seorang wanita tangguh, yang dikenal sebagai "Quenn," pemimpin sebuah organisasi mafia besar. Setelah kehilangan orang yang sangat ia cintai akibat pengkhianatan dalam kelompoknya, Quenn bersumpah untuk membalas dendam. Dia meluncurkan serangan tanpa ampun terhadap mereka yang bertanggung jawab, berhadapan dengan dunia kejahatan yang penuh dengan pengkhianatan, konflik antar-geng, dan pertempuran sengit.
Dengan kecerdikan, kekuatan, dan keterampilan tempur yang tak tertandingi, Quenn berusaha menggulingkan musuh-musuhnya satu per satu, sambil mempertanyakan batasan moral dan loyalitas dalam hidupnya. Setiap langkahnya dipenuhi dengan intrik dan ketegangan, tetapi ia bertekad untuk membawa kehormatan dan keadilan bagi orang yang telah ia hilangkan. Namun, dalam perjalanan tersebut, Quenn harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dunia yang ia kenal bisa berubah, dan balas dendam terkadang memiliki harga yang lebih mahal dari yang ia bayangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5: Kebenaran yang Tersembunyi
Setelah pertempuran sengit yang hampir merenggut nyawa mereka, Quenn berdiri di tengah ruangan, napasnya terengah-engah. Di sekelilingnya, udara masih dipenuhi asap dan bau mesiu, sementara anggota gengnya yang terluka berusaha bangkit kembali. Mereka telah mengalahkan pasukan Marco, tetapi itu hanyalah bagian dari permainan yang jauh lebih besar. Di depan Quenn, tubuh pria besar yang sempat dia kalahkan tergeletak tak bergerak, sementara Marco sudah tidak tampak lagi.
"Erik!" Quenn berteriak. "Cari Marco, dia pasti masih ada di sekitar sini!"
Erik mengangguk dan segera berlari menuju pintu belakang, mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh Marco. Sementara itu, Quenn berbalik dan memeriksa sekeliling. Para pengikutnya yang masih selamat mulai mengumpulkan senjata dan peralatan yang tertinggal. Wajah-wajah mereka yang penuh darah dan peluh menunjukkan betapa kerasnya pertempuran yang baru saja mereka jalani.
Rina, yang sedang memeriksa kondisi komunikasi, mendekati Quenn. "Semua jalur komunikasi sudah kembali terkendali. Tapi kita masih belum tahu siapa yang benar-benar ada di balik ini semua."
Quenn menatap Rina dengan mata tajam. "Aku tahu, Rina. Itu yang membuatku semakin curiga. Mereka bukan hanya kelompok biasa. Ini jauh lebih dalam dari sekedar perebutan kekuasaan antara geng."
Rina mengangguk, menyadari betapa berbahayanya situasi yang mereka hadapi. "Apa rencanamu selanjutnya?"
Quenn menghela napas, matanya berkelana ke ruangan yang penuh dengan puing dan kehancuran. “Aku harus menemukan Marco. Dia tahu sesuatu yang kita tidak tahu. Sesuatu yang akan mengubah segalanya.”
Namun, beberapa detik kemudian, langkah kaki berat terdengar dari koridor yang gelap. Quenn segera mengangkat senjatanya, siap menghadapi ancaman lain. Tetapi yang muncul dari balik pintu bukanlah pasukan musuh, melainkan Erik yang berjalan perlahan, wajahnya serius.
“Dia menghilang,” kata Erik dengan nada tegang. "Marco, dia… sudah tidak ada di sini."
Quenn mendekat, matanya menyempit. “Apa maksudmu menghilang? Apakah dia kabur?”
Erik menggelengkan kepala. “Bukan kabur. Sepertinya dia meninggalkan pesan untuk kita. Di ruang bawah tanah.”
“Ruang bawah tanah?” Quenn bertanya, matanya tajam. "Ayo, kita ke sana sekarang."
Mereka berjalan cepat menuju ruang bawah tanah gedung tersebut, melalui lorong yang gelap dan sempit. Suasana semakin mencekam saat mereka mendekati pintu besi besar yang terkunci rapat. Quenn memeriksa pintu itu dengan hati-hati, lalu mengeluarkan alat pemotong dari sakunya untuk membuka kunci.
Begitu pintu terbuka, mereka dihadapkan pada sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan berbagai peralatan canggih, termasuk layar-layar monitor yang menampilkan berbagai data dan peta yang tidak familiar. Di atas meja, sebuah surat terbuka tergeletak, tertulis dengan tangan yang rapi.
Quenn mengambil surat itu dengan cepat dan membacanya. Wajahnya semakin tegang seiring ia membaca setiap kata yang tertulis.
"Quenn, jika kau membaca ini, maka itu berarti kita telah sampai pada titik yang tidak bisa kembali. Selama ini, aku hanya alat di tangan mereka. Mereka yang benar-benar mengendalikan semuanya, bahkan aku tak bisa menghindar. Apa yang kau lakukan hanya menggaruk permukaan. Jika kau ingin tahu lebih banyak, pergilah ke tempat yang kutandai. Di sana, kebenaran akan terungkap."
Quenn melemparkan surat itu ke meja dengan marah. “Sial, dia sudah tahu semuanya, tapi dia memilih untuk kabur sebelum memberitahuku yang sebenarnya!”
Erik mendekat, memeriksa surat itu dengan seksama. “Jadi, siapa yang sebenarnya mengendalikan semuanya? Apa yang Marco sembunyikan?”
Rina, yang telah mengikuti dari belakang, menyela. “Lihat peta ini, Quenn. Ada tempat yang ditandai di sini. Ini bukan lokasi biasa. Tempat ini… seperti markas rahasia.”
Quenn melihat ke layar monitor dan mengikuti garis yang ditunjukkan di peta. Lokasi itu terletak jauh di luar kota, di daerah yang sangat terpencil. Hati Quenn berdegup kencang, instingnya berkata bahwa inilah tempat yang selama ini dicari-cari.
"Ini bukan hanya masalah geng atau mafia lagi," kata Quenn dengan suara rendah. “Ini tentang kekuasaan yang lebih besar. Aku harus ke sana. Semua ini akan berakhir malam ini.”
Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara langkah kaki kembali terdengar dari lorong. Kali ini, langkah itu terdengar lebih banyak, dan lebih berat. Quenn menyadari bahwa mereka tidak lagi sendirian di sini. Musuh-musuh baru, atau mungkin sekutu-sekutu lama, sedang mendekat.
“Siapkan diri kalian,” ujar Quenn dengan suara tegas. “Ini belum selesai.”
Seiring mereka bersiap-siap untuk pertempuran selanjutnya, Quenn merasa ketegangan meningkat. Sesuatu yang besar sedang bergerak di balik bayang-bayang, dan semua yang mereka lakukan sekarang hanyalah bagian dari teka-teki yang lebih besar. Dengan setiap langkah, mereka semakin mendekati kebenaran yang bisa mengubah segalanya. Tapi juga, semakin dekat dengan bahaya yang tak terelakkan.
Di luar gedung, langit mulai gelap, menandakan bahwa malam semakin dalam. Quenn tahu, dalam dunia yang penuh dengan pengkhianatan dan rahasia, kebenaran bukanlah sesuatu yang bisa ditemukan dengan mudah. Tapi malam ini, ia akan berusaha. Tidak ada jalan mundur. Semua yang terungkap, akan membawa mereka lebih jauh ke dalam cengkeraman musuh yang lebih kuat dari yang mereka bayangkan.
Dan saat itu, mereka akan tahu apa yang sebenarnya tersembunyi di balik layar permainan ini.