Siang hari di kios bunga
"Nek, sudah waktunya pulang!
" ujar Shella.
"Iya Shel !" nenek Shema mulai mengemasi barangnya.
"Nenek pulang dulu ya Sel".
"Iya Nek hati-hati!"
"Kamu harus pulang juga, istirahatlah jangan bekerja terlalu keras."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alap Alap Jagat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lindungi Keluargaku
Willy sampai di London dan memilih untuk istirahat terlebih dahulu.
Semua urusan akan di tangani oleh Jack sebelum Willy menuju hotel miliknya.
"Jack, kumpulkan semua bagian keuangan siang nanti tanpa terkecuali.
Sudah saatnya aku menunjukkan siapa Willy sebenarnya."
"Baik Bos, biar aku kekantor sekarang untuk menyelidikinya dulu dan meminta semua tanggung jawab General Manager mengenai kasus ini.
Anda bisa istirahat lebih dulu."
Willy menganggukkan kepala dan memilih membuka baju lebih dahulu.
Jack bersiap keluar kamar sebelum Willy kembali memanggilnya.
"Jack, tekan terus wanita itu untuk bicara.
Lalu suruh dokter memeriksanya.
Aku sangat yakin ini ada hubungannya dengan Edo.
"Kenapa anda curiga dengannya Bos? Apa ini berhubungan dengan penyusup ke gudang kita?".
"Benar sekali Jack, aku harap semuanya selesai.
Apa anak buah sudah memberikan pengawalan kepada Shella.
"Sudah Bos, sesuai perintah anda anak buah kita mengawasi dari jauh agar Nona tidak mengetahuinya."
Jack keluar kamar dan menuju hotel milik Willy.
Hotel dengan fasilitas yang mewah dan lengkap serta memiliki tempat spa dan kolam renang rooftop membuat hotel yang di bangun Willy menjadi hotel terbaik.
Saat usaha yang dibangunnya di curi oleh orang lain maka Willy tidak tinggal diam saja.
Selama ini pria dengan tinggi 190cm itu tidak pernah muncul dalam usahanya yang satu ini karena Willy tidak mau menjadi sorotan.
Tapi kini Willy tidak punya pilihan selain muncul dihadapan karyawannya.
Siang ini pertemuan karyawan dengan pemilik hotel itu dilakukan di ruangan General Manager.
Willy tidak memiliki ruangan karena selama ini dia mempercayakan semua urusannya lewat General Manager yang dipilih oleh Jack.
"KATAKAN BERAPA BANYAK UANGKU YANG KALIAN AMBIL SETIAP ORANGNYA?".
Willy berteriak sehingga semua karyawan menunduk takut.
Mereka tidak menyangka akan bertemu langsung dengan pemilik hotel ini dan pria itu sungguh membuat mereka tidak dapat bergerak.
BRAKKKK
"KAU, BERAPA BANYAK YANG TELAH KAU AMBIL DAN MEMENUHI REKENINGMU?", bentak Willy kepada karyawan pria yang umurnya dibawah Willy.
Karyawan yang di tunjuk itu hanya bisa menunduk dan tidak mau mengangkat kepalanya karena takut dengan kemarahan Willy.
"Maafkan saya Tuan", ucap karyawan pria itu.
"MAAF KATAMU? APA SAAT KAU MENGAMBIL UANGKU TIDAK PERNAH BERPIKIR AKAN KEHILANGAN NYAWAMU? BAIKLAH KALAU ITU YANG KALIAN MAU."
"Jack, Urus mereka semua. Buat mereka mengaku dan mengembalikan semuanya atau tembak mereka satu persatu."
Mendengar ucapan Willy tersebut, semua karyawan yang berjumlah 10 orang itu menangis meneteskan air mata.
Mereka tidak menyangka kalau pemilik hotel ini sangat kejam.
Mereka juga baru percaya kalau selama ini gosip mengenai pemilik hotel mereka kerja adalah seorang mafia kejam.
Ketampanan Willy tidak membuatnya bisa berprilaku lembut tapi malah sebaliknya.
Willy tidak memberikan ampun kepada semua karyawan yang berkhianat kepadanya.
Apalagi ini menyangkut dana yang cukup besar terjadi di perusahaannya.
Willy akan melakukan segala untuk membuat mereka mengaku dan mengembalikan semua uang yang mereka curi atau digantikan dengan nyawa mereka.
"Sekarang aku tanya kepadamu? Jack mempercayakanmu untuk menjadi General Manager sebagai orang kepercayaanku, tapi mengapa soal masalah sebesar ini kamu tidak mengetahuinya.
Apa kamu juga ikut terlibat? Apa kamu lupa siapa aku?".
Dengan tubuh yang bergetar General Manager itu berlutut dihadapan Willy untuk meminta maaf atas kesalahannya.
"Maafkan aku Tuan Willy.
Aku gagal menjadi General Manager dan orang kepercayaanmu.
Tapi aku bersumpah tidak ikut mengambil uang perusahaan.
Aku juga baru mengetahuinya saat Tuan Jack memberikan informasinya kepadaku dan memintaku menyelidikinya."
Willy terus memperhatikan sorot mata General Manager itu, tapi Willy tidak menemukan kebohongan dari matanya.
Tapi Willy tidak percaya kalau dia tidak mengetahui kalau anak buahnya yang mengambil uang perusahan.
"Apa kamu diancam oleh seseorang?".
Mendengar perkataan Willy, pria yang lebih tua dari Willy itu langsung kaget karena tidak menyangka kalau Bos besarnya mengetahui dengan sangat mudah.
"Katakan siapa yang mengancammu?".
General Manager ragu untuk mengatakannya karena itu menyangkut keselamatan keluarganya.
Tapi dia tidak punya pilihan lain agar tidak ditembak oleh Willy yang masih memegang senjatanya.
"Tapi aku mohon Tuan memberikan perlindungan kepada keluargaku.
Aku takut mereka akan membunuhnya saat aku mengatakannya."
"Apa kamu ragu akan kekuasaanku? Maka katakan sejujurnya akan aku lindungi keluargamu."
"Baik Tuan, Manager keuangan mengancamku akan membunuh keluargaku jika aku mengabarimu.
Mereka pernah menyandera putriku dan menodongkan pistolnya kekepala anak usia 6 tahun setelah aku mengetahui kalau dia dan karyawan lain mencuri dana perusahaan."
Willy menendang meja yang ada di hadapannya hingga kaca meja itu pecah.
General Manager terkejut dan segera menghindar takut terkena pecahan kacanya.
Willy bangun dari duduk dan memanggil anak buahnya.
"Bawa Manager Keuangan sekarang untuk menghadap kepadaku.
Kamu boleh keluar sekarang juga."
General Manager menggelengkan kepalanya, dia meminta Willy menepati janji untuk melindungi keluarganya.
"Tuan, tadi anda sudah berjanji akan melindungi keluargaku.
Aku mohon lindungi mereka."
"Kamu tenang saja, dia tidak akan berani menyentuh keluargamu.
Dalam hitungan menit lagi orang itu akan tinggal nama.
Sebaliknya kamu pergi dan kerjakan pekerjaanmu.
Ingat sekali lagi kamu mengkhianati aku maka ny4w4 keluargamu taruhannya."
"Baik Tuan." Pria itu berdiri dan pergi meninggalkan Willy.
Tidak berapa lama datang Manager Keuangan yang sudah kelihatan takut karena salah seorang anak buahnya tidak bisa mengembalikan uang yang dicuri dan hasilnya nyawa pria itu diambil oleh anak buah Willy.
"Tuan, maafkan aku."
Dorr
Satu temb*kan langsung Manager keuangan itu tersungkur di lantai ruangan.
D*r*h yang mengalir segar memenuhi ruangan.
Willy segera meninggalkan ruangan itu dan meminta anak buahnya membersihkan dan membuat mayat pria yang telah mengambil uangnya.
Willy berjalan menuju lift diikuti oleh Jack yang sudah memberikan hukuman dan membuang m*yat yang tidak dapat mengembalikan uang yang dicuri mereka.
"Bos" Jack dapat melihat wajah marah dan emosi Willy menghadapi masalah di perusahaannya.
"Jack, ayo kita bersenang-senang sebentar sebelum kembali bekerja."
"Bersenang bagaimana Tuan?", Willy menghentikan langkahnya dan melihat ke arah anak buah kepercayaannya.
"Berapa usiamu? Selama ini apa kamu tidak pernah bersenang-senang dengan wanita?".
Jack sekarang paham maksud bersenang-senang yang disampaikan Willy.
Dia tersenyum sambil menundukkan kepalanya.
"Maaf Tuan, selama ini saya hanya bekerja untuk anda.
Kalaupun ada waktu istirahat itu aku gunakan untuk tidur atau tidak aku duduk di pos keamanan rumah anda dan melihat keadaan sekeliling rumah."
Willy tidak percaya kalau orang yang selama ini ada disisinya 24 jam tidak pernah dekat atau menyentuh tub*h wanita.
Maka kini niat Willy untuk mengajarkan Jack untuk bermain dan bersenang dengan wanit* adalah tepat.
Willy menarik tangan Jack dan merangkulnya.
" Sekarang waktunya kamu akan bersenang dengan wanita.
Lakukan hingga tiga ronde atau kepal*mu akan aku tembak.
" Willy memberikan ancaman kepada orang kepercayaannya.
mereka berjalan menuju tempat biasa yang sering di kunjung ...
ke esokan harinya willy yang masih teringat akan shela pun kembali menuju mexico.
Tapi Willy masih ragu akan perasaannya, takut hal dulu kembali terulang disaat dia sungguh mencintai wanita malah dia ditinggalkan tanpa kabar.
Apa lagi kini hubungannya dengan Shella dalam masalah, kesalah pahaman diantara mereka belum terselesaikan.
"Shell. apa kamu juga memiliki perasaan yang sama dengan yang aku rasakan saat ini?"