Seorang wanita muda, Luna, menikah kontrak dengan teman masa kecilnya, Kaid, untuk memenuhi permintaan orang tua. Namun, pernikahan kontrak itu berubah menjadi cinta sejati ketika Kaid mulai menunjukkan perasaan yang tidak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Balik
Luna menatap layar komputer dengan tatapan tajam. File penting yang hilang dari sistem perusahaan adalah pukulan besar. Dia tahu ini bukan hanya ancaman biasa ini adalah langkah strategis Aditya untuk menunjukkan dominasinya.
“Kita tidak bisa diam saja,” katanya tegas kepada Reno yang berdiri di sebelahnya.
Reno mengangguk. “Saya sudah memulai pelacakan. Tapi jejaknya terlalu bersih. Ini pekerjaan profesional.”
Luna menekan tombol pada keyboard, mencoba berbagai cara untuk mengakses log sistem yang lebih dalam. Namun, hasilnya nihil. Dia menekan kepalanya dengan frustasi, sementara Reno tetap berusaha membantu.
Di sisi lain, Kaid mengumpulkan semua eksekutifnya dalam rapat darurat. Suasana ruang rapat tegang, dengan wajah-wajah yang dipenuhi kegelisahan. Kaid berdiri di ujung meja, memandangi mereka satu per satu.
“Kita sedang diserang, dan ini bukan serangan biasa,” kata Kaid dengan suara berat. “Aditya ingin menghancurkan kita, bukan hanya secara bisnis tetapi juga secara pribadi. Mulai sekarang, kita harus melipatgandakan kewaspadaan.”
Salah satu eksekutif, Pak Hendra, mengangkat tangan. “Apakah ini berarti kita akan mengubah sistem keamanan perusahaan?”
“Tentu saja,” jawab Kaid. “Saya sudah meminta tim TI untuk memperkuat firewall dan memantau aktivitas setiap karyawan. Namun, itu saja tidak cukup. Kita harus memeriksa ulang semua orang di tim kita. Tidak ada yang bisa dipercaya sepenuhnya sekarang.”
Sementara itu, Luna mendapatkan telepon dari Arman, penyelidik swasta yang mereka sewa. Suaranya terdengar serius.
“Bu Luna, saya punya kabar penting. Saya menemukan sesuatu yang mungkin menarik perhatian Anda dan Pak Kaid.”
“Apa itu?” tanya Luna sambil menutup laptopnya.
“Aditya baru saja mengadakan pertemuan rahasia dengan beberapa nama besar di industri. Mereka tampaknya sedang menyusun strategi untuk mengambil alih salah satu proyek Anda.”
Luna tercekat. “Proyek mana?”
“Proyek real estate di Jakarta Selatan. Proyek itu cukup besar, kan?”
Luna mengangguk meskipun Arman tidak bisa melihatnya. Proyek tersebut adalah salah satu investasi terbesar Kaid, dan jika diambil alih, kerugiannya akan sangat besar.
“Saya akan segera memberitahu Kaid,” kata Luna sebelum menutup telepon.
Malam itu, Luna dan Kaid duduk di ruang kerja rumah mereka, mencoba menyusun rencana balasan. Kaid tampak lebih serius dari biasanya, dengan dahi berkerut dan tangan yang terus mengetuk meja.
“Aditya tidak hanya menyerang kita secara bisnis,” kata Kaid. “Dia mencoba menghancurkan semua yang telah kita bangun. Kita harus menyerang balik.”
Luna mengangguk. “Tapi bagaimana caranya? Kita tidak tahu siapa saja orang-orang di dalam timnya.”
“Aku punya ide,” kata Kaid. “Jika dia bisa bermain kotor, kita juga bisa. Aku akan meminta bantuan seorang teman lama, seseorang yang tahu bagaimana cara menghadapi orang seperti Aditya.”
Luna mengerutkan alisnya. “Teman lama? Siapa?”
“Dia ahli dalam mengungkap permainan kotor seperti ini,” jawab Kaid, menghindari detail lebih jauh. “Tapi aku harus pergi sendiri untuk menemuinya.”
Luna merasa ragu. “Kaid, ini berbahaya. Bagaimana kalau ini jebakan?”
Kaid menggenggam tangan Luna. “Aku tahu ini berisiko, tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku tidak akan membiarkan Aditya menghancurkan kita.”
Keesokan harinya, Kaid pergi dengan tujuan yang dirahasiakan, meninggalkan Luna dengan hati yang penuh kecemasan. Sementara itu, Luna memutuskan untuk melanjutkan penyelidikan di kantor bersama Reno dan timnya.
Saat mereka memeriksa sistem perusahaan, mereka menemukan sebuah akun yang mencurigakan. Akun tersebut tampaknya digunakan untuk mengakses file yang hilang, tetapi pemiliknya tidak tercatat dalam daftar karyawan.
“Ini aneh,” kata Reno. “Akun ini seharusnya tidak ada di sistem kita.”
“Bisa kamu lacak?” tanya Luna.
Reno mengetik dengan cepat di keyboardnya. Setelah beberapa menit, dia mengangguk. “Aku punya alamat IP-nya. Tapi ini berasal dari lokasi yang cukup jauh, mungkin menggunakan VPN.”
“Lacak lebih dalam,” perintah Luna.
Ketika Reno berhasil mendapatkan lebih banyak informasi, Luna menyadari sesuatu yang mengejutkan. Lokasi IP terakhir yang terdeteksi adalah salah satu kantor kecil milik Aditya.
“Dia terlalu percaya diri,” gumam Luna.
“Bu Luna, apa yang harus kita lakukan?” tanya Reno.
“Kita kumpulkan semua bukti ini. Aku yakin Kaid akan tahu bagaimana menggunakannya,” jawab Luna.
Sore harinya, Kaid kembali ke rumah dengan membawa sebuah amplop cokelat. Wajahnya tampak lebih tenang, tetapi ada ketegangan yang masih tersisa.
“Apa yang kamu temukan?” tanya Luna.
Kaid menyerahkan amplop itu kepada Luna. Di dalamnya, terdapat foto-foto pertemuan rahasia Aditya dengan sejumlah tokoh penting di industri. Tidak hanya itu, ada juga salinan dokumen yang menunjukkan rencana Aditya untuk mengambil alih proyek real estate Kaid.
“Temanku berhasil mendapatkan ini,” kata Kaid. “Sekarang kita punya bukti untuk melawan.”
Luna menatap dokumen itu dengan penuh tekad. “Kaid, ini waktunya kita menyerang balik. Kita tidak bisa terus-menerus menjadi korban.”
Kaid mengangguk. “Kita akan melakukannya. Tapi kita harus hati-hati. Ini akan menjadi pertempuran yang panjang.”
Malam itu, mereka mulai menyusun strategi untuk menghadapi Aditya.