NovelToon NovelToon
Terjerat Pernikahan Dengan Pria Kejam

Terjerat Pernikahan Dengan Pria Kejam

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Romansa Modern / Masokisme / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nadziroh

Demi menghindari bui, Haira memilih menikah dengan Mirza Asil Glora, pria yang sangat kejam.

Haira pikir itu jalan yang bisa memulihkan keadaan. Namun ia salah, bahkan menjadi istri dan tinggal di rumah Mirza bak neraka dan lebih menyakitkan daripada penjara yang ditakuti.

Haira harus menerima siksaan yang bertubi-tubi. Tak hanya fisik, jiwanya ikut terguncang dengan perlakuan Mirza.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ternodai

Mirza mengunci pergerakan Haira. Menarik tangan gadis itu ke belakang. Membenamkan wajahnya di dinding hingga tak bisa berkutik. 

Bibirnya menyusuri leher Haira yang nampak putih mulus. Menyesap aroma parfum dalam-dalam. Menggigitnya dengan kasar hingga meninggalkan bekas memerah. 

Aaawww

Reflek, Haira meringis saat gigi Mirza menancap di kulitnya. 

"Lepaskan saya, Tuan!" Haira memohon dengan suara gemetar. Mencoba mencengkal tangan Mirza yang mencengkram pergelangan tangannya dengan kuat. 

Senyum licik terukir saat Mirza melihat ketakutan di wajah Haira. Jaraknya yang terlalu dekat membuat Haira bisa merasakan hembusan nafas hangat Mirza. 

"Tidak semudah itu, kamu harus mempertanggung jawabkan kematian Lunara. Aku akan membuat hidupmu menderita."

Mirza menggiring Haira keluar dari kamar mandi menuju ranjang. Mengambil pil yang ada di nakas tanpa melepaskan tangan gadis itu. Lalu mendorong tubuh Haira hingga terhempas di atas ranjang. 

Mirza ikut merangkak naik dan kembali mengungkung tubuh Haira. 

Kedua lututnya menopang tubuh di antara paha Haira. Ia mengambil satu pil dari bungkusnya dan mencengkram erat dagu gadis itu. 

"Ap, apa itu, Tuan?" tanya Haira terputus-putus, menahan air matanya yang menumpuk di pelupuk. Menatap pil yang ada di tangan Mirza. Mencoba membungkam mulutnya rapat-rapat. 

"Kamu tidak punya hak untuk bertanya," ucap Mirza dingin. Ia membuka mulut Haira dengan paksa lalu memasukkan pil itu ke dalamnya. Mengambil segelas air putih dan meminumkannya. 

Seketika Haira terbatuk saat merasakan sesuatu masuk ke tenggorokannya. 

"Kamu ingat kan, dengan surat perjanjian itu?"

Haira memegang lehernya yang masih terasa sakit lalu mengangguk cepat. Ia mengingat semua kalimat yang tertera, dan ia pun tidak ingin mengingkarinya. 

"Itu artinya kamu siap melayaniku dalam urusan ranjang," bisik Mirza di telinga Haira. 

Mata Haira membulat sempurna. Ia menelan sisa ludah yang mulai mengering, tatapan mereka bertemu. 

Sorot matanya menyala, ingin marah dan memaki pria di depannya itu, namun ia tak ada keberanian untuk itu. 

Haira menggeleng, "Kenapa saya harus melayani, Anda?" tanya Haira dengan lirih, jika Mirza ingin menindas nya silahkan, namun ia tetap mempertahankan kesuciannya. "Bukankah ini tidak ada dalam surat itu, bahkan Anda sendiri yang bilang jijik dengan tubuh saya."

Haira mengembalikan setiap ucapan Mirza yang pernah terlontar padanya. 

"Apa kamu tidak bisa membaca di beberapa poin, bahwa kamu harus nurut dan tidak boleh membantah apapun kemauan ku." Mirza membantah, meskipun ia memang menuliskan itu, namun poin lainnya tak membuatnya kalah telak. 

"Jangan, Tuan. Saya akan melakukan apapun yang Anda inginkan, asalkan jangan nodai saya."

Mirza menarik tali jubah mandinya hingga memperlihatkan dadanya yang bidang. 

Apa-apaan ini, apa dia tuli, bukankah aku sudah bilang akan melakukan apa yang dia minta kecuali ini, kenapa dia malah melepas bajunya. 

Mirza melempar jubahnya hingga teronggok di samping jendela. Kini pria bertubuh gagah itu sudah polos tanpa sehelai benang. 

Haira memalingkan pandangan dan memejamkan matanya. Demi apapun, dia belum siap untuk mengotori matanya yang masih suci. 

Tangan Mirza mulai merayap melepaskan kancing baju Haira bagian atas. 

"Jangan, Tuan." Mata Haira masih terpejam sempurna. Tangannya mencoba menahan tangan Mirza yang terus membuka satu persatu kancing bajunya. Tapi nihil, semua itu tak berhasil, kini Mirza sukses membuang baju yang membalut tubuh Haira. 

Haira tak begitu histeris karena ia pikir Mirza akan melakukan seperti waktu itu saja. Hanya menelanjangi lalu meninggalkannya. 

Setelah berhasil, Mirza mengunci dua tangan Haira. Membenamkan wajahnya di ceruk leher. Menggigit nya lagi dengan kasar tanpa ampun. 

Gesekan kulit keduanya membuat bulu halus Haira merinding. Ia terperangkap oleh tubuh Mirza yang sangat besar. Pria keturunan Turki itu bahkan menindih dan tak memberi ruang padanya untuk bergerak.

Apa ini, bahkan dia berani menciumku terus menerus. 

Haira hanya bisa menggerutu dalam hati saat bibir Mirza terus mengabsen tubuhnya. 

"Tuan, saya mohon, jangan sentuh saya." 

Haira kembali memohon, otaknya bisa berpikir jernih saat mendengar hembusan nafas Mirza yang memburu. 

Sepertinya Tuan Mirza serius, bagaimana ini, siapa yang bisa menolongku. 

Sekujur tubuh Haira bergetar. Keringat dingin mulai bercucuran menembus pori-pori. Mirza begitu liar seperti seseorang yang menahan hasrat. Tangannya merambat ke mana-mana hingga ke bagian sensitif sekali pun.

Buliran bening menetes membasahi pelipis Haira bersamaan saat Mirza melucuti semua bajunya. 

"Tuan, saya mohon jangan lakukan ini pada saya." Suara Haira terdengar mengiba, namun Mirza tak peduli itu, ia terus melanjutkan aksinya, merenggangkan kedua kaki gadis yang ada di bawahnya itu dengan lebar. 

Tanpa aba-aba, Mirza menyatukan tubuh mereka. Menerobos gawang Haira yang terasa sempit, meskipun sedikit kesulitan, Mirza berhasil merobek selaput dara gadis itu. 

Haira menjerit, kedua tangannya mencengkram erat sprei. Menahan rasa sakit akibat hentakan Mirza yang begitu keras. 

Seketika air matanya jatuh bersama dengan harga dirinya. Mirza benar-benar sudah menghancurkan masa depannya. Merenggut satu-satunya apa yang ia miliki. 

Setelah sekian menit, Mirza ambruk di atas Haira setelah mengeluarkan bibitnya, meskipun tak ingin menanam benih di rahim Haira, faktanya ia tetap menyemburkan ke dalam. 

Isakan itu terdengar di telinga Mirza yang masih mengatur napas. Ia menggeser tubuhnya. Duduk di tepi ranjang, menatap ke arah luar jendela. 

Entah kenapa, hatinya tiba-tiba tersayat mendengar isakan Haira. 

Jangan merasa bersalah, Mirza. Dia yang merampas kebahagiaanmu lebih dulu, dia pantas menerima pembalasan yang setimpal atas perbuatannya. 

Mirza beranjak, membuka lemari lalu memakai baju. Menatap punggung Haira yang masih bergetar hebat. Mengambil pil yang tersisa lalu memutari ranjang. 

"Kamu harus minum ini setiap hari, melemparnya di wajah Haira. "Aku tidak mau kamu mengandung anakku. Kalau sampai itu terjadi, kamu harus menggugurkannya."

Sebuah peringatan yang membuat dada Haira sesak. Ia menganggap dirinya lebih hina dari wanita malam. 

Mereka melepas sebuah keperawanan namun mendapatkan uang, sedangkan dirinya tak tahu harus sampai kapan menerima siksaan dari suaminya. 

Mirza keluar dari kamar. Menutup pintu dengan keras hingga membuat Haira terjingkat. 

Haira memukul dadanya dengan seluruh tenaganya yang tertinggal. Menggaruk lehernya yang dipenuhi dengan tanda merah. Ciuman itu masih sangat terasa hingga membuatnya mual. 

"Aku tidak akan pernah menghina orang tua yang melahirkan dan membesarkanmu, tapi aku tidak akan terima dengan kelakuan bejatmu. Aku bersumpah demi nenek dan Kedua orang tuaku, kamu akan menyesal karena memperlakukanku seperti ini."

Haira turun dari ranjang. Ia mengambil bajunya yang berceceran lalu memakai nya asal. 

Menangis pun percuma, kini dia hanya gadis  yang sudah ternodai, tidak ada lagi yang bisa ia banggakan. Mirza sudah merenggut semuanya, dan itu tidak akan bisa dikembalikan. 

1
fiza
cmner ea..rasa dh kotor pon mirza tu,nasib haira sempat dtg..klo x..tapi eeeww..masih rasa kotor,mukin tringat2 nanti bila nk bersama😔
Safa Almira
suka
Esti Esti
Luar biasa
Esti Esti
seru aku suka
Rini Astria
Luar biasa
Listra Puli Manullang
haira kau jangan lah yang aneh aneh haira wkwkwkkwk
Listra Puli Manullang
emang mafia bisa di lawan aku tanya kau murad hahahhak lain kali kalo nyali mu Masi nyali ayam ga usah sof jagoan
Listra Puli Manullang
he Murat betumbuk kita .udah bahagia pun haira sama rumah tangga nya masih saja cari masalah
Listra Puli Manullang
kan manusia gitu di tolong gak tau diri
Listra Puli Manullang
bikin Mirza cemburu Thor biar aga panas dulu kita ini 🤣
Listra Puli Manullang
buka baju mu haira Lewat video call ajah biar langsung sabun mandi pelampiasan Mirza wkwkwkkwk
Listra Puli Manullang
tanda tanya besar aku sama kau Arini
kau baik saja Arini dunia sudah tua
Listra Puli Manullang
Thor gak cape bikin komplik mulu
Listra Puli Manullang
eh belatung
jangan jadi racun dalam rumah tangga kakak' mu Mirza aku tabok kelak
Listra Puli Manullang
lebah jantan sama lebah betina adu mekanik gak Thor😆
Listra Puli Manullang
Mirza aja gak pernah nyentuh
Listra Puli Manullang
aduh Mirza terus terus terus saja minta jatah
Listra Puli Manullang
baper kita cok
Dewi Ansyari
Astaga 😱 ujian lagi buat Cinta Nada dan Erkan ,jangan2 ibu Erkan ini saudara kandung Veonika astaga 😱
Dewi Ansyari
🤣🤣🤣🤣🤣Mirza bikin ngaakkk dN juga Erkan🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!