NovelToon NovelToon
Terjebak Di Dunia Siluman Burung Garuda Emas

Terjebak Di Dunia Siluman Burung Garuda Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Romansa / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita
Popularitas:472
Nilai: 5
Nama Author: Wardha

Aurora terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada di dunia asing yang begitu indah, penuh dengan keajaiban dan dikelilingi oleh pria-pria tampan yang bukan manusia biasa. Saat berjalan menelusuri tempat itu, ia menemukan sehelai bulu yang begitu indah dan berkilauan.

Keinginannya untuk menemukan pemilik bulu tersebut membawanya pada seorang siluman burung tampan yang penuh misteri. Namun, pertemuan itu bukan sekadar kebetulan—bulu tersebut ternyata adalah kunci dari takdir yang akan mengubah kehidupan Aurora di dunia siluman, membuatnya terlibat dalam rahasia besar yang menghubungkan dirinya dengan dunia yang baru saja ia masuki.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wardha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pernikahan yang dramatis

Di atas sebuah pulau terapung di langit, tempat suci bagi para siluman burung, pernikahan mereka diadakan. Raja Garuda Emas—ayah Raviel, berdiri gagah mendampingi putranya, sementara para petinggi kerajaan dan pasukan penjaga langit memberikan penghormatan kepada Aurora. Sayap emas dan perak membentang megah di langit saat para siluman burung berkumpul untuk merayakan hari bersejarah ini.

Namun, di balik kebahagiaan, bisikan-bisikan rahasia terdengar di angin. Tidak semua siluman burung menerima manusia di antara mereka, dan jauh di cakrawala, bayangan gelap mulai bergerak. Apakah kedamaian ini akan bertahan? Ataukah bahaya baru mengintai di langit luas?

Di bawah sinar Bulan Nirvana, bulan suci yang hanya muncul sekali dalam seribu tahun, pernikahan Aurora dan Raviel dimulai. Upacara ini bukan sekadar penyatuan dua jiwa, tetapi juga sebuah ritual sakral yang telah diwariskan sejak zaman leluhur para siluman burung.

Para tetua dan penjaga langit—berjubah putih dengan sulaman emas berbentuk sayap garuda, berdiri melingkari simbol kerajaan yang melayang di tengah udara. Benda itu terbuat dari batu langit, batu kuno yang dipercaya menyimpan energi leluhur para siluman burung. Di atasnya, sebuah cincin bulu emas dan bulu perak—simbol kesetiaan dan keseimbangan—beristirahat, menunggu untuk dikenakan oleh kedua mempelai.

Saat prosesi dimulai, Raviel, dengan jubah perang berhiaskan bulu garuda emas, berdiri tegak di tengah. Sementara itu, Aurora, mengenakan gaun putih berkilauan yang terbuat dari jalinan bulu phoenix langit, melangkah anggun ke arahnya, diiringi nyanyian sakral dari para dayang. Setiap langkahnya terasa ringan, seolah angin langit sendiri menuntunnya menuju takdirnya.

Raja Garuda Emas, yang menjadi saksi utama, mengangkat tangannya. "Hari ini, di hadapan leluhur langit dan seluruh penghuni kerajaan, kami merestui penyatuan ini. Dengan ikatan ini, kalian bukan hanya menjadi pasangan, tetapi juga penjaga dunia di bawah langit yang luas."

Aurora dan Raviel kemudian mengambil masing-masing cincin yang telah diberkati oleh energi leluhur. Saat mereka menyematkan cincin ke jari satu sama lain, cahaya keemasan dan perak menyelimuti mereka, menandakan diterimanya Aurora secara penuh ke dalam dunia para siluman burung. Sayap transparan berkilauan muncul di punggungnya, simbol bahwa ia kini adalah bagian dari langit.

Namun, ketika sorak sorai memenuhi udara dan para siluman burung beterbangan merayakan persatuan mereka, angin dingin berhembus tiba-tiba. Awan kelam menggantung di kejauhan, dan dalam sekejap, bisikan-bisikan yang sebelumnya hanya rumor kini menjadi nyata. Sebuah ancaman baru telah bangkit dari bayangan masa lalu.

Akankah pernikahan ini menjadi awal dari kedamaian abadi? Atau justru menjadi awal dari badai yang lebih besar?

Aurora memandang Raviel, "Lalu apa?"

"Ciuman," ia mendekat, meraih kedua tangan Aurora.

"Di sini? Di keramaian ini?" tanyanya tak percaya.

Raviel mengangguk, "Memang seperti itu, apa di duniamu tidak?"

Aurora mendesis pelan, "Aku tak terbiasa," pipinya merona, menjadi titik perhatian Raviel.

"Ah, kau malu ternyata. Baiklah," Raviel mengepahkan sayap emasnya. Seketika itu bulunya melingkar menutupi tubuh mereka. "Bagaimana?"

"Cukup baik," katanya dengan canggung, lagi-lagi pipinya trasa memanas.

Raviel mengubah tubunya menjadi manusia sungguhan seperti Aurora. Namun tersisa bulu-bulu halus yang masih berterbangan melingkar menutupi mereka. "Kau terlihat lebih tampan dengan versi manusia seperti ini, Raviel."

"Kau suka?" Aurora menyukainya.

Raviel tersenyum, matanya yang kembali terlihat cerah menatap Aurora dengan lembut. "Kalau kau menyukainya, aku akan sering berwujud seperti ini," bisiknya.

Aurora merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Atmosfer sakral upacara masih mengelilingi mereka, tetapi di balik bulu-bulu emas yang melayang perlahan, seakan dunia hanya milik mereka berdua.

Perlahan, Raviel mendekat, mendekatkan wajahnya ke Aurora. Ia bisa merasakan napasnya, hangat dan menenangkan. Namun sebelum bibir mereka bersentuhan, getaran aneh mengguncang simbol kerjaan mereka.

Aurora dan Raviel sontak berpaling. Bulu-bulu emas yang tadi melindungi mereka kini beterbangan kacau, seolah merasakan ancaman yang tak terlihat. Para tetua siluman burung yang sebelumnya penuh khidmat dalam upacara kini saling bertukar pandang dengan cemas.

"Apa yang terjadi?" tanya Aurora, naluri pelindungnya langsung aktif.

Raja Garuda Emas berdiri, ekspresi tegasnya menunjukkan bahwa ia juga merasakan hal yang sama. "Ada sesuatu, atau seseorang yang mengganggu keseimbangan langit."

Dari kejauhan, angin membawa suara nyaring, suara kepakan sayap yang bukan berasal dari siluman burung kerajaan. Di langit yang semula cerah, sebuah sosok gelap melayang, sayapnya membentang lebar dengan aura pekat yang mencekam.

"Sang Raja Burung Gagak," bisik salah satu tetua, suaranya bergetar.

Aurora menegang. Ia telah mendengar legenda itu dari buku emas—tentang sosok siluman burung yang pernah dikutuk karena mengkhianati para leluhur. Dikatakan bahwa ia menghilang setelah peperangan besar berabad-abad lalu. Namun kini, di hari pernikahannya, ia kembali.

Raviel melangkah maju, melindungi Aurora di belakangnya. "Jadi, ini bukan sekadar upacara pernikahan," katanya dengan suara rendah.

Aurora mengepalkan tangannya. "Sepertinya, ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar."

Aurora dan Raviel saling menatap. Angin malam berputar di sekitar mereka, membawa ketegangan yang menggantung di udara. Siluman burung gagak di kejauhan melayang dengan aura gelap yang semakin menguat. Waktu mereka semakin menipis.

Raviel menggenggam tangan Aurora erat, suaranya tenang namun tegas. "Kita harus menyelesaikan upacara ini. Pernikahan kita akan menjadi simbol keseimbangan, dan itu bisa menjadi kekuatan untuk melawan ancaman ini."

Aurora menelan ludah. "Jadi, kita harus berciuman ... sebelum dia bertindak?" Pipinya kembali memanas, tetapi kali ini bukan karena malu saja—ada tekanan besar yang ikut menyelimutinya.

Raja Garuda Emas berdiri di singgasananya, matanya tajam menatap ke arah sosok gelap di langit. "Cepatlah," katanya penuh wibawa. "Jika pernikahan ini sah, kekuatan langit akan menyatu dengan kalian."

Aurora menarik napas dalam. Ia harus melakukannya.

Raviel, yang masih dalam wujud manusianya, tersenyum kecil. "Kau siap?"

Aurora mengangguk pelan. Lalu, dalam sekejap, Raviel menariknya dalam pelukan.

Bibir mereka akhirnya bersentuhan—hangat, lembut, dan penuh makna. Saat itu juga, cahaya emas dan perak meledak dari tubuh mereka, menjulang tinggi ke langit seperti pilar cahaya yang menghubungkan langit dan bumi.

Seketika itu juga, langit yang sebelumnya gelap mulai bersinar. Bintang-bintang yang sempat meredup kembali bersinar terang, dan suara merdu burung-burung langit menggema di seluruh kerajaan.

Tetapi ...

Sang Raja Burung Gagak tidak tinggal diam.

Ia menyipitkan matanya melihat cahaya yang bersinar dari pasangan itu. "Sudah terlambat," gumamnya, sebelum kepak sayapnya menghasilkan badai hitam pekat yang melesat menuju altar suci.

Aurora dan Raviel belum sempat menarik diri dari ciuman mereka ketika badai itu menghantam keras, meretakkan altar dan menghempaskan para pendeta langit ke segala arah.

"Kalian kira bisa menyegel takdirku dengan pernikahan ini?!" suara Raja Burung Gagak menggema. "Aku telah kembali, dan kali ini, langit akan menjadi milikku!"

Aurora dan Raviel saling berpandangan, nafas mereka masih tersengal setelah ciuman sakral itu. Tetapi kini, mereka bukan lagi hanya pengantin baru.

Mereka adalah penjaga langit. Dan perang baru ... baru saja dimulai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!