NovelToon NovelToon
Waffle Caramel

Waffle Caramel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Teen School/College / Dijodohkan Orang Tua / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rheanzha

Rin yang terpaksa harus merubah penampilannya saat berada disekolah barunya sebagai siswa pindahan, dikarenakan sebuah kejadian yang membuatnya tak sadarkan diri dan dirawat dirumah sakit.

Disekolah baru ini, Rin harus mengalami drama sekolah bersama primadona kelasnya serta dengan adik kelasnya. Serta rahasia dari sekolah barunya, bersama dengan identitasnya yang ingin diketahui teman-teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perekrutan

Tidak lama sejak pemberitahuan itu dipasang, sudah ada beberapa yang mulai melamar untuk menjadi karyawan disana. Salah satunya itu seorang pelajar SMA yang mencoba bekerja part time disana.

Yang memasuki lamaran kebanyakan perempuan semua, setelah kafe tutup Rin dan yang lainnya mulai menyortir surat lamaran itu untuk dipilih oleh mereka, kecuali seorang pelajar SMA yang bertanya langsung ke Rin langsung tanpa menyertai surat lamarannya, Rin langsung menyuruh dia untuk datang jam 9 pagi besok ke kafenya.

Setelah mereka mengulas isi dari surat-surat lamaran itu, mereka memutuskan 4 dari 15 surat lamaran tersebut. Rin segera menghubungi keempat orang itu agar besok jam 9 pagi mereka sudah ada di kafenya untuk interview.

Jam memang belum menunjukan jam 9 seperti yang dijanjikan, namun sudah ada yang datang, mungkin karena hari ini adalah hari minggu. Si gadis SMA tersebut paling awal datangnya, sedangkan mereka yang ditelpon oleh Rin masih belum juga menunjukan tanda keberadaan mereka.

Tika yang sedang membersihkan halaman melihat gadis itu mondar-mandir di depan kafe segera menghampirinya dan mengajak gadis itu masuk ke rumah untuk menemui Rin dan yang lainnya. Tika menyuruh gadis itu menunggu di ruangan tamu, sedangkan Tika memanggil Rin dan yang lainnya, kemudian dia kembali ke kerjaannya.

Tidak beberapa lama Rin, Anna, Nana, Sari dan Raka yang dari dapur menghampiri gadis tersebut. Gadis tersebut yang melihat pegawai yang ditemuinya kemarin berada didepannya semua membuat gadis itu bingung.

'Kenapa yang menemui kami para karyawan yang ada disini, bukan pemilik kafe itu yang menemuinya.' pikir gadis itu.

"Maaf, sudah lama menunggu ya?" tanya Sari ke gadis itu.

Mereka berlima langsung duduk didekat gadis itu.

"Oh, nggak, saya baru sampai juga tadi." jawab gadis itu.

"Syukur deh, kami pikir kamu sudah lama menunggunya." tutur Anna.

"Emm, maaf pemilik kafenya dimana? Dan kalian kakak beradik ya?" tanya gadis itu penasaran.

"Bisa dibilang kami kakak beradik, dia yang tertua (menunjuk kearah Raka), yang nomor dua (menunjuk Anna), yang ketiga (menunjuk Sari), ini yang keempat (menunjuk Nana), dan saya yang terkecil." tutur Rin.

Mendengar hal itu Raka, Nana, Sari dan Anna, tertawa kecil, melihat tingkah mereka berempat membuat gadis itu makin bingung.

Tika tiba-tiba menghampiri mereka dari pintu depan.

"Non, den, ...."

Tika berhenti sejenak melihat Rin mengangkat telunjuknya ke bibirnya, menandakan 'tolong jangan panggil tuan sekarang' dan Tika tahu maksudnya sehingga dia tidak menyebutkannya.

"Saya mohon izin pamit, permisi." tutur Tika lalu meninggalkan rumah Rin.

Gadis itu juga dibuat bingung oleh sikap dari Tika yang tiba-tiba berhenti sejenak ketika dia berbicara.

"Oh ya kita belum tahu nama kamu." tutur Nana.

"Saya Dinda, Dinda Pramayesti." tuturnya mengenalkan dirinya

"Saya Doni Prajaka, panggil saja Raka."

"Saya Anna, Anna Adi Kusuma."

"Saya Apsari, panggil saja Sari."

"Saya Rin, Rin Astav."

"Saya Liona, panggil saja Nana."

"Oh ya, kamu masih SMA, kan?" tanya Anna.

"Iya Kak, saya masih SMA."

"Kamu kelas berapa sekarang?" tanya Rin.

"Baru kelas dua, emm, Kak, eh, maaf."

"Kak Nana, Kak Sari, bisa kan?"

"Tentu, serahkan pada kami, Dinda ikut kami sebentar." ajak Nana ke kamarnya.

Sementara Nana dan Sari lagi sibuk untuk mengukur tubuh Dinda. Rin, Raka dan Anna, mereka mengecek ke kafe, disana mereka berempat sudah ada didepan kafe. Rin segera membuka kafenya, mereka yang biasanya lewat pintu belakang sekarang mereka lewat pintu depan.

"Maaf, apa kalian sudah menunggu lama?" tanya Raka.

"Nggak, kami juga baru sampai kok." jawab salah satu dari mereka.

“Mari masuk.” mereka semuanya telah masuk.

"Silahkan duduk." pinta Rin ke mereka berempat.

Anna yang langsung ke dapur membawakan mereka minuman, sedangkan Rin dan Raka mereka pergi ke ruang staf. Anna yang mengetahui tugasnya segera mengajak salah satu dari mereka untuk mengikutinya.

"Silakan duduk." pinta Raka.

Wanita itu segera duduk didepan Raka dan Rin, dan Anna juga duduk disebelah Rin.

"Kami yang akan mewawancarai, pemilik kafe ini menyerahkannya kepada kami." tutur Anna.

Mereka bertiga mulai mewawancarainya, dimulai dengan membahas data dirinya, lalu dilanjutkan dengan pengalaman kerja dan keahlian yang dia terangkan di dalam surat lamarannya, setelah selesai di interview, Rin menyuruhnya untuk menunggu di depan dan meminta agar yang lainnya untuk datang ke mereka.

Satu per satu mereka telah diwawancarai, mereka berempat tetap menunggu didepan. Setelah banyak berdiskusi dengan yang lainnya Rin mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan ke salah satu dari mereka agar tetap menunggu dan jangan diberi tahu ke yang lainnya. Tidak beberapa lama dari pesan itu terkirim, Rin dan yang lainnya menghampiri mereka berempat.

"Terima kasih sudah meluangkan waktu kalian dan juga sudah bersedia untuk kami wawancarai. Tapi kami tak bisa memilih kalian semuanya, soalnya yang punya kafe tinggal membutuhkan satu orang lagi diantara kalian, jadi saya mewakili pemilik mohon maaf bagi yang tidak diterima." tutur Rin.

"Baiklah kalian boleh untuk pulang, kecuali dia yang mendapat pesan dari pemilik kafe ini."

Tinggal seorang saja yang tinggal di kafe, tiga yang lainnya telah meninggalkan kafenya. Rin mengisyaratkan ke Raka dan Anna untuk siap membuka kafe, sedangkan Rin membawanya kerumah biar Nana dan Sari mengukur tubuhnya untuk membuat seragam mereka.

"Gimana Rin, sudah?" tanya Sari.

"Sudah Kak, ini yang kami terima."

"Saya Apsari, panggil saja Sari."

"Saya Ratih Dwi Astari, Mbak."

"Kak Nana mana?"

"Masih dikamar dengan Dinda, panggil saja Sari." tuturnya ke Ratih.

"Segera ganti baju, dan juga tolong ambilkan dua seragam di kamar belakang untuk mereka kenakan sementara."

"Oke deh." jawab Sari dan segera meninggalkan Rin dan Ratih.

Rin segera membawa Ratih ke kamar Nana. Rin mengetuk pintu kamar Nana.

"Kak Nana, ini aku Rin, gimana sudah selesai?" tanya Rin.

"Oh sudah Rin, masuk aja."

Rin segera masuk dan menjelaskan kepada Nana.

"Setelah ini kalian berkumpul di kafe untuk briefing, nanti kak Sari bawakan seragam sementara untuk kalian kenakan." tutur Rin memberitahu ke Ratih dan Dinda yang masih bersama Nana di kamarnya.

Rin kembali ke kamarnya segera mengganti pakaiannya dengan seragam kafe. Setelah itu Rin menuju kafe, dan di sana mereka sudah berkumpul semua. Rin segera memulai briefing nya.

"Baiklah, pertama saya ucapkan untuk kalian berdua, Dinda, Ratih selamat bergabung di 'Papillon Noir'." ucap Rin menyambut Dinda dan Ratih sebagai karyawan baru di cafe dia.

°

°

1
Hafin lubi
eh kukira berpenampilan coolkids
Mary_maki
Cerdik dan mengejutkan
Shinn Asuka
Gak nyangka! 😱
Dwi Rhea: apa nih yang nggak disangka?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!