NovelToon NovelToon
Rise Of The Cruel Antagonist

Rise Of The Cruel Antagonist

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Balas Dendam
Popularitas:20.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hz. ceria

QUEENA NARANA, terlahir kembali setelah kematian tragis yang terjadi padanya.

dia meninggal di tangan adik kesayangannya sendiri, adik yang selalu dia manjakan, rawat dan jaga dengan hati-hati seperti berlian langka.

adiknya diam-diam membencinya dan selalu ingin membuatnya di benci oleh banyak orang, adiknya ternyata cemburu pada kehidupannya, dia iri pada kecantikan, prestasi, dan orang-orang yang mengidolakannya.

setelah terlahir kembali, Nara bersumpah untuk membalaskan dendam kepada adiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hz. ceria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

05. pulang

Jam sekolah akhirnya pun berakhir saat ini Nara dengan santai naik ke atas motornya, lalu segera pergi meninggalkan sekolah tanpa menunggu Lana.

Sementara Lana saat ini sama sekali tidak tahu kalau dia sudah ditinggal oleh kakaknya, karena saat ini dia sedang mengulur-ngulur waktu, dan membiarkan kakaknya menunggu di atas motor seperti biasanya.

Nara tentu saja tahu apa yang saat ini sedang Lana lakukan, dulu dia akan selalu menunggu Lana di atas motor dan panas-panasan, semua dia lakukan yang terbaik untuk adiknya tersebut, tapi yang dia dapatkan hanyalah penghianatan dan rasa sakit.

Nara akhirnya sampai rumah dengan selamat, turun dari atas motor dan segera masuk ke dalam rumah.

"Mama aku pulang ...," Nara berteriak dengan penuh semangat memanggil ibunya, Nara dulu tidak akan pernah melakukan hal seperti ini karena menurutnya itu kekanak-kanakan, tapi Lana selalu bertingkah manja di depan ibunya yang membuat ibunya sangat menyayangi Lana.

"Nara ...," seorang wanita yang masih memiliki wajah cantik dan lembut tersenyum ketika melihat putri pertamanya kembali.

SARAH MAWATI, seorang wanita cantik yang berusia 40 tahun dan bekerja sebagai psikolog, seorang wanita yang baik dan perhatian kepada kedua putrinya.

hanya saja nyonya Sarah selalu merasa kalau Putri pertamanya dewasa terlalu cepat, dia tidak lagi bersikap manja ataupun lembut kepadanya, hanya bersikap tenang dan pendiam sehingga membuatnya terkadang merasa sedih dan kehilangan putri kecil pertamanya. terkadang Nara juga menunjukkan tanda-tanda menjauh darinya, seolah-olah dekat dengan ibu kandungnya membuatnya merasa risih.

"mama tumben udah pulang, emang hari ini nggak banyak pekerjaan di rumah sakit ?" tanya Nara dengan nada lembut.

Nyonya Sarah terdiam dan menatap Nara dengan bingung, nyonya Sarah merasa kalau hari ini putrinya terlihat berbeda, sejak kapan putrinya mau berinisiatif bertanya tentang pekerjaannya? Bahkan saat ini Putri pertamanya terlihat perhatian, seolah-olah dia telah kembali ke beberapa tahun yang lalu ketika dia masih bersikap ceria dan penuh perhatian.

"emm, iya ....,eh maksud Mama hari ini kebetulan mama memang pulang cepat, lagi nggak banyak pasien di rumah sakit."

Nara meletakkan tasnya dan duduk di samping ibunya, memeluk lengan ibunya dan bersandar di bahunya," Mama," panggil Nara dengan serak.

Saat ini Nara hanya ingin menangis di dalam pelukan ibunya, dulu dia hanya berpura-pura bersikap tenang dan menjauh dari ibunya bahkan ayahnya, karena Lana mengatakan kepadanya kalau orang tuanya tidak menyukai sikap kekanak-kanakannya, dan bertanya-tanya kenapa dia tidak bisa dewasa.

Nyonya Sarah merasa ada yang salah dengan putrinya tersebut, apa lagi ketika mendengar nada suaranya yang terdengar menangis," Nara sayang ada apa? Apa ada yang mengganggumu di sekolah, katakan kepada Mama siapa yang mengganggu putri mama, Mama pasti akan menyelesaikan masalah mu."

Air mata Nara terjatuh, tenggorokannya sakit karena menahan Isak tangisnya,"nggak papa kok ma, aku cuman kangen sama Mama aja."

"kamu yakin?"

"yakin, Nara cuma kangen sama Mama, Nara cuma kangen aja dipeluk sama mama, mama Nara nggak mau jadi dewasa, Nara cuman mau jadi putri kecilnya mama sama ayah,"

Nyonya Sarah yang mendengar itu hanya tersenyum tak berdaya, ternyata putrinya selama ini tidak membencinya ataupun tidak menyukainya, dia hanya ingin menjadi dewasa,"siapa yang memintamu untuk bersikap dewasa hm? Kamu adalah Putri mama, dan ayah. sampai kapanpun kamu akan tetap menjadi putri kecil ayah dan juga mama, meskipun kamu sudah memiliki adik kamu tetap putri kami." nyonya Sarah dan mengusap rambut Nara dengan lembut.

"emm ...,"

"udah ah nangisnya, Nara jelek kalau nangis gini," goda nyonya Sarah.

"mama ...," rengek Nara dengan manja.

Nyonya Sarah tersenyum, dan dia baru menyadari kalau Putri keduanya tidak ada, dan langsung bertanya kepada Nara," adik kamu ke mana, kalian nggak pulang bareng?" tanya nyonya Sarah, biasanya kedua putrinya itu seperti lem dan tidak bisa dilepaskan terutama Nara, nyonya Sarah tentu saja bahagia karena kedua putrinya bisa rukun dan bisa saling menjaga.

tapi yang tidak nyonya Sarah kira adalah, sebenarnya kedua putrinya saling membenci saat ini.

Nara masih memiliki senyuman di bibirnya dan berkata dengan nada manis," enggak tau ma, soalnya tadi pas Nara telepon Lana dia nggak angkat telepon aku. terus pas Nara tanya ke temen kelas Lana, Mereka bilang kalau Lana punya kegiatan,"

"kok Lana nggak kasih kabar ke kamu kalau dia punya kegiatan di sekolah, Untung aja kamu tanya teman kelas Lana tadi, kalau nggak kamu pasti udah nungguin Lana sendirian di sekolah," nyonya Sarah dengan lembut, tapi merasa kalau Putri keduanya sudah sedikit kelewatan kepada kakaknya.

Nara hanya tersenyum penuh memanjakan, seolah-olah dia sama sekali tidak keberatan dengan kebiasaan adiknya tersebut, "nggak papa kok ma, lagian aku udah biasa nungguin Lana sendirian di parkiran,"

"udah biasa?"

"iya, hampir setiap hari aku bakal nungguin Lana di parkiran pas pulang sekolah, setiap kali Nara telepon Lana buat tanya dia mau pulang bareng atau enggak. pasti Lana enggak angkat telepon Nara, pas kita pergi ke kantin Nara selalu tanya kalau Lana apa dia ada kegiatan hari ini, tapi Lana nggak pernah bilang apa-apa jadinya Nara cuman bisa nungguin lama di parkiran sendirian," Nara, Nara berbicara dengan nada santai dan lembut seolah-olah dia sudah terbiasa, dan sama sekali tidak keberatan dengan sikap adiknya tersebut.

tapi yang sebenarnya ingin Nara lakukan adalah mengungkapkan kebiasaan buruk adiknya, dia memang tidak bisa menegur Lana secara langsung kali ini, karena Nara ingin membuat kedua orang tuanya memahami bagaimana sikap Lana yang sebenarnya.

sikap yang selama ini Lana gunakan hanyalah palsu, Nara ingin membongkar bagaimana wajah asli Lana yang sebenarnya pada kedua orang tua mereka, wajah asli yang selalu dia tutupi dengan topeng manis, lembut dan lemah di depan semua orang.

setelah kedua orang tuanya mengetahui bagaimana sikap asli Lana, maka Nara akan jauh lebih mudah membalaskan dendamnya secara keseluruhan, dan tidak lagi perlu bersembunyi di balik kata-katanya yang lembut.

"jadi selama ini kamu selalu nungguin Lana sendirian di parkiran? "

"iya ma, tapi nggak papa kok ma mungkin aja Lana lupa ngabarin aku, lagian aku cuman nungguin beberapa jam doang nggak lama kok." balas nara dengan tersenyum manis.

"beberapa jam! astaga Nara kenapa kamu harus melakukan itu, kalau kamu nelpon Lana tapi dia nggak angkat kamu bisa pulang duluan terus minta sopir untuk jemput Lana di sekolah. kamu nggak perlu repot-repot nungguin Lana di sekolah sayang, apalagi cuacanya panas kayak gini," nyonya Sarah berbicara dengan lembut, Putri pertamanya terlalu menyayangi adiknya bahkan sampai tidak memikirkan dirinya sendiri.

nyonya Sarah awalnya bahagia tapi entah mengapa sekarang dia merasa kalau Putri keduanya sedikit kelewatan kepada kakaknya, seolah-olah memanfaatkan rasa sayang yang dimiliki oleh kakaknya dan bertindak semaunya sendiri.

"tapi aku takut Lana marah mama," Nara dan kali ini berbicara dengan nada yang terdengar sedih dan tak berdaya.

"kamu nggak usah khawatir ini perintah mama, Lana nggak bakal marah sama kamu."

Nara tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya,"kalau gitu Nara pergi ke kamar dulu ya ma, mau mandi gerah banget soalnya."

nyonya Sarah hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu Nara benar-benar pergi meninggalkan ibunya.

nyonya Sarah memperhatikan kepergian Nara dan menghembuskan nafasnya," apa selama ini aku salah? apa aku salah terlalu memperhatikan Lana, dan tidak pernah bertanya tentang keadaan Nara. mereka sama-sama putriku, tapi kenapa aku bertindak sebagai ibu yang jahat huuh .....," gumam nyonya Sarah pelan dan merasa bersalah.

Itulah yang ingin Nara capai saat ini, dia ingin membuat kedua orang tuanya merasa bersalah kepadanya, dan akhirnya mereka tidak akan lagi terlalu memperhatikan Lana dan mereka akan imbang.

permainan tidak boleh dilakukan secara terburu-buru jika tidak maka hasilnya tidak akan terlalu memuaskan, untuk meraih kemenangan tentu saja harus bermain dengan hati-hati dan tenang, dan itulah yang saat ini Nara lakukan, bersikap tenang tapi penuh dengan perhitungan.

1
Irma Muthia Wijaya
ceritanya bgus bnget,klo ada didunia nyata karakter Lana, ngeri bnget, aq suka ceritanya, kutunggu lanjutannya thor.. /Heart//Heart/
Irma Muthia Wijaya
singkat, padat,jelas../Grin/
Irma Muthia Wijaya
/Heart//Heart/
Irma Muthia Wijaya
keren..jngn biarin org jahat menang thor
Irma Muthia Wijaya
seru thor..lanjut!
Hikam Sairi
mampir
Irma Muthia Wijaya
cerita yg bgus,lanjut thor
Rossy Annabelle
next 🥳
Osie
eh msh continue yaa..kirain udah end..seru bgt ceritanya..moga nara sp akhir ttp id yg terbaik
Ce Line
lanjut Thor jgn lama lama updatenya
mardhia ika
mampus tuh si lana
Salsabila Arman
lanjut
ika yanti naibaho
pendek amat kak/Grin/
Salsabila Arman
lanjut
mardhia ika
rasain tu si lana
mardhia ika
aku tunggu uptd terbaruny thour
Rossy Annabelle
udah dimakan udang tuh kyaknya otak siriko🙄,,untungnya bosnya GX bego kyak siriko😌
Rossy Annabelle
next
Rina Yuli
Luar biasa
charis@ŕŕa
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!