Setelah memergoki pacarnya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Kinara aurora tercebur ke sebuah danau setelah di dorong oleh selingkuhan kekasih nya, namun bukannya tenggelam jiwa kinara justru berpindah dimensi ruang dan waktu ke tubuh pemeran wanita di sebuah novel yang ia baca sebelumnya.
Masalahnya di sini jiwanya memasuki tubuh pemeran wanita yang lemah dan selalu di injak- injak, dan berakhir mati tragis karena menyelamatkan suami yang bahkan tak pernah melihat ke arahnya.
Bagaimana caranya kinara merubah takdir istri yang teraniaya itu? ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 : Kinara pergi
Kenantra menelisik teliti rekaman CCTV di halaman villa neneknya itu dengan cermat, semua yang terjadi di sana memang berbanding terbalik dengan apa yang di ceritakan Claudia ataupun teman- temannya. Tangannya tanpa sadar terkepal erat di bawah meja, mata elangnya berkilat marah. Jelas sekali di sana Claudia yang mencari gara- gara dulu bahkan di sana Kinara masih berbaik hati menolong teman- teman wanita itu. Semua kenyataan ini menghantam dada Kenantra kuat- kuat.
"Tuan, bagaimana menurut anda? " tanya Austin di samping.
Kenan bergeming, seolah ada perang batin yang terjadi pada dirinya sekarang. Garis wajah tampan itu tampak mengeras, ia kemudian menutup laptop yang menunjukkan rekaman video CCTV itu dengan kasar.
Sekonyong-konyong nyonya Sesilia datang menghampiri. Pesta ulang tahunnya sudah berakhir beberapa jam lalu dan para tamu juga sudah pulang semua. Hanya tinggal Kenan yang tersisa di sini, yang awalnya ingin pulang cepat bersama istrinya malah membatu di sini, Kinara pun tidak ada sama sekali di sampingnya.
"Kenan! " panggil wanita berumur itu, pelan.
Kenangan langsung melengok ke arah suara. "oma... "
"Ada apa sayang? oma dengar kamu meminta rekaman CCTV di belakang halaman pada satpam. Apa terjadi sesuatu? Kinara juga tak ada. " Nyonya sesilia menyentuh pundak cucu nya yang tampak tak fokus membuat Kenantra langsung terjengit.
"Kenapa? ceritakan pada oma. " pinta nyonya Sesilia menatap pengertian.
Kenantra menghela napas lantas menggeleng. "tidak ada apa-apa oma, aku hanya iseng memeriksaknya dan ya, Kinara sudah balik sejak tadi, bersama sopir. " Tak mungkin dia menceritakan segalanya yang terjadi pada wanita tua itu, penyakit jantung nya semakin parah saat ini dan kenantra tak ingin jika keadaan yang ia ceritakan membuat sang nenek terkejut.
"Ayo, aku antar oma ke kamar, ini sudah semakin malam. "
Nyonya sesilia membuang napas kasar. "Baiklah."
Sampai di kamarnya, Kenantra mengantar hingga depan pintu.
"Kau yakin tidak ada yang ingin di ceritakan? "
Demi meyakinkan hati wanita berumur itu, Kenantra tersenyum tipis. "Enggak ada oma, serius, everything its okey. "
"Baiklah kalau begitu. "
Cup! satu kecupan di kening Kenantra berikan, menjadi penutup pertemuan mereka.
"Hadiah oma sudah ku taruh ke kamar. Good night. "
Lantas setelah nya pria gagah itu melenggang pergi, nyonya Sesilia menatap kepergian sang cucu dengan senyum kecut di bibirnya.
"Mungkin kau adalah pebisnis yang handal, tapi kamu adalah pembohong yang amatiran Kenan, " gumam sesilia.
Mungkin karena saking frustasinya Kenantra tidak menyadari jika sejak tadi ia memeluk hadiah dari Kinara, yang berarti dia baru saja bertemu dengan Kinara.
Beberapa menit yang lalu.
"Oma, aku lupa untuk memberikan mu hadiah, selamat ulang tahun oma. " Kinara menemui nyonya sesilia dan memberikan nya kotak kado sebagai hadiah ulang tahunnya.
"Loh sayang, oma pikir kamu sudah pulang bersama kenantra? "
Kinara tersenyum kecut. "Tidak oma, rencananya aku akan pulang sendiri. "
"Ada apa? kenapa wajah mu sedih begitu sayang, apa terjadi sesuatu? "
Kinara akhirnya menceritakan semua yang terjadi padanya kepada sang oma, tanpa ada yang di tutup- tutupi. Biarlah, biar wanita ini juga tahu bagaimana kelakuan cucunya.
Nyonya sesilia sampai menutup mulut seolah tak percaya. "Benarkah kenantra melakukan itu? "
Kinara mengangguk.
"Benar- benar, anak itu harus di beri pelajaran, di mana sekarang dia Kinara? " nyonya sesilia juga ikut geram.
"Dia sedang menemani Claudia ke rumah sakit, oma. "
Semakin marah lah nyonya sesilia saat mendengar nya. "Kenantra padahal dia sudah tahu bagaimana sifat Claudia, kenapa dia masih membantu nya? " decak nyonya sesilia.
Lalu tangan keriput nya menggamit lengan Kinara. "Lihat lah dia membawa wanita lain ke rumah sakit tapi tidak menyadari luka- luka di tubuh istrinya sendiri. "
Nyonya sesilia menatap nanar, merasa iba.
"Tidak apa- apa oma, aku baik- baik saja. Ini hanya luka kecil, aku bisa menyelesaikannya. "
Kinara tak ingin terus berada di sini atau dia akan bertemu dengan kenantra lagi nantinya. "Ya sudah oma, aku ijin pamit ya. "
"Kenapa tidak di sini saja dulu sayang? bagaimana jika sesuatu terjadi padamu lagi? "
Kinara tersenyum menenangkan, berusaha meyakinkan perempuan berumur yang memiliki hati lembut itu. "Enggak apa- apa nek. Aku bisa melindungi diri ku sendiri."
"Ya sudah, perlu oma antar? atau seorang supir untuk mengantar mu. "
"Tidak perlu Oma. Aku sudah memesan taksi online, aku bisa pulang sendiri."
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
"Kinara!!! "
Suara kenantra menggelegar, menggema di malam yang semakin larut itu. Wajahnya panik dengan raut frustasi, sejak tadi ia sedang mencari keberadaan Kinara namun tak terlihat barang hidung gadis itu sama sekali.
"Kau yakin terakhir melihat nya di sini? " tanyanya pada Austin.
"Iya tuan, terakhir kali saya melihat persis nyonya ada di sini. Wajahnya tidak menunjukkan kesedihan karena suaminya malah menggendong wanita lain. saya pikir dia sedang menangis tapi ternyata tidak. "
Kenantra melirik horor yang langsung membuat nyali Austin menciut. ."Apa maksud perkataan mu itu? " suaranya yang berat seolah-olah ingin mencabik- cabik Austin saat ini juga.
"Hehehe bukan begitu maksud saya tuan... " lirih Austin, mengusap kepalanya yang mendadak gatal.
"Padahal aku hanya mengatakan yang sebenarnya. " Ucapnya dalam hati.
"Sudahlah, lupakan. " ucap Kenantra kemudian, menghela napasnya berat.
"Benarkah dia sama sekali tidak menunjukkan kesedihan di wajahnya? " Lama hening, akhirnya Kenantra mengajukan pertanyaan itu. Kepo juga dia dengan reaksi apa yang di tunjukkan Kinara saat ia secara terang- terang-terangan menggendong Claudia di depannya.
Austin mengangguk cepat. "Iya tuan, saya kira nyonya awalnya bakal sedih sampai saya merasa iba. Tapi ternyata tidak, nyonya malah mengatakan sesuatu yang membuat saya tercengang. "
Alis kenantra menaut. "Dia ngomong apa? "
"Nyonya bilang gini. Ekhem! " Austin agak berdeham sekilas untuk mengikuti cara bicara kinara.
"Bukan urusan ku Austin. "
"Teruskan saya bilang apa nyonya tidak cemburu? "
Kenantra menatap asistennya itu, Austin tampak konyol saat mempraktikkan obrolan nya dengan Kinara, namun bodohnya ia tetap mendengarkan dengan serius.
"Terus nyonya bilang gini tuan. Mau dia selingkuh dengan gedebog pisang pun aku tidak perduli! "
Kenantra mengepalkan tangannya dengan erat.
"Seperti itu tuan. Sepertinya nyonya memang benar- benar tidak peduli. Saya ingat dulu wanita itu selalu mengharapkan perhatian dan cinta dari tuan, tapi sepertinya sekarang sudah berubah. "
Rahang Kenantra mengeras, sorot matanya kesal dan marah karena reaksi Kinara tidak sesuai dengan ekspetasi nya. Sepertinya dia memang harus menerima jika Kinara yang ia kenal dulu tidak ada lagi. Tapi entah mengapa Kinara yang sekarang benar-benar membuat nya frustasi. Seolah ia ingin gadis itu tetap patuh padanya sepertinya dahulu.
"Eh tuan... anda mau kemana? " Austin kaget saat kenantra tiba- tiba berjalan pergi.
"Kita kembali ke mansion! "
"Tapi bagaimana dengan pencarian nyonya?! "
"Biarkan, toh jika lapar dia akan kembali! "
Karena kenantra yakin Kinara tidak akan bisa jauh darinya. Dia juga ingin menata hati yang saat ini sedang kacau dan menduga jika pasti kinara sudah ada di mansion sekarang.
*
*
*
Bersambung