Daniel, seorang pemuda berusia 17 tahun, hampir kehilangan nyawanya akibat perundungan brutal dari teman-temannya. Namun, sebuah kejadian luar biasa terjadi: ia terjangkit oleh parasit yang telah menimbulkan kekacauan di seluruh dunia.
Parasit ini biasanya menyusup ke otak manusia, mengendalikan tubuh inangnya sepenuhnya. Namun, pada Daniel, sesuatu yang langka terjadi. Alih-alih dikuasai, ia justru bersinkronisasi dengan parasit tersebut, menciptakan ikatan saling membutuhkan satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Latih Tanding Dengan Jeff.
Bab 5. Latih Tanding Dengan Jeff.
Daniel berjalan mendekati meja resepsionis, dan wanita berambut cokelat dengan senyum profesional menyapanya. Namanya Emma, seorang petugas yang ramah namun cekatan dalam mengurus segala kebutuhan para Hunter.
“Selamat datang di GPN. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Emma sambil menatap Daniel dengan ramah.
Daniel membalas dengan nada tenang, “Saya ingin mendaftarkan diri sebagai Hunter.”
Emma mengangguk dan memberikan selembar formulir pendaftaran yang sederhana, namun dengan huruf tebal di bagian atas: Nama, Usia, Kemampuan, Tingkat Kekuatan. “Silakan diisi dengan lengkap, Tuan Daniel.”
Daniel mengambil formulir itu dan mulai menulis dengan cermat.
Nama: Daniel Robinson
Umur: 17 tahun
Kemampuan: Elemen Kegelapan.
Tingkat Kekuatan: Meta Human Level 3.
Selesai menulis, Daniel menyerahkan formulirnya kepada Emma. Dalam hati, ia merasa lega karena berhasil menyembunyikan identitas aslinya. Daniel sebenarnya bukanlah seorang Meta Human sejati, melainkan salah satu dari makhluk yang berbagi tubuh dengan parasit misterius. Namun, berkat sinkronisasi yang sempurna antara dirinya dan parasit tersebut, ia mampu menyamarkan keberadaannya dan tampak seperti Meta Human biasa.
Emma memeriksa formulir itu dengan cermat, lalu tersenyum. “Baiklah, Tuan Daniel. Dengan ini, Anda terdaftar sebagai calon Hunter resmi. Tapi sebelum kartu lisensi diterbitkan, Anda harus melewati Tes Fisik dan Mental untuk memastikan tingkat kekuatan dan kemampuan Anda.”
Daniel mengangguk, tetap tenang meski tahu bahwa ujiannya mungkin akan mengungkapkan sebagian dari kekuatan yang ia sembunyikan. “Tidak masalah. Saya siap kapan pun.”
Emma mengangguk puas. “Bagus, saya akan mengaturkan jadwal untuk Anda dalam beberapa jam ke depan. Sementara itu, Anda bisa menunggu di ruang istirahat, atau… mungkin Anda ingin berlatih sedikit di arena uji coba?” tanyanya sambil menunjuk ke sebuah koridor yang mengarah ke arena latihan GPN.
Daniel berpikir sejenak, lalu menjawab, “Arena uji coba kah? terdengar menarik."
Emma tersenyum.“Baik, kalau begitu saya akan mengurus jadwal Anda. Selamat berlatih, Tuan Daniel. Dan jika ada yang Anda butuhkan, jangan ragu untuk menghubungi saya.”
Daniel mengangguk singkat dan mulai berjalan menuju arena. Tapi sebelum sampai di sana, seseorang menghampirinya dari belakang. Ternyata Jeff, pria bertubuh kekar yang tadi sempat menghadang jalannya tadi, kembali muncul dengan tatapan penasaran.
“Hei, bocah! Jadi kau benar-benar ingin jadi Hunter?” Jeff bertanya sambil menyilangkan tangan di depan dada.
Daniel menatap Jeff sekilas dan menjawab, “Ya, apakah ada masalah?”
Jeff terkekeh. “Tidak, hanya penasaran. Banyak anak sepertimu yang berpikir mereka bisa menghadapi monster hanya karena punya sedikit kekuatan. Tapi aku ingin lihat, apakah kau hanya omong kosong atau benar-benar punya nyali.” Jeff menunjuk ke arah arena uji coba.
“Bagaimana kalau kita adakan sedikit latihan bersama? Biar kulihat apa yang bisa kau lakukan.”
Daniel hanya tersenyum tipis. “Latihan bersama ya? Baiklah, aku terima.”
Jeff mengangguk puas.
“Hahaha, aku suka keberanianmu, anak muda! Ayo kita lihat, seberapa kuat kau sebenarnya.”
Dengan antusias, mereka berdua menuju arena. Beberapa Hunter yang melihat mereka segera mengikuti, penasaran untuk menyaksikan latihan antara Hunter muda dan Jeff yang terkenal di guild.
Di dalam arena, Jeff mencabut kapak besarnya, berputar dengan gagah, lalu menatap Daniel. “Jangan khawatir, aku akan menahan diri. Kita hanya latihan ringan, bukan?”
Daniel hanya tersenyum tenang dan mengambil posisi, tangannya mengepal, siap untuk bertarung.
Di pinggir arena, Emma yang juga ikut menonton tak bisa menahan rasa penasaran. Siapakah sebenarnya pemuda bernama Daniel ini, yang berani menerima tantangan dari Jeff tanpa sedikit pun gentar?
Jeff sendiri adalah seorang Meta Human level 4 dengan kekuatan elemen api. Saat ini, orang terkuat di dunia adalah Meta Human level 7, yang kebetulan berasal dari Inggris. Dia adalah seorang gadis muda berusia 23 tahun bernama Elisa Smith.
Elisa adalah satu-satunya Meta Human level 7, dan namanya melambung setelah berhasil mengalahkan monster anaconda raksasa yang memiliki elemen es beberapa minggu yang lalu. Kemampuan uniknya yang disebut Gluttony (Pelahap) membuatnya bisa menyerap kekuatan makhluk yang ia kalahkan, sehingga kini ia memiliki elemen ganda: Gluttony dan es. Kemampuannya yang luar biasa ini menjadikan Elisa Smith legenda hidup di kalangan para Hunter.
Kembali ke cerita.
Kini, Daniel dan Jeff saling berhadapan. Tanpa menunda waktu, Jeff segera mengeluarkan kemampuannya.
"WUSH! DUAR!"
Ledakan energi menyebar, dan elemen api yang mendominasi mulai menyelimuti seluruh tubuhnya, membuat aura panas bergejolak di sekelilingnya.
Di sisi lain, Daniel juga tidak tinggal diam.
"WUSH! BRUSH!"
Elemen kegelapan seperti asap hitam pekat langsung menyebar dan menguar, menyelimuti tubuhnya dengan kegelapan yang mencekam.
Para Hunter yang menonton semakin terpaku, terkesima oleh kehadiran Daniel yang tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut di hadapan Jeff. Bagi mereka, pemandangan ini sangat langka, melihat seorang pemuda tak dikenal, dengan kekuatan yang misterius, menghadapi seorang Meta Human level 4 tanpa ragu. Masing-masing mulai bertanya-tanya dalam hati, siapa sebenarnya Daniel ini, dan dari mana kekuatan gelap yang begitu pekat itu berasal.
Jeff berdiri tegak, tubuhnya dipenuhi api merah yang membara. Daniel, di sisi lain, tersenyum samar, bayangan hitam menyelimuti tubuhnya, menciptakan atmosfer kegelapan yang mengintimidasi. Mereka saling menatap, mengetahui bahwa hanya salah satu yang akan keluar sebagai pemenang dalam pertempuran ini.
Jeff memulai dengan cepat, mengangkat kedua tangannya ke udara dan mengumpulkan energi api.
"Infernal Wrath! Teriakan itu memecah keheningan.
DUAR!
Sebuah gelombang api besar meluncur menuju Daniel, menjilat tanah dan merobek udara.
BRAK! DUAR!
Namun, Daniel tidak terpancing untuk mundur. Dengan senyum tajam, dia bergumam
Shadow Devour.
SRAK!
Kabut gelap berputar di sekitarnya, menyelimuti seluruh area serangan Jeff, menghisap sebagian besar api yang datang.
TSUK! "HMPH!"
Bsikan kegelapan membalut tubuhnya, membuat gelombang api itu menjadi tak berdaya.
Terkejut dengan kekuatan kegelapan yang mampu menahan serangannya, Jeff segera mengaktifkan kemampuannya lain.
Blazing Impact.
DUAR!
Dengan gerakan cepat, dia menghimpun energi api ke telapak tangannya dan melepaskannya dalam semburan api terfokus yang menembus segala hal yang ada di jalurnya.
BRAK!
Namun, Daniel tidak membiarkan dirinya terperangkap. Dengan kecepatan luar biasa, dia mengaktifkan skilnya, dia pun meraung dengan ganas.
Abyssal Strike.
TSUK!
Tubuhnya berubah menjadi senjata bayangan tajam, menyerang dengan kecepatan tinggi menuju Jeff.
SRAING!
Serangan itu memotong melalui semburan api Jeff, mendekati tubuhnya.
Namun, Jeff sempat melompat ke belakang, menghindari serangan tersebut.
DUAR! Saat tubuh Jeff mendarat, ia langsung meluncurkan serangan mematikan miliknya
Flame Reaper!
WUSH! BRAK!
Angin puyuh api yang besar berputar, menghancurkan segala sesuatu di dekatnya. Api membentuk pusaran besar yang menghalangi jalan Daniel.
TSUK!
Tapi Daniel masih bisa bergerak dengan kecepatan luar biasa.
Phantom Rush
SRAK!
Daniel melesat dengan sangat cepat, Kemampuan ini mampu membuatnya menyerang bertubi-tubi dengan kecepatan seperti sekelebat bayangan kilat yang memecah keheningan. Setiap serangan menyisakan kehancuran, tanah terbelah dan reruntuhan beterbangan.
BRAK! BRAK!
DUAR! DUAR!
Melihat bahwa serangan-serangan fisik tidak cukup untuk mengalahkan Daniel, Jeff menyalurkan kekuatan api secara maksimal.
"Pyro Overload!" Teriakannya mengguncang udara.
DUAR!
Ledakan eksplosif mengguncang arena. Gelombang panas yang luar biasa besar menyapu seluruh arena, membakar segala sesuatu dalam radiusnya.
WUSH! BRUSH!
Namun, Daniel tidak gentar.
Dia menggunakan salah satu kemampuannya lain.
dengan tenang dia bergumam
Void Consumption.
WUSH! ZAAP!
Seketika sebuah energi kegelapan menyebar dan menyerap semua cahaya di sekitar dirinya, menciptakan kegelapan mutlak yang menelan segala sesuatu dalam jarak dekat.
WUSH! ZAAP!
Gemuruh berat terdengar saat cahaya hilang, meninggalkan hanya kekosongan yang membingungkan dan menakutkan. Jeff merasakan sekelilingnya menjadi pekat, suhu yang memanas seakan mereda. Terperangkap dalam kegelapan yang tak terlihat, Jeff merasakan tubuhnya dipenuhi ketegangan, namun ia tetap berjuang.
Daniel tersenyum, menikmati setiap detik dari kekosongan yang menyelimuti medan pertempuran. Ia menggunakan skilnya yang lain lagi.
"Shadow Bind." Gumamnya.
WUSH! SRRT!
Bayangannya mengikat tubuh Jeff dalam cengkeraman yang kuat. Ledakan bayangan kuat mengguncang tanah, mengikat Jeff yang berusaha melepaskan diri dari kegelapan yang mengelilinginya.
SRRT!
Bayangan itu semakin erat menjeratnya.
Jeff yang mulai kelelahan, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman kegelapan Daniel. Namun, kekuatan kegelapan yang tak terbendung, ditambah dengan teknik-teknik bayangan yang sangat efektif, berhasil menahan Jeff.
Meskipun Jeff masih memiliki serangan api yang dahsyat, Daniel berhasil memanfaatkan kekuatan kegelapan untuk mendominasi arena.
Daniel mengakhiri pertempuran ini dengan salah satu skilnya yang mematikan. Dia bergumam
"Hunter’s Eye."
WUSH!
Dia memanfaatkan penglihatannya yang tajam untuk melacak posisi Jeff dan akhirnya memberikan pukulan terakhir yang menghancurkan segala pertahanan Jeff.
BUGH! DUAG! BRAK!
Dengan senyum tipis, Daniel berdiri tegak, sementara Jeff terjatuh ke tanah, diliputi oleh kegelapan yang semakin menghilangkan cahaya di sekitar mereka.
Jeff terbaring lemas di tanah, tubuhnya kelelahan setelah pertempuran yang sengit melawan kekuatan kegelapan milik Daniel. Energi api yang biasanya membara dalam dirinya kini lenyap, terkuras habis dalam bentrokan tersebut.
Meski begitu, Daniel juga tidak jauh lebih baik. Ia merasa sedikit kelelahan, namun tidak seburuk Jeff. Pertarungan instens seperti ini tenyata cukup menguras energi dan konsentrasinya. Tapi dia segera mengaktifkan skil Eclipse Resurgene untuk memulihkan kondisinya dalam sekejap mata.
di sisi lain dia tahu betul bahwa ini hanyalah latihan, jadi dia memilih untuk menahan diri.
Dengan perlahan, Daniel menonaktifkan Hunter's Eye-nya. Semua kepekaannya terhadap dunia sekitar berkurang, dan kegelapan yang sempat menguasai medan itu pun mereda. Tanpa kemampuan penglihatan tajamnya, Daniel bisa melihat Jeff yang terbaring lemah di tanah, tubuhnya masih berusaha mengumpulkan kekuatan.
"Bocah..." Jeff mengangkat kepala sedikit, menyebut Daniel dengan sebutan khasnya, meski suara itu terdengar agak lemah. "Kau jauh lebih kuat dari yang kuperkirakan."
Daniel menatap Jeff dengan tatapan ringan, senyum kecil menghiasi wajahnya.
"Pak Tua, kau harus lebih banyak latihan. Kalau begini terus, tulang tuamu tidak akan bisa bertahan di pertemuan selanjutnya." Daniel merendahkan nada suaranya dengan cara yang lebih santai, meskipun di balik itu ada pengakuan akan kekuatan Jeff.
Mendengar itu, Jeff tertawa terbahak-bahak.
"Dasar bocah sialan," Ucapnya.
Dengan gerakan hati-hati, Daniel melangkah menuju Jeff dan mengulurkan tangan untuk membantunya bangkit. Jeff menerima uluran tangan itu, meskipun tubuhnya terasa berat. Ia bangkit perlahan, mencoba menguatkan diri meski kelelahan masih tampak jelas.
"Kau hebat dengan elemen kegelapan itu," kata Jeff, berbicara pelan namun penuh pengakuan. "Sulit untuk menebak gerakanmu."
Daniel tersenyum tipis, sedikit memiringkan kepalanya. "Ya, memang agak susah kalau kau tidak bisa melihat dengan jelas. Kegelapan bisa sangat menguntungkan, tapi kau juga punya kekuatan besar. Itu hanya soal waktu sampai kau menguasainya dengan lebih baik."
Jeff mengangguk, meskipun tubuhnya terasa berat, senyum lelah tetap terpancar di wajahnya.
"Aku takkan menyerah, bocah. Kau harus siap menghadapi serangan yang lebih mengerikan lagi."
Daniel hanya tertawa ringan, melangkah mundur dengan langkah santai.
"Tunggu saja, Pak Tua. Aku akan siap kapan saja. Lain waktu, kita lanjutkan lagi."
Keduanya berdiri di tengah arena yang hancur berantakan. masing-masing meresapi kekuatan dan kelemahan mereka. Meskipun pertempuran ini berakhir dengan kemenangan Daniel, keduanya tahu bahwa latihan ini hanya bagian dari perjalanan panjang mereka untuk menjadi lebih kuat.