Silva, Marco dan Alex menjalin persahabatan sejak kelas 10. Namun, saat Silva dan Marco jadian, semuanya berubah. Termasuk Alex yang berubah dan selalu berusaha merusak hubungan keduanya.
Seiring berjalannya waktu, Alex perlahan melupakan sejenak perasaan yang tidak terbalaskan pada Silva dan fokus untuk kuliah, lalu meniti karir, sampai nanti dia sukses dan berharap Silva akan jatuh ke pelukannya.
Akankah Silva tetap bersama Marco kelak? Atau justru akan berpaling pada Alex? Simak selengkapnya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pendekar Cahaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5 (Terkejut)
"Oke, aku rasa sudah cukup dan aku pribadi merasa puas dengan akting kalian tadi, terutama akting dari dua pemeran utama kita Silva dan Teddy" sang pelatih bertepuk tangan, diikuti oleh pemain lainnya memberikan tepuk tangan pada Silva dan Teddy.
"Aku yakin pementasan malam nanti akan berjalan dengan lancar dan akan membuat penonton terkesima dengan penampilan kalian yang seperti ini" lanjutnya.
"Setelah ini, kalian bebas mau ngapain aja, toh masih 2 jam lagi baru pementasan, tapi, ingat, kalau misalkan ada yang mau keluar, jangan sampai telat balik kesini lagi yah" sang pelatih tersebut beranjak pergi dari hadapan para pemain. Satu persatu pemain membubarkan diri dan turun dari atas panggung. Ada yang keluar dari gedung itu dan nongkrong di cafe yang terletak disamping gedung kesenian. Ada juga yang memilih untuk tetap stay disitu dan menghabiskan waktu dengan bermain game online sambil menikmati cemilan yang mereka beli sebelumnya.
"Sil, masih dua jam lagi nih, enaknya kita kemana yah? Ke mall kali yah, sekalian cari makan gitu, aku udah laper nih" Hilda memberikan masukan
"Saran aku sih, jangan deh, Da, kalau kita ke mall, jalanan lagi macet-macetnya jam segini, mending kita disini aja deh kayak yang lain tuh" Silva memberikan saran.
"Daripada nanti kita keluar, terus pas kita balik kesini malah bikin kita telat pas pementasan nanti, kan malu-maluin, pementasan juga kacau, apalagi kita ditonton banyak orang loh" Silva menambahkan.
"Iya, benar tuh kata Silva, mending kita cari makan, beli dekat sini aja, ada tuh warung di depan, tadi aku lihat sebelum masuk kesini" Flea menimpali.
"Ya udah deh, kalau gitu kita beli disitu aja, bungkus aja, terus makan disini" ajak Hilda.
"Eh, kalau soal makan, aku bawa makanan dari rumah, tadi sebelum kesini aku sempat balik kerumah buat ganti baju, sekalian aja aku bungkusin makanan buat kalian berdua" Silva menunjukkan kantongan yang tadi dia bawa.
"Baik dan perhatian banget sih sahabat kita satu ini, tahu aja kalau sahabatnya udah kelaparan" Flea mencubit pelan pipi Silva. Silva hanya tersenyum.
Mereka bertiga duduk di sebuah gazebo yang ada ditempat tersebut dan menikmati makanan yang dibawa oleh Silva dari rumahnya. Flea dan Hilda tampak lahap menyantap makanan tersebut yang menurut mereka sangat lezat. Silva sangat senang melihat kedua sahabatnya itu makan dengan lahapnya.
"Sumpah, ini makanan enak banget, Sil" puji Hilda.
"Iya, bener banget, udah kayak makanan restoran aja" Flea menambahkan.
"Aku senang kalau kalian suka masakannya Bi Leli, emang the best sih Bi Leli, aku juga lahap seperti kalian kalau makan masakannya Bi Leli" kata Silva.
"Masakannya udah kayak chef profesional ini sih" Flea turut memuji masakan dari ART dirumah Silva tersebut.
Beberapa menit kemudian, semua makanan yang dibawa oleh Silva sudah habis tanpa sisa dan membuat Hilda serta Flea kenyang. Mereka bertiga bersantai di gazebo tersebut sambil ngobrol santai. Saat mereke tengah asik mengobrol, Silva melihat seseorang yang dia kenali berjalan keluar dari gedung dan pergi entah kemana.
"Girls, itu Teddy kan?" Tanya Silva, menunjuk seseorang yang berjalan menjauh dari pandangan.
"Eh, iya, benar kata kamu, Sil, mau kemana yah dia!" Hilda menoleh kearah yang ditunjuk oleh Silva.
"Barangkali aja dia mau beli jajanan atau apa gitu di minimarket" Flea menerka. Silva dan Hilda saling pandang lalu mengangkat bahunya. Mereka bertiga fokus dengan handphone masing-masing tanpa memikirkan kemana Teddy pergi.
Setengah jam jelang pementasan, semua pemain yang terlibat sudah mengenakan kostum yang sesuai dengan peran masing-masing. Semua sudah bersiap untuk naik keatas panggung, kecuali satu pemain yang sampai saat ini belum kembali setelah izin keluar sejak sore tadi. Para pemain lainnya bertanya-tanya kemana dia pergi dan sampai saat ini tidak terlihat. Pasalnya, pemain itu adalah pemeran utama yang menjadi pasangan Silva dalam drama yang akan mereka perankan malam ini.
"Jadi, yang tadi sore kita lihat dia keluar itu, dia belum balik-balik yah?" Tanya Silva.
"Iya, Sil, mana bentar lagi pementasannya udah mau dimulai lagi, terus pemeran utama prianya belum nongol juga sampai sekarang" Flea mulai merasa was-was. Dia khawatir pementasan hari ini akan kacau jika pemeran utama pria tidak juga datang dan tidak ada yang bisa menggantikan, karena dari awal latihan sampai gladi resik sore tadi, chemistry antara Silva dan Teddy, sang pemeran utama pria tersebut, sudah sangat kuat dan hasilnya sangat memuaskan pelatih mereka.
Namun, belum habis keterkejutan mereka, seseorang masuk bersama dengan pelatih mereka. Semua pemain yang ada disitu saling pandang dan bertanya-tanya tentang sosok pria yang sangat mereka kenal itu tiba-tiba masuk bersama pelatihnya.
"Itu Alex ngapain yah? Kok dia bareng sama pak Jenda yah" tanyanya sedikit berbisik.
"Gak tahu, aku aja kaget lihat Alex tiba-tiba ada disini" seseorang disebelahnya menimpali.
Sama halnya dengan Hilda, Silva serta Flea yang saling pandang, mencoba mencari jawaban satu sama lain. Namun, raut wajah mereka sama-sama bingung.
"Apa jangan-jangan Alex lagi yang gantikan perannya Teddy" batin Silva.
"Teman-teman semua mohon perhatiannya sebentar" pak Jenda bersuara. Semua pemain yang ada disitu fokus untuk mendengar sebuah pengumuman yang akan disampaikan oleh pelatih mereka tersebut.
"Pasti kalian bertanya-tanya kenapa Alex ada disini. Jadi, Alex ini yang akan menggantikan peran Teddy sebagai pasangan Silva di pementasan malam ini" kata pak Jenda. Setelah mengatakan itu, tidak ada satupun diantara mereka yang tidak terkejut dengan keputusan yang tiba-tiba diambil oleh pak Jenda.
"Hmm.... Sudah kuduga" Hilda menghela nafas. Berbeda dengan Hilda, Silva justru merasa ada yang aneh, karena Alex tiba-tiba datang dan langsung menggantikan peran Teddy.