NovelToon NovelToon
Reborn For Revenge

Reborn For Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

⚠️Warning⚠️

Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan


Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.

Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.

Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.

Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.

Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.

Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

    Mobil yang membawa Viona akhirnya sudah tiba di rumah sakit, tempat di mana Varell masih di rawat di sini dan karena lukanya lebih parah, lelaki itu belum di perbolehkan untuk pulang.

    Viona tidak sabar untuk keluar dari mobil dan saat dia melangkah keluar dan mengambil beberapa langkah, suara Yanto terdengar menghentikannya dari belakang. "Nona, barang anda untuk tuan Varell."

    Viona berbalik dan melihat Yanto membawakan kotak makan berisi sup buatan Ziya. "Oh iya pak. Kelupaan." Katanya sembari mengambil kotak tersebut dan membuangnya ke tempat sampah terdekat, membuat Yanto tercengang.

    Kemudian Viona segera berlari ke toko bunga yang berada di samping rumah sakit untuk membeli seikat bunga lili.

    Viona di beritahu oleh Gio bahwa hari ini Varell di perbolehkan untuk pulang dan ia ingin merayakannya. Sembari memegang bunga, Viona bergegas masuk ke dalam lift dan menekan nomor lantai tempat Varell di rawat. Ketika Viona tiba, ia tidak langsung masuk ke ruang rawat untuk bertemu Varell. Sebaliknya, Viona bersembunyi di sudut ruangan, sembari memikirkan apa yang akan ia katakan pada Varell

    Ia telah begitu sering menyakiti Varell semenjak tahu bahwa mereka di paksa bertunangan dan kali ini, Viona harus meminta maaf dengan benar.

     Setelah menyusun beberapa kata dalam benaknya dan memastikan tidak ada masalah, Viona menarik napasnya dalam-dalam dan bergegas masuk sembari memegang bunga. Namun, ketika Viona berjalan menunduk menatap bunga di tangannya sembari kembali menyakinkan dirinya, ia jutsru tidak sengaja menabrak seseorang.

    "Ah!." Viona mengusap keningnya, merasakan sedikit rasa sakit di sana. Gadis itu kemudian mendongak untuk melihat siapa orang itu, tetapi pandangannya bertemu dengan sepanjang mata dingin.

    Viona telah bertabrakan dengan Ethan.

    Ethan terkejut dengan perubahan mendadak dari penampilan Viona, tetapi ia segera menenangkan diri. "Nona Viona, apa yang kamu lakukan di sini?." Tanyanya, tatapan matanya penuh kewaspadaan.

    Viona masih mengusap keningnya sembari menjawab. "Gue ke sini karena mau cari Varell."

    "Tuan muda tidak ada di rumah sakit." Jawab Ethan berbohong.

    Viona tahu bahwa reputasinya yang buruk sudah tertanam terlalu dalam dan jika ia mencoba menjelaskannya pada Ethan untuk sementara waktu, pria itu pasti tidak mau mendengarkannya.

    Jadi, Viona memasang raut wajah nakalnya. "Kalau lo ngga ngebolehin gue ketemu sama Varell, gue akan duduk di sini dan nunggu sampe dia keluar. Setelah itu... gue akan ngadu sama dia kalau lo udah nindas gue!."

    Setelah mengatakan itu, Viona menjatuhkan dirinya di lantai. Melihat ini, kedua mata Ethan berkedut. Memang, tidak perduli bagaimana Viona berpenampilan, gadis itu tidak bisa menyembunyikan karakter aslinya. Meskipun Ethan sangat kesal dengan Viona, boss nya terlalu menyayangi gadis itu dan mungkin akan memarahinya jika dia tahu bahwa dirinya telah membiarkan Viona duduk di lantai.

    "B-baik, saya akan mengajak nona masuk." Kata Ethan pada akhirnya.

    Mendengar jawaban Ethan, Viona segera bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti Ethan.

    Saat Viona hendak mengetuk pintu, pintu itu telah lebih dulu terbuka dari dalam dan Aldy terlihat mendorong kursi roda Varell keluar dari ruangan itu. Wajah Varell yang sangat tampan, tetap terlihat dingin dan acuh tak acuh dengan kedua tangannya yang saling menggenggam. Saat lelaki melihat Viona, sedikit keterkejutan muncul di matanya yang seperti burung phoenix.

    Viona telah berubah. Gadis itu tidak lagi mengenakan pakaian yang berantakan dan riasan wajah, tetapi mengenakan gaun panjang berwarna krem muda yang melengkapi wajahnya yang memukau. Dia tampak seperti sinar matahari yang cerah, sama seperti gadis yang diingatnya di masa kecilnya, Varell merasakan jantungnya berdebar kencang, tetapi segera wajahnya berubah dingin.

    "Kamu benar-benar gigih, gadis kecil." Varell, yang tujuh tahun lebih tua dari Viona, selalu memanggilnya dengan sebutan gadis kecil.

    Namun saat ini, panggilan itu tidak terdengar hangat. Ia tahu bahwa kunjungan Viona tidak mungkin dengan alasan yang baik. Ia selalu tahu Viona membencinya, berharap ia mati dan tidak ingin menemuinya lagi

    "A-aku... dateng karena mau ngucapin selamat kamu udah boleh pulang dari rumah sakit." Viona memberanikan diri untuk buka suara.

    Bayangan Varell dari masa lalu Viona masih ada, membuat ia secara naluriah takut pada Varell saat melihatnya, dengan gugup Vania memberikan bunga itu untuk Varell.

    Meskipun wajah dingin Varell menunjukkan sedikit keterkejutan, ia akhirnya melunak. Namun ia ragu untuk mengambil bunga itu dari tangan Viona yang mengayun ke arahnya. "Cuma ini tujuan kamu dateng?."

    Varell tidak percaya. Bagaimana Viona bisa begitu tiba-tiba tertarik padanya?

    Viona mengangguk pelan. "Ngga ada hal lain lagi."

   Begitu mendengar jawaban Viona, jemari Varell memegang kursi rodanya dengan erat. Ia tahu mungkin ini bukan kabar yang baik.

    'Tolong jangan bilang kalau kamu mau batalin pertunangan kita.' Batin Varell. Sebuah bayangan melintas di wajahnya.

    Aldy yang berdiri di belakang kursi roda Varell dapat merasakan ketegangan di udara dan kulit kepalanya mulai terasa geli. Dia berpikir bahwa Viona bertingkah bodoh lagi

    Lagi pula, bosnya baru saja keluar dari rumah sakit dan dia mulai merasa sedikit lebih baik. Viona tidak mungkin datang untuk memprovokasi bosnya lagi, kan?

    Viona juga merasakan hawa dingin di antara mereka. Apa yang terjadi? Varell belum mengatakan apa pun.

    "Apa yang mau kamu bicarain?." Varell menatapnya, mengatakan setiap kata dengan jelas, seakan-akan dia akan mencekiknya jika Viona mengatakan satu hal yang salah.

    "A-aku datang ke sini karena... aku juga mau minta maaf ke kamu." Kata Viona pelan. "Varell, aku minta maaf. Ini semua salahku dan karena aku... kamu sampe kayak gini. Aku ngga akan ngulangin kesalahan ku lagi."

    Viona menunduk, menatap kaki Varell, perasaan bersalah yang kuat membuncah di dalam dirinya. Ia benar-benar bodoh! Sembari menyeka air matanya, Viona tiba-tiba merasakan sedikit sensasi dingin di sudut matanya.

    Saat Viona membuka matanya, ia tercengang oleh apa yang dilihat dihadapannya. Varell mengulurkan jarinya dan dengan lembut menyeka air mata di sudut mata Viona. Gerakannya sangat lembut, dan membawa sedikit kehati-hatian. Tiba-tiba disentuh oleh Varell seperti ini, membuat Viona merasa tidak nyaman dan tubuhnya menegang tanpa ia sadari, mengambil satu langkah mundur.

    Merasakan penolakan Viona, gerakan tangan Varell langsung membeku. Bayangan yang lebih besar muncul di matanya. Benar saja, gadis itu masih membenci dirinya!

    Tatapan mata Varell menjadi gelap saat dia hendak menarik kembali tangannya dari udara, tetapi ia melihat Viona mengulurkan tangannya dan meraih tangan Varell secara tiba-tiba.

Sentuhan hangat dan lembut itu terpancar dari telapak tangannya ke jantung Varell, membuat lelaki itu hampir kehilangan kemampuan untuk berpikir dan secara naluriah berpegang teguh pada kelembutan yang langka ini.

    "Varellino..." Viona buka suara dan berisik dengan lembut.

    Sejak kecil, Viona sudah memanggilnya dengan sebutan itu. Namun sejak gadis itu dekat dengan Ziya, dia perlahan mulai menjauh dari Varell dan tidak pernah memanggilnya dengan sebutan itu lagi.

    Panggilan ini meledak seperti kembali api di dada Varell. Emosi meluap sangat rumit dan kemudian sedikit rasa masam muncul. Sudah berapa lama sejak Viona begitu dekat dengannya?

    "Varell." Kata Viona berjalan maju. "Aku dateng ke sini hari ini buat kasih tau kamu kalau aku pengen menyetujui pertunangan kita dan aku juga mau nikah sama kamu sesuai yang orang tua kita sepakati."

    Viona telah menyimpan kata-kata ini di dalam benaknya dan akhirnya ia bisa memberanikan dirinya untuk mengatakannya dengan lantang di depan Varell. Namun, reaksi Varell tidak seperti yang ia harapkan.

    Varell menatapnya dengan reaksi yang tidak biasa dan bahkan Ethan dan Aldy tidak dapat menyembunyikan kebingungan mereka.

    Viona merasakan perasaannya tenggelam di dadanya. Ia tahu reputasinya sebagai orang yang tidak dapat diandalkan dan ceroboh sulit dihilangkan dari pikiran orang-orang disekitarnya, dan tampaknya tidak seorang pun mempercayai kata-katanya.

Saat Viona memikirkannya, ia menyadari bahwa perubahan sikapnya yang tiba-tiba berubah mungkin terlalu drastis bagi Varell untuk mempercayainya dengan mudah. Viona hanya bisa berharap bahwa seiring berjalannya waktu, ia bisa membuktikan ketulusannya pada Varell.

    "Ya udah kalau gitu." Tepat saat Viona merasa sedikit putus asa, ia tiba-tiba mendengar suara berat Varell.

    "Gadis kecil, aku percaya sama kamu."

    "Tapi, Tuan muda--" Ethan yang ada di sampingnya mengernyitkan dahinya dan hendak buka suara menghentikan Bosnya itu, tetapi telah di hentikan oleh tatapan tajam dari Varell.

    Varell mengulurkan tangannya dan mengambil bunga dari tangan Viona, lalu meletakkan bunga itu di pangkuannya. "Aku akan menunggumu di pesta pertunangan kita sepuluh hari lagi."

    "Hmm... aku pasti pergi ke acara pertunangan kita, tapi kamu harus berjanji satu hal sama aku dulu." Viona tampak ragu untuk mengatakannya karena ia akan mengatakan alasan utamanya datang menemui Varell hari ini.

    Mendengar perkataan Viona, hati Varell yang sebelumnya terguncang tiba-tiba menjadi jelas Viona telah mengungkapkan wajah aslinya setelah mengatakan begitu banyak hal.

    "Ya udah ngomong... kamu mau aku janji apa?."

    Di bawah tatapan Varell, Viona menarik napasnya dalam-dalam. "Aku tahu kalau Om Galen udah ngatur banyak janji temu sama para dokter-dokter ahli terbaik di New York buat ngerawat kamu. Kalau kamu pergi ke sana, kaki kamu pasti bisa cepat sembuh dan setelah kamu pulang pengobatan, kita bisa lanjutin rencana pertunangan!."

    Di kehidupan sebelumnya, Keluarga Bramasta juga telah mengatur agar Varell menerima perawatan terbaik di New York. Namun, karena Viona terus menerus mengomel tentang pertunangan mereka, Varell terpaksa menunda pergi dan melewatkan waktu perawatan terbaik yang mengakibatkan kelumpuhan selamanya pada kedua kakinya.

    Di kehidupan ini, Viona tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi lagi! Setelah Viona selesai mengatakan keinginannya, keheningan sejenak terjadi di antara mereka.

    Varell mengangkat kelopak matanya, mata Phoenix nya memperlihatkan sedikit tatapan tajam, seolah sedang menimbang ketulusan perkataan Viona.

    "Varell, aku berani bersumpah, aku pasti nempatin janji aku buat tunangan sama kamu dan kalau aku bohong, aku--"

    "Aku tahu." Varell menyela perkataan Viona.

    Terlepas dari apakah Viona berbohong padanya atau tidak, Varell tidak akan membiarkan Viona mengutuk dirinya sendiri.

    "Jadi, kamu setuju buat pergi berobat?." Viona terkejut sekaligus merasa gembira.

    Varell memperhatikan raut wajah Viona dan rasa dingin merayapi wajah tampannya. "Hm... gimana kalau aku pergi besok?."

    "Itu malah bagus! Lebih cepat lebih baik!." Viona tidak menyadari nada sarkasme dalam nada bicara Varell. Ia hanya khawatir mengenai kaki Varell, tetapi sikapnya ini tampak berbeda bagi orang lain.

    Tatapan mata Varell tidak fokus dan dia juga tidak yakin. Tiba-tiba dia merasakan sensasi dingin menyentuh pipinya. Sudut matanya melirik ke samping dan melihat Viona yang tersipu, lalu perlahan menjauh dari pipinya.

    Kedua mata Varell terbelalak kaget saat menyadari bahwa Viona baru saja mencium pipinya!

    "Aku beneran pengen sama kamu selamanya, Varell. Apa kamu percaya sama aku?." Viona mengusap kedua tangannya dengan cemas, matanya bersinar dengan ketulusan.

    Varell tidak mengatakan apa pun. Di masa lalu, Viona bahkan tidak pernah menyentuhnya dan jika gadis itu tidak sengaja menyentuhnya dia akan memperlihatkan ekspresi jijik. Jadi, jelas tidak mungkin bagi Viona melakukan tindakan seperti ini!

    Pandangan Varell beralih dan setelah beberapa saat, ia berbicara pelan. "Aku bikin pertimbangan buat pergi ke New York."

    "Oke, kapan kamu mau berangkat? Jangan lupa kabarin aku ya! Aku pengen dateng dan nemenin kamu ke bandara." Kata Viona dengan gembira.

    Varell tidak mengatakan apa pun lagi, dia hanya mengangguk sedikit. Setelah Aldy mendorong kursi rodanya, Aldy tidak dapat menahan diri untuk bertanya pada Varell. "Tuan muda, apa anda beneran percaya sama perkataannya Nona Viona? Kalau di pikir-pikir perilaku dia hari ini terlalu ngga normal dari dia yang biasanya. Mungkin Tuan muda harus berhati-hati."

    Varell hanya diam, dia hanya menggenggam kedua tangannya dengan erat sembari menatap bunga di pangkuannya.

    Apakah Varell akan percaya pada Viona? Varell sendiri juga tidak tahu. Jika ternyata Viona berbohong padanya, maka biarkan saja gadis itu berbohong pada Varell selama sisa hidupnya

1
Devi Sri lestari
bgs
R@3f@d lov3😘
takut Billy 🤣🤣🤣Padahal cuma diisengin Viona
R@3f@d lov3😘
udah kalah juga masih sombong 😏😤billy"
R@3f@d lov3😘
🤣🤣🤣dikerjain habis" an itu Leo
R@3f@d lov3😘
kasihan kamu Freya 😏punya teman kayak ziya sampah dan penghianat
R@3f@d lov3😘
lanjut kak
R@3f@d lov3😘
padahal ceritanya bagus,,malah gak ada yang baca🙄tenang ja kak aq sukaaaaaaaa 🤗 ceritanya
Violetta Gloretha: maaciww kak😘🤭
total 1 replies
R@3f@d lov3😘
cinta varell sangat tulus sama Viona 😍
R@3f@d lov3😘
buat viona lebih tegas kak
R@3f@d lov3😘
emang enak dicuekin 😂🤣
R@3f@d lov3😘
ternyata ada benalu dan sampah 😏 dirumah Viona
R@3f@d lov3😘
menarik
R@3f@d lov3😘
menarik 🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!