Fifiyan adalah anak dari ketua mafia kegelapan yang dikenal kuat dan kejam, banyak mafia yang tunduk dengan mafia kegelapan ini. Tetapi disaat umurnya yang masih belia pada perang mafia musim dingin, keluarga besarnya dibunuh oleh mafia musuh yang misterius dimana membuatnnyabmenjadi anak sebatangkara.
Disaat dia berlari dan mencoba kabur dari kejaran musuh, Fifiyan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria kecil yang bersembunyi di dalam gua, karena mereka berdua berada di ambang kematian dan pasukan mafia musuh yang berada diluar gua membuat pria kecil itu mencium Fifiyan dan mengigit lehernya Fifiyan. Setelah kejadiaj itu, Fifiyan dan pria kecil itu berpisah dan bekas gigitannya berubah menjadi tanda merah di leher Fifiyan.
Apakah Fifiyan mampu membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Apakah Fifiyan mendapatkan petunjuk tentang kehidupan Fifiyan nantinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terikat Dengan Keluarga Lain
Aku dan kedua pria yang beediri diatas menara itu benar-benar saling bertatapan sampai pagi menjelang, wajah yang tertutupi topeng dan tubuh yang dibalut jubah hitam polos membuatku penasaran, identitas mereka sebenarnya.
Tidak lama muncul sebuah merpati yang terbang kearahku, aku mengambil merpati itu dan mengambil sebuah kertas di kakinya. Saat aku membuka kertas itu, tiba-tiba muncul sebuah serbuk beracun dan membuatku tidak sengaja menghirupnya.
"Ciiihhh... uhuuukk... uuhhuukkk..." desahku terbatuk-batuk.
"Kamu kenapa?" Tanya Han terkejut.
"Mereka ahli racun!" Ucapku dingin, Han memapahku masuk ke dalam ruanganku dan segera mengambil bahan obat penawar keluar ruanganku, rasa sakit didada dan kepala membuatku terus terbatuk-batuk.
"Apa yang kamu ambil itu kak?" Ucap Wan menatap Han terburu-buru masuk ke dalam ruanganku.
"Fifiyan terkena bubuk racun."
"Eehh bagaimana bisa?"
"Gara-gara pria bermata biru dan bermata ungu."
"B-benarkah? Mereka ahli racun dan benar-benar kemampuan racun mereka diatas rata-rata!" Ucap Wan terkejut.
"Kau jangan mengada-ada!" Protes Han kesal.
"Aku mengatakan yang sebenarnya. Pria bermata biru adalah keluarga Zelena dan pria bermata ungu kemerahan adalah keluarga Viollet. Keluarga Zelena dan keluarga Viollet adalah dua kerajaan penggunanya ahli dalam racun dan dua kerajaan itu memiliki mafia yang sangat ditakuti oleh mafia organisasi musuh!" Jelas Wan serius, aku meminum obat penawarku dan mengatur nafasku.
"Aku... tidak pernah mendengar keluarga itu apalagi masalah kerajaan."
"Kerajaan itu berada jauh dari dunia mafia, tuan Diego Valentin memiliki jimat yang anda pakai itu juga dari kerajaan Zelena. Bahkan yang mengajari tuan muda ikatan itu dari keluarga Viollet dan hanya keluarga Viollet yang tahu cara melepaskan ikatan nona muda dengan tuan muda."
"Melepaskan ya? Apa itu bisa dilepaskan?" Tanyaku pelan.
"Bisa, ada kasus yang sama dengan anda dan tuan muda, pasangan itu mendatangi keluarga Viollet dan ikatan itu benar-benar hilang!" Ucap Wan menatapku serius.
"Kalau terlepas, baguslah. Aku jadi tidak menjadi istri kakak lagi."
"Tapi pria itu... mengikat anda!" Ucap Wan serius yang membuatku terkejut.
"Apa kau bercanda?" Ucapku terkejut, Wan mengambilkan cermin kecil dan menunjukkan sebuah tanda di bahu kananku.
"Dia tidak menggigit leherku bagaimana bisa?" Tanyaku terkejut, Wan mengambil sisa bubuk dikertas itu dan menatapku serius.
"Itu bubuk khusus nona muda, itu bukan bubuk beracun."
"Bubuk khusus? Maksudnya?" Tanyaku terkejut.
"Bubuk yang menjadi perantara ikatan, ada banyak jenis ikatan dan ikatan terlarang yang paling kuat adalah bubuk terlarang ini."
"Astaga!! Membuatku sakit kepala!" Gerutuku memukulkan kepalaku ke meja kerjaku.
"Apa yang harus aku lakukan?" Ucapku pelan.
"Lebih baik nona muda sembunyikan masalah ini dari tuan muda. Jika rasa tuan muda menghilang baru nona muda datang ke keluarga Viollet agar mereka melepaskan ikatan itu."
"Hilang rasa?"
"Benar, ikatan hanya bisa digunakan untuk satu orang saja, jika ada dua ikatan maka ikatan terlemah akan hilang."
"Haish menyebalkan!!" Gerutuku kembali ke balkon tapi ternyata dua pria itu menghilang dari menara dan bangunan tinggi.
"Ciihhh dia kabur!" Gerutuku kesal.
"Kak Han temani aku ke kerajaan mereka!"
"Aku tidak tahu tempatnya."
"Tidak tahu? Kak Han harus mencari tahu dan..." Tanyaku terkejut.
"Percuma nona muda, tidak ada yang tahu mengenai keluarga Viollet karena keluarga Zelena dan keluarga Viollet sangat misterius!" Ucap Wan serius.
"Bagaimana aku bisa bertemu dengan mereka?"
"Biasanya mereka akan muncul saat organisasi musuh muncul, karena... mereka petinggi tertinggi sesungguhnya apalagi keluarga Viollet... dia menguasai seluruh mafia musuh tanpa terkecuali!" Ucap Wan serius yang membuatku terdiam dan benar-benar putus asa.
"Jadi...bukan Hikari Stun ya penguasanya?" Tanyaku pelan.
"Bukan nona muda, tuan Finley Viollet. Dia adalah orang yang terkenal kejam dan licik lebih kejam dari pada tuan muda Fiyoni."
"Haish kenapa jadi menambah Pekerjaanku!" Gerutuku kesal.
"Saran saya nikmati saja dulu nona muda, jika bertemu dia anda bisa menanyakannya. Karena jika anda memaksakan diri pergi ke organisasi musuh takutnya anda tidak bertemu dengannya malah anda jadi budak disana!" Ucap Wan serius.
"Haish baiklah, kalian berdua simpan rahasia ini baik-baik sampai aku menemukan apa yang dia inginkan sebenarnya!" Gerutuku kesal.
"Baik..."
"Oh ya... kemana kakak-kakakku?" Tanyaku pelan.
"Mereka sedang istirahat nona muda, sesuai dengan perintah anda."
"Kak Fiyoni juga?"
"Ya, tuan muda dan nona muda Fiyani bemar-benar tidur dengan pulas. Mungkin mereka kelelahan karena disandera musuh."
"Yaaah mungkin saja, ya sudah biarkan mereka istirahat. Aku mau ke perpustakaan mafia..." gumamku pelan dan melompati pohon.
"Apa yang kau cari?" Tanya Han serius.
"Masalah keluarga kerajaan itu."
"Oohh aku ikut denganmu!" Ucap Han turun keatas tanah.
"Kenapa kak Han ikut?"
"Keadaanmu seperti ini, bagaimana bisa aku tidak ikut?" Tanya Han serius dan aku hanya terdiam melompati pohon sedangkan Han berjalan santai di bawahku.
"Fifiyan, apa kau merasa... aneh?"
"Maksudnya?" Tanyaku pelan.
"Ya setelah terikat dengan pria asing itu?"
"Kalau boleh mengatakan... ya sangat aneh, aku merasa sangat aneh berbeda dengan ikatan dari kak Fiyoni."
"Aku juga sama, auranya berbeda."
"Aura?" Tanyaku menatap Han serius.
"Ya, auramu jadi bukan aura Fiyoni lagi tapi aura pembunuh!" Ucap Han dingin.
"Entahlah, aku tidak tahu..." desahku kembali melompati pohon sampai ke kota.
Orang-orang kembali beraktifitas setelah semalam di ungsikan oleh Han. Dengan pakaian casualku, aku berjalan dengan Han menuju ke perpustakaan utama di tengah kota.
Di perpustakaan aku berjalan ke ruang khusus mafia dan membaca semua sejarah keluarga dan sejarah kerajaan.
"Apa kau menemukan?" Ucap Han menatapku yang sedang mengerutkan dahiku.
"Aku hanya... menemukan ini..." gumamku menunjukkan silsilah dalam tulisan sansekerta kuno.
"Apa kak Han bisa membacanya?" Tanyaku pelan, Han merebut bukuku dan membacanya serius.
"Keluarga Zelena adalah keluarga kedua yang di hormati dan disanjung serta mereka ahli dalam racun, sedangkan keluarga Vallet adalah keluarga pertama yang dihormati dan disanjung serta mereka ahli dalam perang dan racun. Kedua keluarga ini masih satu kerabat dan saling melengkapi, mereka tidak pernah bertengkar selama berabad-abad yang lalu karena mereka memiliki perjanjian rahasia yang bisa membuat mereka tetap akur..." ucap Han pelan.
"Lokasinya apa ada?" Tanyaku pelan.
"Tidak disebutkan."
"Haish..." desahku pelan.
"Eehhh hormat nona muda..." ucap salah satu pegawai perpustakaan ini, pegawai itu bernama Rinz selain pegawai di juga bawahanku khusus mata-mata.
"Mmm iya, kamu sedang masuk hari ini?"
"Benar nona muda, nona muda mencari informasi apa? Biar saya bantu."
"Aahh kebetulan, Rinz apa kau tahu tentang keluarga Zelena dan Viollet?" Tanyaku serius.
"Ya saya tahu, saya pernah masuk ke wilayah mereka."
"Benarkah? Dimana tempatnya?" Tanyaku terkejut.
"Di wilayah hutan amazon. Kalau nona muda tanya letak koordinatnya agak susah karena gps dan ponsel yang saya bawa tidak bekerja disana."
"Sampai segitunya?" Tanyaku terkejut.
"Keluarga mereka sangat misterius dan saat saya datang benar-benar tidak ada orang, hanya orang-orang yang bersembunyi di sekitar hutan. Saya hampir terbunuh saat itu jadi saya memutuskan untuk pergi menjauh saat di kejar oleh mereka."
"Kapan itu terjadi?" Tanyaku serius.
"Saat anda meminta mencarikan pusaka terlangka dan gagal saya dapatkan itu."
"Oohh perintah tetua itu ya?"
"Benar nona muda."
"Haish... bagaimana aku bisa bertemu dengan si Finley itu!" Gerutuku kesal.
"Finley? Nampaknya saya permah mendengarnya nona muda."
"Benarkah?" Tanyaku terkejut.
"Ya, dia pernah datang kemari dan mencari informasi tentang anda dan kelemahan anda."
"Kenapa tidak kau cegah?" Protesku kesal.
"Maaf nona muda, saat itu bukan saya yang menjaga tapi orang awam."
"Haish... lalu?"
"Yaa di buku tamu tertulis dia salah satu mahasiswa dari universitas terkemuka dan di dalam universitas itu terdapat ruang kelas khusus mafia. Mungkin jika anda bisa menjadi mahasiswa disana anda bisa bertemu dengannya."
"Baguslah, berikan alamat universitas itu dan kak Han tolong daftarkan aku disana... kau juga ikut serta!" Ucapku dingin.
"Baiklah..." gumam Han mengikuti Rinz dari belakang. Aku menghela nafas dalam dan terus memegang kepalaku yang sedari tadi pusing, semoga aku bisa bertemu dengan pria yang mengikatku ini.