Velicia dianggap berselingkuh dari Jericho setelah seseorang memfitnahnya. Jericho yang sangat membenci Andrew—pria yang diyakini berselingkuh dengan istrinya, memutuskan untuk menceraikan Velicia—di mana perempuan itu tengah mengandung bayi yang telah mereka nanti-nati selama tiga tahun pernikahan mereka, tanpa Jericho ketahui. Lantas, bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilylovesss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Terpendam
****
Pagi ini, Velicia meminta Sharine untuk mengantarnya ke rumah sakit karena hari ini ia harus memeriksa kandungannya. Andrew sempat menawarkan diri kemarin saat pria itu akan berpamitan, tetapi Velicia menolaknya.
Sejujurnya ia sama sekali tidak ingin merepotkan Sharine, tetapi lebih baik baginya merepotkan Sharine dibanding harus merepotkan Andrew. Velicia takut jika seseorang yang dibayar oleh Jericho kembali memata-matai mereka, kemudian Jericho bisa berspekulasi jika Velicia dan Andrew sekarang tengah bersama.
"Kau sudah menunggu sejak tadi, ya? Maaf aku sedikit bangun terlambat." Sharine memasang senyum dengan memamerkan deretan giginya saat perempuan itu baru saja turun dari mobil.
"Aku sudah tahu hal ini akan terjadi."
"Ya, kau tahu sendiri, kan bagaimana sibuknya aku? Ya, sejujurnya aku lebih sibuk begadang dibanding lembur."
Velicia tertawa mendengar kejujuran Sharine. Ia kemudian masuk ke dalam mobil perempuan itu dan duduk di samping kursi kemudi. Tak lama, Sharine menyusul. Perempuan itu masih belum berhenti mengoceh sampai akhirnya ia mulai melajukan mobilnya.
"Kau mengatakan semuanya kepada Andrew tanpa izin dariku terlebih dahulu?" Velicia mengajukan pertanyaan yang sudah ia tahan selama sepuluh menit terakhir di dalam mobil Sharine.
Sharine berdeham kecil. Mau bagaimanapun, orang yang bisa ia mintai tolong untuk menghadapi Velicia hanyalah Andrew. Sharine mencintai Andrew, tetapi kehilangan Velicia sama sekali tidak bisa ia bayangkan. Lagi pula, Sharine percaya jika Velicia tidak menaruh hati kepada Andrew. Mereka hanya berteman dekat dan Sharine akan menerima alasan itu selamanya.
"Aku tidak tenang jika Andrew belum mengetahuinya."
"Aku tidak suka merepotkan orang lain, Sharine. Aku juga sangat merasa tidak enak hati karena sekarang harus selalu merepotkanmu. Semua orang memiliki kesibukannya masing-masing."
"Tapi Andrew justru merasa senang, kan setelah kuberitahu tentang masalahmu?"
Memang benar begitu. Akan tetapi, bagi Velicia sama saja ia merasa tidak enak hati. Apalagi saat Andrew mengetahui semua masalahnya, pria itu terlihat tidak tenang. Bahkan menawarkan diri untuk selalu menemani Velicia.
Mereka memang sudah berteman sangat lama. Keluarga Andrew juga sangat menyayangi Velicia seperti anaknya sendiri karena kebetulan Andrew adalah anak satu-satunya milik mereka. Ibu Andrew tidak bisa hamil lagi karena setelah Andrew dilahirkan, rahim ibunya terpaksa diangkat dengan alasan tertentu yang tidak Andrew sebutkan.
Jika Velicia orang jahat, mungkin bisa saja ia menipu keluarga Andrew. Akan tetapi, Velicia tidak seperti itu. Bahkan setelah lulus sekolah, Velicia memutuskan untuk kerja part time untuk membiayai biaya kuliahnya. Meskipun saat itu keluarga Andrew memaksa Velicia untuk tinggal di rumah mereka, dan menjadi anak angkat orang tua Andrew.
"Kau tahu, Sharine ... kita sudah dewasa sekarang. Terkadang, aku selalu merasa takut jika alasan Andrew terus menyendiri adalah karena harus menjagaku. Aku ingin dia memiliki kehidupannya sendiri tanpa perlu menyibukkan diri untuk menolongku. Bahkan setelah aku menikah, dia masih menjadi Andrew yang sama."
Sharine kembali berdeham kecil. Tatapannya kini beralih sekilas pada beberapa mobil di hadapannya. Jika dipikir-pikir, perkataan Velicia memang benar. Sejak Sharine bertemu mereka berdua di kampus, Andrew tidak pernah dikabarkan memiliki kekasih. Bahkan beberapa orang menyebut jika Velicia dan Andrew memang berkencan, meskipun pada kenyataannya mereka hanyalah sebatas teman dekat.
"Mungkin dia memang sudah menganggapmu sebagai adiknya, Velic."
"Jika dia terus-menerus melakukan ini padaku, maka sudah bisa dipastikan dia akan kesulitan untuk mencari pendamping hidupnya. Sesuatu yang paling aku takutkan."
"Menurutku, selama dia tidak menyukai laki-laki, dia masih aman-aman saja."
Velicia berdecak, kemudian dalam hitungan detik tawa mereka pecah di dalam mobil. Sharine berjanji pada dirinya sendiri jika ia tidak akan pernah membenci Velicia. Jika memang Andrew sangat mencintai perempuan di sampingnya sekarang, Sharine merasa itu adalah hal yang sangat wajar.
Siapa yang tidak tertarik dengan Velicia? Bahkan ketika mereka masih sibuk di kampus, ada begitu banyak pria yang menaksirnya. Termasuk dosen muda juga. Akan tetapi, Velicia memang sulit didapatkan. Termasuk untuk Andrew juga. Pria yang paling dekat dengannya pun kesulitan mendapatkan posisi di hatinya.
"Lalu, apakah kau tidak khawatir padaku? Aku juga belum bisa mendapatkan pasangan sejak menjadi temanmu."
"Itu karena kau terlalu pemilih. Bukan karena terlalu sibuk menemaniku."
Lagi-lagi, mereka tertawa secara bersamaan. Sharine memang tidak hanya satu kali saja menolak pria dari kencan buta yang dirancang oleh ibunya. Perempuan itu selalu memiliki alasan khusus yang selalu berhasil menolak para pria yang ia temui.
Sampai detik ini, Velicia bahkan tidak tahu apa alasan Sharine melakukannya selain pekerjaan.
****
"Tuan, kau sudah pulang?"
Bibi Anne baru saja menyambut kepulangan Jericho setelah semalam pria itu tidak tidur di rumahnya. Raut wajah Jericho terlihat muram tidak seperti pada hari sebelum-sebelumnya.
Bibi Anne tidak merasa khawatir sama sekali, sebab yang ia inginkan sekarang telah berada tepat di hadapan matanya. Sebentar lagi, putrinya akan menyingkirkan posisi Velicia di samping Jericho.
"Bibi Anne, sebentar lagi aku akan makan malam. Tolong siapkan semuanya," ujar Jericho sembari berjalan menghampiri deretan anak tangga.
"Tuan muda Jericho ...." Bibi Anne memanggil Jericho dan berhasil menghentikkan langkah pria itu.
"Ya. Ada apa Bibi Anne?" tanyanya sembari memutar balik tubuhnya dan menghadap pada bibi Anne.
"Ada yang ingin saya bicarakan."
"Tentang apa? Apakah ini tentang perselingkuhan Velicia lagi? Apa yang kau temui lagi, Bibi Anne?"
Bibi Anne menggeleng pelan. Kepalanya yang sempat menunduk dalam beberapa detik, kini terangkat sedikit pelan. Menatap wajah Jericho di hadapannya yang tampak sangat penasaran dengan apa yang akan ia bahas kali ini.
"Tuan masih mengingat putri saya, kan? Dia tahun ini sudah berusia dua puluh empat tahun. Sudah lulus kuliah dan sedang menganggur."
"Oh, putrimu? Siapa namanya? Aku sudah sedikit lupa karena kau juga sudah lumayan lama tidak membawanya kemari, kan?"
Lupa? Mendengar perkataan Jericho membuat perasaan wanita setengah baya itu terasa sakit. Padahal, ia sesekali membawa Seina ke rumah besar itu. Bahkan ke kamar utama milik Jericho. Bibi Anne telah melakukannya. Seina juga sempat tertidur di kasur milik pria itu saat Jericho sedang pergi ke luar negeri.
"Seina, Tuan."
"Oh, ya benar. Seina."
"Jadi, apa yang kau inginkan Bibi?" Sambung Jericho.
Bibi Anne berdeham kecil sejenak. "Saya ingin meminta pekerjaan untuk Seina, Tuan Jericho. Putri saya sudah berbulan-bulan menganggur dan kadang selalu merasa sedih karena teman-temannya sudah mendapatkan pekerjaan."
"Nanti saya akan usahakan mencari posisi yang kosong di kantor, Bibi Anne."
"Tapi, Tuan ...." Bibi Anne menggantung pembicaraannya.
"Kenapa, Bi?"
"Bisakah Tuan muda memberikan Seina posisi sebagai asisten Tuan Jericho? Anggap saja agar Seina bisa saya percayakan kepada Anda, Tuan. Karena saya kadang merasa takut jika Seina bekerja bersama orang asing, dia akan tertekan."
Bibi Anne mengulas senyum khasnya. "Tolong usahakan permintaan saya, Tuan Jericho."
****
yg pinter disini cuma Jeremy 👍😤
kau masuk dalam jerat wanita siluman itu 😏🤨
bahkan kau tak memikirkan perasaan orang tua mu yg ingin sekali bertemu Velicia disaat terakhir nya 😡😡
jika bertemu Valencia dalam keadaan yang lebih baik dan begitu bahagia 🙂