NovelToon NovelToon
CEO Tampan Dingin Dan Manja

CEO Tampan Dingin Dan Manja

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitren

Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.

Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

"Tuan," panggilnya lagi.

Sontak Alfa terkejut dengan sumber suara yang sudah mengganggu pekerjaannya yang sedang memandangi wajah gadis yang sudah membuatnya moodbosster itu.

"Ya". balas Alfa cepat sambil menengok ke sumber suara pria yang sukses membuatnya terkejut.

"Sudah sampai, apa tuan masih ingin berlama-lama memandangi gadis yang sekarang tangannya tuan pegang?" ucap Roy yang ternyata beberapa menit yang lalu sudah bangun dan tak sengaja melihat pemandangan yang langkah.

Alfa yang mendengar pernyataan berupa ejekan dari asistennya itu langsung melihat tangannya dan ternyata memang benar, sontak pria berbibir tipis itu langsung menjauhkan tangannya dari tangan Zahra."Jangan mengejek saya." ujar Alfa dengan wajah malasnya.

Dengan cepat Alfa membangunkan gadis bermata bulat itu dengan menggoyang-goyangkan badannya.

"Bangun," ucap Alfa.

Namun masih tidak ada pergerakan sama sekali, Alfa mencoba membangunkan sekali lagi.

"Hey bangun." Panggilnya lagi, namun tidak mempan.

Alfa langsung berfikir ingin menjaili gadis desa itu, tanpa menunggu lama hidung Zahra langsung di cupit dengan kedua jari jempol dan jari telunjuk Alfa sampai pada akhirnya gadis itu terbangun.

"Tuan." Pekik Zahra.

"Bangun kalau nggak mau saya tinggal kamu disini," Ucap Alfa sembari beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Zahra sendirian di bangku penumpang pesawat. Setelah sadar dari loadingnya Zahra terkejut dan berdiri dilihatnya sudah tidak ada lagi penumpangnya hanya ada beberapa pramugari dan pramugara yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Dengan cepat Zahra langsung berdiri dan sedikit berlari.

"Tuan, tungguin saya." Teriak Zahra.

Tak lama mobil untuk menjemput mereka datang, kini mobil segera melaju ke apartement milik Alfa, di setiap perjalanan mata Zahra di manjakan dengan pemandangan malam yang begitu indah di negara Singapura, ini pengalaman pertamanya menginjakkan kaki di negara orang tersebut. Hingga tak terasa kini mobil sudah berhenti di sebuah apartemen mewah yang ada disana.

"Wah ini bagus banget gedungnya." Seru Zahra sambil memandangi bangunan menjulang tinggi itu.

"Tuan kalau begitu saya mau pamit dulu ke hotel, jika perlu sesuatu hubungi saya segera," Ucap Roy pamit dan dibalas anggukan pelan oleh Alfa.

"Loh tuan Roy mau kemana kok kita ditinggal berdua saja?" Ucap Zahra bingung.

Namun mobil yang membawa Roy sudah melaju pergi.

Setelah kepergian Roy, Alga bergegas menuju apartemennya, kini mereka berada di dalam lift dengan cepat Alfamenekan tombol 30, Zahra yang masih belum mendapatkan jawaban dari tuannya itu merasa was-was.

Hingga pada akhirnya mereka sudah di depan pintu apartemennya dan Alfa segera masuk, sedang Zahra masih berdiri mematung diluar pintu apartemen.

"Apa kamu mau tidur diluar?" tanya Alfa sontak membuat Zahra terkejut.

"Kamar saya mana tuan?" tanya Zahra.

"Kamu masuklah atau kamu akan menyesal karena tidak menurut dengan saya." Tegas Alfa.

"Saya akan menyesal jika kita tidur sekamar." Ucapnya lugu.

"Masuk atau kamu akan saya tinggal dinegara ini sendirian." Pintanya lagi dengan sedikit menaikkan suaranya. Zahra yang di ancam begitu terkejut dan mulai menuruti permintaan Alfa. Hingga sekarang mereka sudah berada di dalam apartemen itu dengan segera Alfa menguncinya.

"Ba-baik, tapi jangan apa-apain saya?" Pintahnya namun Alfa mulai mendekat dan menarik pinggang ramping milik Zahra, sedangkan Zahra yang di perlakukan seperti itu kedua tangganya langsung berada di dada bidang milik Alga, mata mereka saling melempar pandang, keduanya begitu sangat dekat. Alfa yang niatnya menggoda Zahra lagi-lagi niatnya gagal.

"Gadis ini lama-lama membuat gua bisa gila." batin Alfa.

"Meskipun dia dingin kaya kulkas, tapi dia sangat tampan." Batin Zahra.

Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Tu-uan say-ya mohon apa-apain saya," ucap Zahra takut.

Dengan cepat Alfa melepaskan tangannya dari pinggang Zahra.

"Memangnya kamu pikir saya mau ngapain kamu?" tanya Alfa.

"Jangan bilang kamu berfikir saya mau ngapa-ngapain kamu, dasar mesum." Ucapnya lagi sembari melepaskan kait bajunya satu dan menarik lengan bajunya ke atas.

"Ya kan salah sendiri kenapa cuma kita berdua disini, kenapa tuan Roy tidak tidur disini juga." Cerocos Zahra.

"Saya sengaja menyuruh Roy tidur di hotel karena mustahil jika dia ikut tinggal di apartemen karena disini cuma ada 2 unit kamar tidur." Jelas Alfa.

"Lalu kenapa kita tidak tidur di hotel saja tuan kan kamarnya banyak disana?" tanya Zahra yang masih ketakutan.

"Kamu jangan banyak tanya, sekarang masaklah karena saya sudah sangat lapar." Kata Alfa sembari merentangkan kedua tanggannya di sofa.

"Dan itu kamar kamu." lanjutnya seraya menunjuk 1 kamar sebelah ruang tamu.

Zahra sangat lega dengan ucapan tuannya itu, dia mengira akan tidur bersamanya disatu kamar nyatanya apartemen ini memiliki 2 kamar tidur.

"Baiklah, tapi saya mau membersihkan badan saya dulu lalu saya akan memasak untuk tuan?" ucap Zahra, namun dia membalikkan badannya lagi.

"Tapi tuan saya tidak membawa baju ganti?"

"Kamu pakailah baju yang ada di dalam lemari pakaian kamar kamu itu," Ucap Alfa yang juga masuk kedalam kamarnya.

"Ish si datar nyebelin banget." Gerutu Zahra hingga pada akhirnya Zahra pun masuk kedalam kamar dan membersihkan diri.

Kini Alda sudah berada di ruang tamu sedang duduk di sofa dan memainkan ponselnya, sesekali ia meneguk kopi yang sudah ia buat sendiri.

Tiba-tiba pandangannya beralih ke suara pintu kamar yang baru di buka pemiliknya itu. Betapa terkejutnya dengan pandangan yang membuat hatinya kembali memikirkan masa lalunya. Sontak Alfa yang melihatnya segara berdiri dari duduknya.

"Tiara?" Panggil Alfa dengan nada lirihnya. Dengan cepat Alfa berlari dan memeluk gadis yang dia anggap kekasihnya yang sudah tiada itu.

Zahra yang terkejut dengan aksi Alfa segera melepas pelukan tuannya itu dengan mendorongnya begitu keras hingga pria berbadan tinggi itu terjatuh.

"Awww." ringis Alfa sambil memegang pinggangnya yang terbentur lantai.

"Tuan. Maafkan saya," ucap Zahra merasa bersalah sambil membantu Alfa berdiri.

"Tiara?" Ucap Alfa lagi sembari memeluk gadis itu. Kali ini Zahra hanya diam, dia memikirkan tindakan bos nya itu semata-mata tuannya sedang merindukan seseorang dan entah itu siapa yang terus memanggil namanya dengan sebutan Tiara.

"Siapa sebenarnya Tiara itu?" Batin Zahra.

"Sayang akhirnya kamu kembali, kamu kemana saja, jangan tinggalin aku sendirian. Kamu nggak ada kabar sama sekali membuat aku khawatir dan hampir gila," Ucap Alfa sambil memeluk erat sampai Zahra tak bisa bernafas.

"Tuan lepasin?" Pinta Zahra.

"Aku nggak akan ngelepasin kamu," Ucap Alfa dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Tuan saya tidak bisa bernafas, saya bukan Tiara tapi saya Zahra," Ucapnya dengan cepat mendorang Alfa dari dekapannya.

Gadis itu terengah-engah kemudian mengatur nafasnya pelan-pelan. Saat Zahra sedang menetralkan nafasnya tiba-tiba Alfa membentaknya.

"APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN WANITA JALANG, KENAPA KAU MEMAKAI BAJU KEKASIH SAYA?!" Bentak Alfa dengan nada tinggi membuat Zahra tersentak.

Zahra terkejut dengan panggilan yang di lontarkan untuknya, tak terasa bulir-bulir matanya jatuh dipipi tembamnya, rasanya sangat sakit sekali dengan pernyataan yang keluar dari mulut pria dingin dan arogan itu, dengan cepat Zahra menampar pipi pria yang sudah melukai hatinya itu.

PLAK

tamparan keras kini melayang di pipi tirus pria yang sudah mempekerjakan dirinya, bagaimana tidak, betapa sakitnya hati perempuan jika di hina layaknya perempuan yang barusan pria itu lontarkan. Bahkan berbuat pun tidak pernah gadis ini lakukan, wajar jika Zahra semarah itu saat ini.

Kini Alfa hanya ternganga dengan tamparan pertama kalinya yang disematkan oleh seorang perempuan yang sudah membuat ujung bibirnya berdarah. Dia mengusap bibirnya pelan dilihatnya darah di tangannya. Dengan pelan dia memandang Zahra yang kondisinya tak baik baik saja terlebih pipinya sudah basah oleh air mata.

Sedangkan Alfa mengulurkan tangannya ke wajah Zahra, dengan cepat uluran tangan itu di tangkis olehnya.

"Maaf," Ucap Alfa penuh nanar dan sangat merasa bersalah telah membentak gadis itu.

Sedangkan Zahra terus menangis dan menatapnya tajam.

"Kamj boleh membentak saya tuan, kamu boleh bertindak semena mena atas diriku, tapi jangan tuan berbicara layaknya manusia tak berpendidikan, kau sadar apa yang sudah kau katakan tentang aku barusan?" Cercah Zahra.

"JAWAB." sentak Zahra.

Alfa terkejut dengan ucapan gadis desa itu, dia tak mengirah bahwa perempuan yang terlihat polos dihadapannya sekarang teryata bisa semarah ini.

"Maafkan saya?" Ucapnya lagi.

Dengan cepat Zahra segera bangkit dan mengusap air matanya dengan kasar kemudian ia bergegas menuju dapur. Meskipun dia merasa sakit hati tapi Zahra tetap pada tugasnya hanya seorang asisten rumah tangga dan ia harus menyelesaikan pekerjaannya.

1
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
lah loh mulai suka kan alfa...

semoga cepet sadar de alfa kalo dia suka sama zahra...
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
lanjut...
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak reader, kalau berkenan boleh juga mampir karya aku ya 'Kesayangan Tuan Sempurna'..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!