NovelToon NovelToon
Aku Masih Normal

Aku Masih Normal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / TKP / Kontras Takdir / Bercocok tanam
Popularitas:995
Nilai: 5
Nama Author: Ruang Berpikir

Anzela Rasvatham bersama sang kekasih dan rekan di tempatkan di pulau Albrataz sebagai penjaga tahanan dengan mayoritas masyarakat kriminal dan penyuka segender.

Simak cerita selengkapnya, bagaimana Anz bertahan hidup dan membuktikan dirinya normal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ruang Berpikir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31_Hutan Belantara

Alarm dari pintu utama kantor baru saja berhenti berbunyi, pandangan mata Albert kembali mengarah tajam kepada Ahmed "antarkan saya pada kekasih saya."

Tidak ada suara jawaban yang terdengar dari Ahmed namun badannya berbalik dan kemudian melangkah, mendorong pintu dua yang terbuat dari kaca itu yang kemudian Albert mengikutinya dari belakang dan lagi, suara alarm yang tidak mereka pedulikan itu, terus berbunyi sendiri di belakang mereka.

Tidak ada percakapan yang terjadi di antara tapakan langkah yang terus melangkah di antara mereka berdua.

Ahmed membawa langkahnya melewati gerbang utama lapas. Langkah mereka memasuki hutan rimba, pohonan besar tumbuh dan rantingnya mengembang lebar di tas ketinggian sana sehingga teriknya sinar matahari tidak mampu menembus dedaunan ranting pohon dari sinar matahari yang menyinari. Di setiap batang pohon itu di tumbuhi lumut hijau lebat, bahkan sangat lebat. Lumut hijau itu tumbuh melingkari setiap pohon dan kadang lumut itu menjalar sampai ranting-ranting pohon.

Di bawah ranting-ranting besar dan kecil dari pohon dan di samping batang pohon terdapat rumput besar yang tumbuh padat. Rumput itu terlihat sangat berbeda dengan rumput yang biasanya Albert lihat, batang dari rumput itu berbentuk bulat dan juga sedikit berduri dan tingginya hanya setingggi sejengkal tangan sedangkan daunnya memanjang sepanjang, seukuran tubuh Albert dan Ahmed yang berjalan di antara rerumputan itu.

Pandangan Albert melihat sisi kiri dan kanannya, tidak ada manusia sama sekali di situ kecuali dirinya sendiri dan Ahmed.

Semakin lama langkah mereka menapaki semakin dalam pula hutan yang mereka masuki.

"Kemana tujuan kita ini?" Tanya Albert, mengikuti Ahmed yang terus berjalan di depannya.

Ahmed seketika berhenti, membalikkan badannya "mencari kekasih Anda!" menatap Albert dalam.

Albert menaikkan sebelah alisnya "sampai ke dalam hutan," melirik sekilas ke atas, kiri dan kanan yang kemudian pandangannya menatap Ahmed kembali "ada hubungan apa kekasih saya dengan Bratokaz itu, dan," menahan napasnya, teringat nama Bratokaz yang sempat Ahmed sebutkan nama itu tadi "siapa Bratokaz sebenarnya."

"Warga lokal pulau Albrataz ini, tuan Marcell Albertopraz."

"Tidak mungkin," kembali menaikkan sebelah alisnya dan mengerutkan kulit keningnya menatap ragu Ahmed.

"Ia salah satu orang yang sangat berpengaruh di pulau Albrataz ini."

Tarikan dan hembusan napas panjang Albert lakukan "Allah," lirihnya kemudian mengusap kasar wajahnya sendiri. "Kenap tidak bilang dari awal."

"Maaf," menatap Albert yang berdiri berputar-putar sendiri, berjalan mondar mandir di depan Ahmed.

"Sekarang apa yang harus kita lakukan," menatap dalam, bola mata Ahmed dengan pandangan mata marah, takut dan cemas "kamu," menunjuk Ahmed "kenapa tidak menjaganya. Dia itu perempuan."

"Dia yang Anda maksudkan sangat keras kepala. Saya sudah mengingatkannya."

"Jika kamu rasa keras kepalanya akan mencelakainya seharusnya kamu menyeretnya pulang. Kenapa kamu biarkan wanitaku dibawa olehnya," melirihkan suara di akhir kalimat.

"Iya, wanitamu di seret, tapi olehnya bukan olehku," lirih Ahmed bahkan sangat lirih.

"Apa?" Tanya Albert berjalan lebih dekat dengan Ahmed "apa kamu bilang tadi, iya, seret," ulang dua kata yang sempat Albert dengar. "Siapa yang di seret," mencengkram kerah leher Ahmed dan juga menatap tajam Ahmed "SIAPA YANG DI SERET," berteriak "APAKAH ANZZZ YANG DI SERET," menakan kata penyebutan nama Anz.

Ahmed mengangguk lemah.

"BA JI NGAN," teriak Albert lebih keras.

Gerombolan burung-burung yang berdiri berbaris dan tersembunyi di antara dedaunan pepohonan itu lantas setelah teriakan Albert terdengar, semua burung-burung itu mengepakkan sayapnya dan terbang bebas, pergi dari sarang dan posisi mereka masing-masing.

Ahmed diam, tidak lagi memberontak ataupun menjawab membiarkan Albert berteriak puas tepat di hadapan wajahnya, melampiaskan segala kekesalan yang menyerang hatinya itu.

Kerah baju Ahmed, Albert tarik semakin kuat, kancing baju Ahmed yang urutan paling atas mulai terlepas dan kemudian terputus. Mata Albert menatap Ahmed dengan bola marah dan memerah sampai terlihat urat-urat halus di bola mata putihnya itu menjalar mengelilingi matanya.

Ahmed menunduk melihat kancing bajunya yang terjatuh "maaf," lirihnya.

Dua menit lebih waktu terlewati dengan posisi mereka seperti itu, Ahmed merasakan dua menit itu, lebih dari dua jam.

"Maaf," lirih Ahmed lagi "maafkan saya, saya tidak ada kuasa menjaganya."

Albert mendorong tubuh Ahmed kuat dan mengusap kepalanya sendiri frustasi "Anz, sayangku, cintaku, permata hatiku," lirih Albert, bola matanya berkaca-kaca, membalikkan badan dan tetap mengusapkan kepalanya berulang dari belakang kepala sampai mukanya sendiri.

Sedangkan Ahmed, jatuh terduduk lantaran setelah menerima dorongan kasar dari Albert, sampai kakinya terangkat ke atas dua-duanya dan dua tangannya berusaha menopang badannya sendiri agar tidak tertidur terlentang di atas tanah yang tertutupi daun kering pepohonan yang berjatuhan.

Ahmed diam kembali, menatap Albert yang mondar mandir bagaikan gasing. "Marcell Albertopraz," lirih panggil Ahmed, menatap sendu Albert.

Albert berhenti dengan kesibukan melangkahnya, badannya kini menghadap Ahmed dan matanya menatap Ahmed yang sedang bangun kembali dan menepuk-nepuk celana belakangnya yang terkena tanah "apa?" Menatap tajam, bola matanya masih terlihat memerah.

"Saya berjanji, akan membantu Anda mencari kekasih Anda."

Emang seharusnya itu yang kamu lakukan semenjak tadi, monolog Albert.

"Tapi saya tidak bisa membantu Anda secara langsung," ucap Ahmed, tangannya masih sibuk menepuk-nepuk celananya yang masih kotor, tertempel debu.

Albert menaikkan sebelah alisnya.

"Maksud saya," tergagap dan mengalihkan sekilas pandangan matanya ke arah lain "saya tidak bisa membantu Anda secara terang-terangan."

Albert masih diam, namun batinnya terus berteriak mengutarakan beribu pertanyaan dan pernyataan namun sorot mata Ahmed menunjukan sesuatu yang ingin Ahmed ungkapkan "alasannya?" Tanya Albert tanpa mengalihkan pandangannya.

Tarikan napas panjang dan hembusan napas pelan Ahmed lakukan. Ia bungkam, tidak bisa menjawab.

"Adakah yang Anda sembunyikan dari saya, ndan?"

"Saya akan mengarahkan Anda," ucap Ahmed mengalihkan pebicaraan.

Albert tidak lagi menjawab hanya menarik dan menghembuskan napasnya panjang karena malas membuang energi dan tenaganya namun keningnya terus mengerut ke tengah, salah satu alisnya semakin tinggi terangkat ke atas dan pandangan matanya tidak terlepas, tetap menatap tajam Ahmed.

"Saya akan kembali."

"Mana bisa begitu, kamu tanggung jawab dong, kamu yang bawa Anz tadi," potong Albert cepat, tanpa mempedulikan yang di hadapannya itu adalah atasannya saat ini.

"Saya tidak bisa membantu Anda terang-terangan Marcell Albertoprazz."

Napas Albert berhembus cepat menatap Ahmed semakin dalam.

"Saya tidak bisa mengatakan alasan saya yang sebenarnya," mundur dua langkah ke belakang, memberi jarak antara dirinya dengan Albert "Anda terus saja berjalan di jalan setapakan ini," melihat ke bawah rumput yang mati, membentuk jalan yang lebarnya hanya setapak dan di samping itu ditumbuhi rerumputan dan pepohonan "sekitar satu kilo dari sini akan ada bangunan bertingkat, bangunan itu terlihat bagaikan bangunan kosong. Cobalah masuk ke sana, kemungkinan kekasih Anda ada di sana."

1
Không có tên
Ceritanya bikin merinding, ga bisa lepas ya!
_Sebx_
Seneng banget nemu cerita sebaik ini, terus berkarya thor!
AcidFace
Jangan tinggalkan aku bersama rasa penasaran, thor! 😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!