NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Fantasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Reinkarnasi
Popularitas:102.3k
Nilai: 5
Nama Author: Boqin Changing

Lanjutan dari novel Reinkarnasi Pendekar Dewa

Boqin Changing, pendekar terkuat yang pernah menguasai zamannya, memilih kembali ke masa lalu untuk menebus kegagalan dan kehancuran yang ia saksikan di kehidupan pertamanya. Berbekal ingatan masa depan, ia berhasil mengubah takdir, melindungi orang-orang yang ia cintai, dan menghancurkan ancaman besar yang seharusnya merenggut segalanya.

Namun, perubahan itu tidak menghadirkan kedamaian mutlak. Dunia yang kini ia jalani bukan lagi dunia yang ia kenal. Setiap keputusan yang ia buat melahirkan jalur sejarah baru, membuat ingatan masa lalunya tak lagi sepenuhnya dapat dipercaya. Sekutu bisa berubah, rahasia tersembunyi bermunculan, dan ancaman baru yang lebih licik mulai bergerak di balik bayang-bayang.

Kini, di dunia yang telah ia ubah dengan tangannya sendiri, Boqin Changing harus melangkah maju tanpa kepastian. Bukan lagi untuk memperbaiki masa lalu, melainkan untuk menghadapi masa depan yang belum pernah ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemui Tuan Kota Kashgar

Rombongan Sekte Awan Putih perlahan meninggalkan Hutan Lembah Embun. Jalan setapak yang berliku menembus pepohonan tinggi, sementara sinar matahari pagi menyinari dedaunan yang masih basah oleh embun. Boqin Changing dan Sha Nuo ikut berada di tengah rombongan, langkah mereka mantap dan tanpa tanda kelelahan, meskipun perjalanan baru saja dimulai.

Para murid, yang sebelumnya terpesona oleh kekuatan Boqin Changing dan Sha Nuo, kini tampak berseri-seri. Beberapa di antara mereka saling bertukar pandang, tersenyum lebar, bahkan ada yang tak sabar membagikan cerita tentang pengalaman mereka pada murid lain yang tidak ikut dalam misi.

“Mereka benar-benar tak akan percaya apa yang kita lihat di sini!” seorang murid berbisik pada temannya. “Pendekar Chang… ia membunuh Binatang Suci itu dengan satu jurus saja!”

Mereka pergi dengan hati yang ringan, namun di wajah Tetua Ai dan Tetua Yu terlihat kekalutan yang jelas berbeda. Aura Boqin Changing dan Sha Nuo begitu kuat, begitu menggetarkan, sehingga mereka tahu dengan sangat pasti bahwa membawa dua pendekar ini ke Kota Kashgar ibarat membawa bencana berjalan.

“Ini… ini bukan sekadar laporan misi biasa,” gumam Tetua Ai, matanya tak lepas dari punggung Boqin Changing. “Keberadaan mereka… terutama Pendekar Chang… bisa memicu hal-hal yang tak terduga di kota.”

Tetua Yu mengangguk, meski nada suaranya tetap datar, jelas bahwa hatinya gelisah.

“Kau benar. Tuan Kota pasti akan terkejut, bahkan mungkin… khawatir.” Ia menarik napas panjang, menenangkan diri sejenak sebelum menambahkan, “Apalagi dengan kata-kata Binatang Suci semalam… artefak yang dicuri, anak Tuan Kota…”

Boqin Changing sendiri sesekali menoleh ke samping untuk memastikan murid-muridnya mengikuti ritme perjalanan mereka. Tatapan tajamnya menembus sela-sela pepohonan, seolah mampu membaca perjalanan jauh ke depan. Sha Nuo berjalan di dekatnya, tubuhnya tetap tegap dan tenang, menandakan kesiapan menghadapi apa pun yang akan terjadi.

Murid-murid berlari dengan bergairah. Mereka menyalakan percikan semangat dalam hati satu sama lain, membicarakan setiap detail dari pengalaman kemarin.

“Aku harus memberitahu semua murid lain di sekte kita tentang ini!” seru seorang pemuda dengan mata berbinar. “Mereka pasti akan terkejut aku pernah pernah bertemu dengan pendekar terkuat di kekaisaran ini, Boqin Changing!”

Di sisi lain, Tetua Ai menatap rombongan dengan cemas. Matanya terus mengikuti Boqin Changing dan Sha Nuo, mengukur setiap langkah mereka.

“Jika Tuan Kota mengetahui bahwa artefak itu dicuri dan ternyata terkait dengan anaknya…,” gumamnya pelan, suaranya nyaris hilang ditelan angin, “situasinya bisa jauh lebih rumit daripada yang kita bayangkan.”

Tetua Yu menghela napas panjang.

“Kita harus tetap waspada. Kita hanya bisa berharap bahwa Pendekar Chang memiliki pertimbangan yang matang, karena langkahnya… bisa membawa malapetaka bukan hanya bagi kita, tapi juga seluruh kota.”

Rombongan itu terus bergerak, meninggalkan hutan yang mulai terbangun dengan kicauan burung pagi. Udara segar membawa aroma tanah basah dan dedaunan, namun kelegaan itu terasa rapuh bagi dua tetua. Sementara murid-murid menikmati pengalaman luar biasa mereka, dua tetua itu tahu bahwa bahaya yang akan datang mungkin lebih dekat dari yang terlihat.

Langkah demi langkah, Kota Kashgar mulai terlihat di kejauhan. Atap-atap rumah yang berserak di antara pepohonan dan jalan-jalan kecil yang sibuk memberi kesan damai. Namun bagi Tetua Ai dan Tetua Yu, bayangan kata-kata Binatang Suci semalam dan potensi keterlibatan artefak misterius tetap menempel di pikiran mereka. Mereka tahu, kedatangan Boqin Changing dan Sha Nuo bukan sekadar membawa laporan misi, tetapi membuka babak baru yang penuh risiko dan ketegangan.

Boqin Changing sendiri tetap tenang. Di matanya, Kota Kashgar adalah papan catur baru, di mana setiap langkah, setiap gerakan, harus diperhitungkan. Ia tahu, artefak yang disebut Binatang Suci itu bukanlah kebetulan yang sederhana. Sekali lagi, roda takdir berputar, memutar mereka semua menuju kemungkinan yang belum pernah mereka bayangkan.

Di tengah kebahagiaan para murid dan kecemasan dua tetua, rombongan Sekte Awan Putih akhirnya menapaki gerbang Kota Kashgar, tanpa sadar bahwa perjalanan mereka hari ini akan menorehkan jejak yang tak mudah dihapuskan.

Jalanan kota yang familiar mulai membentang di hadapan mereka, dan hiruk-pikuk aktivitas warga menyambut kedatangan rombongan.  Akhirnya, siang hari mereka sampai di penginapan milik Sekte Awan Putih yang terletak di pusat Kota Kashgar..

Para murid segera diarahkan untuk masuk ke kamar masing-masing, melepas lelah, mandi, dan menikmati sedikit waktu pribadi setelah perjalanan panjang. Suara tawa ringan dan percakapan hangat terdengar, memperlihatkan rasa lega sekaligus kegembiraan mereka.

Tetua Ai lalu menoleh kepada Boqin Changing dan Sha Nuo, menawarkan dengan sopan.

“Tuan Muda, Tuan Nuo… silakan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan urusan berikutnya.”

Namun Boqin Changing menolak dengan tenang, tatapannya tetap fokus dan tegas.

“Terima kasih, Tetua Ai, tapi kami tidak ingin menunda. Lebih baik kita langsung melapor kepada Tuan Kota mengenai misi ini. Waktu tidak menunggu, dan situasinya mungkin membutuhkan perhatian segera.”

Sha Nuo mengangguk setuju, langkahnya tetap mantap mengikuti Boqin Changing.

Di sepanjang perjalanan menuju pintu utama penginapan, murid-murid memandang kembali ke arah Boqin Changing dan Sha Nuo dengan rasa kagum yang baru saja memuncak setelah melihat aksi mereka di hutan. Beberapa murid saling berbisik, jelas ingin menceritakan pengalaman itu kepada teman-teman lain.

“Pendekar Chang… benar-benar luar biasa,” bisik seorang pemuda sambil menatap punggung Boqin Changing yang tegap. “Aku harus memastikan semua orang tahu apa yang baru saja kami saksikan!”

Tetua Ai dan Tetua Yu saling berpandangan sejenak. Keraguan yang sempat terlintas di mata mereka perlahan menghilang, digantikan oleh keputusan yang tegas. Keduanya akhirnya menganggukkan kepala hampir bersamaan.

“Baik,” ujar Tetua Ai pelan namun mantap. “Kalau begitu, kita langsung menuju kediaman Tuan Kota.”

Tanpa berlama-lama lagi, mereka pun berbalik meninggalkan penginapan. Tetua Ai dan Tetua Yu berjalan di depan, sementara Boqin Changing dan Sha Nuo mengikuti dari belakang dengan jarak yang terjaga. Langkah keempat orang itu tenang, namun suasana di antara mereka terasa lebih berat dibandingkan hiruk-pikuk kota yang mereka lalui.

Jalanan Kota Kashgar pada siang hari tampak ramai. Pedagang kaki lima berteriak menawarkan dagangan, kereta kuda berlalu-lalang, dan warga kota berjalan dengan wajah santai, sama sekali tidak menyadari ketegangan yang sedang dibawa oleh rombongan kecil ini. Bangunan-bangunan batu dengan atap genteng merah berjajar rapi di kiri dan kanan jalan, semakin menandakan bahwa mereka telah memasuki kawasan pusat kota.

Setelah berjalan kurang lebih lima belas menit, suasana perlahan berubah. Keramaian mulai berkurang, digantikan oleh jalan yang lebih lebar dan bersih. Di hadapan mereka, berdiri sebuah kediaman besar dengan gerbang tinggi berwarna hitam keemasan. Lambang Kota Kashgar terukir jelas di atasnya, memancarkan wibawa dan otoritas penguasa kota.

“Inilah kediaman Tuan Kota,” ucap Tetua Yu singkat.

Dua penjaga bersenjata tombak berdiri tegap di depan gerbang. Tatapan mereka waspada, namun tidak bermusuhan. Tetua Ai melangkah maju selangkah dan menyampaikan maksud kedatangan mereka.

“Kami ingin bertemu dengan Tuan Kota. Apakah beliau ada di dalam?”

Begitu mengenali wajah Tetua Ai dan Tetua Yu, sikap para penjaga langsung berubah lebih hormat. Salah satu dari mereka segera membungkukkan badan sedikit.

“Tetua Ai, Tetua Yu,” ujar penjaga itu sopan. “Tuan Kota sedang berada di dalam kediaman. Silakan masuk.”

Tanpa ada pemeriksaan berlebihan atau pertanyaan tambahan, gerbang besar itu pun dibuka. Keempat orang tersebut melangkah masuk ke dalam area kediaman Tuan Kota. Halaman dalam tampak luas dan terawat, dengan taman kecil di sisi kanan dan kiri, serta jalan batu yang mengarah langsung ke aula utama.

Tak lama kemudian, mereka tiba di dalam aula. Seorang pria paruh baya berdiri di sana, mengenakan jubah resmi berwarna gelap dengan bordiran halus di bagian dada. Wajahnya tenang, sorot matanya tajam namun tidak kejam. Dialah Tuan Kota Kashgar, Ji Wei.

Begitu melihat kedatangan mereka, Ji Wei tersenyum ramah dan melangkah maju beberapa langkah.

“Tetua Ai, Tetua Yu,” sapa Ji Wei dengan nada hangat. “Bagaimana kabar kalian? Kudengar kalian sudah memulai misi mengintai siluman di hutan. Apa ada perkembangan?”

Tetua Ai dan Tetua Yu membalas salam dengan hormat. Sementara itu, pandangan Ji Wei sempat bergeser, melirik ke arah dua sosok di belakang mereka. Tatapannya berhenti sejenak pada Boqin Changing, alisnya sedikit berkerut seolah sedang mengingat sesuatu.

“Aku merasa… pernah melihat wajahmu,” gumam Ji Wei dalam hati, matanya meneliti Boqin Changing beberapa detik lebih lama sebelum akhirnya beralih ke Sha Nuo. Namun ingatan itu terasa samar, seperti bayangan yang hampir tergapai tapi tak sepenuhnya jelas.

Boqin Changing sendiri berdiri dengan ekspresi tenang, tetapi di dalam hatinya justru bergejolak.

Ji Wei… Ia mengenali wajah itu dengan sangat jelas. Di kehidupan pertamanya, Ji Wei adalah salah satu orang kepercayaan Kaisar Kekaisaran Qin saat itu, Qin Lang. Seorang pejabat yang dikenal setia, cermat, dan selalu berada di balik banyak keputusan penting kekaisaran. Boqin Changing tidak mungkin salah mengenalinya.

Namun justru itulah yang membuatnya terkejut.

“Menurut ingatanku… Ji Wei tidak pernah memiliki anak yang masih hidup,” batinnya dingin. “Aku pernah mendengar bahwa seluruh anaknya meninggal ketika wabah hitam melanda Kekaisaran Qin…”

Kenangan kelam tentang wabah hitam itu terlintas sekilas di benaknya. Penyakit misterius yang merenggut nyawa tanpa pandang bulu, meninggalkan luka mendalam di banyak keluarga bangsawan, termasuk keluarga Ji Wei. Pada saat wabah itu menyebar, jutaan penduduk Kekaisaran Qin menjadi korban.

Namun tiba-tiba ia ingat sesuatu tentang wabah itu... Wabah penyakit itu tidak pernah terjadi lagi di masa ini karena ia telah membelokkan sejarah dan membuat wabah itu tidak jadi menyebar beberapa tahun yang lalu.

“Sial, aku ternyata penyebab anak Tuan Kota masih hidup saat ini!” umpat Boqin Changing dalam hatinya.

1
Rachmad Bahtiar
tlong di up donk updtenya
Sarip Hidayat
waah
Arie Chaniago70
good good mantap 😃😃😃😃
kirno
lanjut
angin kelana
mulai ada petunjuk nieh....gass up lg💪💪💪💪
Nazam Roni
mantab lanjutkan semangat thor dan doa buat author sllu sehat dan banyak rezeki
angin kelana
lanjut up...
angin kelana
belum ada info jg nie...
rafli basyari
Keren 👍👍👍👍
Alipjs Joko
good update thor 👍👍
alaw
thorrrr..kurang banyak
Boqin Changing: hari ini masih 1 lagi kok
total 1 replies
Vanz Gao
Super Master Nuo 😅😅😅
HINATA SHOYO
lanjuttt gasspolllllll crazy up thorr
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹
Ipung Umam
lanjutkan terus menerus 👍🏻
Ipung Umam
mantap thor 👍🏻👍🏻
Nanik S
Dapatkah Shang Mu mendapat Jawaban tentang Anaknya
Nanik S
Dasar Sha Nuo... selalu saja bikin seru 👍👍
zkr junior
jadi kurang seru ini, nyari seseorang yg gk jelas,
Pims Sinung Mulia
makin akrab dengan Paman Nuo , jadi salah satu character favorite ini orang. Gmna ntar jika ketemu Gao Rui, apakah bkal diisengi ini si Gao Rui di pendekar naga bintang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!