NovelToon NovelToon
Andai

Andai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mamah Mput

Andai .... kata yang sering kali diucapkan di saat semua sudah berlalu. Di saat hal yang kita ingin gapain tersandung kenyataan dan takdir yang tidak bisa terelakan. Kadang aku berpikir andai saja waktu itu ibuku tidak meninggal, apakah aku masih bisa bersamanya? ataukah justru jika ibuku hidup kala itu aku bahkan tidak akan pernah dekat dengannya.

Ahhh ... mau bagaimana lagi, aku hanyalah sebuah wayang dari sang dalang maha kuasa. Mengikuti alur cerita tanpa tau akhirnya akan seperti apa.

Kini, aku hanya harus menikmati apa yang tertinggal dari masa-masa yang indah itu. Bukan berarti hari ini tidak indah, hanya saja hari akan terasa lebih cerah jika awan mendung itu sedikit saja pergi dari langitku yang tidak luas ini. Tapi setidaknya awan itu kadang melindungiku dari teriknya matahari yang mungkin saja membuatku terbakar. Hahaha lucu sekali. Aku bahkan kadang mencaci tapi selalu bersyukur atas apa yang aku caci dan aku sesali.

Hai, aku Ara. Mau tau kisahku seperti apa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mamah Mput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernyataan

"Gimana tadi sekolahnya?" tanya Alan sambil mengambil tas yang ada di punggungku. Lalu dia menenteng tas itu.

"Lumayan, Kak." ujarku sambil masuk ke dalam mobil. Alan menutup pintunya, lalu di bergegas memutar langkahnya ke dapan mobil untuk masuk ke dalam dan duduk di belakang kemudi.

Selama dia berjalan, aku menatapnya dari dalam. Kenapa dia begitu menawan sampai aku merasa bahagia melihatnya.

Segera aku perbaiki sikap dan nafasku kala dia sudah di dalam mobil.

"Mungkin Lo suka sama kakak Lo itu, Ra."

"Ya kan emang gue suka. Secara dia kakak gue."

"Bukan suka yang itu, tapi Lo cinta. C I N T A."

"Yang bener aja, Mi. Gue kan kakak beradik."

"Tapi bukan kandung kan?" tanya Hilda. Bukan pertanyaan, tapi dia memperjelas.

"Lagian kan Lo sering bilang kalau kak Alan gak mau mengakui Lo sebagai adiknya. siapa tau dia bukan gak suka sama Lo, tapi karena dia cinta sama Lo. Ya, biar orang tau antara Lo sama dia gak ada ikatan darah. Makanya kalaupun kalian pacaran, orang gak akan berpikiran buruk. Toh kalian bukan sodara kandung."

Obrolan dengan dua sahabatku di sekolah tadi, terus saja terngiang di pikiran. Benarkah Alan jatuh cinta padaku? Tidak, pertanyaan yang sebenarnya adalah ....

Aoa bener aku cinta sama dia? Yang benar saja. Bagaimana perasaan mama dan papa kalau tahu hal ini? Ahhhhh, mumet.

"Mikirin apa?" tanya Alan sambil mengelus kepalaku dengan lembut.

"Hah? Kenapa, Kak?"

Dia tersenyum.

"Dari tadi bengong aja. Kamu ada masalah?"

"Masa sih? Nggak ah, aku biasa aja dari tadi."

"Kita hidup bersama bukan baru sepekan ini, Ara. Aku tahu dengan baik bagaimana kamu."

"Masa? tapi kan selama ini kakak gak peduli sama ara.Jutek, galak, terus juga gak pernah ngomong sama Ara."

"Kamu pasti sedih ya selama ini?"

"Banget!"

"Maaf, ya. Aku janji mulai saat ini aku tidak akan membuat kamu sedih lagi apalagi menangis."

"Janji?" aku mengacungkan jari kelingking untuk membuat perjanjian dengan Alan.

"Janji," ucapnya sambil menarik tanganku, lalu menciuminya.

Tidak. Aku harus meminta penjelasan padanya. Jangan sampai aku menerka-nerka dan jadi salah faham.

"Kak, kakak sadar gak sih kalau perlakuan kakak tidak mencerminkan seorang kakak pada adiknya?"

"Sudah aku bilang kalau kamu memang bukan adik aku."

"Lalu, kakak anggap apa Ara ini?"

Tiba-tiba Alan memperlambat laju mobilnya, lalu kami menepi di bahu jalan.

Deg!

"Aku lupa kalau kamu masih anak kecil. Jadi apapun itu harus ada penjelasan dan validasi."

"Maksudnya?"

Alan melepaskan sabuk pengamannya, lalu mencondongkan kepalanya lebih dekat padaku.

Dia merapikan anak rambut yang ada di wajahku, membelai pipi dengan lembut.

"Ara, kamu tahu kenapa iren marah sama kamu waktu itu, sampai dia membuat tangan kamu merah?"

Aku menggelengkan kepala pelan.

"Karena dia tahu, wanita yang aku kenalkan pada Yoon untuk pertama kalinya adalah kamu."

"Hubungannya?"

"Yoon adalah orang yang sangat aku hormati di dunia ini melebihi siapapun. Selama ini aku belum pernah dekat dengan wanita melebihi kedekatan seorang teman, mereka cemas aku ini punya kelainan. Saat itu aku bilang pada mereka jika aku menemukan wanita yang spesial, aku akan memperkenalkan nya pada Yoon."

"Oh, pantas saja iren kayak benci banget sama aku waktu itu. Apa iren suka sama kakak?" tanyaku tanpa menyadari dengan cermat ucapan Alan.

Eh, wanita spesial? Apa itu artinya ....

"Iren tahu kalau aku mencintaimu kamu, Ara."

Deg!

Jika biasanya wajahku memanas jika sesuatu terjadi antara aku dan Alan, kali ini berbeda. Aku membeku seperti bongkah es balok.

Alan mencium keningku dengan lembut.

"Itu alasan kenapa aku membencimu sebagai adik, karena aku ingin lebih dari itu. Aku menyukaimu sejak kamu masih kecil. Saat itu aku bertanya 'kenapa dia harus jadi adik angkatku'."

Masih tidak percaya dengan semua yang Alan katakan, otakku masih berusaha mencerna hingga dia tidak bisa memberikan perintah pada bagian tubuh yang lain untuk bergerak.

Dasar otak lemot!

"Jika kamu merasa tidak nyaman, abaikan saja. Aku tidak ingin membebani kamu dengan perasaan ini. Hanya saja, aku ingin memperjelas semua sikap yang selama ini aku lakukan agar kamu tidak salah faham."

"I-iya, Kak."

Akhirnya aku bisa juga ngomong.

"Ayo, kamu mau makan apa? Aku sedang ingin makan di luar hari ini."

"Apa saja." aku masih gugup.

"Baiklah, kita makan yang manis-manis saja biar energi kamu bertambah."

Yah, aku memang butuh asupan energi lebih setelah terkuras oleh pernyataan Alan barusan.

Ucapan temanku ternyata benar, Alan jatuh cinta padaku. Lalu bagaimana dengan perasaan aku sendiri? Apakah boleh aku mencintainya juga?

Yang benar saja, Ara. Dia kakak kamu! Pikirkan mama dan papa jika tahu kami berdua saling jatuh cinta. Apa gak syok mereka nantinya? sadar diri Ara. Jangan membalas air susu dengan air tuba.

Pikiranku masih melayang. Bahkan saat ngobrol pun, aku kadang masih tidak mudeng. Alan tidak marah, dia mungkin mengerti aku masih syok atas pernyataan yang dia lakukan tadi.

"Ara, jika kamu merasa terbebani, jangan. Aku tidak akan meminta lebih dari kamu. Kita bisa bersikap seperti biasanya. Kamu masih boleh menganggap aku ini kakak kamu. Jadi, santai saja. dari tadi wajah kamu tegang banget."

Masalahnya aku bukan tegang karena perasaan kak Alan, kak. Aku tegang sama perasaan aku sendiri.

"Iya, Kak."

"Jangan terlalu dipikirkan, ya." ujarnya sambil mengusap kepalaku dengan lembut.

"Kamu mau balik ke rumah mama nggak?"

"Hah? Tiba-tiba banget? Kenapa?"

Alah terkekeh. "Kenapa? Kamu masih ingin tinggal berdua?" tanyanya menggoda.

"Ih, nggak. Bukan itu. maksud Ara, memang bisa? kenapa dadakan?"

"Jadi, kamu gak mau tinggal bareng aku lagi, gitu?"

"Nggak, Kak. Bukan itu juga maksud Ara."

"Apa itu artinya kamu mau hidup denganku?"

Kutu kupret! Salah Mulu dari tadi ini mulut.

"Hahaha. sorry, sorry. Kamu lucu banget kalau udah kebingungan."

"Tapi yang kembali bukan cuma aku aja, kan?"

Duh, tiba-tiba banget nanya kayak gitu. Nanti dia salah faham lagi.

Alan menatapku intens dan dalam.

"Kita berdua yang kembali," ucapnya serius. "Aku tidak akan membiarkan kamu sendiri di rumah itu."

Ada perasaan lega di dalam dada. Mungkin karena aku kembali ke rumah mama, atau karena dia pun ikut bersamaku.

Intinya aku senang bisa berkumpul di rumah itu bersama mama, papa, nenek, Abang, dan juga .... Alan.

Senyum tidak pernah lepas dari wajahku. Aku memang paling tidak bisa menyembunyikan perasaan, baik itu sedih, bahagia ataupun marah.

Tiba-tiba Alan menyentuh ujung bibirku, menyeka makanan yang tertinggal, lalu menjilatnya.

"Pelan-pelan makannya. Jangan sambil senyum-senyum. Kamu pasti seneng kan bisa pulang?"

Ya, aku seneng bisa pulang, Kak. Tapi yang kakak lakukan barusan membuatku merasa terbang ke langit ke tujuh. Tiba-tiba ribuan kupu-kupu berterbangan dan bunga-bunga bermekaran.

1
Sahriani Nasution
wuih cool
Mamah Mput: iya dia cool banget, suami aku sebenarnya dia tuh 🤧😂😂
total 1 replies
mly
plot twist nya alan Sma ara suami istri wokwok
Mamah Mput: mau kondangan gak? hahaha
total 1 replies
nowitsrain
Ini visualnya Alan?
Mamah Mput: iya kak itu Alan.
total 1 replies
nowitsrain
Ayuhhh, yang dikerjain guru baru 🤣
nowitsrain
Yah, usil banget bocah
Timio
belum apa apa udah nyakitin aja kalimatnya tor 😭
Mary_maki
Bagus banget ceritanya, aku udah nggak sabar nunggu bab selanjutnya!
Mamah Mput: terimakasih kak. tiap hari aku up ya 💜💜
total 1 replies
y0urdr3amb0y
Suka banget sama ceritanya, harap cepat update <3
Mamah Mput: terimakasih 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!