Agnia, 24 tahun terjebak cinta satu malam dengan Richard Pratama akibat sakit hati kekasihnya Vino malah menikah dengan adik sepupunya.
Melampiaskan kemarahannya, karena keluarganya juga mendukung pernikahan itu karena sepupu Nia, Audrey telah hamil. Nia pergi ke sebuah klub malam, di sana dia bertemu dengan seseorang yang ternyata telah mengenalnya dan mengaguminya sejak mereka SMA dulu.
Memanfaatkan ingatan Nia yang samar, kejadian malam itu. Richard minta Nia menikahinya, dan menafkahinya.
Tanpa Nia sadari, sebenarnya sang suami adalah bos baru di tempatnya bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Mau Bantu, Tapi Ada Syaratnya
Keesokan harinya...
Indra yang sedang sakit kepala, dan tidak bersemangat ke kantor, membuat Santi mengundang Kalvin ke rumah. Tentu saja, selain untuk memeriksa suaminya, Santi juga ingin Kalvin bertemu dengan Agnia.
"Bu, ayah. Aku berangkat ke kantor sekarang ya, sudah hampir terlambat" kata Nia yang berpamitan pada ayah dan ibunya.
"Eh, mau kemana? nanti dulu. Tunggu dulu nak Kalvin datang, dia sedang di jalan!"
Nia yang mendengar ucapan dari ibunya itu sudah tahu, sebenarnya apa maksud ibunya. Ada udang di balik batu, itu pasti, pikir Nia.
"Tidak bisa Bu, aku bisa di marahi pak Bowo lagi. Dia lagi sensi akhir-akhir ini..."
"Hanya sebentar Nia, paling lima belas menit!" sela Santi.
Nia menghela nafas panjang. Hitungannya kan tidak begitu. Iya menunggu dokter Kalvin datang hanya 15 menit. Tapi, tidak mungkin kan ketika dokter Kalvin datang, Nia langsung pergi. Ibunya pasti menahannya lagi. Nia akan disuruh buatkan minum lah, menunggu hasil pemeriksaan ayahnya, itu akan membuatnya terlambat.
"Gak bisa bu..." Nia menjeda ucapannya. Dia kemudian ingat apa yang di katakan oleh Richard semalam di telepon, "oh ya ayah, kan pemilihan pemenang tender itu dan penandatanganan kerja samanya belum di tandatangani. Kenapa tidak ayah ajukan lagi saja proposal perusahaan ayah..."
"Apa menurutmu ayah tidak berpikir seperti itu tadinya? ayah sudah mengajukannya, ayah sudah jelaskan, judul dan isinya memang sama. Tapi setiap poinnya penjelasannya kan pasti berbeda. Sayangnya mereka tidak percaya, ayah tetap di tuduh plagiat!"
Nia merasa memiliki sebuah ide yang dia pikir sangat brilian.
"Ayah, seandainya aku bisa mengajukan proposal itu, apa aku boleh minta satu permintaan pada ayah?"
Indra yang tadinya sibuk memegangi kepalanya yang pusing. Dan Santi juga yang sedang memijit bahu suaminya, mencoba meredakan rasa tidak enak badan yang di derita suaminya, sama-sama terkejut mendengar apa yang Nia katakan itu.
"Kamu..."
"Kamu ngomong apa sih Nia? kamu bahkan bekerja di perusahaan yang lebih kecil dari ayahmu" sela Santi.
Santi melihat wajah putrinya sangat mencurigakan ekspresi nya. Dia khawatir putrinya hanya mengada-ada, dan itu akan membuat suaminya semakin sakit kepala nanti. Kalau Nia hanya bicara omong kosong saja.
"Ibu, kan perusahaan tempat Nia bekerja memang hanya perusahaan iklan. Itu sudah paling besar loh di kota ini. Tentu saja berbeda dengan perusahaan ayah..."
"Sudah tahu beda, kenapa masih membual?" tanya Santi.
Santi sebenarnya tidak ingin membuat suaminya tambah pusing. Dia ibunya Nia, tentu saja dia tahu seperti apa Nia. Tekadnya saja yang membara anaknya itu, tapi eksekusinya, biasanya selalu nihil. Bukan tidak percaya pada anak sendiri, justru karena dia tahu anaknya sendiri bagaimana, makanya Santi tidak mau anaknya itu mengupayakan sesuatu yang dia rasa di luar jangkauan seorang Agnia Indraprastiawan.
Sebenarnya Nia juga tidak yakin, tapi dia merasa setiap apa yang dikatakan Richard itu selalu saja terjadi. Nia pikir, Richard memang membawa keberuntungan, mungkin.
Saat Richard bilang akan menang balapan, dia memang memang. Saat Richard bilang perusahaan tempat Nia bekerja akan libur, perusahaan itu benar-benar libur, dan Nia bisa pulang. Rasanya tidak ada salahnya percaya pada pria itu sekali lagi.
"Aku tidak membual. Ayah percaya lah padaku, berikan proposal ayah itu. Aku akan mengajukannya!" Nia memegang lengan ayahnya dengan sangat optimis.
Indra yang sejak Nia kecil selalu mengikuti apapun yang anaknya itu inginkan. Melihat dari sorot matanya anak yang selalu dia manjakan itu keinginan yang begitu besar untuk membantunya. Indra pikir, jika Nia memang ingin membantunya, kenapa dia tidak menyetujuinya, memberi kesempatan pada anaknya itu.
"Kamu yakin?" tanya Indra.
Nia mengangguk dengan cepat.
"Iya ayah, aku yakin!" kata Nia dengan mantap.
Pikirnya, ya di coba dulu saja. Mau bagaimana hasilnya, ya harus berhasil sebenarnya. Dia akan berusaha meyakinkan tim panitia perusahaan Marshal. Atau dia akan datang menemui diam-diam Presdir nya sekalian. Karena proposal ayahnya itu adalah proposal yang asli, yang jiplak itu justru punya ayahnya Vino.
Melihat optimisme dari putrinya. Sebuah senyum terlukis di wajah Indra. Memangnya ayah mana yang tidak senang, dan bangga melihat putrinya punya keinginan besar membantunya seperti itu.
"Baiklah, ayah akan minta paman Farid membawa proposal itu kemari..."
"Tidak usah ayah, aku akan ke kantor ayah saja dan menemui paman Farid"
"Baiklah, lalu apa yang kamu inginkan kalau kamu berhasil?" tanya Indra.
Dia tentu ingat, pertama kali putrinya bicara tentang menantunya. Putrinya juga meminta sesuatu padanya.
Mendengar apa yang di katakan ayahnya, Nia tak serta merta menjawab pertanyaan ayahnya itu. Dia melirik ke arah ibunya sebentar. Dan lirikan mata Nia yang mencurigakan itu membuat Santi mengernyitkan keningnya.
"Jangan yang aneh-aneh ya Nia!"
Santi sudah lebih dulu memperingatkan Nia. Karena Nia memang terlihat mencurigakan oleh mata elang Santi.
Pandangan mata Nia pun kembali ke ayahnya lagi.
"Ayah, jika aku berhasil mengajukan proposal ini dan ayah bisa bekerja sama dengan perusahaan Marshal. Bolehkah perjodohanku dengan mas Kalvin di batalkan?" tanya Nia.
Santi langsung menaikkan bahunya. Itu tanda kalian dia sangat terkejut dengan apa yang di katakan oleh anaknya itu barusan.
"Nia, permintaan macam apa itu?" tanya Santi.
"Nia, kamu jangan pernah berpikir, ayah akan setuju hubungan mu dengan berandalann itu ya?" tanya Indra.
Nia hanya bisa menghela nafasnya. Sepertinya hal ini tidak akan berhasil kalau di bicarakan sekarang. Sebaiknya dia membantu ayahnya dulu, sambil mencari cara menunjukkan pada ayahnya, kalau Richard juga yang membantunya nanti, yang mengusulkan pada Nia ingin mengajukan pendaftaran proposal perusahaan ayahnya.
"Ya sudah, di bahas nanti lagi. Aku akan pergi ke perusahaan ayah sekarang. Sampai jumpa ayah, ibu"
Nia segera pergi dari rumah itu, dia benar-benar ingin menghindar bertemu dengan dokter Kalvin. Masalahnya, Agnia Indraprastiawan itu orangnya sangat tidak tegaan. Dia juga tidak akan bisa mengacuhkan dokter Kalvin, kalau pria itu mengajaknya bicara.
Sedangkan Nia juga sebenarnya tidak mau, kalau dokter Kalvin mengira dia welcome. Tapi masa, ada yang ajak bicara di acuhkan. Makanya lebih baik kalau dia menghindari dokter Kalvin saja.
***
Bersambung...
Author typo ada 3 kalau gak salah di part ini