NovelToon NovelToon
Terikat Janji Dalam Kegelapan

Terikat Janji Dalam Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Menyembunyikan Identitas / Penyelamat / Kekasih misterius
Popularitas:111k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Kaivan, anak konglomerat, pria dingin yang tak pernah mengenal cinta, mengalami kecelakaan yang membuatnya hanyut ke sungai dan kehilangan penglihatannya. Ia diselamatkan oleh Airin, bunga desa yang mandiri dan pemberani. Namun, kehidupan Airin tak lepas dari ancaman Wongso, juragan kaya yang terobsesi pada kecantikannya meski telah memiliki tiga istri. Demi melindungi dirinya dari kejaran Wongso, Airin nekat menikahi Kaivan tanpa tahu identitas aslinya.

Kehidupan pasangan itu tak berjalan mulus. Wongso, yang tak terima, berusaha mencelakai Kaivan dan membuangnya ke sungai, memisahkan mereka.

Waktu berlalu, Airin dan Kaivan bertemu kembali. Namun, penampilan Kaivan telah berubah drastis, hingga Airin tak yakin bahwa pria di hadapannya adalah suaminya. Kaivan ingin tahu kesetiaan Airin, memutuskan mengujinya berpura-pura belum mengenal Airin.

Akankah Airin tetap setia pada Kaivan meski banyak pria mendekatinya? Apakah Kaivan akan mengakui Airin sebagai istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Takjub

Airin mendesah panjang, menggigit bibir. Ia tahu tak mungkin mengubah pendirian suaminya jika sudah berbicara seperti itu. Ia memandang tumpukan barang yang banyak itu, lalu menoleh pada Kaivan. Akhirnya, ia menyerah. "Baiklah, tapi hati-hati, ya. Aku akan memandumu," katanya.

Kaivan mengangguk tanpa banyak bicara lagi. Ia berjalan mengikuti tuntunan Airin, tetap menjaga ekspresinya tanpa emosi berlebihan, meski dalam hati ia merasa puas karena bisa menunjukkan perannya di rumah itu. Bisa melibatkan diri lebih jauh dalam keseharian istrinya, meskipun ia harus terus berpura-pura buta.

Airin menuntun Kaivan perlahan menuju tumpukan kardus. Dalam hati, ia tetap khawatir, tetapi juga merasa senang karena Kaivan mau membantu, meskipun dengan kondisi yang tak bisa melihat.

Setelah selesai mengangkut semua kardus ke dalam toko, Kaivan duduk di kursi yang ada di belakang meja kasir.

Sedangkan Airin naik ke atas kursi, berjinjit sedikit untuk menjangkau rak paling atas. Tangannya sibuk menyusun barang-barang yang baru saja diangkatnya dari teras. Suara kayu kursi yang sedikit berderit membuat Kaivan mengalihkan perhatian.

“Turunlah. Biar aku saja yang meletakkan barang-barang itu di atas,” ucap Kaivan dengan nada datar, matanya tetap menatap kosong seperti biasanya.

Airin menoleh dengan alis terangkat. “Kakak?” tanyanya ragu. Ia menatap suaminya, lalu kembali melihat ke arah rak, bingung bagaimana Kaivan tahu bahwa ia sedang menyusun barang di atas rak sambil naik ke kursi.

Namun, sebelum pertanyaannya terlontar, pikirannya teringat sesuatu. "Aku lupa kalau Kak Ivan tak buta sepenuhnya . Dia bisa melihat bayangan," batinnya. Ia memutuskan tidak mempertanyakan hal itu lebih jauh.

“Baiklah,” katanya akhirnya, turun dari kursi dengan hati-hati. “Tapi, bagaimana caranya? Raknya cukup tinggi.”

“Aku hanya butuh kau menuntun tanganku ke arah rak,” sahut Kaivan dengan nada tenang. Ia mendekat perlahan, langkahnya mantap meskipun tetap menjaga perannya sebagai pria yang seolah tak bisa melihat.

Airin ragu sejenak, tetapi ia akhirnya setuju. Dengan hati-hati, ia memandu Kaivan menuju kursi dan memegang tangannya, membantu menyentuh barang yang harus disusun di rak.

“Sekarang angkat tanganmu sedikit ke kiri... Ya, di situ,” arahan Airin sambil memperhatikan suaminya yang tengah memasang ekspresi serius.

Kaivan bergerak perlahan, meletakkan barang-barang di atas rak dengan hati-hati, berusaha agar setiap gerakannya terlihat senatural mungkin. Dalam hati ia berkata, "Aku harus benar-benar menjaga aktingku kali ini."

Airin memperhatikan diam-diam, bibirnya melengkung sedikit. “Kakak ternyata cukup hebat. Aku hampir lupa kalau Kakak sudah hafal ruangan ini.”

Kaivan hanya mengangguk kecil tanpa komentar, tetap menjaga sikap dinginnya. “Sudah selesai?” tanyanya singkat.

Airin mengangguk meski tahu Kaivan tak melihat. “Iya, sudah. Terima kasih, Kak.”

Kaivan turun dari kursi dengan tenang, menyerahkan kembali ruang itu pada Airin tanpa sepatah kata lagi. Meskipun tetap dingin, ada sesuatu dalam caranya membantu yang membuat Airin merasa lebih dihargai.

Setelah selesai menyusun barang di rak atas, Airin bersiap melanjutkan pekerjaannya ketika suara Kaivan tiba-tiba menghentikannya.

“Tunjukkan barang-barang di toko ini, sebutkan namanya, dan harganya,” ucap Kaivan dengan nada datar, namun penuh ketegasan.

Airin menoleh, terkejut dengan permintaan itu. “Hah? Untuk apa, Kakak?” tanyanya bingung.

“Aku ingin membantumu di toko,” jawab Kaivan singkat, tanpa sedikit pun mengubah ekspresinya.

Airin mengerutkan kening, merasa permintaan itu cukup aneh. “Tak perlu, Kak. Barang di toko ini terlalu banyak. Kakak pasti bingung nanti,” katanya ragu, mencoba menolak secara halus.

Kaivan menghela napas perlahan, lalu berkata dengan nada datar, “Apa kau tak percaya pada suamimu?”

Kalimat itu membuat Airin tersentak. Ia terdiam sejenak, menatap Kaivan yang tetap tenang dan penuh percaya diri. Akhirnya, ia menyerah dan berkata, “Baiklah, kalau begitu, aku akan tunjukkan.”

Dengan perlahan, Airin memandu tangan Kaivan, membimbingnya menyentuh barang-barang di rak. Sambil melakukannya, ia menyebutkan nama dan harga setiap barang yang disentuh Kaivan, meskipun dalam hati ia masih merasa ragu. “Ini detergen, harganya dua puluh lima ribu. Ini minyak goreng, harganya tiga puluh lima ribu...”

Namun, saat Airin menyebutkan barang ketiga di rak berikutnya, Kaivan tiba-tiba berkata, “Sepertinya kau ragu aku bisa melakukannya.”

Airin tersentak. Ia buru-buru menggeleng meskipun kenyataannya memang demikian. “Bukan begitu, Kak,” ujarnya gugup.

Kaivan tak membalas, hanya mengulurkan tangan ke rak lain, menyentuh beberapa barang secara acak. “Ini sabun mandi, lima ribu. Ini kecap, dua belas ribu. Dan ini pasta gigi, delapan belas ribu,” katanya sambil menyebutkan harga dengan tepat.

Airin melongo, takjub dengan kemampuannya. Ia memperhatikan barang-barang itu, dan benar saja, harga yang disebutkan Kaivan semuanya tepat, meskipun beberapa barang belum sempat diberi label harga.

“Kakak… bagaimana bisa?” tanya Airin akhirnya, suaranya penuh rasa kagum.

Kaivan hanya mengangkat bahu sedikit, ekspresinya tetap dingin. “Aku hanya memerhatikan.”

Airin masih tercengang, merasa malu pada dirinya sendiri yang bahkan harus sering mengecek label untuk mengingat harga barang. Sementara itu, Kaivan tersenyum tipis dalam hati. Baginya, mengingat harga dan nama barang adalah hal mudah, apalagi ia sebenarnya bisa melihat. Namun, perannya sebagai pria buta tetap ia pertahankan dengan sempurna.

Setelah menanyakan letak, nama, dan harga barang-barang di toko, Kaivan nampak terdiam sejenak. "Ini belum cukup. Aku masih bisa membantu Airin tanpa harus memberitahunya kalau aku sudah bisa melihat" pikirnya.

Sesaat kemudian, Kaivan mendekati Airin dengan ekspresi datarnya. "Airin," panggilnya pelan.

Airin yang sedang menimbang gula menoleh, memiringkan kepala, "Ya, Kak?"

"Untuk memastikan aku tak salah mengenali mata uang, bisa kau bantu mengoreksi?" Kaivan berbicara dengan tenang, tatapannya kosong seperti biasa.

Airin terkejut mendengar permintaan itu. "Bagaimana Kakak mengenali uang? Bukannya... bukannya Kakak hanya bisa melihat bayangan?" tanyanya bingung.

"Ada blind code di mata uang," jawabnya datar.

"Blind code?" Airin bergumam, bingung, suaranya hampir tak terdengar.

Kaivan, yang mendengarnya, langsung menjelaskan. "Blind code adalah tanda khusus yang ada di sebagian besar mata uang. Tanda ini dirancang untuk membantu tunanetra mengenali nominal uang dengan cara meraba permukaannya. Biasanya berupa garis, lingkaran kecil, atau pola tertentu," paparnya sambil tetap berusaha menjaga ekspresi kosong.

Airin mengangguk pelan, kini mulai mengerti. "Oh, begitu," gumamnya. "Aku baru tahu," lanjutnya tertawa kecil seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Berikan aku semua mata uang yang kau punya. Aku ingin mencobanya," pinta Kaivan.

Airin dengan ragu-ragu mengeluarkan mata uang dengan nominal berbeda dari laci meja kasir. Ia memberikan satu per satu lembaran uang kepada Kaivan secara acak.

Kaivan menutup matanya untuk menambah kesan bahwa ia benar-benar mengandalkan sentuhan. Jemarinya dengan luwes meraba setiap sudut lembaran uang. Setelah beberapa saat, ia menyebutkan, "Lima ribu."

Airin memperhatikan dengan takjub. "Benar," ucapnya pelan.

Kaivan mengambil uang berikutnya. "Sepuluh ribu."

"Benar lagi."

Ia terus melanjutkan hingga menyebutkan semua nominal dengan tepat. Airin tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Kakak benar-benar bisa mengenali semuanya?" tanyanya tak percaya.

Kaivan mengangguk kecil. "Itulah gunanya blind code. Sekarang, mari kita susun uang ini di laci kasir secara berurutan, dari nominal terkecil ke terbesar. Dengan begitu, lebih mudah bagiku saat mengambil kembalian," ujarnya datar.

Airin, yang masih terpesona dengan keahlian Kaivan, mengangguk patuh. "Baik, Kak. Aku akan susun sesuai yang Kakak katakan," katanya sambil tersenyum kecil, meski Kaivan mungkin tak melihatnya.

Namun, dalam hati Kaivan tersenyum puas. Semua berjalan sesuai rencananya.

Sisi lain, Airin merasa bahagia karena meski suaminya, Kaivan, tidak bisa melihat, dia tetap berusaha membantunya di toko. Airin bersyukur memiliki Kaivan sebagai suami. "Aku tidak salah memilih suami. Meskipun Kak Ivan tidak bisa melihat, dia tetap menunjukkan tanggung jawabnya sebagai suami. Tuhan, semoga kami bersama hingga tua," gumamnya dalam hati, penuh rasa syukur dan harapan.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
kaylla salsabella
ealah Vanya nanti nasib kamu seperti Meliah
Mrs.Riozelino Fernandez
aku siap menunggu Vanya terbakar hidup hidup kk Thor 😆😆
Mrs.Riozelino Fernandez
kamu terlalu percaya diri Vanya...
udah tau punya istri malah kamu dekati...kan kakeknya yang suka,bukan Kaivan nya 🤣🤣🤣
nikah gih ma kakeknya...
abimasta
bagus kaivan jangan biarkan orang2 menyakiti istrimu termasuk kakek bramantyo perlu dikasih peringatan
kaylla salsabella
ealah Vanya ..Vanya mimpi kamu
Syavira Vira
gemes 💪❤️❤️❤️
Syavira Vira
💪💪❤️❤️❤️
Anitha Ramto
Mampus kalian semua yang berambisi..sekarang rasain lu bisnismu sdh hancur karena ulahmu sendiri yang berani mengusik oarang yang berkuasa dan berpengaruh
Dwi Winarni Wina
Mampooos rasakan itu siulet bulu vanya perusahaan orgtuamu dibikin bangkrut...
Makanya vanya jgn bermain api akhirnya terbakar sendiri....

kaivan akan bertindak tegas siapapun yg mengusik dan menyakiti istri tercintanya....
Kaivan sangat berkuasa dan bukan org sembarangan siapapun yg berani mengusiknya akan dihancurkan...

Dasar siulet bulu vanya kegatelan pgn jd nyonya aeron mimpimu ketinggian vanya jatuh nanti sakit....
kaivan sebelas dua belas sm papa alva berhubungan org dicintai akan gercap bertindak....
hati2 vanya jgn cari masalah lg sm kaivan akan tahu akibatnya...

lanjut thor makin seru dan menarik.....
phity
aku suka kaivan, truslah jgn pernah lengah sedikitpun ttg orng2 yg mau berncana jahat od hubunganmu dgn airin...aduuu ini si kakek2 kapan sadarnya ya..msh sj mencoba memisahkan airin dan kaivan....mmg ya orng kaya itu susah pasangan hrus setra status sosialnya...ribet amttt
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
kalo semua laki kaya Ivan aman banget ya idup istri ya.,....tapi ingat Lom terpecahkan siapa orang yg nabrak mobil Iva kmrin kan Lom keungkap tuh ....hayo cepet cari trs bikin mondar tuh orangya ....
Ayesha Almira
vannya g kapok SDH dkasih peringatan jg msh ngeyel
Heri Wibowo
jangan nekat Fanya.
Indriani Kartini
dasar kake lucknut dari dulu ga pernah berubah,
Dwi Winarni Wina
Kaivan masak iya cemburu sm adikmu sendiri airin lbh dgn nesha dasar kaivan Sangat protektif dan bucin akut...

Waduuuh siulet bulu vanya mau jd pelakor merebut kaivan dr airin...
mimpimu ketinggian vanya mau jd nyonya aeron....

kaivan aja tdk respek sm kamu,,,siulet bulu mau menggagalkan pesta pernikahan airin dan kaivan...
Sri Hendrayani
awas km terbakar sendiri vanya
Nuni
good job ivan,,
hati2 vanya,pikirkan baik-baik nasib kamu sebelum bertindak
Nuni
good job ivan,,
hati2 vanya,pikirkan baik-baik nasib kamu sebelum bertindak
phity
astaga si kakek masa gk liat kebahagian keluarganya msh berncana jahat aja pd kaivan dan airin ingt kek, kaivan itu cucumu. eh ditambah keluarga vanya...aduuu semoga airin sllu aman dr orng2 jahat itu
abimasta
niat jahat tidak akan berhasil vanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!