novel ini karya Mei Indriyani
bercerita tentang Hasan dan wati. menikah karena dijodohkan oleh orang tua mereka. ketika pernikahan mereka berusia 10 tahun, mereka diuji. hasan jatuh cinta kepada seorang gadis yang berkenalan dengannya di bus pada usia pernikahan mereka 1 tahun. dan bertemu kembali pada usia pernikahan mereka sudah 10 tahun. hati sudah tidak memperhatikan penampilan nya yang membuat Hasan jadi ilfeel. sehingga ketika bertemu dengan angel dia jatuh cinta. Hasan dan angel berbeda agama. tetapi cinta yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Indriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehadiran orang ketiga
Keluarga ku dan keluarga suami masih berada di rumah kami. Mereka membersihkan semua peralatan dapur yang kotor dan alat makan. Suamiku pamitan mau ke sawah. Aku pun menidurkan anak kami Mila dan aku pun tertidur dengannya.
Jam 2 siang aku bangun. Langsung melaksanakan sholat zhuhur. Kemudian aku keluar kamar. Keluarga sementara baring-baring di depan TV sambil menonton. Mereka menyuruh untuk makan. Aku pun segera makan siang. Habis makan siang aku ikut gabung bersama mereka. Baru beberapa menit aku gabung dengan mereka anakku sudah bangun. Mereka pun berebutan memeluknya.
Ibu mertua ku bertanya "nak, hasan kemana? "
"Tadi pamitan ke sawah bu. " jawab ku.
"Masa di sini ramai-ramai dia malah ke sawah. Dasar anak tersebut. " ucap ibunya
"Mungkin dia ada keperluan di sana bu" ucapku.
Terdengar suara azhan ashar kami pun sholat berjamaah. Untung ruang tamu kami besar jadi bisa melaksanakan sholat berjamaah. Selama kami sholat anak ku anteng tanpa ada drama tangisan. Ekh selesai kami sholat baru ia menangis. Sudah di beri asi tetap menangis semuanya berusaha menenangkan nya. Hampir 1 jam lebih anak kami rewel. Kami pun bingung di buatnya.
Tak lama suami pulang. Tapi aku mencium bau parfum wanita. Aku pun bertanya padanya. Katanya aku yang aneh penciuman. Keluarga kami pun pamitan pulang semuanya.
***
Paginya ketika aku minta uang belanja suami malah marah-marah tak jelas dan aku pun hanya di kasih Rp 10.000. Aku pergi belanja walaupun bingung mau dicukupkan bagaimana uang Rp 10.000 ini. Ketika sampai di warung ibu-ibu tetangga ku pun berada di situ.
"Ti, siapa yang kemarin jalan sama suami? " tanya Ani tetanggaku
"Tidak ada yang jalan sama suamiku, kemarin ia hanya pamitan ke sawah. " ucapku dengan berpikiran positif.
"Benaran wati, kami melihat nya berjalan dengan gadis tersebut ke kontrakan kalian lalu. " ucap Ibu desi.
"Mungkin orang mau ngontrak di situ. " aku tetap berpikiran positif walaupun suamiku sejak pulang kemarin sore banyak melamun sambil senyum-senyum sendiri. Ketika ku tanya malah ia marah.
"Cewek tersebut cantik dan sangat seksi. " tambah Ibu ida.
"Sudah, ibu-ibu tidak usah berpikiran yang aneh-aneh. " ucapku.
"Kami cuman mengingat kan mu ti. Sekarang banyak orang ke tiga. " ucap bu Ani.
Aku hanya tersenyum. Dan berdoa dalam hati semoga di jauhkan dengan yang namanya orang ketiga.
"Iyah ti" jawab ibu ida.
"Benar kata bu Ani ti." kata bu desi membenarkan kata bu Ani.
Aku pun segera membeli segala kebutuhan yang aku perlukan. Setelah itu aku langsung pulang ke rumah kami.
Ketika sampai di rumah, anakku sudah tidur, suami ku pun sedang tidur. Aku langsung memasak. 1 jam kemudian Selesai memasak aku membangunkan suamiku.
"Ayah, makanannya sudah masak" kataku
Tiba di meja makan suamiku protes "kok, hanya ini makanannya dek?" tanya nya dengan ketua.
"iya, yah, sedangkan ini aku masih ngutang 200 perak di warung" jawabku.
"kamu emang tidak bisa mengatur keuangan, gitu saja tidak bisa beli ikan kek, ini hanya tahu dan tempe. Benar kata adikku kamu itu tidak bisa pengan uang. " katanya.
"sabar ayah, semua harga emang lagi pada naik juga. Aku tidak membeli sembarangan. Aku belanja semua keperluan dapur. Sisa rempah-rempah di bawa semua oleh tante-tante kamu. " ucapku
"alasan kamu saja, aku mau makan di luar saja. Kamu makan tuh makanan tersebut." sambil dia berjalan meninggalkan kami berdua. Aku hanya bisa nangis, sambil makan apa adanya.
Keesokannya aku dengar dari temanku Ani kalau bu kades sedang mencari tukang cuci baju. Aku pun pergi ke rumah bu kades. Alhamdulillah, aku bisa di Terima sebagai tukang cuci baju ibu kades. Seminggu 3x aku nyuci di rumahnya. Ketika aku kerja di rumah bu kades anakku ku titipkan sama temanku ani.
***
Pov suamiku.
Sebut saja namanya Maya, seorang perempuan yang menawan, penuh keceriaan dan sangat menggoda penampilan nya. Awalnya kami bertemu di bus ketika perjalanan pulang dari manado ke Gorontalo. Kami hanya sekedar kenalan biasa. Setahun kemudian kami bertemu kembali. Maya sedang mencari kontrakan. Akupun menawarkan kontrakan milik orang tuaku. Dan entah mengapa aku mulai ada ketertarikan padanya dari pertemuan kedua tersebut, karena istri ku sekarang sudah lebih mengutamakan anak kami dari pada aku suaminya. Seiring berjalannya waktu aku mulai menemukan kecocokan dan kami pun mulai berbagi cerita dan mengobrol setiap hari. Seiring berjalannya waktu, perasaan yang lebih dalam tumbuh di antara kami. Maya mulai mengungkapkan perasaannya kepada ku, meskipun ia tahu aku masih terikat dalam hubungan dengan istriku dan kami berdua sudah memiliki anak.
Awalnya, aku merasa bingung dengan perasaan Maya yang ambigu ini. Aku menyadari bahwa menjadikannya sebagai orang ketiga adalah suatu keputusan yang tidak bisa diambil secara sembarangan. Namun, semakin lama waktu berjalan, semakin sulit bagi kami untuk menahan perasaan ini. Kami mulai merasakan koneksi yang kuat satu sama lain, dan hubungan kami berkembang seperti hubungan pasangan sejati.
Saya merasa nyaman dengan kehadirannya, begitupun ia dengan saya. Kami berbicara tanpa henti setiap harinya, berbagi segala hal dari suka dan duka. Kami menghabiskan waktu bersama, tertawa dan menangis bersama, menikmati kedekatan emosional, fisik, bahkan intim. Meski kami menyimpan rahasia ini dengan hati-hati, rasa cemburu maya pun tak jarang melintas saat aku menghabiskan waktu dengan istri dan anakku yang sah.
***
"Assalamu'alaikum." ucap salam dari suamiku.
"Wa'alaikumussalam. Dari mana yah? " tanyaku.
"Dari sawah, emang dari mana lagi? . " jawabnya.
"Tadi siang aku ke sawah antarin makan siang ayah. Tapi kata pak heru ayah tidak ke sawah. Pak heru sudah dari pagi di sawah tidak melihat ayah. " ucapku.
"Bunda ini mulai curigaan sama ayah. " ucapnya.
"Bunda bukan curiga yah. " ucapku.
"Terus itu namanya apa?" tanyanya.
"Banyak orang yang cerita tentang ayah ada orang ketiga. " ucapku .
"Terus bunda percaya? Bunda sudah tidak percaya sama ayah? " tanyanya.
"Entahlah ayah. Bunda pengen percaya sama ayah. Tapi banyak orang yang mengatakan hal yang sama. Bunda jadi gimana gitu. " ucapku.
"Percaya lah pada ayah. Ayah tidak mungkin menghianati bunda. Apalagi kita sudah memiliki anak. " ucapnya mencoba membuat ku percaya padanya.
"Ayah juga akhir-akhir ini sudah berubah. Tidak seperti dahulu. Ayah juga jadi pelit sekarang." ucapku.
"Ayah bukan pelit bunda, cuman pemasukan kita sekarang berkurang. Bunda juga kenapa baru habis lahiran sudah jadi buru nyuci di rumahnya bu kades? " tanyanya.
"Bunda cari tambahan untuk kebutuhan hari-hari. " ucapku.
"Terus Mila bunda tinggalkan dengan siapa? " tanyanya.
"Aku titipan sama tetangga kita. " ucapku
"Siapa? " tanyanya.
"Ani." ucapku.
----
Bersambung
tpi klo buat selirnya.... g ada pelit2nya...