Gadis polos yang berasal dari desa itu bernama Sri, karena tuntutan keadaan dan di jerumuskan temannya dia menjadi simpanan seorang sugar daddy yang memberinya berbagai kemewahan. Terlena dengan duniawi dan perhatian sang sugar daddy membuat Sri lupa diri dan ingin memiliki pria yang telah mempunyai anak dan istri itu. Bagaimana kisah selanjutnya? mari ikuti kisahnya,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan penyelamat
Alih-alih lari dan kabur, Sri justru malah memejamkan matanya pasrah. Kakinya terasa lemas dan tubuhnya terasa lelah setelah perjalanan panjang bahkan belum sempat beristirahat dan harus melarikan diri dari kejaran pria asing yang tiba-tiba datang dan ingin menidurinya, belum lagi sejak kemarin dia sibuk ikut membantu persiapan hajatan pernikahannya di rumah sampai subuh, belum sempat memejamkan mata, perias pengantin sudah datang meriasnya.
'Apapun yang akan terjadi, terjadilah,,,' gumam Sri dalam batinnya pasrah, bahkan saat sebuah tangan menarik dan menyeret tubuhnya, Sri tetap pasrah dan mengikutinya patuh meski tanpa membuka matanya, yang Sri tau saat ini dirinya berada dalam sebuah mobil yang melaju dan entah akan membawanya kemana.
"Siapa nama mu?" Suara berat seorang pria terdengar tak lama setelah mobil melaju.
Sri menajamkan pendengarannya, kedua alisnya berkerut dan hampir bertaut saat mendengar suara berat yang terdengar dari sampingnya itu. Suaranya terasa asing, tidak terdengar seperti suara cempreng pria yang hendak memperkosanya tadi.
Tersulut rasa penasaran yang menyeruak kuat dalam dirinya, Sri mencoba membuka matanya.
Pemandangan pertama yang di lihatnya hiasan dashboard mobil berbentuk hati berwarna merah bergoyang-goyang, pelan-pelan Sri memberanikan diri menoleh ke sebelah kanan, dimana sumber suara yang membuatnya penasaran tadi berasal.
Deg,,,
Pria yang kini sedang mengendalikan kemudi mobil yang di tumpanginya ternyata bukan Pria yang di sebut-sebut sebagai Bang Codet yang tinggi kurus dan berwajah menyeramkan, melainkan pria berperawakan atletis, dengan rambut klimis rapi, berwajah tampan dan yang baru Sri sadari sejak tadi tubuh pria itu wangi, bahkan aroma wanginya tercium dari tempatnya duduk saat ini, Sri mengira jika wangi itu dari parfum mobil, namun ternyata saat dia menengok ke arah pria itu, aroma khas maskulin yang segar namun menghangatkan semakin tercium jelas.
"S-siapa anda?" Sri balik bertanya.
"Aku hanya pengunjung mini market yang kebetulan merasa sepertinya kamu memang benar-benar butuh pertolongan. Sebaiknya aku mengantar mu ke kantor polisi untuk membuat laporan atas apa yang kamu alami." Ujar pria yang usianya sekitar tiga puluhan akhir itu.
"Jangan! Tolong jangan bawa saya ke kantor polisi." Tolak Sri.
Bukan apa-apa, jika dirinya membuat laporan di kantor polisi, dia berpikiran jika polisi pasti akan mengembalikan dirinya ke desa, atau paling tidak mengabari keluarganya di desa, dan ibunya akan menertawakannya dan juga kembali memaksanya untuk menikah dengan Darto, dia malu dan tidak berani untuk pulang dengan keadaan yang seperti sekarang ini.
"Kenapa? Bukankah pria tadi ingin memperkosa mu? Itu tindakan kriminal." Pria itu mengernyit bingung.
"Saya tidak ingin memperpanjang urusan, lagi pula saya sudah selamat sekarang." Kilah Sri.
"Lalu, aku harus mengantarkan mu kemana?" Tanya pria itu lagi.
Sri terdiam, dia bingung harus menjawab apa. Dia tidak punya siapa-siapa di Ibukota ini, tidak punya tempat tinggal, tidak punya kartu identitas, tidak punya uang, tidak punya ponsel, bahkan tidak punya selembar baju pun selain baju seronok yang di kenakan nya saat ini karena ranselnya tertinggal di mobil Tutik, sang sahabat yang ternyata berniat jahat padanya.
Sungguh Sri tidak menyangka jika Tutik akan menjahatinya seperti itu,dia juga mengutuk dirinya sendiri yang dengan bodohnya percaya begitu saja pada mulut manus Tutik yang menjanjikan akan merubah hidupnya menjadi lebih baik di Ibukota namun nyatanya malah memberikan kesengsaraan bahkan di hari pertama dia berada di Ibukota ini.
"Kenapa?" Tanya pria itu panik, karena alih-alih menjawab pertanyaannya, wanita yang di tolongnya ini malah menangis pilu.
"Saya,,,, saya tidak tau harus kemana, saya juga tidak punya siapa-siapa di sini, saya baru saja sampai di sini beberapa jam yang lalu, saya datang dari desa,,, huaaaaaa,,,,," tangis Sri pecah begitu saja.
Bingung, marah, sedih, kesal,kecewa, menyesal semua bercampur di dadanya dan mengaduk-aduk perasaannya sehingga membuatnya menangis meraung-raung seperti sekarang ini di hadapan orang asing yang bahkan baru di temuinya belum ada satu jam itu, bahkan dalam isak tangisnya Sri menceritakan semua yang di alaminya mulai dari hendak di nikahkan dengan Darto menjadi istri ke 4 sampai Tutik yang menipunya mengiming-imingi pekerjaan dan hidup yang lebih baik di kota, namun kenyataannya malah di jual.
Pria itu terus mengemudi sambil mendengarkan semua cerita Sri, sesekali pria itu mengambilkan Sri tisu untuk menyeka air matanya yang terus mengalir deras bak keran bocor.
"Apa semua yang kamu katakan itu benar adanya?" Tanya pria itu sesaat setelah menghentikan mobilnya di pelataran sebuah gedung tinggi.
Mendengar pertanyaan pria di sebelahnya, tangis Sri sontak berhenti. Dia sudah menceritakan kisah hidupnya yang tragis sampai mulut berbusa dengan derai air mata yang mungkin akan menenggelamkan Ibukota jika saja saat ini dia tidak berhenti menangis, namun bisa bisanya pria yang sejak tadi mendengarkan dengan seksama dan seperti memahami semua yang di ceritakannya tiba-tiba bertanya tentang kebenaran apa yang dipaparkannya sepanjang jalan selama hampir lebih dari satu jam lamanya, seolah olah dirinya di anggap hanya sedang berbohong dan menjual derita saja.
"Tuan, apa perlu saya bersumpah demi Tuhan atau demi apapun untuk membuktikan bahwa apa yang di ceritakan saya tadi adalah hal yang sebenarnya terjadi pada hidup saya, saya tidak sedang mencari simpati atau belas kasihan anda, saya hanya ingin bercerita saja karena saya merasa dada saya sesak penuh dengan beban." Masih terdengar suara isak sisa tangis Sri saat gadis itu mencoba untuk tegar ketika berbicara dengan pria asing yang kini sedang menatapnya lekat dari atas sampai bawah.
Teringat akan pakaian menerawang yang kini di kenakannya, Sri buru buru menutup area dadanya dengan menyilangkan kedua tangannya di dadanya seolah sedang memeluk diri sendiri.
"Apa yang ada lihat?" tanya Sri dengan wajah di buat segalak mungkin, namun nyatanya itu tidak membuat pria yang berada di sampingnya merasa takut, karena pria itu justru malah tertawa.
"Tadi kamu berkeliaran di jalanan sampai ke mini market memakai pakaian seperti itu tidak masalah, bahkan saat petugas kasir mini market menatap tubuh mu penuh napsu kamu diam saja, kenapa sekarang seolah menjadi masalah?" Ledek pria itu.
"Itu,,, anu,,, tadi itu karena,,,," Sri tidak bisa berkata kata lagi karena jujur saja dia juga bingung harus menjawab apa.
"Aku akan membantu mu, aku akan memberi mu tempat tinggal, mencukupi semua kebutuhan mu dan juga memberi apapun yang kamu inginkan, bagaimana?" ujar pria itu dengan tatapan mata yang seperti tidak mau lepas memandangi wajah dan tubuh molek Sri.
"Aku tidak percaya, sahabat ku yang sudah lama aku kenal saja menipu ku, apalagi anda yang baru saya kenal bahkan nama anda saja saya tidak tahu." lugas Sri.
"Nama ku Regan," pria itu menyodorkan tangannya mengajak berkenalan.
"Nama kok kaya merek kue," celoteh Sri yang tidak menyambut uluran tangan pria yang mengaku bernama Regan itu karena kedua tangannya masih menyilang di dada menutupi aset yang harus di selamatkannya.
"Regan, bukan Regal!" pria itu sedikit kesal, sementara Sri hanya membulatkan bibirnya seraya mengangguk sambil ber O ria.
"Aku akan membuat mu menjadi wanita yang berhasil, memiliki segalanya, dan merubah penampilan mu menjadi paripurna layaknya wanita wanita metropolitan kelas atas, apa kamu tertarik?"
Sri terdiam, otak ceteknya berputar mencerna semua perkataan pria bernama Regan itu, yang jelas tidak mungkin pria itu menawarkan berbagai hal yang menarik jika tanpa timbal balik darinya.
"Apa yang kamu mau dari ku sebagai imbalannya?" Sri memberanikan diri.
"Jadi sugar baby ku!" ujar pria bernama Regan itu begitu jujur dan tanpa tedeng aling aling meminta seorang gadis asing untuk menjadi simpanannya.