NovelToon NovelToon
Sistem Villain Sejati

Sistem Villain Sejati

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Iblis / Mengubah Takdir / Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nov Tomic

Genre: Action, Drama, Fantasy, Psychological, System

Seluruh siswa kelas 3A tidak pernah menyangka kalau hidup mereka akan berubah drastis ketika sebuah ritual aneh menarik mereka ke dunia lain. Diberikan gelar sebagai "Pahlawan Terpilih," mereka semua mendapat misi mulia untuk mengalahkan sang Raja Iblis dan menyelamatkan dunia asing tersebut. Di antara mereka ada Hayato, siswa yang dikenal pendiam namun selalu memiliki sisi perhatian pada teman-temannya.

Namun, takdir Hayato justru terpecah dari jalur yang diharapkan. Ketika yang lain menerima berkat dan senjata legendaris untuk menjadi pahlawan, Hayato mendapati dirinya sendirian di ruangan gelap. Di sana, ia bertemu langsung dengan sang Raja Iblis—penguasa kegelapan yang terkenal kejam. Alih-alih membunuhnya, Raja Iblis memberikan tawaran yang tak bisa Hayato tolak: menjadikannya "Villain Sejati" untuk menggantikan posisinya dalam tiga tahun mendatang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nov Tomic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

— BAB 5 — Sistem Villain Sejati Part 2 —

Aku terbangun dengan rasa nyeri yang menusuk di sisi tubuhku. Rasa sakitnya begitu nyata, seperti ribuan pisau kecil yang menusuk dagingku sekaligus. Begitu mataku terbuka, aku langsung melihat sesuatu yang membuat darahku membeku—darahku sendiri yang mengalir deras dari bekas gigitan di perut dan lenganku. Penglihatan malamku membuat semuanya semakin jelas, warna merah darah yang berceceran tampak menyala di bawah sinar bulan yang menyelinap di antara dedaunan.

"Ahh…!" rintihanku tertahan, rasa sakitnya terlalu nyata.

Di depanku, seekor serigala besar berdiri dengan posisi siap menyerang, giginya yang tajam masih berlumuran darahku. Di sekelilingnya, tampak beberapa serigala lainnya, mata mereka berkilat-kilat dalam kegelapan, seperti binatang buas yang lapar. Jumlah mereka cukup banyak, dan dari posisi mereka yang mengepungku, mereka sepertinya tahu bahwa aku dalam kondisi lemah.

Rasa panik mulai merayap. Aku tidak bisa mati di sini! Dengan segala upaya, aku mengerahkan seluruh kekuatan yang tersisa dan bangkit dari tanah. Luka di perutku terasa semakin perih setiap kali aku bergerak, namun rasa takut dan dorongan untuk bertahan hidup membuatku mengabaikan rasa sakit itu.

“Aku tidak akan kalah,” bisikku pada diriku sendiri, mencoba menenangkan hati yang penuh ketakutan.

Serigala di depanku langsung melompat, gigi-giginya mengincar leherku dengan kecepatan yang mengerikan. Aku mengangkat tangan kananku, mengaktifkan Gigitan Kegelapan—skill yang pernah kudapatkan dari pertarungan sebelumnya. Kegelapan menyelimuti tanganku, berubah menjadi cakar tajam yang kurasakan seperti perpanjangan dari tubuhku sendiri. Aku mengayunkan tangan ke arah serigala itu dengan cepat, mengenai lehernya tepat saat ia mendekat.

Crattt!

Darah bercipratan di udara, dan serigala itu terkapar dengan suara gemerisik terakhir. Namun, satu serigala yang tumbang tidak menghentikan serigala lainnya. Dua serigala lain langsung menyusul, menyerang dari sisi kanan dan kiri. Aku melompat ke belakang, mencoba mengatur posisi, meskipun tubuhku terasa berat dan lelah. Serangan gigitan mereka meleset beberapa inci dari kulitku, tapi gerakan yang terlalu banyak malah membuat darah di lukaku semakin deras mengalir.

Aku harus berpikir cepat. Mengaktifkan Manipulasi Racun, aku merasakan energi dari racun yang ada di tubuhku bergetar. Saat salah satu serigala mendekat, aku menyalurkan energi itu ke cakarku, lalu menancapkannya ke tubuh serigala itu dengan kuat.

“Ambil ini!” seruku sambil memfokuskan racun yang ada di dalam tubuhku mengalir ke cakarku.

Serigala itu langsung melolong, terdengar kesakitan sebelum akhirnya tubuhnya terjatuh, gemetar tak berdaya. Racunku bekerja cepat, melemahkan sistem tubuh mereka. Tapi serangan belum berakhir; tiga serigala lainnya mendekat, mengelilingiku dari berbagai sisi, mata mereka menatap buas, siap untuk menyergap.

Aku tahu ini akan menjadi pertarungan hidup dan mati. Dengan luka di tubuh yang masih mengucurkan darah, aku mencoba mengingat setiap skill yang kumiliki. Rasa takut mulai berubah menjadi adrenalin, membuat setiap gerakanku lebih cepat dan insting bertahan hidupku semakin kuat.

Aku menggenggam cakarku lebih erat, mengaktifkan Adaptasi Kegelapan untuk meningkatkan daya tahan dan ketenanganku dalam menghadapi tekanan dari serangan yang datang bertubi-tubi. Skill itu mulai mengurangi rasa sakit di tubuhku, memberikan sensasi seperti kabut hitam yang melindungiku. Rasa perih di lukaku berkurang, digantikan oleh dorongan yang membuatku merasa lebih kuat dan fokus.

Aku melompat ke arah serigala yang berada paling dekat dan menghajarnya dengan cakaran kuat yang dipenuhi kegelapan. Gigitan Kegelapan menyelimuti cakarku, membuat seranganku lebih mematikan. Cakarku membelah kulit dan daging serigala itu dengan mudah, dan tanpa ampun, aku kembali mengayunkannya ke arah serigala lainnya yang berada di sampingnya.

Satu persatu serigala mulai mundur, tapi mereka terus datang, seolah tak ada habisnya. Tubuhku penuh dengan luka cakaran dan gigitan kecil, tapi aku bertahan, mengayunkan cakar dan menggigit balik setiap serangan yang datang. Nafasku memburu, tubuhku terasa panas karena setiap gerakan yang kulakukan terasa seperti tarikan terakhir sebelum kehabisan tenaga.

Sampai akhirnya, aku berhasil menjatuhkan semua serigala di sekelilingku. Nafas berat masih tersengal, dan aku bisa merasakan darah yang mengalir lebih lambat di tubuhku. Aku bertahan.

Melihat pemandangan mayat serigala-serigala itu, aku merasa kelelahan luar biasa, tapi ada sedikit rasa bangga. Aku telah bertahan di tengah-tengah serangan, dengan mengandalkan kekuatan dan insting bertahan hidup yang kuasah selama beberapa jam terakhir.

“Aku… tidak akan mati semudah itu,” ucapku lirih, walaupun tubuhku hampir tumbang.

Dengan nafas yang masih memburu dan tubuh yang penuh luka, aku berdiri terengah-engah di antara tumpukan mayat serigala. Tepat saat aku merasa seakan tak sanggup lagi bergerak, sebuah notifikasi tiba-tiba muncul di sudut penglihatanku.

[Selamat! Misi "Kalahkan 10 Monster" telah diselesaikan.]

Aku terdiam, memproses kata-kata itu. Tanpa kusadari, rupanya aku sudah mengalahkan lebih dari sepuluh serigala dalam pertarungan hidup dan mati tadi. Sebuah hadiah muncul di notifikasi itu: Tas Hitam Kecil. Belum sempat aku benar-benar memahami apa yang terjadi, sesuatu tiba-tiba jatuh ringan dari atas kepalaku.

Bop!

"Apa-apaan ini?" gumamku sambil meraba kepalaku.

Aku melihat ke tanah, dan ternyata di sana ada tas hitam kecil yang mirip kantung dengan tali yang bisa ditarik untuk membukanya. Sedikit terkejut, aku mengambilnya, memeriksa kainnya yang terasa kuat meski terlihat biasa saja. Bentuknya sangat simpel, hanya kantung kecil yang sekilas tampak tak bisa memuat banyak barang.

"Benarkah ini bisa memuat banyak barang?" tanyaku pada diri sendiri sambil mengangkat alis, sedikit skeptis.

Dengan rasa penasaran, aku memutuskan untuk menguji tas itu. Kulirik sekeliling, dan mataku tertuju pada sebuah batu yang cukup besar, seukuran kepalan tangan. Aku mencondongkan tubuh ke depan, mengambil batu itu dengan satu tangan lalu mencoba memasukkannya ke dalam tas hitam kecil ini.

Begitu batu itu menyentuh mulut tas, sesuatu yang tak terduga terjadi. Batu besar itu... menghilang. Bukan tenggelam atau sekadar tersimpan, tetapi benar-benar menghilang dari pandanganku. Aku terkejut dan menarik kembali tanganku, menatap tas itu dengan ekspresi tak percaya.

Pada saat yang sama, notifikasi lain muncul:

[Batu telah tersimpan di dalam Tas Hitam Kecil.]

Aku terperangah. Ini semacam… tas sihir? Bagaimana bisa benda sekecil ini menyimpan sesuatu sebesar batu? Rasanya mustahil, tapi aku baru saja melihatnya sendiri. Rasa takjub menguasaiku seiring aku menggenggam tali tas itu lebih erat. Aliran pikiran bergejolak di dalam benakku, mencoba membayangkan betapa bergunanya tas ini untuk petualangan di dunia lain ini.

Aku baru akan mencoba memasukkan benda lain untuk bereksperimen, ketika tiba-tiba, rasa lelah yang sebelumnya terasa mulai melandaku dengan sangat cepat. Rasanya seperti beban luar biasa menekan tubuhku dari segala arah, dan kedua kakiku mulai gemetar tak mampu menahan tubuhku lebih lama.

"Ah… sial, aku benar-benar kelelahan…" bisikku, setengah bergumam.

Pandangan mulai mengabur, dan sebelum aku sempat menahan atau mencari tempat yang aman untuk beristirahat, kakiku akhirnya menyerah. Tubuhku terjatuh dengan pelan ke tanah yang dingin dan lembut.

Kesadaranku memudar, tenggelam dalam kegelapan, namun ada sedikit rasa puas di dalam hati. Aku berhasil bertahan hidup, memperoleh skill dan hadiah, dan entah bagaimana, aku merasa sudah semakin jauh memasuki dunia ini.

1
Z Uli
lanjut
Nov Tomic: siap🫡
total 1 replies
Ftomic
mantap ini idenya rada fresh, biasanya MC ke Isekai kalo ga dibuang ya dapat skill cheat, tapi yg ini eksekusinya lebih bagus karena MC bakal jadi raja iblis. semangat Thor semoga konsisten!/Plusone/
Nov Tomic: terima kasih
total 1 replies
FJ
🌹🌹 buat author semangat yahhh
Nov Tomic: terima kasih
total 1 replies
FJ
ditengah tengah kebingungan malah terpilih jadi raja iblis, apa karena dia jahat yah makanya di pilih??
Nov Tomic: hmmm🤔
total 1 replies
Imel • DUBY
komen pertama nih
Nov Tomic: wah terima kasih yah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!