NovelToon NovelToon
Temanku Ayah Sambungku

Temanku Ayah Sambungku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Cinta Terlarang / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Dendam Kesumat
Popularitas:453
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Kamu serius Jas? Kamu merestui mama pacaran sama Arjuna? Temen kamu?" tanya Cahaya tak percaya. Senyum lebar mengembang di bibirnya.


"Lo nggak bohong kan Jas? Lo beneran bolehin gue pacaran sama nyokap Lo kan?" tanya Arjuna. Meskipun merasa aneh, tapi dia juga cukup senang. Berharap jika Jasmine tidak mengecewakan mereka.

Jasmine melihat sorot kebahagiaan dari mamanya dan Arjuna. Hatinya terasa sesak, benci. Sulit baginya menerima kenyataan bahwa Mamanya bahagia bersama Arjuna.

*
*
*

Hmm, penasaran dengan kelanjutannya? baca sekarang, dijamin bakal suka deh:)))

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Mereka Keterlaluan

Meeting penting dengan klien dari luar kota sudah selesai Jasmine dan Cahaya lakukan. Keduanya kini sedang menaiki mobil Cahaya menuju ke kantor kembali. Meeting itu berada di luar kantor, di sebuah cafe ternama.

Selama perjalanan, keduanya hanya diam, tanpa saling bicara atau menatap. Cahaya menatap kearah jendela, sementara Jasmine sibuk dengan ponselnya. Sesekali dia tersenyum-senyum sendiri, mengetikan sesuatu di layar ponselnya.

Lalu Cahaya menoleh ke arah Jasmine setelah mendengarnya tertawa. "Kamu ngetawain apa Jas? Ngetawain mama ya?!" tuduh Cahaya, suaranya meninggi, matanya memicing tajam, penuh curiga.

Jasmine menghentikan tawanya, menoleh ke arah mamanya dengan raut wajah sedikit kesal. 

"Pede banget sih mama?! Bukan! Aku bukan ngetawain mama," jawab Jasmine, lalu kembali menatap layar ponselnya. Jari-jarinya menari di atas keyboard, dan tawa kembali mengembang di bibirnya.

Cahaya menyadari itu, dia curiga, tapi akhirnya membiarkannya dan kembali menatap ke arah jendela.

Tak lama setelah itu tibalah mereka di kantor. Cahaya dan Jasmine turun, berjalan beriringan memasuki kantor.

"Habis ini jam istirahat. Kamu mau makan sama mama Jas? Kalo mau nanti mama tunggu di mobil. Kita makan di luar," kata Cahaya, masih sembari berjalan. Lalu Jasmine menghentikan langkahnya, begitupun dengan Cahaya.

Tanpa menoleh, Jasmine menjawab, "Kalo makannya bareng Arjuna aku nggak mau. Mending mama makan berdua aja bareng Arjuna." Tatapan Jasmine terlihat dingin, meskipun dia tidak menoleh, tapi tatapan dingin itu seperti membekukan udara di sekitarnya.

Ucapan Jasmine membuat Cahaya mengerutkan keningnya, lantas berucap, "ish, sok tau banget kamu Jas! Nggak. Mama makan sendirian aja. Kalo kamu mau kita bisa makan berdua di luar. Lagian Arjuna juga tadi lagi sibuk sama temen-temen ob nya. Mama nggak mau ganggu," kata Cahaya.

Kening Jasmine mengerut, dengan tatapan heran Jasmine menoleh ke arah mamanya. "Tumben mama punya perasaan kayak gitu. Biasanya kan mama suka banget maksa orang, tumben hari ini punya perasaan nggak enak segala!" ucap Jasmine.

Kata-kata Jasmine bagaikan skakmat bagi Cahaya. Seketika, Cahaya terdiam, tak mampu berkata sepatah kata pun.

"Hmm, sekarang mama sadar kan kalo mama itu orangnya pem4ksa? Suka nyuruh-nyuruh orang, tapi giliran dirinya di suruh malah marah. Mama itu galak tau, judes, terus---" Belum juga Jasmine menyelesaikan ucapannya, Cahaya langsung menyela.

Tatapannya tajam menatap Jasmine, seakan tak suka dengan apa yang baru saja dikatakannya.

"Stop, nggak usah di perjelas lagi! Mama tau semua sifat mama itu. Mama orangnya emang seperti yang kamu bilang. Galak, judes dan sebagainya. Terus kenapa? 

Masalah buat kamu? Ini sifat-sifat mama, kantor juga kantor mama. Jadi apa masalahnya buat kamu?" Suara Cahaya meninggi. Sepertinya dia lupa jika semua harta serta perusahaannya kini sudah menjadi milik Jasmine. Bukan miliknya lagi.

Jasmine meradang mendengar ucapan mamanya. Dia tak terima Mama-nya masih bersikeras mengklaim perusahaan itu sebagai miliknya. 

"Mama udah pikun atau gimana sih?! Perusahaan ini kan udah jadi milikku, bukan milik Mama lagi! Jadi mama nggak ada hak untuk berbuat semena-mena di perusahaan ini lagi, karena Mama di sini bukan siapa-siapa lagi!" ujar Jasmine tegas. Dia hanya ingin menegaskan kepada mamanya bahwa perusahaan itu sudah bukan miliknya lagi.

Namun, nada bicara Jasmine yang meninggi dan sedikit kas4r membuat Cahaya tersinggung.

"Mama ini masih Mama kamu ya. Kamu jangan lupa! Meskipun perusahaan itu udah jadi punya kamu, tapi tetap aja Mama itu adalah mama kandung kamu. Kamu nggak bisa merubah itu!" ucap Cahaya, suaranya tak kalah tinggi.

Jasmine tak menjawab. Dia hanya menatap tajam mamanya, lalu berjalan pergi meninggalkannya menuju ke ruangannya.

Dia lupa jika dirinya dan Mamanya sekarang masih berada di lorong kantor, yang otomatis siapa saja bisa melihat mereka dan mendengarkan mereka bicara. Terlebih suara mereka yang sedikit meninggi tadi.

Tapi untunglah saat itu suasana kantor tampak sepi. Mungkin sebagian karyawan masih sibuk dengan proyek masing-masing.

Jasmine pun tiba di ruangannya. Dia berjalan tergesa menuju kursi kerjanya dan duduk dengan sedikit kas4r, kedua kakinya menyilang dengan santai. Ponselnya langsung diaktifkan, jari-jarinya menari-nari di layar menuju aplikasi berwarna biru pekat.

Sebuah rekaman video, yang dulu pernah ia perlihatkan kepada Elin, kini muncul di layar. Bahkan, kini ada beberapa video tambahan dengan isi yang sama.

Senyum licik mengembang di bibir Jasmine, penuh dengan rencana. Ia memutar video itu, lalu menghentikannya di tengah.

Dengan santai dan tanpa beban, ia menekan tombol 'bagikan' di bawah video dan menyebarkannya ke beberapa akun media sosialnya, masing-masing dengan username yang berbeda.

Video-video yang lain pun juga ia bagikan di akun media sosialnya itu. Ia membagikan semuanya di aplikasi berwarna ungu, biru tua dengan huruf F berwarna putih, kemudian di aplikasi lain yang berwarna kuning.

Setelah semua video itu dibagikan senyuman Jasmine semakin melebar. Ia yakin jika setelah ini mamanya pasti akan meninggalkan posisinya sebagai CEO.

"Mama maafin Jasmine ya. Sebenarnya Jasmine nggak enak kalau harus membagikan video kayak gini di media sosial. Tapi gimana lagi ya. Daripada video ini cuma menuh-menuhin HP Jasmine, mending dibagikan aja kan biar banyak yang lihat. 

Lagipula di sini Mama cantik kok, pasti semua orang yang melihatnya langsung komen," Jasmine tersenyum miring, menatap video yang sudah ia bagikan di media sosialnya, lalu tak lama setelah itu berbagai komentar dan like berdatangan, memenuhi kolom video.

'Ish, ji-jik banget!'

'Itu kan CEO di PT. Cahaya Bulan'

'Mereka keterlaluan'

Banyak lagi komentar yang datang dan semua itu adalah komentar yang berujar kebencian. Jasmine membaca semua komentar itu, lalu ada satu komentar yang membuatnya mengernyit, penasaran. Ia pun langsung mengecek akun media sosial orang itu untuk melihat siapa dia.

'Cahaya Galaxy? Dia kenapa begini? Sama cowok muda lagi, suaminya kemana? Apa dia tau istrinya main gil4 dengan cowok lain?'

Setelah Jasmine membuka akun media sosial orang itu dan melihat foto profilnya yang menggunakan foto pria itu sendiri, Jasmine semakin bingung dan keningnya masih mengerut.

Pasalnya dia tidak mengenal orang ini sama sekali. Wajahnya tampak asing. Tapi sepertinya orang ini kenal dengan mamanya dan almarhum Papanya.

Siapa dia?

Lalu Jasmine menscroll akun media sosial orang itu untuk melihat postingan-postingan yang sudah dibagikannya. Dari semua postingan yang sudah Jasmine lihat tidak ada satupun yang menarik perhatiannya.

Sampai ketika ia men-scroll sudah sampai di bagian hampir akhir, dia menemukan sebuah foto yang di dalamnya ada almarhum Papanya dan mamanya yang saat itu mengenakan baju pengantin. Di samping mereka juga ada pria ini, wajahnya tampak bahagia.

Sepertinya ini adalah foto waktu pernikahan papa dan Mamanya, yang tentu dirinya belum lahir saat itu. Jasmine menatap lekat ke arah foto itu. Dia melihat wajah Papanya begitu sumringah, senyumnya lebar. Sementara mamanya hanya tersenyum tipis, seperti terpaksa.

Lalu Jasmine membaca caption di foto itu.

"Selamat menikah temanku dan suaminya. Maaf aku hanya bisa datang sendirian hari ini. Istriku sedang sibuk dengan butiknya, dia tidak bisa meninggalkannya. Tapi tadi dia menitip pesan kepadaku, dia mengucapkan selamat kepada kalian. Semoga kalian bahagia dan langgeng ya, jangan lupa kabarin aku kalau kalian sudah punya momongan."

Jasmine menatap bingung ke caption itu. Kenapa pria ini malah mengatakan semua ini di caption sementara dirinya hadir di pernikahan itu? Kenapa tidak langsung mengatakannya saja?

Apakah dia sudah mengatakannya tapi dia ingin menuliskannya lagi di caption media sosialnya saat dia mengunggah fotonya? Pikir Jasmine tidak mengerti.

Lalu dia kembali menscroll akun media sosial orang itu, menuruni deretan postingan hingga mencapai bagian paling bawah, di mana tahunnya sudah sangat lampau. Jasmine terpaku pada foto disana, yang di dalamnya terdiri dari beberapa slide.

Satu persatu slide Jasmine buka, dia menemukan foto-foto biasa yang hanya berisikan pemandangan dan juga pria ini yang sedang berfoto sendirian. Jasmine merasa bosan karena tidak menemukan sesuatu yang menarik.

Sampai ketika slide itu sudah di bagian paling akhir Jasmine terkejut. Kedua matanya membulat melihat pria ini berfoto dengan mamanya. Keduanya tampak akrab berfoto di atas puncak gunung.

Pria ini dan Mamanya mengenakan jaket tebal, juga topi yang menutupi kepala mereka. Jasmine pun membaca caption di foto ini.

"Jalan bareng temen kuliah." 

Hanya singkat caption yang ditulis pria ini. Tapi di samping caption itu dia juga menambahkan beberapa emoticon senyum dan jari telunjuk dan tengah yang mengacung, membentuk jari dua.

Dia juga menandai akun mamanya di samping caption, yang tentu saja bukan akun mamanya yang sekarang, melainkan akunnya yang dulu.

Jasmine masih penasaran. Ia pun membuka akun lama mamanya yang sama sekali belum diketahuinya. Di sana ada ratusan postingan dengan pengikut sebanyak ratusan orang.

"Hadeh, narsis banget sih Mama. Foto aib gini dijadiin foto profil. Apa nggak malu dulu pake foto macam m0nyet gini?" Jasmine pun menggelengkan kepalanya melihat foto profil mamanya.

Lalu ia pun menelusuri akun media sosial mamanya, matanya tertuju pada postingan pertama. Di sana, terpajang foto sang mama di masa muda, wajahnya begitu mirip dengannya.

Foto itu diambil di sebuah kafe, bersama beberapa teman wanitanya. Mamanya tersenyum ceria, berpose bersama teman-temannya.

Lalu Jasmine kembali menggulir layar, matanya menjelajahi deretan foto. Dan di antara sekian banyaknya, sebuah gambar menarik perhatiannya.

Di sana, tertangkap wajah Papanya di masa muda, tampan dan gagah. Jasmine tak bisa menahan decak kagum, terpesona oleh pesona sang Papa di masa lalu.

Dulu sewaktu hidup Papanya tidak pernah menunjukkan fotonya waktu masih muda. Alasannya sih karena foto itu sudah hilang, rusak ataupun papanya yang tidak pernah berfoto. Jadi Jasmine sangat penasaran dengan muka Papanya waktu masih muda.

Akhirnya di postingan mamanya ini Jasmine melihatnya. Betapa tampannya wajah Papanya itu waktu masih muda. Bahkan Arjuna pun kalah.

Di foto Ini papanya sedang duduk di sebuah meja panjang yang di sekelilingnya ada beberapa orang dewasa dan juga mama yang duduk di sebelah Papa.

Wajah mereka tampak tegang. Terlebih mama, matanya menatap kesal ke bawah karena mamanya dan papanya sedang menundukkan kepala.

Jasmine pun membaca caption di bawah foto ini, yang hanya bertuliskan beberapa kata singkat.

"Hari yang menyebalkan bagiku akhirnya tiba. My parents matched me with a foreign man. Their friend. I have refused. But they do not listen. Should I accept this match and leave my love?" 

Jasmine mengerutkan keningnya membaca caption yang mamanya tuliskan. Dia terkejut karena dia mengerti arti dari tulisan berbahasa Inggris itu.

"Jadi Mama sama Papa dulu dijodohin? Terus mama dulu udah punya pacar gitu waktu dijodohin sama papa? Bener-bener...," Jasmine tercenung, pikirannya melayang ke berbagai kemungkinan. Termasuk alasan di balik perceraian Mama dan Papanya.

Selain alasan yang Papanya berikan, Jasmine mulai memikirkan dugaan lain, dan foto ini semakin menguatkan kecurigaannya.

"Apa mungkin, Papa sama Mama bercerai itu karena..."

Bersambung ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!