Transmigrasi Figuran Novel

"NAOMI... LO APA APAAN SIH!!" sentak David menggebu.

"Kenapa kamu bentak aku! harusnya aku yang bilang gitu David, maksud kamu apa duduk bareng jal*ng satu ini" marahnya seraya menunjuk wajah Alya.

"Aku bukan jal*ng Naomi...kamu selalu bully aku karna aku deket sama David, padahal aku cuma mau berteman aja sama dia" ujar Alya menahan amarah di depan mereka.

"Halah bullshit..kalo lo gak mau gue bully lagi, ngapain lo masih deket-deket david. Gue tau lo pasti mau caper kan!... dasar cewek gatel!!" sentaknya menatap Alya sinis.

"Aku gak gitu David" ujar Alya lirih dengan air mata sudah mengalir basah di pipinya.

"Dia bukan jal*ng Naomi, lo nya aja yang negatif thinking terus sama alya, dia gadis baik jadi kita mau temenan sama dia" ujar Reyhan si paling kalem dan dewasa.

"Udah denger kan! jadi mending sekarang lo pergi dari sini..gue muak tau gak liat muka lo" sarkas David mengusir Naomi yang sudah terlihat berkaca kaca menahan tangis atas pengusiran nya.

"PUAS LO!, PUAS LO JAL*NG!! denger ya David, aku gak akan tinggal diam atas perlakuan kamu sama aku, aku bakal lapor opa supaya pertunangan kita segera di percepat" teriaknya seraya berlau dari sana, sungguh ia merasa sakit hati atas perlakuan David padanya.

Sebelum mengenal Alya, David sangat perhatian dan peduli terhadapnya, tapi kini David seolah-olah sudah tak mengharapkan kehadirannya karena kedatangan seorang Alya.

"Fuck*ng sh*t" umpat David setelah mendengar perkataan Naomi, jika benar Naomi mengadu pada opahnya maka ia akan semakin susah mendapatkan gadis yang sudah lama ia sukai.

"Huft...Bos, mending lo kejar tuh si buntut kuda, jangan sampe dia ngadu dan berakhir buat masalah" usul Abi menepuk pundak David memberi semangat.

Sebenarnya mereka tidak ingin terlalu ikut campur mengenai urusan David dan Naomi, tapi karna kini tingkah Naomi sudah kelewat batas lama-lama mereka juga jadi geram.

"Gue kesana" ucapnya seraya berjalan mengejar Naomi, tapi sebelum benar-benar keluar dari kantin David sempat melirik meja yang di tempati kanaya, entah apa maksud tatapan tersebut tapi tak ayal membuat Kanaya bingung dibuatnya.

"Lo ngerasa gak sih kalo David ngeliat elo" ucap Cici dengan wajah penasaran.

"Entah, biarin aja lah bukan urusan gue juga" ujarnya santai seraya memasukan bakso ke dalam mulutnya.

'Lumayan menarik buat di tonton, tapi gue rasa ceritanya udah sedikit melenceng' pikir Kanaya melihat kejadian tadi.

Ia merasa tak pernah membaca tentang kejadian di kantin yang membuat Naomi di usir, apalagi seorang Alya, dalam novel ia di gambarkan menjadi gadis polos, lugu dan penurut, dia tidak akan membantah ataupun membela dirinya sendiri.

Alya akan menerima semua bullyan yang terjadi padanya. tapi lihatlah tadi.. cerita sudah berubah, bahkan tak ada tatapan tertarik antara David pada Alya, David cenderung cuek dan mengabaikan sekitarnya.

******

Setelah melihat drama di kantin tadi, kini Kanaya sudah berada ditaman belakang Sekolah, dia tengah memikirkan tentang alur novel yang sudah melenceng jauh.

"Kalo udah gini, gue gak bisa lagi berpatok sama alur... tapi gue juga gak perlu berurusan sama para tokoh sih! apalagi gue masih gak ngerti sama tujuan sebenernya gue disini tuh buat apa? masa ia karna gabut makanya gue dikirim kesini?" gumanya mengingat mengenai alur novel yang sudah ia baca.

"Sialnya lagi,...ni anak gak ngasih ingatan yang lengkap... kan gue males nyari tau nya" terdengar helaan pasrah dari Kanaya.

"Kenapa disini? mau pingsan lagi?" terdengar suara seorang pria dari arah belakang, Kanaya yang mendengarnya pun refleks menoleh dan terlihatlah visual tampan dari ketua genk Demon yang tak lain ialah David Alexander.

"Lo kenal gue? " tanya Kanaya bingung seraya mengernyitkan alisnya. setahunya Kanaya asli adalah gadis ansos, jadi tak ada teman sekelas yang mau menegurnya kecuali Cici yang sekarang sudah menjadi temannya.

Tanpa menjawab pertanyaan tersebut, David malah berjalan mendekatinya dan duduk di kursi sebelahnya.

"Buat lo" ucapnya seraya menyodorkan sebuah plastik yang berisi minuman dan makanan ringan.

"Thanks" meskipun dengan keadaan bingung, tapi Kanaya tetap menerimanya.. lumayan rejeki anak soleh.

"Gimana keadaan lo?" tanya David.

"Hm baik, lo kenapa ada disini?" tanyanya seraya membuka bungkusan roti dan melahapnya.

"Kenapa? bukannya ini tempat umum ya, jadi bebas dong gue mau dimana aja" jawabannya santai membuat kanaya yang sedang mengunyah makananya terlihat kesal mendengarnya.

'So cute' batin David melihat cara makan Kanaya yang terlihat seperti marmut sangat lucu dan menggemaskan

"Ya gue juga tau ini tempat umum! yang gak umum itu lo. kenapa juga tumben-tumbenan nyamperin gue, bukannya kita gak terlalu kenal ya" sarkasnya to the point.

"Yaudah kalo gitu mulai hari ini kita kenalan, nama gue David Alexander cucu pertama keluarga Alexander" ucapnya lembut seraya mengulurkan tangannya pada Kanaya.

'Setres ni anak' pikirnya setelah melihat tatapan Mata David padanya.

"Oke..gue tau lo David, anak pemilik Sekolah ini. Tapi yang mau gue tanyain itu, kenapa lo mau kenal sama gue? bukanya lo suka ya sama Alya?" tanyanya penasaran tanpa menerima uluran tangan David, pikirannya kini sudah menjalar kemana-mana, akan bahaya jika David mulai tertarik padanya.

"Gue tertarik sama lo" ungkapnya jujur membuat Kanaya terdiam dibuatnya.

'Gak! David gak boleh suka sama gue! bisa repot hidup gue nanti kalo Naomi ataupun cewek lainnya gangguin gue mulu' pikirnya dengan tegas mencegah David menyukainya apapun yang terjadi.

"Hehehe becandaan lo gak lucu Dav" ujarnya tertawa garing, meskipun Kanaya menyukai keributan, tapi untuk masalah satu ini ia memilih mundur.

"Gue gak bercanda! gue serius Nay, dan yang harus lo tau soal Alya, gue gak pernah suka sama dia " ujarnya tegas terdengar serius.

"Huft,.. mending lo buang jauh-jauh rasa tertarik ataupun segala rasa lo sama gue Dav, karena gue udah punya pacar dan lo mau tau siapa pacar gue?" ujarnya membuat David terdiam sejenak, namun tak lama ia mengangguk penasaran.

"Kenan Alexander" ungkap Kanaya tanpa berfikir panjang, dan sesaat kemudian ia baru sadar nama siapa yang baru saja ia ucapkan.

Namun setelah berfikir sejenak, ia mulai yakin untuk melakukan segala cara agar David menjauhinya dan tak menyukainya lagi, dan inilah satu satunya cara yang paling ampuh.

"Lo gila Nay! dia om gue..dan gak mungkin om Kenan punya pacar, apalagi itu lo" ucapnya memandang Kanaya tak percaya.

Setau David, om nya itu masih single meskipun kini usianya sudah menginjak ke 28 Tahun. apalagi keluarga besarnya selalu menganggap Kenan seorang Gay.

"Yaudah kalo lo gak percaya, tanyain aja sendiri" ujarnya terihat santai, tapi tidak dengan hatinya yang kini sudah berdetak kencang takut kebohongannya terbongkar.

"Oke akan gue tanyain, tapi kalo lo bohong, gue mau kita jadi lebih deket dan lo gak boleh menghindar dari gue" ucap David seraya berdiri pergi meninggalkan Kanaya tak lupa sebelum itu dia mengacak rambut Kanaya membuat sang empu menahan kesal.

"Bangke tu cowok" dumelnya seraya merapihkan kembali rambutnya yang terlihat kusut.