NovelToon NovelToon
Menanti Cahaya Diujung Kesedihan

Menanti Cahaya Diujung Kesedihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Meindah88

Asmaralda, seorang gadis buta yang penuh harapan menikah dengan seorang dokter. Suaminya berjanji kembali setelah bertemu dengan orang tua, tapi tidak kunjung datang. Penantian panjang membuat Asmaralda menghadapi kesulitan hidup, kekecewaan dan keraguan akan cinta sejati. Akankah Asmaralda menemukan kebahagiaan atau terjebak dalam kesepian ???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.9

" Kapan mas akan menjemputku?"

" Secepatnya, mas akan datang menemuimu." tuturnya.

" Baiklah mas, Ralda akan menunggu. Jangan berjanji jika tidak bisa menepati!" ucapnya.

Sedikit tanp4ran ker4s untuknya, tapi ia pun sendiri tak tahu kenapa dengan entengnya mengatakan semua itu pada Ralda, dan bahkan membuat sebuah janji.

***

Tiga hari berlalu, tibalah saatnya Abrisam kembali ke kota. Meski tugasnya belum usai, namun karena sebuah desakan sehingga mengharuskan dirinya kembali ke kota. Nampak wajah sembab Ralda, dan sesaat ia terenyuh melihat istrinya.

" Jangan nangis! Mas cuma pergi sebentar." ucapnya terdengar tak tega meninggalkan istri butanya.

" Bagaimana kalau mas tidak kembali menjemput Ralda? Mas tidak punya siapa-siapa lagi." ucapnya sembari menangis di dekapan suaminya.

" Mas pasti kembali, untuk sementara mas akan menitipkanmu pada tetangga kita pak Didin.

Ia sudah berbicara pada Didin beberapa hari sebelumnya. Dia menitipkan Ralda di rumahnya dan memberinya beberapa uang selama Ralda di rumah itu. Dia pun akan kembali ke pulau setelah menyelesaikan urusannya di kota.

" Bagaimana jika mas Abrisam tidak kembali?" pertanyaan itu yang selalu muncul di benak Ralda.

Kini Abrisam kembali ke kota dengan membawa sejuta kenangan bersama seorang gadis buta yang mengisi relung hatinya.

***

Duduk sendirian menunggu seseorang yang tak datang membuat hati begitu sedih. Perasaan cemas mengiringi setiap menit yang berlalu bisa membuat waktu terasa berjalan begitu lambat. Ruang yang awalnya terasa penuh dengan harapan perlahan berubah menjadi kosong dan sunyi. Pemandangan sekitar yang semula terlihat biasa saja, kini seolah-olah semakin menekankan keterasingan dan kesendirian yang dirasakan. Setiap detik detik yang berlalu tanpa kehadiran orang yang ditunggu bisa membuat hati terasa semakin hampa dan berat. Bahkan, suara-suara yang bisanya riuh dengan ocehannya, kini terasa sepi dan perasaan kesendirian itu, hati pun dipenuhi dengan berbagai pertanyaan dan kegelisahan. Kenapa dia tidak juga datang? Apa yang terjadi? Semua perasaan tersebut berkumpul menjadi satu, menambah rasa sedih yang mendalam.

Satu bulan berlalu dan kini Ralda tengah menunggu Abrisam menjemputnya. Hatinya begitu gelisah, tapi dia sebagai seorang perempuan yang memiliki keterbatasan tidak mampu berbuat apa-apa. Sesekali menanyakan pada pak Didin tetangganya. Abrisam menitipkannya pada pak Didin tetangga, lantaran dia hanya sebentar kemudian kembali menjemput istrinya. Tapi apa yang terjadi saat ini tidak sesuai dengan harapan gadis buta itu.

" Pak Didin, jika dalam beberapa hari ini mas Abrisam belum pulang, Ralda akan kembali ke rumah," ucapnya memberitahukan pak Didin tetangganya.

" Tapi Ralda, dengan siapa kamu tinggal di sana nak? Dokter Abrisam belum datang menjemputmu, paman tidak tega membiarkanmu sendirian di rumahmu. Lebih kamu tinggal di sini saja nak." sahutnya.

Mata Raina melebar ketika mendengar suaminya berkata seperti itu. Suaminya berani melakukan suatu tindakan tanpa musyawarah dengannya.

" Pak, biarkan saja Ralda kembali ke rumahnya. Dia hanya membebani kita dengan tingg di sini."bisiknya.

" Mah..Kasihan Ralda, dia hanya sendiri di gubuk itu, apa salahnya dia tinggal di sini. Lagian, tidak lama lagi suaminya kembali menjemputnya." ucapnya lagi namun sangat pelan.

" Tidak boleh, mama tidak izinkan," ucapnya telinga suaminya.

" Tidak apa-apa kok paman Din, lagian Ralda Ingin membiasakan hidup sendiri. Sampai kapan Ralda numpang di rumah kalian, sedangkan kedatangan suamiku belum pasti." sahutnya cepat,

Dia mendengar semua apa yang dibicarakan pasutri itu, dia pun tak ingin membebani orang lain.

Sedangkan pak Didin merasa bersalah dan agak kesal dengan sikap istrinya. Gadis ini sangat membutuhkan bantuan, apalagi amanah dari dokter Abrisam mana mungkin diabaikan begitu saja.

Ralda beranjak masuk ke kamar, meraih setiap pakaian dan dimasukkan ke dalam tas. Menunggu mas Abrisam membuatnya seperti orang asing di rumah tetangga.

" Nak Ralda yakin ingin kembali ?" sahut pak Didin menyusulnya.

" Iya paman, " jawabnya dengan pasti.

Pak Didin tak bisa berucap lagi, apalagi saat ini istrinya selalu marah-marah semenjak kedatangan Ralda di rumahnya.

Namun tangannya mencari nomor seseorang yang diberikan pak Jenab sebelum meninggal dunia.

" Alhamdulillah, akhirnya aku menemukanya." ucapnya merasa bersyukur.

" Ralda berangkat ya paman," ucapnya meminta izin.

" Paman kira kamu masih bermalam nak, kenapa secepat ini?"

Ralda tahu istri pak Didin tidak menyukainya, dan hari ini juga dia memutuskan untuk pulang. Toh saja, hari ini dan esok baginya tak ada yang beda. Semuanya sama, kegelapan yang menemaninya di setiap saat dan keheningan sepanjang perjalanan hidupnya. Sungguh menyesakkan , tapi inilah takdirnya.

" Pak dokter memberimu ponsel kan nak?" tanya pak Didin.

" Iya paman, dan Ralda mencoba menghubungi mas Abrisam tapi nomornya tidak aktif lagi." ucapnya dengan wajah sendunya.

***

Di tempat lain, seorang pria tengah berada di balkon sembari memikirkan sesuatu yang membuatnya bersalah selama ini. Satu bulan berlalu dan membuatnya tidak tenang. Wajah itu selalu terbayang-bayang dalam benak. Sesekali menggusar rambut ke belakang.

" Bagaimana keadaan mu sekarang?" tanyanya dalam kesendirian.

Entah pria itu bertanya pada siapa, apakah pada angin yang berhembus di tengah malam itu?"

" Sampaikan rasa rinduku padanya, saat ini saya tidak bisa berbuat apa-apa karena sesuatu hal yang tidak bisa kuputuskan.

" Mama marah besar dan tidak membiarkanku kembali ke pulau itu.

Setetes cairan hangat jatuh dari pelupuk mata pria itu.

" Ralda, mas merindukanmu," ucapnya dengan memejamkan mata seolah merasakan kehadiran gadis yang dinikahinya sebulan lalu.

Semenjak kepulangannya, kerinduan itu selalu menyelimuti dalam relungnya.

" Saya melakukan kesalahan besar dengan meninggalkanmu, tapi saya harus bagaimana? Apakah saya harus melawan orang tuaku demi mempertahankan hubungan kita? Katakan, saya harus apa?

Pria itu terlihat str3s memikirkan seseorang yang jauh di sana.

" Abrisam, kamu sudah tidur?" sahut seseorang di balik pintu. Siapa lagi kalau sang mama.

Rani sangat menekannya dan harus menuruti keinginannya.

Abrisam tidak menggubris ketukan itu, dia masih asik berdiri dengan remangnya malam menikmati suasana dingin dengan hembusan angin.

" Buka pintunya nak!" teriak Rani pada putranya.

Terdengar napas berat dari pria itu, dengan terpaksa beranjak dari tempatnya membungka pintu.

" Ada apa mah? Abi ingin tidur." ucapnya nampak malas meladeni kehadiran mama Rani.

" Kamu tidak senang mama di sini?" Rani terlihat tersinggung dengan sikap putranya. Perhatian merasa tak dihargai oleh Abrisam.

" Mama, Abi tuh capek, seharian di rumah sakit dan belum istirahat.

" Jadi kamu menganggap mama mengganggumu, begitu?" sahutnya makin tak terima dengan penuturan putranya.

" Bukan begitu mah, tolong mengertilah!" ucapnya memelas.

" Kamu menyembunyikan sesuatu dari mama?

" Ya ampun mama, kenapa selalu berburuk sangka pada putramu sendiri?" ucapnya tak terima yang dituduhkan mama Rani.

" Bagaimana mama tidak curiga? Kamu selalu menghindar jika membahas pernikahanmu dengan Hana.Ingat kata-kata mama, kamu akan menyesal jika memutuskan hubunganmu dengan Hana. Perempuan Soleha, cantik, anggun dan masih banyak kelebihan yang dimilikinya.

Rani meninggalkan putranya dengan perasaan kesal, niat hati ingin memberinya kabar gembira tapi anak itu seperti tidak menginginkannya.

Sebulan yang lalu sejak kedatangan putranya dari pulau, pernikahan mereka sudah disiapkan. Tapi sebuah mal4pet4ka terjadi saat itu. Orang tua Hana mengalami kec3lak4an di saat perjalanan pulang dari kota. Untung mereka masih sel4mat, hanya ada lvka ringan di sebagian tubvhnya. Dengan terpaksa menunda pernikahan itu. Tidak ada yang tahu bahwa pernikahan itu tak diinginkan Abrisam lagi, pria itu hanya menginginkan Ralda saja. Sampai saat ini, Abrisam belum berani memberitahukan orang tuanya, karena tahu bagaimana watak sang mama.

" Saya tidak tahu bagaimana reaksi mama jika tahu putranya ini sudah menikahi seorang gadis pulau? Saya yakin dia akan marah besar, saya siap menerima kemarahannya tapi kesehatan mama belakangan ini tidak baik-baik saja.

Bagaimana membuatnya mengerti? Sedangkan Hana semakin mendesak untuk kunikahi.

Pria makin terlihat galau dan bingung harus melakukan apa.

Di balik wajah tersapu angin sepoi-sepoi, bintang-bintang pun perlahan menghilang satu persatu, meninggalkan pria itu dalam keheningan malam.

1
Rayta Nya Firman
double up thor
Desi Ragiel Nst
br eps ¹ . uda lgsung nusuk jatung thor..
Meindah88: terimakasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!