NovelToon NovelToon
Luka Lara ( Pembalasan )

Luka Lara ( Pembalasan )

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: blue.sea_

Jika cinta pertama bagi setiap anak perempuan adalah ayah, tetapi tidak bagi Lara. Menurut Lara ayah adalah bencana pertama baginya. Jika bukan karena ayah tidak mungkin Lara terjebak, tidak mungkin Lara terluka.

Hidup mewah bergelimang harta memang tidak menjamin kebahagian.

Lara ingin menyerah

Lara benci kehidupan

Lara lebih suka dirinya mati

Di tuduh pembunuh, di usir dari kediamannya, bahkan tunangannya juga menyukai sang adik dan membenci Lara.

Lantas, apa yang terjadi? Apakah Lara mampu menyelesaikan masalahnya? Sedangkan Lara bukanlah gadis tangguh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue.sea_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

nyonya? Mustahil

     Keesokan harinya.

     Lara sudah bersiap untuk pergi menemui seseorang. Jam juga sudah menunjukkan pukul 10 pagi Lara bergegas menuruni tangga dengan terburu buru.

     Saat Lara tengah berlari tanpa memperdulikan orang orang di ruang tamu. Suara seseorang menghentikan langkah kai Lara.

     "Kamu mau pergi kemana Lara? Ini masih pagi kamu juga belum sarapan bukan?"

     Rania berkata dengan raut wajah khawatir pada Lara. Wanita itu juga berjalan mendekat namun baru saja tangannya hendak menyentuh bahu Lara, Lara malah menghindar darinya tak lupa gadis itu juga memasang ekspresi jijik pada Rania.

     "Maaf tante, tapi aku buru buru."

     Lara segera berbalik dan kembali setengah berlari. Tapi kali ini Alena menghadang jalan Lara.

     "Kak, aku mohon tunggu bentar aja yaa lagi pun hari ini kita juga kedatangan tamu." Alena menyeret Lara paksa kemudian pergi ke salah satu kamar untuk mencoba gaun barunya.

     Lara menggulirkan bola matanya, dengan rasa malas Lara kemudian duduk di sofa single.

     Rania berusaha menegur Lara dengan lembut. "Lara tidak sopan kamu seperti itu padahal ada orang yang lebih tua di sini."

     Sang tamu yang merupakan seorang desainer juga mengeluarkan suara. "Benar, nyonya Rania saja sedari tadi tidak duduk di sofa itu."

     Melihat dua orang ini kompak menyerangnya Lara tersenyum manis. Ia tampak seperti anak penurut yang paham akan nasihat tadi.

     Tentu saja desainer dan Rania merasa senang. Tetapi tindakan Lara yang tiba tiba kembali membuat emosi keduanya memuncak.

     Lara meminum jus yang seharusnya di hidangkan pada desainer tersebut dengan elegan tak lupa gadis itu juga menyilangkan kedua kaki.

     "Maaf tante, tapi ini adalah rumah saya apakah salah saya sebagai tuan rumah duduk di sini?"

     Lara mengetuk ngetuk meja dengan jari jemari lentiknya sambil menunggu jawaban dari Rania dan desainer ini.

     Vanessa, desainer tersebut memicingkan matanya tak suka pada tindakan Lara barusan. Anak ini benar benar angkuh dan arogan.

     "Nyonya Rania juga tuan rumah tetapi tidak bersikap seenaknya seperti kamu." Balas Vanessa, ia ingin mematahkan keangkuhan Lara.

     "Ohh begitu? Ternyata tante lucu ya sampai dia menikah dengan ayahku sekalipun dia bukan nyonya di rumah ini. Hanya tamu tidak lebih. Apa tadi? Nyonya? Mustahil."

     Rania melotot mendengar ucapan Lara.

     "Bagaimana mama apa bagus?"

     Alena keluar dengan gaun pink selutut yang membalut tubuhnya. Gaun dengan desain sederhana tetapi tidak menghilangkan kesan mewah itu tampak cocok di tubuh Alena yang mungil.

     "Kamu begitu cantik sayang."

     "Benar, beruntung sekali tuan Revelton mendapatkan putri semanis dan sebaik nona Alena."

     Venessa ikut bicara sambil melirik pada Lara. Ia sengaja hendak menyindir putri kurang ajar Ravindra iti.

     Apakah ia pikir Lara akan peduli? Yang benar saja Lara tak terganggu sedikitpun gadis itu tampak begitu tenang menikmati jus di tangannya.

Lara menoleh ketika merasakan orang orang tengah menatapnya berjamaah.

"Ada apa?"

"tidak apa kak, aku baru ingat kakak belum memiliki gaun untuk besok."

Alena berucap dengan lesu.

Vanessa yang melihat peluang.

"Nona Lara kamu bisa mencarinya di butikku, aku akan berbaik hati padamu kali ini karena besok adalah hari penting."

Vanessa kali ini percaya ia akan menaklukkan si gadis sombong Lara.

Lara menatap Vanessa tajam

"Tidak perlu aku sudah punya gaun."

"Kakak mana mungkin kakak bukankah uang kakak juga dibatasi oleh ayah?"

Vanessa tersenyum simpul, sepertinya Lara malu mengatakan padanya bahwa ia tidak memiliki gaun. Tapi tidak apa apa bukankah ini bagus? Justru ini akan membuat Lara jatuh karena kesombongannya.

Tapi Lara kembali berucap hal yang membuat ketiga orang di hadapannya melongo.

"Sekali lagi gue bilang gue udah punya banyak gaun. Bahkan gaun yang belum terpakai juga banyak Alena dan untuk tante Vanessa simpan saja karya tante untuk orang lain karena saya tidak tertarik."

1
Listya ning
Haaaaiii
salam kenal
terus semangat
jangan lupa mampir ya
Alphonse Elric
Top markotop deh cerita ini, recommend banget!
yukio_gchs
Masuk ke dalam cerita banget.
ADZAL ZIAH
keren kak ❤ dukung karya aku juga ya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!