NovelToon NovelToon
Lahirnya Sang Kaisar Api

Lahirnya Sang Kaisar Api

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Menceritakan kisah perjalanan mc kita bernama shim wol untuk menjadi orang terkuat di murim dan mendapatkan julukan kaisar api

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kegelisahan malam

Malam pun tiba. Sebagian prajurit beristirahat di dalam tenda, sementara sebagian lainnya berjaga di sekitar perkemahan. Shim Wol, yang tidak bisa tidur, memutuskan untuk keluar dari tendanya. Ia berjalan menuju api unggun terdekat, duduk di depan kobaran api yang memancarkan kehangatan di tengah malam yang dingin.

Sambil menatap nyala api, pikirannya melayang pada kedua orang tuanya. Ia bergumam pelan, “Apa yang sedang Ayah dan Ibu lakukan sekarang? Aku tiba-tiba rindu mereka…”

Tak lama, seorang prajurit mendekatinya dengan langkah tenang.

“Kenapa kamu tidak istirahat, Shim Wol? Apa kamu tidak kelelahan? Padahal kamu langsung bertarung begitu tiba di medan perang,” tanya prajurit itu dengan nada penuh perhatian.

Shim Wol mendongak, memandang prajurit itu, dan menjawab, “Ah, aku hanya tidak bisa tidur. Tapi jangan khawatir, aku sudah cukup beristirahat tadi.”

“Begitu ya? Kalau begitu, maukah kau minum teh hangat? Kebetulan aku ingin membuat teh dan berjaga di sini,” tawarnya dengan ramah.

Shim Wol tersenyum kecil dan mengangguk. “Baiklah, terima kasih.”

Beberapa saat kemudian, prajurit itu kembali membawa dua cangkir teh hangat.

“Nih, untukmu,” katanya sambil menyerahkan salah satu cangkir kepada Shim Wol.

“Terima kasih,” ucap Shim Wol sambil menerima cangkir itu.

“Namaku Bong Song, aku dari Sekte Kunlun,” prajurit itu memperkenalkan diri.

“Ah, aku Shim Wol. Aku tidak berasal dari sekte atau klan mana pun. Salam kenal, Bong Song,” jawab Shim Wol santai.

Bong Song tersenyum. “Aku tahu. Kamu cukup terkenal, Shim Wol. Banyak seniman bela diri di Aliansi Murim mengenalmu, meski ini kali pertama aku bertemu denganmu. Aku tahu itu kamu saat Patriark Klan Dang menyebut namamu.”

“Oh, begitu ya? Aku baru tahu. Tapi… kenapa aku tiba-tiba terkenal?” Shim Wol bertanya heran.

Bong Song menatapnya dengan kagum. “Wajar saja. Kamu adalah orang yang berhasil membunuh Poison Demon—musuh yang bahkan membuat para patriark sekte dan klan ketakutan hanya dengan mendengar namanya. Dan tadi, kamu juga menjadi pahlawan bagi kami semua. Jika ini terdengar di kalangan masyarakat, namamu pasti akan dikenal lebih luas.”

Shim Wol menunduk, mengaduk teh hangatnya perlahan. “Aku tidak merasa sehebat itu… Lagipula, aku tidak mengalahkan Poison Demon seorang diri. Ada harga besar yang harus dibayar untuk itu.” Suaranya berat, menyiratkan kesedihan mendalam.

Bong Song mencoba menenangkan. “Ya, aku tahu. Patriark Klan Dang sebelumnya, Dang Do Jin, gugur dalam pertempuran itu. Tapi Shim Wol, jika kamu tidak berhasil membunuh Poison Demon, bukankah pengorbanannya akan sia-sia?”

Shim Wol terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis. “Kamu benar. Tidak seharusnya aku terlalu menyalahkan diriku. Terima kasih, Bong Song.”

Bong Song mengangguk sambil tersenyum. “Tentu saja.”

---

Di tenda besar lain, Dang Tejin, Patriark Klan Dang yang baru, duduk gelisah di atas sofa mewah. Ia merasa berat memikul tanggung jawab sebagai panglima pasukan, terutama dengan minimnya pengalaman perang. Ingatan tentang kekalahan Aliansi Murim di perbatasan dan kehancuran Klan Namgong terus menghantuinya.

“Ayah… Apa yang harus aku lakukan?” gumamnya pelan, memegang kepalanya yang terasa berat oleh pikiran.

Dang Tejin mencoba merebahkan diri di sofa, tetapi malam itu tidak membawanya sedikit pun kedamaian.

---

Di sisi lain, di tenda patriark Sekte Naga Hitam.

Seorang prajurit fraksi unortodoks melapor dengan ekspresi penuh ketegangan.

“Permisi, Tuan Patriark. Aku ingin melapor,” katanya dari luar tenda.

“Masuk,” jawab Patriark Sekte Naga Hitam dengan suara berat.

Prajurit itu masuk dan membungkuk hormat.

“Dimana Zhong Li? Kenapa kau yang melapor?” tanya Patriark dengan tajam.

“Tuan… Tuan muda Zhong Li terbunuh di medan perang. Kami memutuskan untuk mundur,” jawab prajurit itu ragu, menunduk dalam-dalam.

“Apa?!” Patriark menggebrak meja hingga retak. Aura membunuhnya memenuhi ruangan.

“Siapa yang melakukannya? Beritahu aku!”

“Maafkan aku, Tuan… Aku tidak tahu namanya. Tapi dia seorang pemuda yang menggunakan teknik pedang api. Dia mengalahkan Tuan Muda Zhong Li tanpa terluka sedikit pun,” jawab prajurit itu dengan suara gemetar.

“Teknik pedang api, kau bilang? Seorang pemuda?” Patriark mengulangi dengan nada dingin.

“Itu benar, Tuan. Aku bersumpah atas jiwaku,” jawab prajurit dengan sisa keberaniannya.

“Baiklah. Kau boleh pergi,” kata Patriark dingin.

Setelah prajurit itu pergi, Patriark bergumam, “Teknik pedang api… seorang pemuda… Apakah dia orang yang sama yang membunuh Poison Demon? Jika benar, aku harus segera melenyapkannya sebelum dia menjadi ancaman yang lebih besar.”

1
Iqbal Bait
ceritanya udah bagus terus kan bg
oh iya tolong bantu karya ku ya bg
terima kasih
Iqbal Bait: oke di tunggu saran dan kekurangan karya ku ya
Dante-kun: Makasih udah mampir bang. Nanti saya mampir bang
total 2 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Kok belum ada update sih thor? Nanti malam aku mau baca pas tidur, pasti bikin tidur nyenyak banget.
awita_llu
Seneng banget nemu cerita sebaik ini, terus berkarya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!