NovelToon NovelToon
CEO Tampan Dingin Dan Manja

CEO Tampan Dingin Dan Manja

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:32.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fitren

Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.

Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

"Roy, sejak kapan kau menggoda wanita?" Tanya Alfa dingin membuat Zahra dan Roy melempar pandangan ke arah Alfa.

"Siapa yang menggoda nona Zahra tuan, saya cuman sedang ngobrol sama nona Zahra," jawab Roy.

"Sama aja, kamu Zahra siapkan makanan untuk pria ini biar dia cepat diam, dan kau ikut aku." kata Alfa.

Tak lama makanan itu sudah matang, dia segera menaruhnya diatas meja yang ternyata sedari tadi kedua pria yang tadi bagaikan kucing dan tikus itu duduk.

"Sialahkan dimakan tuan Roy," Ucap Zahra kepada Roy.

"Terimakasih nona, wah ini kelihatannya sangat lezat, boleh ambilkan untuk saya?" ucap Roy seraya melirik Alfa yang nampak kesal, namun Roy sangat puas sembari tersenyum sumrik.

"Terimakasih nona," Ucap Roy lagi.

"Sama-sama tuan Roy, kalau begitu saya permisi dulu," Ucap Zahra sembari mebalikkan badan namun ternyata hal tak terduga terjadi.

"Zahra," ucap Alfa.

          Hap

Dengan cepat tangan Roy menangkap tubuh Zahra yang hampir saja jatuh ke lantai karena kesandung kaki kursi yang diduduki Roy saat dirinya sedang berbalik.

Alfa yang melihat sang asistennya saling berpelukan bersama Zahra itu tampak kesal.

"Ekhem!" dehem Alfa keras membuyarkan aksi pelukan mereka.

"Ma-af nona," ucap Roy sembari melepaskan pelukannya dari pelukan Zahra.

"Terimakasih tuan sudah menolong saya kalau tidak ada tuan pasti lutut saya lecet karena terbentur lantai." Ujar Zahra sembari tersenyum tipis ke arah Roy sedangkan Zahra kemudian dia pergi dari sana.

"Enak ya yang udah pelukan," sindir Alfa kepada sang asisten dengan wajah malasnya.

"Kenapa? Tuan cemburu. ya mana saya tau kalau nona Zahra tadi mau jatuh. Saya yang disebelahnya masak iya ngebiarin cewek secantik dia jatuh tuan," ungkap Roy.

Alfa yang mendengar penjelasan dari mulut Roy membuat dia terkejut.

"Apa iya aku cemburu. Ah nggak mungkin gua cemburu sama tuh cewek," batin Alfa.

"Tuan, tuan kok bengong lagi. Tuan cemburu dengan kejadian barusan?" tanya Roy curiga.

"Gak mungkin lah saya cemburu. Udah kau makan aja jangan banyak omong dan cepat kau segera pergi, saya mau istirahat." usir Alfa kepada Roy.

"Serem banget ya kalau orang yang lagi cemburu." batin Roy.

"Cepat sana pergi, awas aja kalau kau Roy masih disini," seru Alfa sembari pergi dari hadapan asistennya itu.

"Tuan nanti jangan lupa sore jam 5 kita akan berangkat." teriak Roy.

"Cepat habiskan makanamu Roy dan segeralah pergi." teriak Alfa dari dalam kamarnya.

"Dasar manusia datar. Bener juga apa kata nona Zahra, manggil dia dengan sebutan seperti itu. Udah tua belom juga nikah." gumamnya lirih sembari tertawa puas.

"Eh sama sih gue aja belum juga nikah masak iya jombloh ngatain jombloh. Ya Tuhan... Kirimkan aku seorang istri". Gumamnya lagi lirih.

Kini Roy sudah menyelesaikan makan siangnya. Tak lupa dia mengucapkan terimakasih kepada Zahra karena sudah memasak untuknya.

        Tok

       Tok

"Nona Zahra bisa keluar sebentar." pinta Roy mengetuk kamar yang ditempati oleh Zahra.

"Ah iya tuan sebentar." jawab Zahra dari dalam kamarnya.

        Ceklek

"Tuan Roy ada apa?" tanya Zahra.

"Saya hanya mengucapkan terimakasih karena sudah capek-capek masakin buat saya. Masakanmu lezat sekali," pujinya terhadap gadis berpipi tembam itu.

"Ah tuan tidak apa-apa santai saja, terimakasih pujiannya," ucap Zahra sembari menaruh kedua tangannya di dada.

"Kalau begitu saya pulang dulu yah, jangan lupa nanti jam 5 sore bersiaplah kita akan pulang ke negara asal kita." beritahu Roy dan di balas anggukan oleh Zahra.

"Iya hati-hati tuan," ucap Zahra sembari mengantarkan Roy sampai depan pintu.

Saat Zahra menutup kembali pintu itu kemudian dia berbalik badan, tiba-tiba dikejutkan dengan sosok pria yang berdiri di hadapannya.

"Tuan, mengagetkan saya saja," pekik Zahra terkejut.

"Kenapa gak suka. Inikan apartemen milik saya, hak saya dong mau berdiri dimana saja." ucap Alfa dengan sedikit ketus.

"Ih ni manusia kutub kenapa sih dingin lagi. Apa aku ngelakuin kesalahan ya, perasaan enggak deh," batin Zahra.

"Ah tidak tuan, saya cuman tadi terkejut saat kehadiran tuan yang mengagetkan sa-"

"Bikinkan saya kopi," ucap Alfa memotong ucapan Zahra.

"Ba-baik saya permisi"

Lima menit kemudian.

"Tuan ini kopinya," ucap Zahra sembari memberikan pesanan pada Alfa.

"Terimakasih." ucapnya.

"Ada lagi, kalau tidak ada saya mau ke kamar" ucapnya namun tak ada sahutan.

"Ya sudah kalau begitu saya-"

"Aaaaaa." teriak Zahra.

Tarikan Alfa membuat Zahra terjatuh di pangkuan pria yang hidungnya mancung itu. Sedangkan Zahra terkejut dengan aksi bosnya yang menariknya hingga terjatuh.

Kini tangan kekar berurat Alfa yang berada dipinggang ramping Zahra dan kedua tangan Zahra yang berada di leher Alfa membuat jantung keduanya berdetak kencang.

Kedua anak manusia itu saling melempar pandang. Jarak diantara mereka hanya lima centi.

"Ya ampun apa yang sedang terjadi mengapa bisa sedekat ini," gumam hati Zahra.

"Dia sangat cantik sekali. Mengapa jantung gua berdebar sekencang ini. Bibirnya pun lembut sekali ingin rasanya-" belum selesai gumam hati Alfa. namun Zahra tiba-tiba mendorong dada bidang Alfa pelan dan dia segera menjauh sedikit dari bosnya itu.

"Maaf," ucap Alfa cepat.

Zahra yang merasa tak enak dan malu hanya mengangguk pelan.

"Apa kamu lelah?" tanya Alfa.

"Ah nggak tuan." jawab Zahra gugup.

"Kalau begitu temani saya disini." pinta Alfa dan dibalas anggukan oleh Zahra.

Hingga hening beberapa detik.

"Oh ya. Apa kamu nggak pengen kuliah?"

"Saya ingin sekali tuan. Tujuan saya bekerja adalah saya ingin sekali mandiri dan bisa memberikan uang kepada keluarga saya yang dikampung." jelasnya panjang lebar.

Alfa hanya mengangguk sembari meminum secangkir kopi buatan gadis desa yang sudah berhasil membuatnya moodbooster itu.

"Lalu kenapa tidak daftar saja langsung?" tanya Alfa lagi.

"Apa tuan tidak sadar bahwa saya sekarang sedang membayar hutang dengan menjadi asisten rumah tangga di rumah tuan dan sebentar lagi bakal kerja kembali di kantor tuan," jawab Zahra.

"Bagaimana bisa saya mendaftar kuliah sedangkan saya disini tidak bekerja melainkan membayar hutang atas kerusakan baju tuan yang mahal itu," sambungnya.

"Jika kamu ingin kuliah it's okay saya dukung dengan membayar biaya kuliah kamu sampai kamu menjadi sarjana," usul Alfa membuat mata Zahra berbinar.

"Benarkah yang tuan ucapkan?" tanya Zahra kaget dan tak percaya.

"Hm." jawab Alfa singkat.

Dengan cepat Zahra memeluk tubuh kekar Alfa dengan erat.

Sedangkan Alfa yang mendapat pelukan dari Zahra terkejut membuat bola matanya membola sempurna. namun, entah kenapa dia sangat senang sekali dan merasa nyaman. Pelukan gadis desa ini sangat menenangkan baginya.

Sedangkan Zahra dia merasa bahagia sekali karena sebentar lagi dirinya bisa meneruskan pendidikan dan menjadi sarjana. Sangking bahagianya dia tak sadar bahwa dia sudah memeluk bosnya itu. Sadar apa yang dilakukannya barusan dengan cepat Zahra melepaskan pelukannya.

"Tu-tuan maaf. Saya sangat bahagia sekali sampai reflek memeluk tuan," ucapnya terbata-bata.

"Tidak apa-apa saya senang kok. Ehm maksud saya juga senang kalau kamu mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikan," ucap Alfa yang hampir saja salah bicara.

Kini mereka berada di satu sofa ruang tamu yang sama. Alfa yang sedang sibuk membalas email masuk, sedang Zahra sibuk membaca novel.

"Hoam," Zahra menguap lalu menutup mulutnya dengan tangannya.

"Kamu kalau mengantuk tidur saja dulu gak papa," ucap Alfa sambil memainkan benda pipihya. Namun Zahra tak menjawab.

Hening beberapa saat

Alfa yang sudah selesai membalas satu persatu email dari koleganya langsung menaruh benda pipih itu di atas meja yang berada didepannya. Saat dia menoleh ke arah Zahra dilihatnya gadis cantik itu sudah terlelap. Alfa tersenyum melihat pemandangan yang begitu indah. Dengan pelan ia menyelipkan rambut Zahra yang menutupi wajah cantiknya ke belakang telinganya.

"Cantik," ucap Alfa pelan.

        Cup

Alfa memberikan ciuman singkat ke bibir ranum Zahra.

"Manis sekali rasanya, meskipun hanya kecupan singkat," ucap Alfa sambil tersenyum.

Dia pun akhirnya ikutan menyusul Zahra yang sedang terlelap. Tak terasa Alfa pun kini mulai mengantuk dengan cepat ia menyandarkan kepalanya di pangkuan gadis berpipi tembam itu.

"Maaf," gumam Alfa lirih kemudian ia mulai memejamkan matanya.

1
Miu Nh.
waah... lanjut thoor...
salam dari Ellisa Mentari Salsabila. jangan lupa mampir 🤗🤗 tinggalkan love dn komentar...
Zara Saggaf
Buruk
Zara Saggaf
Kecewa
Nur Adam
lnjut
mariayenitaanur
👌
Rey Devan
lanjut
Nur Adam
lnju
Fitri Rinjani
baper ih
Gerald Fikri
seru
Jessica Coppen
Seru
Iyu Permana
seru banget plis
Nida Aulia Mukhsirin
Binggung sama ceritanya,
Claa Cel
ᥣᥲᥒȷᥙ𝗍 𝗍һ᥆rr
Claa Cel
ᥣᥲᥒȷᥙ𝗍 𝗍һ᥆r
Hana seoyeon jina
galak banget
Roulysa Marluna
thor tolong dong tiponya diperbaiki/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
nanti nyesel loh al kamu...

nanti zahra cuekin baru tau rasa...
Rosidah Rosh Utama
terus kan mahu terus baca ni sudah panas .
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
jadi...... tergantung cerita nya 🤦‍♀️😅😅😅😅

si author bisa aja bikin kepo pembaca....


ditunggu kelanjutan nya... jangan lama lama ya kaka author...
Fuji Fitri: Siap😁🥰
total 1 replies
Eli Hartati
gimana cara untuk bisa baca selanjutnya? terimakasih
Cucu Suryamah: Bisa kok kak aku juga
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!