"Pocong Bintang Kos"
Budi, penghuni baru di Kos 13B, harus berbagi kamar dengan Pocong Hilarious, hantu kocak yang bercita-cita jadi bintang komedi. Namun, di balik tawa yang mereka ciptakan, ancaman makhluk gaib mulai mengintai. Saat kegelapan menyerang, bisakah tawa menjadi senjata untuk menyelamatkan semua penghuni kost
Kos 13B terlihat biasa saja, tapi siapa sangka, di dalamnya ada Pocong Hilarious—hantu konyol yang suka melucu. Ketika Budi pindah, hidupnya berubah drastis, dari tenang menjadi penuh tawa… dan horor.
Tawa yang diandalkan Pocong dan Budi justru menarik perhatian makhluk gaib yang lebih kuat. Penjaga Lama kos mulai menyerang, mengancam nyawa semua penghuni.
Bisakah tawa mengalahkan kegelapan?
Ikuti kisah kocak dan seram "Pocong Bintang Kos"!
Salam Hormat
(Deriz-Rezi)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deriz-Rezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Audisi di Halaman Kos
Keesokan harinya, sesuai perjanjian, Pocong Hilarious memutuskan untuk menggelar pertunjukan di siang hari. Halaman kos disulap menjadi panggung sederhana, lengkap dengan kursi plastik, lampu bohlam warna-warni, dan, entah dari mana, sebuah sound system bekas. Budi hanya bisa menggelengkan kepala sambil mengumpulkan penghuni kos untuk menonton.
“Yuk, yuk! Semua orang kumpul! Ada hiburan gratis!” teriak Budi sambil membagikan brosur buatan tangan yang bertuliskan: “Konser Perdana: Pocong Hilarious”.
Beberapa penghuni kos yang penasaran mulai berkumpul, termasuk Mbak Rini, penjaga kos yang terkenal suka gosip, dan Pak Eko, penghuni yang suka main catur sendirian.
Saat semuanya sudah duduk, suara berisik terdengar dari belakang. Ternyata Pocong Hilarious sedang mencoba memasang mikrofon di kain kafannya. “Eh, tolong bantuin, dong. Susah banget nyelipin ini di sini,” katanya kesal.
Budi mendekat dan membantu. “Kamu ini, kalau mau jadi penyanyi profesional, harus lebih siap. Penonton nggak suka kalau performancenya ngaco.”
“Tenang aja! Kalau aku udah mulai nyanyi, mereka pasti terpesona,” jawab Pocong Hilarious dengan percaya diri.
Akhirnya, konser dimulai. Pocong Hilarious melompat ke atas panggung dan membuka dengan lagu dangdut klasik. “Bukan aku tak cinta... Jreeeng!”
Suara pocong itu menggelegar, tapi sayangnya lebih mirip suara kipas rusak daripada penyanyi. Penonton mulai bingung. Pak Eko bahkan berbisik, “Ini hantu beneran atau prank, sih?”
Tapi bukannya menyerah, Pocong Hilarious mencoba gaya lain. Dia mulai melakukan gerakan melompat-lompat seperti kangguru sambil bernyanyi. Entah kenapa, aksi itu malah membuat penonton tertawa terbahak-bahak.
“Wah, lucu banget! Ini kayak stand-up comedy dangdut!” kata Mbak Rini sambil mengusap air mata karena terlalu banyak tertawa.
Pocong Hilarious berhenti sejenak. “Ehem, sebenarnya aku memang mencampurkan komedi dalam setiap aksiku. Jadi, terima kasih atas apresiasinya!” katanya dengan gaya sok profesional.
Setelah beberapa lagu dan aksi kocak lainnya, penonton mulai terbiasa dengan keanehan Pocong Hilarious. Bahkan ada yang merekam dan mengunggah video ke media sosial.
Di tengah keramaian, Budi memperhatikan seseorang berdiri di sudut halaman. Sosok itu tampak berbeda dari penonton lainnya. Tubuhnya tinggi, dengan wajah pucat dan sorot mata tajam. Ketika konser selesai, sosok itu mendekati panggung.
“Siapa kamu?” tanya Budi, merasa sedikit waspada.
“Aku Darto, agen pencari bakat dari dunia gaib,” jawab sosok itu dengan suara berat. “Penampilan tadi cukup menarik. Aku ingin menawarkan kesempatan untuk Pocong Hilarious tampil di acara ‘Gaib’s Got Talent’.”
Budi terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Sementara itu, Pocong Hilarious tampak bersemangat. “Wah, ini mimpi jadi kenyataan! Akhirnya aku bisa jadi artis terkenal di dunia gaib!”
Namun, Budi punya firasat buruk tentang tawaran itu. “Tunggu dulu. Apa syarat dan ketentuannya?” tanyanya.
Darto hanya tersenyum samar. “Hanya satu. Jika dia gagal, dia harus menjadi hantu pekerja selamanya di dunia bawah.”
Pocong Hilarious terdiam sejenak, lalu menoleh ke Budi. “Bagaimana menurutmu, manajer?”
Budi menghela napas panjang. “Ini gila. Tapi, kalau kamu yakin, aku akan mendukungmu.”
Dengan semangat membara, Pocong Hilarious menerima tawaran itu. Namun, Budi tidak bisa menghilangkan perasaan cemas yang mulai menghantuinya. Apa sebenarnya yang menanti mereka di dunia gaib?
Bersambung Ke Episode ke 3
Yukkk guys ikuti gimana Cerita selanjutnya 💥
Jangan Lupa Like dan Coment yg Membangun Ya Guys🥰
lanjutt kak