BENIH TARUHAN

Nico membawa tubuh kecil Aura langsung masuk ke UGD.

"Dokter !!" teriak Nico dengan kencang membuat para medis dan beberapa keluarga pasien pun sudah menatap horror Nico.

Namun,Nico tidak mempedulikan sama sekali dengan pandangan orang-orang yang terlihat kesal dengan tingkah Nico barusan.

"Ada apa pak,jangan buat gaduh.Ini Rumah Sakit?!" ucap seorang dokter wanita yang menghampiri Nico.

"Tolong anak saya !!" ucap Nico dengan nada memerintah nya.

"Silahkan bapak keluar,biar kami bekerja untuk menangani anak bapak." ucap si Dokter terdengar tegas.

"Nic.." panggil Leka dengan lirih menyentuh bahu Nico.

Leka tak mau jika Nico membuat masalah disana.Apalagi di Rumah Sakit.

Mau tak mau Nico menuruti perintah Leka untuk keluar dan tanpa sadar Leka yang menggandeng tangan Nico untuk ke luar ruang UGD.

Di tempat tunggu yang berada di depan ruang UGD, terlihat Nico yang mondar mandir di depan ruangan dengan perasaan cemas .

Sementara Elang yang ada di pelukan bundanya tak beda dengan dua orang dewasa itu yang terlihat sangat cemas.Elang sangat takut terjadi apa-apa dengan adiknya.

Leka yang memeluk tubuh Elang erat dengan tangisan yang sedari tadi belum berhenti.

Nico pun masih berdiri menatap pintu UGD berharap si Dokter keluar dengan membawa berita baik.

"Dad," panggil Elang pada Nico dan melepaskan diri dari pelukan Leka dan menghampiri Nico.

Nico dan Leka saling pandang.Elang dengan terang-terangan memanggil Nico dengan sebutan Daddy.

Nico yang masih mengkhawatirkan keadaan Aura apalagi dia sangat merasa bersalah karena sehabis makan dengannya Aura mengalami hal ini.Walaupun Nico tak tahu apa yang membuat putrinya itu mengalami hal tersebut namun, benar-benar Nico merasa bersalah karena kurang hati-hati memberikan makanan pada putrinya itu.

"Ada apa boy?"tanya Nico akhirnya terentangkan tangannya dan memeluk Elang.

Melihat tingkah kedua orang yang sedang berpelukan dengan so sweet itu pun Leka beranjak dari tempat duduknya.Apalagi mendengar panggilan Elang pada Nico membuat Leka benar-benar bingung dan juga penasaran.

"Kalian kenapa seperti ini,ada apa sebenarnya?"tanya Leka menatap keduanya dengan mata tajam.

"Jawab Elang ,kenapa kamu panggil Om ini dengan sebutan Daddy? Siapa yang suruh kamu panggil dia Daddy,kamu di paksa sama orang ini, JAWAB ELANG !!"

"Le, nggak perlu bentak-bentak Elang juga Le," ucap Nico menengahi keduanya.

"Diam,kamu bisa diem dan juga nggak perlu ikut campur ,ini urusan aku sama anak aku." ucap Leka memandang Nico sinis.

"Tapi,dia masih kecil.Jangan kamu bentak-bentak begitu.Bisa di bilangin baik-baik."

"Peduli apa kamu,dia anak ku jadi..mau apa yang aku lakukan itu bukan urusan kamu !!" teriak Leka menunjuk wajah Nico dengan mata yang sudah memerah.

"Bunda,dia dad aku ," ucap Elang dan membuat Leka melotot mendengar ucapan putranya.

"No,dia bukan Daddy kamu!!" bentak Leka garang membuat Elang ketakutan.

"Sini kamu !!" ucap Leka menarik tangan Elang dengan kasar.

Namun,dengan cepat Nico menghempaskan tangan Leka dari tangan Elang dengan kasar.

"Bisa nggak sih,urusan kita nggak perlu libatin anak-anak.Dewasalah sedikit,anak kamu ketakutan lihat kamu kayak gini !!"ucap Nico dengan nada ketus.

Leka menghela nafas dalam dan memandang ke arah lain.Rasanya rasa benci itu makin bertambah pada sosok laki-laki yang membuat dirinya terbuang dari keluarga dan juga membuat dirinya menderita menjalani kehamilannya sendirian.

Leka memandang putranya yang memeluk Nico erat.

"Kamu masih denger ucapan bunda kan El,cepat kesini sama bunda.Jangan buat bunda marah El, ELANG !!" bentak Leka semakin geram melihat tingkah Elang yang tak berkutik dari pelukan Nico.

Bahkan Elang mengeratkan pelukannya di tubuh Daddy nya.Rasanya bagi Elang bundanya hari ini seperti monster yang menakutkan.

"Leka,bisa nggak usah egois gitu.Elang sedang ketakutan lihat tingkah kamu yang bar-bar gini !!" ucap Nico menginginkan Leka untuk lebih lembut menangani putranya yang sedang ketakutan.

Walaupun di hari-hari sebelumnya Elang selalu bersikap dewasa namun,Elang hanyalah anak lima tahun yang pastinya akan ada rasa takut dan juga kembali pada sifat anak-anak nya.

"Nyebelin ," ucap Leka menatap Nico dengan sengit.

Apalagi mengingat kembali penolakan Nico di jaman dulu.Menolak kehadiran anak mereka.Namun,sekarang dia sedang berperan sebagai seorang yang melindungi Elang dari layaknya musuh.

Ceklek..

Pintu ruang UGD pun akhirnya terbuka.Tampak dokter wanita yang tadi sempat menurut Nico keluar dari UGD.

"Dokter, bagaimana keadaan Aura anak saya?" tanya Leka menghampiri sang dokter dengan perasaan cemas.

"Alhamdulillah Bu,anak ibu keadaan nya sudah membaik.Beruntung tadi ananda Aura cepat di bawa ke Rumah Sakit. Alergi nya pun tidak terlalu parah karena cepat di tangani."ungkap si dokter.

"Lalu bagaimana sekarang anak saya dok,apa bisa kami lihat sekarang?" tanya Leka pada si dokter.

"Nanti setelah di pindah ke ruang rawat Bu,anada Aura sehari atau dua hari disarankan untuk rawat inap,jadi anda silahkan urus administrasi dan juga kamar rawat ananda Aura ." ujar sang dokter.

"Baik dok, terima kasih ."ucap Nico yang sedari tadi berdiri di samping Leka mendengar setiap kalimat yang di sampaikan sang dokter.

"Baiklah,untuk seterusnya tolong perhatikan makanan yang di konsumsi oleh Aura karena salah satu faktor utama yang menyebabkan alergi Aura itu adalah makanan seafood spesifik nya udang."ucap Dokter yang menangani Aura.

"Alergi udang,baik dok kami akan memantau lebih ketat lagi makanan apa yang di konsumsi anak kami." jawab Nico.

Nico tak mengira jika Aura dengan kebetulan yang ada sekarang.Mengalami alergi udang ,sama seperti dirinya yang tak bisa makan udang karena alergi.

Nico memandang Leka sejenak dan beralih kembali ke pada sang dokter yang masih menerangkan tentang kondisi Aura pada Leka.

"Baiklah, setelah Aura di pindahkan ke ruang rawat ,kalian bisa langsung melihat nya." ucap sang dokter.

"Terimakasih dokter." ucap Leka dengan sopan.

"Sama-sama,saya undur diri dulu ..permisi ." ucap si dokter pergi meninggalkan tempat tersebut.

Setelah kepergian si dokter dari tempat itu Nico pun melihat ke arah Leka yang sedikit terlihat sangat cemas.Nico tersenyum miring melihat tingkah Leka yang sepertinya sedang menguasai dirinya dari kecemasan.

"Aku ke administrasi dulu,sekalian meminta kamar rawat untuk Aura.Elang,sama bunda dulu yaa.." ucap Nico pada sang putra.

"Ikut.." pinta Elang dengan merengek.

"Setelah selesai dengan urusan Aura,kita perlu bicara Leka.Tentang masa lalu dan akan menjadi masa depan ku." ucap Nico yang pergi dengan Elang yang ikut dengannya.

Leka melihat sosok kedua laki-laki yang melangkah menjauh dari tempat dirinya berada.Rasanya dunianya berputar kembali kemasa enam tahun lalu.

Bersambung