SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
*********
Dalam perjalanan dua jam menuju apartemen, Saffiya akhirnya tertidur.
Setibanya di sana, Rayan memarkirkan mobil di basement dan memutuskan untuk menunggu istrinya itu bangun dengan sabar.
Sambil tersenyum, Rayan tak henti-hentinya memandangi wajah cantik Saffiya yang sedang terlelap.
Ia merasa begitu beruntung bisa menikahi wanita indah ini dan jauh di lubuk hatinya ia berjanji akan senantiasa menjaganya.
" Walaupun hanya terlihat matanya yang tertutup, kecantikannya tetap memancar dan menghanyutkan. " gumam Rayan sambil tersenyu.
Jantungnya berdebar semakin kencang seiring keyakinannya akan cintanya kepada gadis itu.
Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya Saffiya bangun dari tidurnya.
" Udah sampai? " tanya Saffiya sambil mengucek matanya.
" Udah. " jawab Rayan tersenyum.
Mereka pun turun dan mulai memngeluarkan semua barang-barang untuk menuju lantai 6.
" Assalamualaikum. " ucap Rayan yang membuka pintu, walaupun tidak ada yang akan menjawab salamnya.
Saat Saffiya melangkah masuk ke apartemen suaminya, ia terpana sejenak.
Karena semuanya tertata begitu rapi dan indah.
Ia mulai mengeksplorasi setiap sudut apartemen tersebut, terperangah dengan kebersihannya.
Bagaimana suaminya bisa hidup dengan begitu sempurna, sementara apartemenya tidak sebersih dan serapi ini.
" Untuk seminggu kedepan kita akan tinggal di sini dulu, setelah proses persiapan rumah selesai. secepatnya kita akan pindah kesana. Nggak apa apa kan? " jelas Rayan sambil memasukkan barang barang Saffiya satu persatu.
" Iya. " jawab Saffiya tidak keberatan.
" Kamu bisa istirahat aja, saya masih harus melapor kebagian keamanan apartemen sebentar. " ucap Rayan.
" Iya. " jawab Saffiya singkat.
Rayan pun keluar menuju kantor keamanan yang tidak jauh dari gedung apartemen mereka, karena ia perlu melaporkan jika mulai sekarang akan ada seorang wanita yang keluar masuk kedalam unit apartemennya. agar nanti tidak menjadi fitnah dan salah faham bagi penghuni lain jika melihatnya.
Setelah selesai memenuhi beberapa persyaratan yang di minta, Rayan pun langsung kembali.
Rayan menuju kamar untuk memanggil Saffiya menanyakan menu makan malam yang ia inginkan, namun sesampainya di kamar ternyata gadis itu sedang berada didalam kamar mandi terdengar dari suara gemercik air.
" Sepertinya ia sedang mandi. " gumam Rayan yang keluar lagi duduk di ruang tengah, kemudian mulai sibuk dengan laptopnya.
Setelah selesai Saffiya keluar menghampiri Rayan, dengan berpakaian santai hanya mengenakan hijab tanpa cadarnya.
" Kenapa? " tanya Rayan karena melihat istrinya itu seperti tidak nyaman.
" Nggak. " jawab Saffiya yang malu memberitau rayan.
" Ya udah, oh iya saya hampir lupa. kamu mau makan apa? saya mau pesan makanan di luar untuk makan malam kita. " ucap Rayan sambil bertanya.
" Apa saja, saya tidak pemilih soal makanan. " jawab Saffiya.
" Ya udah, saya pesankan dulu. " ucap Rayan yang mulai membuka aplikasi makanan di ponselnya.
Tidak berselang lama, pesanan mereka pun sampai.
Saffiya mulai menatanya di meja makan, setelah itu mereka pun mulai menikmatinya.
Selama menikmati makan malam, tidak ada percakapan di antara keduanya. Saffiya hanya fokus dengan makanannya, begitu juga dengan Rayan.
Setelah selesai Saffiya masuk lagi kedalam kamar menuju kamar mandi, sementara Rayan masih memasukan koper milik istrinya itu kedalam kamar satu persatu.
Saffiya keluar dan memanggil Rayan yang sedang merapikan kamar mereka.
" Emm.. mas! " panggil Saffiya yang terlihat gelisa.
" Hm? " jawab Rayan singkat.
" Aku mau ketempat Meyra sebentar ya? " ucap Saffiya meminta izin.
" Boleh, tapi Meyra sedang tidak ada. kalau nggak salah, selesai acara penikahan kita. ia langsung bertolak kejerman karena memang sedang libur kuliah sekarang. " jawab Rayan.
" Hah? kok dia nggak bilang? " gumam Saffiya kaget.
" Dia cuma bilang kesaya, karena nggak mau kamu repot karena pasti akan mengantarnya kebandara. " jelas Rayan.
" Aduh.. kalau Meyra nggak ada, berarti aku nggak bisa masuk kedalam karena nggak ingat paswordnya apa. " batin Saffiya bingung.
" Ya udah deh, kalau gitu aku izin kemini market bentar ya? " ucap Saffiya lagi meminta izin.
" Kenapa? kamu butuh sesuatu? " tanya Rayan.
" Iya. " jawab Saffiya mengangguk.
" Ya udah, biar saya belikan, perlu apa? " ucap Rayan yang mulai bersiap untuk keluar.
" Nggak usah!! biar aku aja. " jawab Saffiya cepat karena malu mengatakannya.
Rayan langsung kaget melihat respon istrinya itu.
" Memangnya kenapa? apa itu hal yang memalukan? " tanya Rayan penasaran.
" Bukan begitu, aku hanya malu saja. karena itu kebutuhan wanita " jawab Saffiya menunduk malu.
Rayan pun langsung tersenyum mendengar jawaban istrinya itu, ia merasa Saffiya benar benar sangat menggemaskan dengan ekpresi wajah yang barusan ia tunjukan.
" Ya udah, ayo kita keluar kemini market, saya juga butuh beberapa barang. " ajak Rayan.
Saffiya pun langsung mengambil cadar dan kaus kakinya.
Setelah itu turun kebawah menuju mini market.
Mereka pun tiba dimini market, Saffiya langsung mencari benda yang ia perlukan. begitupun dengan Rayan,ia mencari beberapa makanan untuk kucingnya.
Begitu ia ingin membayarnya, Saffiya sudah menunggunya diluar dengan barang yang sudah ia bayar sendiri.
Rayan keluar memanggilnya.
" Saya udah mau bayar, barangmu mana? " tanya tanya Rayan.
" Aku udah bayar sendiri. " jawab saffiya.
Rayan langsung terlihat kecewa, kemudian masuk kembali dan membayar semua barangnya.
Mendung mulai menggelayut di langit malam itu, membuat mereka segera memutuskan untuk pulang.
Angin malam yang bertiup kencang seakan memberikan pertanda bahwa tak lama lagi, hujan deras akan turun.
Rayan kemudian langsung mengambil barang belanjaan Saffiya dari tangannya tanpa meminta izin lebih dulu.
" Biar saya aja. " ucap Rayan.
Saffiya pun tidak keberatan, ia malah asyik memperhatikan anak-anak yang berlarian masuk kedalam gedung apartemen mereka karena sudah mulai mendung.
Diam-diam Rayan melihat apa yang dibeli istrinya itu karena penasaran, setelah dilihatnya sebuah pembalut berukuran besar dengan isi yang cukup banyak.
Ia langsung tersenyum begitu melihatnya, karena faham ternyata yang dimaksud Saffiya malu karena itu merupakan barang pribadi untuk perempuan.
" Ayo cepat, udah mau hujan. " ucap Rayan yang langsung menggandeng tangan Saffiya kemudian masuk kedalam gedung apartemen mereka.
Sesampainya didalam, Saffiya langsung mengambil barangnya kemudian masuk kedalam kamar mandi.
Sementara Rayan pergi menuju ruangan sebelah yang terdapat kucing kucingnya untuk memberikan mereka makanan.
Beberapa menit kemudian, Saffiya keluar kemudian mencari Rayan.
" Mas! " panggil Saffiya namun tidak ada jawaban dari pria itu.
Saffiya mencarinya kedapur bahkan sampai kebalkon kamar mereka, namun tidak juga menemukanya.
" Kemana ya? " gumam Saffiya bingung.
Karena penasaran, Saffiya pun langsung menghubungi ponselnya.
Tiba tiba terdengar suara ponsel Rayan dari ruangan sebelah.
" Apa dia ada di dalam? " gumam Saffiya penasaran.
" Mas! " panggil Saffiya sambil mengetuk pintu ruanga itu.
Namun tetap saja tidak ada jawaban dari dalam.
Pelan pelan ia mulai membuka pintu ruangan itu, karena mendengar suara ponsel Rayan dari dalam sana terus berbunyi.
" Mas.." panggil Saffiya langsung
Namun Rayan tidak ada diruangan itu, karena ia sedang membuang kotoran kucing yang ia bersihkan ketempat sampah bawah.
Tiba tiba Saffiya langsung berteriak dengan cukup keras.
" Aaaaa........" teriak Saffiya.
" Ada apa? " tanya Rayan kaget mendengar suara istrinya itu, begitu ia masuk.
" Aaa... mass tolongin. " jawab Saffiya berdiri mematung dengan beberapa ekor kucing yang sedang bermain dikakinya.
Rayan mendekat bingung, kemudian Saffiya langsung melompat ketubuhnya sambil memeluknya erat.
" Kenapas sih? " tanya Rayan tertawa kecil.
" Itu, jauhin mereka dulu. " jawab Saffiya yang semakin memeluk Rayan dengan erat.
" Mereka cuma kucing Ray. " jawab Rayan tertawa.
" Iya! Aku tau, tapi jauhin dulu. " jawab Saffiya yang tidak ingin turun dari gendongan Rayan.
" Tapi mereka nggak menggigit, semuanya jinak. " jawab Rayan.
" Jauhin.." jawab Saffiya yang tidak mau mendengarkan perkataan suaminya itu.
Sambil menahan tubuh sang istri, Rayan mulai memasukkan semua kucing kucingnya kedalam kandang satu perasatu Sambil menahan tawanya.
" Udah, mereka udah didalam kandang. " ucap Rayan.
Saffiya pun langsung melihat sekelilingnya, untuk memastikan sendiri.
" Kamu takut kucing? " tanya Rayan menatapnya dengan posisi masih berada dipelukanya.
" Nggak, cuma geli aja. " jawab Saffiya malu.
Rayan terus menatapnya sampai membuat pipi Saffiya memerah karena malu. ia langsung menyembuyikan wajahnya dileher pria itu, karena menghindari tatapan Rayan.
" Keluar yuk. " ajak Saffiya.
" Ya udah. " jawab Rayan.
Ia pun keluar sambil menahan tubuh Saffiya yang masih berada dipelukanya.
Kemudian mendudukan gadis itu diatas meja makan, sambil menahan tawanya.
" Kamu beneran takut kucing? " tanya Rayan lagi.
" Geli aja. " jawab Saffiya yang langsung turun dari atas meja.
Rayan tidak bisa menahan tawanya lagi, karena merasa hal itu sangat lucu.
Karena merasa malu Saffiya langsung masuk kedalam kamar, kemudian merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan menutupnya dengan selimut.
Rayan menyusulnya kedalam kamar sambil terus tertawa.
Tiba-tiba bel apartemenya berbunyi.
Dengan cepat ia melihat siapa yang datang.
" Hy! " sapa Rendy yang muncul di balik pintu begitu Rayan membukanya,
" Ada apa Ren? " tanya Rayan penasaran.
" Ada hal penting yang pengen aku omongin. " jawab Rendy dengan wajah serius.
" Masuk dulu. " ajak Rayan.
Keduanya pun duduk di ruang tengah, kemudian Rendy langsung membuka laptopnya.
Tiba-tiba Saffiya keluar dari kamar, karena hendak mengambil air minum di dapur.
Rayan yang menyadari hal itu, langsung berlari kearahnya menghalangi wajah gadis itu agar tidak dilihat Rendy,
" Ada tamu didepan, masuklah kedalam kamar dulu. " ucap Rayan yang mengantarnya masuk kedalam kamar kembali.
" Memangnya siapa? " tanya Saffiya penasaran.
" Rendy." jawab Rayan.
" Oh.. " gumam Saffiya faham.
" Nggak apa apa kan? " tanya Rayan memastikan.
" Iya. " jawab Saffiya mengangguk.
" Ya udah, saya kedepan dulu. " ucap Rayan keluar.
" Bicaralah. " ucap Rayan duduk kembali di ruang tengah.
" Ini tentang restoran yang akan kita buka, ada beberapa masalah disana. kamu harus datang melihatnya sendiri. " jawab Rendy sambil memperlihatkan data datanya.
Rayan pun langsung melihat semua laporan laporan itu.
" Sepertinya kita harus merubah beberapa desain interiornya, sekarang arsiteknya sedang ada di lokasi menunggumu. " ucap Rendy.
" Ya udah, aku siap-siap dulu. " jawab Rayan yang masuk kembali kedalam kamar.
Ia mengganti pakaianya dengan setelan jins dipadukan kaos putih polos lengkap dengan jaket hitamnya.
" Mas mau kemana? " tanya Saffiya yang keluar dari kamar mandi.
" Ada masalah sedikit di pembangunan restoran, saya harus kesana. kamu nggak apa-apa kan? atau mau ikut kesana? " jawab Rayan sambil bertanya.
" Nggak deh, udah mulai hujan juga. lagian hari udah semakin larut, aku udah mengantuk. " jawab saffiya.
" Ya udah, saya nggak akan lama. " ucap Rayan.
Saffiya mengangguk dan pergi duduk diatas ranjang sambil memperhatikan suaminya itu yang sedang merapikan rambutnya.
" Saya pergi dulu, kamu istirahat saja. saya tidak akan lama. " ucap Rayan yang mengusap lembut kepala Saffiya.
" Iya. " jawab Saffiya malu.
Tiba tiba Rayan mengecup pipinya kemudian keluar menemui Rendy yang sedang menunggunya.
Saffiya yang mendapat ciuman secara tiba-tiba seperti itu, langsung kaget dengan wajah yang sudah memerah.
" Ta-tadi itu.. " gumam Saffiya tidak percaya sambil memegang pipinya.
Kemudian ia langsung tersenyum, salah tingkah ketika mengingat bagaimana bibir lembut Rayan mendarat di pipinya dengan sangat jelas.
Sementara di depan, kedua pria itu langsung pergi menuju restoran yang sedang dalam masa pembangunan.
###NEXT###
Salam Hangat Dari Penuliss....