikmati makanan ini, khusus untuk anak-anak bibi”
“ Terima kasih bibi atas jamuannya” ucapku dan Chloe.
Duduk di kursi makan yang telah dihias dengan rapi, terdapat alas piring kain yang cantik. Benar-benar seperti jamuan makan malam VIP. Ayah Edelyn menyapa kami dan menyuruh kami menikmati makanan ini dengan santai. Edelyn Deanne Hangaven, itulah nama panjangnya. Nama belakangnya diambil dari nama ayahnya, tuan Hangaven. Ibunya terus menaruh makanan dipiring ku begitu banyak karena katanya aku mengambil makanan terlalu sedikit.
“ Makan lah yang banyak Aluna, jangan sungkan, anggap aku adalah ibumu sendiri” sambil menaruh makanan di piringku.
“ Terima kasih bibi, aku akan menikmati makanan yang bibi sajikan” ucapku sambil tersenyum.
Ibunya terus tersenyum padaku dan menatapku seperti aku adalah anak kandungnya sendiri. Jamuan makan malam kami telah usai. Di akhir jamuan, tiba-tiba Edelyn dan Katrina datang membawa kue ulang tahun setelah mereka meminta izin untuk ke kamar mengambil ponsel. Aku terkejut sekaligus terharu, karena hanya dengan mereka aku bisa merasakan kehangatan ini setelah bertahun-tahun aku dirundung. Mereka semua bertepuk tangan dan menyanyikan sebuah lagu ulang tahun untukku.
Tak dapat ku pungkiri, tiba-tiba saja air mataku menetes dan aku mulai menangis. Suasana menjadi berubah, mereka semua pun ikut merasa terharu. Ibu Edelyn memelukku dan mereka semua mengerumuniku. Ternyata begini rasanya kehangatan yang diberikan orang lain kepada kita, ternyata di dunia ini ada keluarga yang hangat seperti ini. Aku tidak pernah merasakan kehangatan seorang ibu, pelukan seorang ibu. Tapi di hari ini, aku bisa merasakannya walau pelukan itu bukan dari ibuku sendiri, aku bisa merasakan bahwa pelukan itu tulus untukku.
Teman-temanku ikut menangis. Sejak awal setelah mereka mengetahui bagaimana ibuku memperlakukanku, mereka memperlakukanku dengan lebih lembut. Awalnya aku kira mereka hanya iba padaku, tapi ternyata yang mereka beri dan tunjukkan padaku benar-benar tulus. Keluarga yang lengkap dan harmonis ada di keluarga ini dan mereka membaginya untukku dan orang sekitar.
“ Terima kasih bibi, terima kasih teman-teman, aku benar-benar terharu, apa aku pantas mendapatkan ini semua hiks”
“ Selamat ulang tahun, meski sudah telat sehari, semoga kau selalu diberikan kebahagiaan dan kesehatan serta keberuntungan dalam hidupmu, Aluna” ucap Edelyn sembari memegangkan kuenya untukku.
“ Ah aku jadi ikut menangis” ucap Katrina.
“ Selamat ulang tahun, Aluna. Sekarang umurmu sudah genap delapan belas tahun!” saut Chloe.
“ Ayo tiup lilinnya, berdoa lah dulu sebelum meniup” ucap ibu Edelyn.
“ Selamat ulang tahun, Aluna. Paman punya hadiah untukmu dan yang lainnya” sambung Ayah Edelyn yang masih melihat kami dari kursi makan.
Aku meniup lilin dan berdoa. Tuhan, semoga aku selalu diberikan kebahagiaan dan kehangatan dari orang sekitarku, meskipun keluargaku tidak lengkap, tapi aku punya ayah yang sangat baik. Aku mohon, semoga ayahku, teman-temanku dan orang baik di sekitarku hidup lebih lama lagi dan berilah kebahagiaan pada mereka juga, amin. Aku meniup lilin hingga lilin itu padam.
Ayah Edelyn memberikanku sebuah kado, aku membuka bungkusnya. Ternyata isinya sepatu model terbaru, aku dan teman-temanku juga diberikan set kosmetik dari perusahaan milik keluarga Edelyn. Aku benar-benar mengucapkan terima kasih pada pada paman, bibi dan teman-temanku semua, kalau mereka sekarang tidak menjadi temanku, mungkin aku tidak akan bisa merasakan hal seperti ini seumur hidupku. Aku akan selalu sendirian tanpa seorang teman. Benar-benar suasana yang membuatku begitu terharu, aku terus saja menangis. Ayah Edelyn izin untuk masuk ke ruang kerja. Lalu, ibu dan teman-temanku memelukku, kami saling berpelukan. Aku ingin hal ini akan terus berlangsung dalam hidupku.
Dulu, aku membenci diriku, membenci hidupku, kenapa aku terlahir, kenapa bukan aku saja yang mati dari awal. Aku selalu menyalahkan diriku sendiri, begitu juga dengan kakak. Sungguh, orang di sekitar kami lah yang membuat kami terlihat lemah dan tak berdaya. Kami hanyalah seorang anak kecil. Bahkan, orang yang membuatku merasakan hal-hal pahit itu adalah orang yang melahirkanku ke dunia, lalu mencampakkanku seolah aku tidak pernah terlahir dari rahimnya. Kejam. Hanya itu yang bisa aku katakan. Tapi aku mengerti kenapa aku dilahirkan ke dunia ini, aku akan mendapatkan cinta yang tulus dari orang di sekitarku, meski membutuhkan waktu yang lama untukku bisa merasakannya.