Sejak paham akan jati dirinya, Ringgo berontak dan menjadi 'liar' hingga 'Papa' terpaksa 'mengkarantina' dirinya hingga menjadi seorang perwira. Hatinya pernah patah karena kekasihnya mencintai Rudha, 'kakaknya sendiri'.
Kericuhan masih belum usai saat tanpa sengaja dua gadis hadir dalam hidup Letnan Ringgo dan Letnan Arre tanpa ada hati pada dua gadis malang tersebut. Kelakuan bengal mereka nyaris membuat dua wanita nyaris bunuh diri hingga mereka harus menanggung sesuatu atas keadaan.
Ujian Tuhan belum terhenti hingga petaka datang dan mengubah jalan hidup mereka melalui hadirnya Letnan Ribas.
Akankah hati mereka bersatu atau malah akan menjadi masalah pada akhirnya dan di saat yang sama, seorang wanita itu menggoyahkan perasaan para pria??
SKIP yang tidak tahan dengan KONFLIK. PENUH KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Merangkai puzzle.
Kedua 'adik kakak' duduk dengan gelisah karena mengetahui permasalahan namun di antara mereka tidak ada satupun yang menampakan kegelisahannya.
Kini Dara dan Niken duduk berhadapan dengan Bang Ringgo dan Bang Arre. Para gadis terlihat sungguh ketakutan.
"Adakah di antara kalian yang bisa menjelaskan kronologis masalahnya. Kalau kalian gerakan tutup mulut seperti ini, masalah tidak akan pernah selesai..!!" Kata Bang Ringgo.
"Nggak ada apa-apa, Bang." Jawab Dara.
"Kalau tidak ada apa-apa, kenapa sampai terjadi hal seperti ini????? Kami akan bantu sebisa mungkin asalkan kalian kooperatif..!!!!" Imbuh Bang Arre.
Niken dan Dara akhirnya saling melirik. Mereka bingung harus bagaimana dengan masalah mereka. Tak tahan dengan lambatnya interaksi dengan dua gadis, Bang Ringgo dan Bang Arre memelototi Niken dan Dara dengan tatapan tajam.
"Iyaa.. iyaaa.. Niken bilang..!!"
Dara yang ketakutan hanya bisa menggeleng agar Niken tidak mengatakan apapun.
"Aduuuhh.. gimana ini?? jangan paksa, donk..!!" Kata Niken.
braaaaakkk....
"Katakan atau saya remas mulutmu yang cerewet itu..!!!!" Bentak Bang Arre.
"Arr.." Bang Ringgo masih menahan diri setiap Bang Arre kasar pada Niken.
Niken tidak punya pilihan lain, ia menatap wajah Bang Ringgo dan Bang Arre secara bergantian namun ia kembali menunduk karena takut.
Bagai tak punya pilihan, Niken pun akhirnya terpaksa bercerita tentang kesulitan mereka.
"Kami kenal mereka di luar negeri. Disana tidak sulit mendapatkan barang itu. Awalnya kami tidak sulit mengirim benda tersebut karena kami di bawah nama besar Papa. Pacar kami juga berkedudukan. Tapi semakin lama orang-orang ini semakin menekan dan kami takut." Jawab Niken.
"Siapa pacarmu??" Tanya Bang Arre.
"Kapten Hernando sama Letnan Fauzi." Jawab Niken.
Bang Ringgo dan Bang Arre saling melirik.
"Jadi pacarmu yang mana?? Kapten Hernando atau Letnan Fauzi???" Tanya Bang Arre.
"Keduanya." Jawab Niken.
"Bukan main. Suhu kaliii kau, dek. Berani juga kau main tiga." Omel geram Bang Ringgo.
Niken tertunduk diam. Di hadapan kedua Abangnya, dirinya bagai tak punya suara meskipun sebenarnya mereka sudah sering berdebat.
"Siapa pacarmu???" Tanya Bang Ringgo pada Nada.
"Kapten Indra." Jawab Dara.
"B*****t, senior semua lagi yang kau kerjain." Gerutu Bang Arre.
Bang Ringgo sampai mengurut pangkal hidungnya memikirkan kelakuan dua gadis yang sedang berulah.
"Pacar-pacarmu tau atau tidak kalau ada masalah seperti ini??" Tanya Bang Ringgo.
"Tidak tau." Jawab Niken dan Dara bersamaan.
"Bukannya kamu juga masih ada pacar lain selain Indra dan Fauzi??" Selidik Bang Ringgo pada Niken.
Niken mengangguk. Kepalang tanggung dirinya harus mengakui keadaan. Nyawanya sudah sedemikian terancam di ujung tanduk.
Bang Ringgo semakin menekan pangkal hidungnya. Sungguh dirinya tidak habis pikir bagaimana bisa gadis itu membagi waktu untuk meladeni para pria.
"Sekarang kamu juga minta saya jadi 'pacarmu'????" Tanya Bang Ringgo lagi.
Niken mengangguk. Bang Arre hanya bisa menepuk keningnya dengan tatapan tidak percaya.
"Kawinin dan hamilin sekalian lah, Bang. Kalau tidak begitu, kapan perempuan macam ini punya rasa kapok." Kata Bang Arre. Emosionalnya memang mirip dengan sang Papa.
Bang Ringgo terdiam, terbersit kembali rasa sakit di hatinya atas penghianatan Farin. Tapi sekelebat ingatan tentang Laras juga tidak bisa di tepisnya begitu saja. Seketika perasaannya remuk mengingat dua wanita tersebut.
"Abaaang.. Dara juga takut." Ujar Dara dengan intonasi suara rendah.
Kini Bang Arre yang terdiam dan menunduk dengan banyaknya beban pikiran dan perasaan.
"Abang akan selesaikan..!!" Janji Bang Arre.
//
Bang Rudha menunggu Farin di luar ruang toilet wanita. Tak sengaja seorang gadis menabraknya hingga tas Farin terjatuh dan isinya pun berantakan. Ia pun memungut barang yang tercecer namun kemudian Bang Ruda menemukan arloji gantung dengan foto Farin dan adiknya, Ringgo.
Beberapa saat kemudian Farin keluar dari toilet dan melihat kekasihnya sedang menggenggam arloji tersebut.
"Ada penjelasan????"
:
"Keterlaluan kamu, dek..!!!!!!! Kita sudah mau menikah, sudah selesai laporan pengajuan. Ternyata selama ini kamu ada main di belakang Abang. Ringgo itu adiknya Abang..!!!! Kalau begini caranya, Abang nggak enak hati sama Ringgo." Bentak Bang Rudha.
"Tapi Farin sayangnya sama Abang. Farin nggak bisa punya hubungan lebih jauh dengan Bang Ringgo, Farin nggak pernah merasa di cintai." Kata Farin.
"Apa maksudmu? Abang tau betul siapa Ringgo. Kelakuannya memang urakan, hatinya keras, kaku sama seperti Arre. Tapi dia nggak mungkin macam-macam........" Jawab Bang Ringgo.
"Bang Ringgo masih mencintai Laras, mantan kekasihnya."
"Laras siapa???? Istri almarhum Zurman?????" Tanya Bang Rudha.
Farin mengangguk, memang selama ini dirinya sangat tidak menyukai hal itu.
"Kamu pernah bicara dengan Ringgo???"
Farin kembali mengangguk seakan tidak sanggup mengingat kembali tentang hal yang begitu menyakitkan hati.
"Apa jawabnya???"
"Bang Ringgo sudah berusaha untuk ikhlas dan tidak mengingat masa lalunya. Fokusnya hanya untuk Farin dan tujuannya untuk menikahi Farin. Hubungan Bang Ringgo saat ini hanya antara atasan dan bawahan. Tidak lebih, perhatiannya hanya atas dasar kemanusiaan."
"Lalu masalahnya dimana???"
" 'Sudah berusaha ikhlas', berarti Bang Ringgo belum sepenuhnya ikhlas. Tapi Bang Ringgo masih meminta dua orang untuk mengantar istri almarhum ke rumah sakit dan melaporkan pada Bang Ringgo. Kenapa seperhatian itu????"
Bang Rudha menarik nafas lalu membuangnya perlahan. Jelas hanya dia yang paham permasalahan ini namun sungguh dirinya tidak tau bahwa Farin adalah kekasih adiknya.
"Sekarang semua sudah terjadi. Katakan sebenarnya ada siapa dalam hatimu. Kita sudah mau menikah, jangan sampai kamu bermain api. Menikah hanya sekali seumur hidup. Kalau kamu memang cinta dengan Ringgo, Abang sanggup mengikhlaskan, tapi kalau memang ada Abang di hatimu.. Abang akan bicara dengan Ringgo untuk meminta keikhlasan dan restunya. Abang nggak mau ribut dengan saudara sendiri." Kata Bang Rudha.
.
.
.
.
petinggi ma anak buah jg tenang
😂😂