Istri yang dimanfaatkan olehnya telah tiada, meninggal dalam pelukannya. Wanita berwajah rusak yang tidak pernah lelah menunggunya.
"Bangun Foline..." gumamnya, tidak pernah mengijinkan pemakaman sang istri. Memeluk jenazah yang berada dalam peti mati dalam kamarnya.
Pemuda keji, yang menampik rasa kasih dari istrinya. Menghancurkan keluarganya, hanya demi ambisinya untuk memiliki segalanya.
"Sayang...jika aku dapat mengulangi waktu, aku tidak akan membiarkanmu menangis, tidak akan membiarkan jarimu tergores..." gumamnya hendak mengakhiri hidupnya. Kala bahkan tidak ada lagi rasa kasih dari keluarganya.
*
Namun, ada yang aneh. Otto Celdric tidak meninggal. Matanya terbuka mengamati ruangan, dirinya kembali ke masa 12 tahun lalu.
Mencari keberadaan istrinya, melindungi keluarganya, itulah yang akan dilakukan psikopat itu kali ini.
Menginjak tubuh orang-orang yang akan menghancurkan keluarganya.
"Kalian tidak ingin bermain lagi denganku?"
"Aaggh!"
"Adios!"
Dor!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pendanaan
Ini baru awal untuk segalanya. Eric benar-benar menyadarinya. Karena itu pendanaan harus didapatkan olehnya.
'Ayah, boleh aku minta uang?' Pesan yang dikirimkannya untuk sang ayah.
'Untuk apa? Apa untuk pacarmu lagi?' Balasan segera didapatkan olehnya.
Eric sedikit berfikir, ayahnya benar-benar ayah yang ramah dan baik hati. Seorang dokter sekaligus investor yang selalu menjaga ibunya dan menasehati nya agar selalu berada di jalan kebenaran. Bagaimana caranya meminta uang untuk orang yang begitu... bahkan terlalu...baik...?
'Bukan.' Balasan yang dikirimkan Eric.
'Lalu untuk apa? Jika kamu tidak mengatakannya dengan jelas, ayah akan menyusulmu. Agar anak ayah yang manis tidak belajar berbohong.' Benar-benar aura balasan bagaikan malaikat baik hati.
"Baiklah!" Seru Eric, merenggangkan otot-ototnya. Untuk pertama kalinya akan mengadu pada ayahnya yang sebaik malaikat. Untuk mendapatkan pendanaan guna menghadapi Alex. Tangannya kembali mengetik pada laptop dalam ruangan gelap di kamarnya.
Tapi sejatinya dirinya tidak yakin, ayahnya akan memberikan pendanaan. Sudah pasti, ayahnya akan langsung terbang ke California. Kemudian melaporkan Alex pada pihak kepolisian. Jika demikian bukankah nyawa ayahnya akan dalam bahaya, mengingat profesi orang tua Alex?
Tapi, segalanya harus dicoba olehnya.
'Dana untuk balas dendam. Ada anak yang terus menggangguku. Dia menjadikan kepalaku pembersih toilet. Merusak pajangan kiriman ibu, menyuruhku berprilaku selayaknya anj*ng. Aku tau ini salah, tapi aku harap ayah dapat memberikan pendanaan untuk membalas dendam. Balas dendam merupakan hal yang buruk. Tapi mereka akan mengulangi kesalahan yang sama, bukan hanya padaku tapi juga orang lain. Ada beberapa prilaku buruk yang mereka lakukan padaku, yang tidak dapat aku sampaikan. Aku harap ayah mengerti.' Beberapa kali Eric mengedit dan membaca ulang pesan yang dikirimkan olehnya.
Tidak ingin ayahnya yang sebaik malaikat, murka atau kecewa padanya. Hingga pada akhirnya Eric mengirimkan pesan.
Hanya sesaat, uang dalam jumlah 10 juta dollar masuk ke rekeningnya. Eric mengerutkan kening, terdapat e-mail balasan dari ayahnya.
'Bunuh mereka, kubur mayatnya di pegunungan. Tidak! Buat mereka mengemis untuk mati. Kamu keturunan ayah bukan? Injak kepala mereka, cabut kukunya satu persatu. Lakukan dengan rapi, jangan sampai ketahuan ibumu. Maaf ayah tidak belum dapat menemui mu, ibumu masih harus menjalani perawatan berkala."
"Gila!" Eric tertawa, baru mengetahui sifat asli ayahnya. Ferta Enric, itulah nama sang ayah. Pria humoris, benar-benar hangat pada keluarganya. Pria teladan panutannya, ternyata menyimpan sisi gelap yang begitu mengerikan.
Pemuda itu tersenyum.
'Terimakasih, sisanya akan aku simpan untuk bisnis.' Pesan yang diakhiri dengan emoji hati.
'Anak ayah harus selalu bahagia.' Balasan terakhir yang didapatkannya dari sang ayah, sebelum menutup laptopnya.
10 juta dollar (150 milliar), apa yang akan dilakukan seorang Otto Celdric?
Tawa yang terasa benar-benar ganjil terdengar. Foto beberapa orang calon korbannya tergantung di sana. Bagaimana caranya menghancurkan hidup seseorang tanpa membunuhnya? Tidak! Dirinya akan membuat mereka memohon untuk kematian.
*
Kembali menjadi seseorang yang tersenyum ramah tanpa beban, memasuki lorong kampus. Ini seharusnya hari ketiga Ryu tinggal di California, juga hari ulang tahun Veronica tersayang. Pacar seorang Otto Celdric.
"Paman! Aku akan melindungi paman." Ucap Ryu menatap ke arah Alex dan ketiga temannya yang entah kenapa terlihat babak belur. Menarik Eric untuk berjalan di belakangnya.
"Kalian! Jangan coba-coba ganggu pamanku!" Tegas Ryu pada empat orang yang berdiri di dekat loker.
"Astaga! Si gemuk ingin membela pamannya..." Alex menertawakan Ryu.
Brak!
Rasa dendam masih ada, menarik kerah pakaian, mendorong Ryu hingga terjatuh di lantai. Kemudian melangkah mendekati Eric."Kamu kira kamu akan selamat?" ucapnya tersenyum menyeringai.
"Kamu kira kamu akan selamat?" Pertanyaan yang kembali diulangi Eric penuh senyuman. Bak orang bodoh, tapi sejatinya bagaikan ancaman untuk pembantaian.
"Jangan mengulangi kata-kataku!" Bentak Alex.
"Mengulangi? Aku tidak mengulangi kata-katamu. Omong-ngomong kenapa kamu bisa begini?" Tanya Eric membelai wajah Alex yang memiliki begitu banyak luka memar dan bengkak, menggunakan jemarinya.
Sensasi ganjil terasa, membuat Alex menelan ludahnya. Mengingat Eric yang begitu menikmati mengayunkan tongkat besi ke tubuhnya.
"Apa terjatuh dari tangga? Astaga! Sebagai temanmu, aku benar-benar bersimpati. Bagaimana jika aku perkenalkan pada dokter yang kompeten. Aku tidak rela teman terbaikku terluka seperti ini." Ucap Eric terkejut, seperti iba, bagaikan tidak mengetahui apapun.
"Ini semua karenamu!" Alex mengepalkan tangannya.
"Aku? Bagaimana bisa aku yang begitu menyayangimu seperti keluarga sendiri dapat melukaimu." Eric tertunduk, membuat semua orang mulai berbisik-bisik dan mencibir menahan tawanya.
Mana mungkin Eric yang pendiam, kutu buku, anak baik, bahkan tidak pernah melawan ketika dianiaya atau mengalami pembullyan oleh Alex dan teman-temannya, dapat berbuat sekejam ini. Bahkan menbuat Alex babak belur.
Kerah pakaian Eric ditarik oleh Alex."Br*ngsek!" geramnya, memukul Eric hingga ujung bibir pemuda itu sedikit mengeluarkan darah.
Tapi bagaikan ini terjadi seperti biasanya. Tidak ada perlawanan, dari Eric tidak seperti kemarin.
"Jangan menggangguku pamanku!" Teriak Ryu berusaha melerai. Mendorong tubuh Alex sekuat tenaganya.
Ryu gemetar, anak manja berusaha menunjukkan taringnya."Jika kamu menganggu pamanku lagi. Aku yang akan membalasnya perlahan..." sebuah janji bagaikan sumpah.
Eric diam-diam tersenyum menyeringai. Keponakannya? Bagaimana akan berubah setelah beberapa tahun? Dapatkah menjadi pemangsa sama sepertinya?
"Gemuk...dengar! Kami pastikan kamu dan pamanmu akan memohon untuk mati." Alex tersenyum menyeringai melangkah pergi.
Benar-benar mempertimbangkan tidak akan dapat menghadapi Eric dalam situasi seperti ini. Bagaimana bisa, orang lemah sepertinya...
Alex mengepalkan tangannya, wajahnya tersenyum. Akan menghancurkan hidup Eric malam ini, tepatnya saat pesta ulang tahun Veronica.
*
"Paman! A...aku mengancam mereka?" Tanya Ryu ketakutan baru menyadari kesalahannya. Memeluk sang paman sembari menangis.
"Benar! Kamu mengancam mereka." Eric menghela napas. Inilah keponakannya yang benar-benar pengecut. Bagaimana kakak tirinya yang super keren, memiliki anak seperti ini?
"Paman! Aku akan kembali ke Singapura..." Ryu Dean menangis sesenggukan, memegang kaki pamannya.
"Tidak boleh! Kakak sudah menitipkan timbunan lemak sepertimu untuk diajari hidup mandiri." Tegas Eric menarik kakinya yang dipegangi oleh Ryu Dean. Berusaha menyeret tubuh gemuk bak kudanil itu.
"Paman!" Ryu masih saja menangis.
Lagi-lagi Eric menghela napasnya, hanya satu hal yang dapat menaklukkan keponakannya."Almira akan menyukai pria keren. Yang tidak takut menghadapi tantangan."
Dengan cepat Ryu Dean bangkit, kemudian berjalan dengan keren menelusuri lorong."Ayo paman! Aku tidak takut pada apapun! Aku akan berlatih judo, tidak Thai boxing. Aku pasti dapat mengalahkan mereka. Dan menjadi pahlawan bagi Almira."
Tidak ada yang dapat diucapkan oleh Eric, hanya memandang jengkel dan aneh pada keponakannya. Melangkah menelusuri lorong menuju ruang kelas. Mungkin di masa depan hanya satu orang yang harus diwaspadai oleh keponakannya. Penjahat utama dalam kehidupan keponakannya, wanita yang membantu dirinya merencanakan pembunuhan pada Ryu Dean. Ratu sosialita dengan kepribadian mengerikan, Fiona.
Belakangan ini saya sering baca terputus putus..
Dalam artian... kadang dalam satu part butuh bererapa waktu..
Apakah pengaruh pada rwtensinya author?
kalau iya...
saya akan baca setelah benar2 ada waktu..
🙏🙏🙏🙏
semangat kak, ditunggu terus kelanjutannya 😍😍😍😍
semangat semangat semangat
jadi ga sabar menunggu up selanjutnya.
semangat kak
tinggal iblis yang bertindak