***^^ Cerita ini adalah kisah nyata.
Nama tempat dan tokoh dalam cerita hanya samaran semata, serta ada tambahan-tambahan bumbu di dalamnya. Selamat membaca 🤗🤗 ***^^
Yulia Kinanti, wanita cantik asal desa yang menikah dengan seorang laki-laki dewasa asal kota yang bernama Rama Bagaskara 45 tahun. setelah mereka menikah, Yulia di boyong ke rumah suaminya yang ada di kota.
Namun siapa sangka, sang suami ternyata mempunyai anak laki-laki yang sudah dewasa, dia bernama Dewangga Arya Bagaskara 23 tahun yang seorang mahasiswa.
Dewangga Jatuh hati terhadap ibu tirinya sejak pertama kali melihatnya. namun, Angga berusaha untuk menahannya dan melupakannya, akan tetapi rasa itu tidak bisa di hilangkankan dan justru semakin besar. membuat Angga gila dan melakukan banyak cara untuk mendapatkan hati ibu tirinya. bagaimana kah kisah mereka selanjutnya. ? yuk terus ikuti ceritanya ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ~ Dewi KEGELAPAN ~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Angga menatap datar ke arah seseorang yang saat ini tengah menatap kedepan dengan pandangan lurus, dengan posisi duduk lesehan di taman bunga.
Mata yang sembab serta rambutnya yang panjang berantakan tampak menutupi wajah Ayu nya.
"Apa yang ia lakukan di sana, apakah dia tidak melihat bahwa sebentar lagi akan turun hujan.? " Batin Angga. Dia memutuskan untuk mendekati wanita itu.
" Kenapa di sini ? Masuklah ! Mau hujan ," Ucap Angga dengan datar
Sedangkan Yulia yang mendengar suara seseorang dari belakangnya, seketika menolehkan kepalanya.
" Eh..Angga,, Kamu sudah pulang Nak ? Dari mana ? " Tanya Yulia dengan lembut sembari mengusap air matanya.
Angga yang mendengan ibu tirinya memanggil dirinya dengan sebutan * Nak, Seketika langsung terkekeh pelan. Entah mengapa dia tidak suka dengan panggilan itu.
" Jangan memanggilku dengan sebutan * Nak, itu sangat terasa aneh di telingaku. karna kamu terlalu muda untuk memanggilku dengan sebutan itu. " Ucap Angga sembari menatap ke arah ibu tirinya.
Sedangkan yang di tatap hanya diam sembari menundukkan kepalanya.
" Di mana Papah ?" Tanya Angga sembari duduk di kursi yang ada di taman itu.
" Papahmu masih tidur. " Jawab Yulia, masih dalam posisi yang sama, yaitu duduk lesehan dan menundukkan kepalanya.
Seketika Angga menghembuskan nafasnya dengan kasar, setelah mendengar jika sang ayah malah tidur dengan tenang setelah menghajar ibu tirinya secara habis-habisan.
" Shit !! Setelah menghajar istrinya, Pak Tua itu malah enak-enakkan tidur. " Geram Angga dalam hati.
" Duduk lah disini, apa kamu tidak takut di gigit serangga jika lama-lama berada di situ ? " Tanya Angga dengan ekspresi wajah yang sama, yaitu datar dan dingin.
Mendengar perkataan anak tirinya , membuat Yulia mendongakkan wajahnya. Dia menatap sang anak tiri yang juga menatap ke arahnya. mungkin saja pemuda itu tengah melihat mimik wajahnya yang penuh dengan bekas air mata.
Dengan pelan Yulia berusaha bangkit dari duduknya, dan berjalan dengan susah payah menuju di mana Angga berada. sedangkan Angga yang melihat ibu tirinya kesusahan berjalan,Ia pun ber'inisiatif untuk membantunya.
Angga beranjak dari kursi yang ia duduki, ia berjalan mendekat ke arah sang ibu tiri dan dengan cepat kini sang ibu tiri sudah berada dalam gendongannya.
Seketika Yulia terkejut bukan main, tak kala ia melihat Angga yang tiba-tiba mengangkat tubuhnya ala Bridal Setail. Dan secara Reflek Yulia mengalungkan kedua sisi tangannya di leher anak tirinya.
beberapa detik mereka saling memandang, bahkan detak jantung mereka saling bersahutan. dengan langkah pelan Angga membawa ibu tirinya masuk ke dalam rumah. karna ia melihat bahwa langit mulai mendung, pertanda sebentar lagi hujan akan turun.
Yulia yang berada di dalam gendongan Angga tanpa sadar terus menatap ke wajah anak tirinya. Dengan posisi yang dekat seperti ini, dia bisa melihat dengan jelas karya Ciptaan Tuhan yang 99% hampir sempurna.
Wajahnya tampan, hidungnya mancung, rahangnya tegas, serta bibirnya yang sexi dengan sedikit kemerahan, tampak indah di pandang mata. Di tambah lagi jakunnya yang naik turun, seakan mengundang untuk mengelusnya.
" Sudah puas memandangiku. ? " Tanya Angga, yang tiba-tiba membuyarkan lamunan Yulia tentang anak tirinya itu.
Mendengar suara Angga , seketika lamunan Yulia buyar entah kemana. Yulia tidak sadar, jika saat ini Ia sudah berada di atas sofa, dengan posisi duduk di atas pangkuan anak tirinya yang tengah menatap ke arahnya.
" M-maafkan ibu Angga. Ibu tidak tau jika kita sudah sampai . " Jawab Yulia sembari menunduk malu.
" Tunggu di sini sebentar " Ujar Angga.
dia pun bangkit dan berjalan keluar menuju mobilnya.
Tak lama kemudian, dia datang kembali dengan sebuah kantong kecil dan kotak obat P3k di tangannya.
" Berikan tanganmu. "
Yulia pun memberikan telapak tangan kanannya yang terluka. kemudian, Angga pun mulai membersihkan luka itu secara perlahan.
" Shhh....hh " Yulia mendesis tak kala merasakan perih di tangannya
" Apakah itu sakit..?? " Angga bertanya ,seraya menatap ke dalam manik mata ibu tirinya
" Hem..." Jawab Yulia, ia mengangguk sembari memejamkan matanya.
" Apakah ini pertama kalinya bagimu ? " Tanya Angga lagi, masih dengan menatap ekspresi wajah Yulia yang saat ini tengah memejamkan matanya.
" Ya...." Yulia menganggukkan lagi kepalanya. Karna memang ini pertama kali baginya, melukai dirinya sendiri.
" Aku akan melakukannya dengan hati-hati. "
Angga berucap dengan lembut, dia mengelus dengan perlahan punggung tangan sang wanita yang terluka itu.
Angga menggegam pelan tangan sang ibu tiri, dan mulai membungkusnya dengan perban. Namun, karna tangannya yang tidak berhati-hati, sehingga menekan bagian lukanya dan membuat Yulia kembali mengeluarkan suara.
" Angga, Akhhh.. !! Sakit." Ucap Yulia sembari menggigit bibir bawahnya
" Sakit,? Maaf.. Aku tidak sengaja menyakitimu. "
Spontan Angga memejamkan matanya, tak kala merasakan miliknya yang telah mengembung di bawah sana.
Ia mulai gagal fokus dengan fikirannya sendiri. di tambah lagi, dia melihat ibu tirinya sedang menggigit bibir bagian bawah dengan ekspresi yang sangat menggemaskan.
Angga seakan melihat jika ibu tirinya bukan kesakitan karna sebuah luka, Melainkan kesakitan karna hal yang lain. yang jelas, itu masih berhubungan dengan dirinya.
"Jika dia di bawah kungkunganku, apakah suaranya juga akan sama seperti itu.?
Shitt !! .apa yang aku pikirkan ? kenapa aku malah membayangkan sesuatu yang tidak-tidak bersamanya. ? Ah sial !! " Rutuknya dalam hati.
Setelah sadar dengan fikirannya, Angga mulai melanjutkan membungkus tangan ibu tirinya dengan kasar. Ia tak perduli jika ibu tirinya itu akan berteriak kesakitan.
setelah selesai, Angga cepat-cepat bangkit dari duduknya dan segera memberikan kantong plastik yang terdapat obat-obatan di dalamnya.
" Cara minumnya lihat di tabel bungkusan " Ucapnya dingin. Dia meraih kotak P3k yang ada di sebelah kirinya, kemudian bangkit dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.
" Terimakasih Angga " Ucap Yulia sedikit berteriak kepada sang anak tiri yang telah menghilang di balik pintu kamarnya.
"Aneh, dia kenapa ? kok mendadak berubah. Tadi hangat dan penuh perhatian. gak lama kemudian, berubah ke setelan pabrik." Batin Yulia
Wanita itu meraih kantong plastik pemberian dari Angga, penasaran dengan apa isinya. Dia mulai membuka dan seketika matanya melotot saat melihat apa isi di dalamnya.
Bagaimana tidak ? Jika isi di dalamnya adalah bahan-bahan untuk mengobati lahan kewanitaannya. Seperti obat oles dan juga kapsul untuk mengurangi rasa sakit akibat kewajiban rumah tangga.
" Ini sih memalukan namanya, apakah dia tau aku melakukannya dengan Mas Rama tadi siang ? Apakah dia juga mendengar suaraku yang menangis tadi siang ? Omg..ini sangat memalukan. " Yulia membatin seraya memijat pelipisnya, entah mengapa dia tiba-tiba merasa sakit kepala dengan ke kekonyolan anak tirinya.
Yulia memutuskan untuk kembali ke lantai atas, dengan menggegam kantong obat di tangannya . Dia berjalan dengan pelan menaiki anak tangga lalu masuk ke dalam kamarnya. Sampai di dalam, dia melihat sang suami yang masih tertidur lelap tanpa terjaga sedikit pun.
" Dia tetap dalam posisi seperti tadi. Tetap tidur. " ucap Yulia sembari melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
Dia tidak menyadari, jika sang suami terus tidur lantaran meminum segelas jus dari pembantunya. Bik Ijah sengaja memasukkan obat tidur ke dalam jus yang di minum oleh Rama, dengan tujuan agar malam ini sang nyonya bisa meng'istirahatkan badannya dengan tenang.
*****
Sedangkan di lantai bawah. Angga tengah berbaring diatas ranjangnya, menatap ke langit-langit kamar sembari menghembuskan nafasnya berkali-kali.
Hufh. !!
" Lama-lama Aku bisa gila kalau seperti ini. " Ujarnya, Dia menggunkan bantal untuk menutupi wajah tampannya.
Angga tidak tau dengan jelas, apa yang sedang terjadi pada dirinya saat ini. otaknya di penuhi dengan suara-suara dari wanita itu. Suara yang terdengar bagai desahan karna menahan rasa sakit, selalu terngiang-ngiang dalam benaknya. Apa lagi saat melihat ekspresi dari wanita itu, di mana sang wanita tengah menggigit bibir bawahnya sendiri, semuanya itu tak mau hilang dari pikirannya.
Padahal ekspresi semacam itu sangat wajar jika di rasakan oleh orang yang sedang sakit, apa lagi tadi Angga lihat sendiri jika tangan sang ibu tiri memang terluka. Namun, ternyata Angga tidak berpikir seperti itu.
Angga tidak bisa tidur, hingga jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 1.30 dini hari. Di luar juga terlihat sedang hujan deras, menambah rasa dingin yang menyelimuti semua orang di malam itu. di tambah lagi mati lampu yang secara tiba-tiba membuat Angga semakin sulit untuk memejamkan matanya
Angga memutuskan untuk pergi kedapur mencari makanan apa saja yang bisa ia makan, karna sejak sore tadi ia belum makan, dia juga tidak keluar kamar sama sekali karna terlalu sibuk dengan pikirannya.
Angga membuka pintu kamarnya. dia melangkahkan kakinya dengan perlahan sembari menghidupkan senter Hp yang ia bawa. tanpa dia sadari, seseorang yang sejak tadi mengacaukan pikirannya berada tidak jauh dari dirinya.