NovelToon NovelToon
Toxic Love

Toxic Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen School/College
Popularitas:567
Nilai: 5
Nama Author: Eka Lita

Abigail, seorang murid Sekolah Menengah Atas yang berprestasi dan sering mendapat banyak penghargaan ternyata menyimpan luka dan trauma karena di tinggal meninggal dunia oleh mantan kekasihnya, Matthew. Cowok berprestasi yang sama-sama mengukir kebahagiaan paling besar di hidup Abigail.

Kematian dan proses penyembuhan kesedihan yang tak mudah, tak menyurutkan dirinya untuk menorehkan prestasinya di bidang akademik, yang membuatnya di sukai hingga berpacaran dengan Justin cowok berandal yang ternyata toxic dan manipulatif.

Bukan melihat dirinya sebagai pasangan, tapi menjadikan kisahnya sebagai gambaran trauma, luka dan air mata yang terus "membunuh" dirinya. Lalu, bagaimana akhir cerita cinta keduanya?

© toxic love

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Jatuh Cinta Padamu

"Abigail, kamu mau kan menerima cintaku?"

Abigail yang sedari tadi sibuk mengagumi penghargaan yang baru diterimanya, berbalik memandang Justin. Tatapannya bingung, namun Justin menatapnya dengan penuh kesungguhan, sambil menyodorkan setangkai bunga kecil.

"Abigail, aku jatuh cinta padamu!" ucapnya mantap.

“Cinta?” batin Abigail. Seumur hidupnya, tak pernah ada yang mengutarakan kata itu secara gamblang kepadanya—hingga kini, dari Justin.

Abigail memandangi Justin dengan seksama. Dalam hatinya dia bertanya-tanya, adakah ketulusan di balik tatapan itu? Meski ragu untuk menerima seseorang baru dalam hidupnya, karena masih ada luka yang belum sembuh, Abigail akhirnya berkata, “Oke,” ia menarik napas panjang, “Iya, aku terima jadi pasanganmu.”

Satu kalimat yang membuat semua yang hadir terkejut—terutama Yeon dan Anya. Di sekitar mereka, para gadis yang diam-diam menyukai Justin tampak terpana, merasa patah hati menyaksikan sang “Most Wanted” kini telah memilih. Hari ini menjadi hari patah hati untuk para siswi SMA Bina Harapan Nusantara.

‘Benarkah? Apa mungkin mereka sungguh saling mencintai?’ batin Anya dan Yeon.

Anya, yang diam-diam menyimpan perasaan pada Justin, hanya bisa menatap Abigail dengan mata berkaca-kaca. Dia menarik tangan Erika, menjauh dari kerumunan sambil bergumam pelan, “Kamu nggak apa-apa?”

“Gimana nggak apa-apa? Hatiku patah!” bentaknya lirih.

Sementara itu, Yeon hanya terdiam di ujung sana, melihat sahabatnya yang kini telah memiliki kekasih. Di dalam hatinya ada rasa bahagia, karena mungkin ini berarti Abigail perlahan mulai bisa melupakan luka dari masa lalunya, setelah kehilangan Matthew, mantan kekasihnya, tiga bulan yang lalu.

O0O

Satu bulan kemudian

Hubungan Abigail dan Justin berjalan mulus tanpa banyak masalah.

“Siapa juga yang berani menghancurkan pasangan paling sempurna, Abigail si cewek jenius dan Justin si Most Wanted?” ujar Justin dengan percaya diri pada dua sahabatnya, George dan Roy.

“Kalau ada yang mencoba, gimana bos?” tanya George dan Roy.

“Kalau ada, bawa ke sini, biar aku yang urus!” jawab Justin sambil tertawa.

Anya yang berada di taman bersama mereka hanya tersenyum sinis mendengarnya. Dalam hati, ia mencoba untuk tidak peduli lagi pada Justin, meskipun sebenarnya masih ada sedikit rasa yang tersisa.

“Sudahlah, aku sudah move on!” ujar Anya.

Di taman itu, mereka semua—George, Roy, Anya, Erika, dan Abigail—tampak mengobrol santai.

“Eh, hukumanmu sudah selesai ya, Er?” tanya George kepada Erika.

“Sudah, dong. Masa harus bersih-bersih toilet terus tiap hari!” jawab Erika sambil tertawa.

Anya tiba-tiba jujur mengungkapkan, “Dulu aku memang suka sama Justin, tapi sekarang aku sudah move on. Meski begitu, aku masih mengagumi kamu, walau kamu bukan milikku.”

Abigail hanya tersenyum kecil, meski dalam hatinya terasa sedikit cemburu. Anya kemudian mendekatkan tangannya ke bahu Justin, tapi Justin menepis dengan lembut.

“Minggir ya, jangan begitu. Aku luar biasa saat memandang Anya, namun anda tidak berkomitmen. Jadi, mungkin aku sedikit tidak menyukaimu.” kata-kata itu, keluar dari mulut Roy.

“Duh, jahat banget sih!” Anya berseloroh. Ia berbalik dan menarik tangan Erika, meninggalkan taman dengan wajah sedikit kesal.

“Hei, jangan begitu pada orang lain. Kasihan tahu!” sela Abigail saat mendengar komentar George dan Roy.

George dan Roy langsung terdiam, sedikit terpesona melihat Abigail yang ternyata sangat baik hati.

“Aku Abigail, pacarnya Justin. Dan aku nggak mau ada keributan yang melibatkan pacarku atau orang lain,” ucap Abigail tegas. George dan Roy hanya tertawa.

Lonceng sekolah berbunyi, menandakan akhir jam istirahat. Abigail segera kembali ke kelas bersama Yeon. Yeon yang melihat Abigail dan Justin masuk bersama langsung mendekati Abigail.

“Bi, kamu pulang bareng aku seperti biasa, ya?” tanya Yeon.

Abigail mengangguk, “Iya, tentu.”

Justin yang lewat di samping mereka segera menambahkan, “Maaf, tapi Abigail sekarang lebih berhak ikut kata-kataku. Dia kan pacarku,” ucapnya sambil menggenggam tangan Abigail. Yeon hanya menatapnya dengan malas.

O0O

Di rumah Abigail

“Bajunya nanti diantar sore saja, menunggu Yeon dan Abigail, atau sekarang saja, Clara?” tanya Eliza kepada putri sulungnya yang tengah sibuk menjahit.

“Nanti saja, Bu, sekalian menunggu Abigail pulang. Clara sedang fokus desain,” jawab Clara sambil terus bekerja.

“Oke, kalau begitu Ibu mau ke pasar sebentar ya.”

“Siap, Bu!” jawab Clara.

O0O

Hubungan Abigail dan Justin kini mulai memengaruhi kebiasaan Abigail. Terhitung sejak satu bulan mereka berpacaran, Abigail sudah jarang pulang bersama Yeon. Justin juga mulai melarang Abigail untuk berinteraksi terlalu dekat dengan teman laki-laki lain.

“Sampai besok, ya. Bye, sayang!” ucap Justin sebelum Abigail turun dari mobil. Abigail melambai dan masuk ke rumah, sementara Justin melajukan motornya.

Clara yang menyaksikan kedatangan Abigail bertanya dengan nada menggoda, “Ekor kamu mana, Bi?”

Abigail kebingungan, “Maksudnya, Kak?”

Clara tertawa, “Yeon, maksudku. Tumben kalian nggak pulang bareng?”

Abigail hanya tersenyum lelah. “Hari ini pulang sendiri,” ucapnya singkat.

Clara mengernyit, merasakan ada yang berbeda pada Abigail. “Kamu kenapa terlihat lesu? Tumben,” pikirnya.

Abigail hanya diam dan segera bergegas ke kamarnya untuk berganti pakaian dan beristirahat.

O0O

Malam harinya, setelah membersihkan diri, Abigail duduk di kamarnya menatap langit malam yang bertabur bintang. Senyuman kecil tersungging di wajahnya saat ia berbisik dalam hati, berharap bintang-bintang itu menyimpan doa-doanya. Ia mengambil buku catatan, membuka halaman kosong, dan mulai menulis impian-impiannya.

"Aku ingin bahagia dan ingin melihat orang-orang yang aku cintai bahagia bersama. Semoga kebahagiaan selalu mengalir untuk mereka."

Ia menutup bukunya dengan senyum kecil dan berdoa, semoga doanya itu terkabul, menjadi kenyataan yang membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi dirinya serta orang-orang di sekitarnya.

1
Achazia_
awas naksir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!