Xin yan yang baru berumur 9 tahun harus melihat kakaknya sendiri mati dengan matanya, pada saat hari pernikahan kakaknya Xún yan dan sang Kaisar.
kecantikan Xún Yan sangat membuat iri para Selir Kaisar. mereka pun bersatu dan merencanakan untuk membunuh Xún Yan pada malam pertamanya, Pemaisuri merupakan kepala yang mengatur pembunuhan tersebut dengan serapi mungkin.
Xin Yan ikut kakaknya ke istana karena kedua orang tuanya telah tiada, dan pada malam pertama ia yang nakal diam-diam masuk ke kamar kakaknya untuk mengejutkanya, namun tragisnya ia harus melihat kejadian berdarah. kakaknya yang tak sengaja melihat ia bersembunyi di bawah kasur, memintanya untuk tetap diam, walau sudah berluruman darah. para Selir tertawa menikmati menyiksa dan membunuh Xún Yan, saat itulah muncul Balas Dendam Terbesar di hati Xin Yan untuk kematian kakaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
"Apa! Jadi ini merupakan rencana kakak untuk menjebak Ileana!?"kaget Selir Àn Mei yang baru mengatahui semuanya. Karena Permaisuri baru menceritakan nya kepada mereka semua.
"Àn Mei! Kecilkan suaramu! Bagaimana jika ada yang mendengar nya!"ketus Permaisuri Mingmei kepada Selir Àn Mei.
Mereka semua di kumpulkan oleh permaisuri pada sore itu di ruangannya. Untuk membicarakan kejadian tadi siang.
"ini bahaya kakak, bagaimana jika putramu, mengetahui bahwa semua kejadian di balik ini adalah rencanamu, aku tidak tau apa yang akan di lakukan Pangeran Li Wei nanti"lirih Selir Coū.
"diamlah Selir Coū, kamu tidak usah memperdulikan putraku, kamu harusnya bisa menasehati putramu saja, dia sudah banyak membuat Kaisar marah"ketus Permaisuri Mingmei kepada Selir Coū.
Mendengar itu, Selir Coū hanya terdiam, dan menghela nafas panjang, mencoba untuk sabar atas ucapan Permaisuri Mingmei, ia juga tidak bisa melawan, karena apa yang di katakan oleh Permaisuri ada benar juga, putranya juga sungguh keterlaluan, bagaimana bisa ia menggantikan pangeran mahkota jika pemikirannya masih seperti anak kecil. Pikir Selir Coū seperti itu.
"tapi apa yang di katakan oleh Selir Coū, benar kakak, Anakmu Pangeran Mahkota tidak boleh tau"ucap Selir Àn Mei.
"tenang saja, dia putraku, tentu saja dia akan melindungi ku"ucap Permaisuri Mingmei penuh keyakinan.
Usai pembicaraan di sore itu, mereka di bubarkan oleh Permaisuri, Permaisuri Mingmei yakin bahwa putranya akan melindungi semua kesalahan yang di buat olehnya, dengan begitu ia bisa melindungi Selir Zhen Yi dan Selir Ye Yuàn.
...----------------...
Malam hari pun tiba, di kediaman Selir Coū, Ia sedang menasehati Putranya yaitu Pangeran Huáng Jiàn, atas tindakannya tadi siang.
"Nak! ibu sudah sering kali melarang mu untuk berbicara sebelum memikirkan resikonya bukan!? Kamu ini sudah besar, tapi pemikirannya masih seperti anak kecil! Lihat kakak pertamamu! Ia selalu membuat kaisar bangga atas semua prestasinya, bahkan sekarang ia bisa mengambil hati Kaisar, dengan membantu kaisar atas masalah nenekmu! Apa kamu tidak bisa sedikit saja membuat ibu bangga!!!"
"CUKUP IBU!!!"teriak Pangeran Huáng Jiàn kepada ibunya. "Sejak kapan ibu puas dengan ku? Ibu tidak pernah puas! ibu ingin aku lebih dari pada kakak pertama bukan!? ibu juga menginginkan tahta permaisuri bukan!? Jangan mimpi"
PLAK
Untuk pertama kalinya Selir Coū menampar putranya itu, karena amarahnya meledak saat mendengar ucapan dari Pangeran Huáng Jiàn. Seketika itu juga Pangeran Huáng Jiàn terdiam, menatap ibunya tidak percaya, sambil menahan pipi yang di tampar oleh Selir Coū.
"Nak! Maaf ibu tidak_"
Sebelum Selir Coū sadar atas kesalahan yang ia buat, Pangeran Huáng Jiàn sudah terlanjur kecewa, ia langsung saja keluar dari ruangan ibunya, dan tidak menghiraukan panggil Selir Coū lagi.
"PANGERAN HUÁNG JIÀN! KEMBALI KESINI"teriak Selir Coū untuk kesekian kalinya. Namun tetap di acuhkan oleh Pangeran Huáng Jiàn. Ia berlari dengan perasaan kecewa
...----------------...
Sementara itu di penjara istana, Pangerang Li Wei, sedang mengintrogasi tabib yang ia curigai, dia memaksakan agar tabib itu untuk berbicara kebenaranya, tapi sampai akhir, ia tidak mau mengatakan apapun.
Tapi dengan kepintaran Pangeran Li Wei, ia bisa memanipulatif pikiran tabib tersebut, dengan menyebut nama-nama yang kemungkinan bisa mencelakai ibu suri, jika wajahnya merespon kaget, maka orang itu harus di curigai. Tapi kesempatannya hanya bisa ia sebut 3 kali.
Ia memikirkan masalah-masalah kemarin yang kemungkinan tertuju ke ibu suri dan Xin Yan yang sudah menjadi korban, seperti masalah Selir Ye Yuàn yang menuduh Xin Yan yang telah mencelakai putrinya. Ia menyebut nama Selir Ye Yuàn terlebih dahulu kepada tabib yang sudah babak belur itu.
Benar saja, si tabib meresponnya dengan kaget, dan terlihat seperti ketakutan.
*kena kamu!*batin Pangeran Li Wei langsung keluar dari penjara, membawa beberapa prajurit kuat di sampingnya, menuju kediaman Selir Ye Yuàn.
Sesampainya ia di kediaman Selir Ye Yuàn, ia langsung menyuruh para prajuritnya untuk menggeledah semua isi kamar dan ruangan milik Selir Ye Yuàn.
Selir Ye Yuàn, pada saat itu sedang istirahat langsung terbangun karena pintu kamarnya diketuk beberapa kali oleh seseorang yang bukan lain ialah Pangeran Li Wei.
Saat pintu itu terbuka, Selir Ye Yuàn di buat kaget akan kedatangan Pangeran Li Wei dengan para prajurit.
"selamat malam ibu selir, maafkan saya menganggu malam indahmu, tapi saya harus masuk ke dalam kamarmu untuk melihat, apakah kamu pelaku dari semua ini, karena sang tabib telah mengaku, jadi saya mohon, ibu selir tidak menghalangi kami, SEMUA AYO LIHAT DI DALAM KAMAR SELIR YE YUÀN"ucap Pangeran Li Wei sedikit berbohong.
Namun itu juga semakin membuatnya curiga, karena Selir Ye Yuàn, tidak merespon ucapannya, ia hanya terdiam membatu di tempat seperti sedang menerima kenyataan bahwa ia sudah ketahuan. Namun Selir Ye Yuàn, tidak akan mau mengaku, apalagi ia tidak pernah menaruh bukti atau racun itu di kamarnya.
"Pangeran, sepertinya kamu salah orang, saya tidak mungkin melakukan hal sekeji itu, Xin Yan lah yang melakukan hal itu, dia hanya pintar merubah bukti saja"ucap Selir Ye Yuàn, mencoba meyakinkan Pangeran Li Wei yang sedang sibuk menggeledah kamarnya.
"Jangan sentuh barang-barang berharga saya, jika kalian tidak ingin yang mulia marah!"sentak Selir Ye Yuàn kepada para prajurit dengan kesabarannya mulai menipis, namun tidak ada yang mau mendengarkan ucapan Selir Ye Yuàn.
Sampai ada seseorang prajurit, menghampiri Pangeran dengan sebuah bungkusan bubuk putih yang di curigai bahwa itu merupakan racun yang mencelakai ibu suri.
"Hah! Apa yang sedang kamu berikan itu prajurit bodoh! Nak, jangan percaya pada prajurit ini, mungkin saja ia menyelipkan bubuk itu dan mengeluarkannya di kamar saya!"kaget Selir Ye Yuàn, saat melihat bubuk beracun itu berada di tangan Pangeran Li Wei dan bubuk itu malah di temukan di kamarnya. Dengan panik, ia mencoba untuk mengelak dan memberi alasan.
"TAHAN Selir Ye Yuàn"perintah Pangeran Li Wei dengan cepat di patuhi oleh beberapa prajurit.
"EH TUNGGU! KENAPA! SAYA TIDAK BERSALAH! LEPASKAN SAYA! PANGERAN, JANGAN MELAKUKAN SAYA SEPERTI INI! IBU MU AKAN KECEWA PADAMU! CEPAT LEPASKAN SAYA"teriak Selir Ye Yuàn saat tubuhnya di tahan oleh salah satu prajuritnya Pangeran Li Wei.
"bawa dia ke penjara, saya akan menyusul kalian nanti"ucap Pangeran dengan wajah sedikit tidak enak.
"baik Pengeran"ucap mereka serentak, langsung menarik tubuh Selir Ye Yuàn dengan paksa, karena Selir Ye Yuàn selalu memberontak saat di bawa oleh mereka.
*ibu? Saya berharap kamu tidak bergabung dalam masalah ini*batin pangeran langsung pergi ke Kaisar untuk melapor, iya tidak ingin menunggu lama-lama lagi.
Pangeran yang sedang mencari keberadaan Kaisar, malah menemukan Kaisar di kamar Ibu suri dan sedang menangis tersedu-sedu. Semakin Pangeran mendekat, ia ternyata sadar bahwa Ibu suri sudah tiada.
"nenek!"teriak Pangeran Li Wei sambil berlutut di samping tubuh Ibu suri yang sudah tidak bernyawa itu.
Malam itu, malam yang kelam untuk istana kekaisaran, korban telah tiada, dan pelaku sudah di tangkap. Pangeran Li Wei sudah memberi tahukan semua yang ia dapatkan selama penyelidikan kepada Kaisar.
Kaisar yang sedang dalam masa kehilangan itu, langsung saja menghukum Selir Ye Yuàn, dengan hukuman mati, yang akan di lakukan pada besok hari.
Semua orang di dalam istana yang baru mendengar kabar tersebut pada pagi hari, langsung geger, terutama untuk Permaisuri dan para selir yang mengetahui kebenaranya.
Di dalam istana kekaisaran pada pagi itu, semua orang menggunakan kain serba putih, dan melakukan kremasi untuk 2 tubuh, pertama untuk ibu suri yang di lakukan secara terhormat, dan terakhir untuk Selir Ye Yuàn, yang tidak di perdulikan oleh Kaisar.
Putri Chen begitu terpukul saat melihat tubuh ibunya sendiri mati mengenaskan, dan bahkan jasadnya tidak ada yang mau mengurusnya. Mereka membakarnya, seperti membakar barang, tanpa ada penghormatan maupun doa.
Walaupun begitu, Permaisuri dan yang lainya juga hanya bisa merasa bersalah, mereka tidak berani angkat suara dalam hal ini, karena bisa saja mereka juga akan di curigai. bahkan Selir Zhen Yi, yang juga ikut dalam rencana itu, hanya bisa pasrah dan terdiam, tidak membantu Selir Ye Yuàn yang sudah dia anggap sebagai saudarinya sendiri hanya karena takut di bunuh oleh Kaisar.
Dan dari kejauhan ada sepasang mata yang melihat mereka dengan perasaan puas.
*Tunggu giliran kalian, kalian akan menyusul Selir Ye Yuàn, satu persatu*batinnya.
Bersambung...
6 cangkir kopi buat author biar tambah semangat
semoga balas dendam nya lebih sadis lagi ya karena gue suka tuh Ama yg sadis sadis