NovelToon NovelToon
Alchemist Code

Alchemist Code

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Game
Popularitas:646
Nilai: 5
Nama Author: Miruのだ

Ketika hidupnya terguncang oleh krisis keuangan dan beban tanggung jawab yang semakin menekan, Arya Saputra, seorang mahasiswa semester akhir, memutuskan memasuki dunia virtual Etheria Realms dengan satu tujuan: menghasilkan uang.

Namun, dunia Etheria Realms bukan sekadar game biasa. Di dalamnya, Arya menghadapi medan pertempuran yang mematikan, sekutu misterius, dan konflik yang mengancam kehidupan virtualnya—serta reputasi dunia nyata yang ia pertaruhkan. Menjadi seorang Alchemist, Arya menemukan cara baru bertarung dengan kombinasi berbagai potion, senjata dan sekutu, yang memberinya keunggulan taktis di medan laga.

Di tengah pencarian harta dan perjuangan bertahan hidup, Arya menemukan bahwa Main Quest dari game ini telah membawanya ke sisi lain dari game ini, mengubah tujuan serta motivasi Arya tuk bermain game.

Saksikan perjuangan Arya, tempat persahabatan, pengkhianatan, dan rahasia kuno yang perlahan terungkap dalam dunia virtual penuh tantangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miruのだ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Secret Quest

Kegaduhan yang terjadi sebab wanita histeris itu akhirnya berakhir, setelah pihak yang sepertinya memiliki hubungan dengannya menariknya menjauh, serta mencoba tuk menenangkan dirinya.

Ferran melirik kearah beberapa pemain yang tengah menyaksikan hal itu, beberapa dari mereka terlihat mengikuti wanita histeris sebelumnya. Disisi lain Ferran hanya memejamkan matanya, tentu dia sadar apa yang hendak para pemain itu lakukan.

Beberapa jam yang lalu, Ferran sempat log out sejenak untuk mencari informasi seputar desa Ashe. Dan yang seperti Ferran duga, memang ritual serupa telah dilakukan tiga kali semenjak game dirilis sebelumnya.

Atau lebih tepatnya, event yang sama selalu berlangsung tiap bulannya, dan para pemain diberikan kesempatan saat event berlangsung, untuk mendapatkan misi khusus yang menyelesaikan masalah desa ini.

Masalahnya adalah, belum ada yang berhasil mendapatkan misi tersebut, banyak yang menduga misi ini adalah secret mission yang membutuhkan Tittle tertentu untuk diakses.

Walau begitu, hal tersebut tidak menyurutkan minat pemain untuk mencoba mendapatkan Quest tersebut. Terbukti cukup banyak pemain yang Ferran lihat tengah mengikuti NPC sebelumnya, berharap dapat memicu sebuah Quest yang telah lama dicari-cari para pemain.

Ferran menghela nafas sekali lagi, saat banyak NPC dan pemain mulai membubarkan diri. Pemuda itu lalu mengajak adiknya untuk kembali ke penginapan, yang juga diikuti oleh Lucian, mengingat ketiganya memiliki arah tujuan yang sama.

Saat ketiganya tengah berbincang-bincang menuju penginapan, terutama karna Kira yang sedari tadi mengomel tanpa henti, karena merasa kakaknya menghentikan dirinya dari mencoba mendapatkan secret Quest desa ini.

Seorang gadis yang memakai jubah bertudung, serta membawa busur bersamanya, menghampiri ketiganya yang membuat ketiganya menghentikan langkah mereka.

"Anu... Permisi, bisa minta waktunya sebentar!..." Ucap gadis itu, menghampiri tiga orang dihadapannya dari arah belakang.

Kira, Ferran dan Lucian berbalik dengan tatapan penasaran memandang gadis itu, membuat gadis itu menjadi gugup seketika, karena dipandang oleh tiga orang tidak dikenal secara langsung.

"Kakak, wajahmu sepertinya menakutinya, bisa kau setidaknya tersenyum sedikit?"

"... Berisik!"

"Selamat malam nona, apa ada yang kau butuhkan dari kami?" Lucian yang melihat Kira dan Ferran yang malah bertengkar lagi, segera mengambil alih pembicaraan dengan gadis bertudung itu.

"Anu... Aku ingin meminta bantuan, jika tidak merasa direpotkan boleh minta waktu kalian sebentar?" Gadis itu dengan gugup mengutarakan apa yang sejak tadi dia ingin sampaikan.

Ferran memejamkan matanya, "Katakanlah... Kami mendengarkan!"

Gadis itu terlihat masih gugup, dia sempat melirik kesekeliling sejenak, sebelum akhirnya membisikkan niat aslinya.

"Itu... Bisa kalian membantuku menyelamatkan kakakku, dari dewa gunung?" Pertanyaan gadis itu bagai guntur di telinga ketiganya. Baru saja mereka membahas mengenai masalah desa ini, beberapa saat kemudian malah masalah desa ini yang menghampiri mereka.

[New Quest!

Secret Quest: Selamatkan sang Persembahan dari Dewa Gunung???

• Objektif: Selamatkan gadis persembahan dari Dewa gunung yang dimaksud di desa Ashe, sebelum tengah malam tiba!

• Gagal: ??

• Hadiah: ??

• Pinalti Kegagalan: ??

Seorang gadis misterius menanyai uluran tangan dari kalian untuk menyelamatkan kakaknya, yang diduga merupakan gadis yang seharusnya dipersembahkan pada Dewa Gunung Desa Ashe.]

"Woah... Tunggu sebentar Nona, aku ini cuman seorang Merchant biasa yang numpang lewat, mohon jangan libatkan aku!..." Lucian segera mengangkat tangannya, menandakan bahwa dia tidak berniat ikut campur dalam masalah desa tersebut.

Gadis bertudung itu sedikit melebarkan matanya mendengar jawaban dari Lucian, lalu segera mengalihkan perhatiannya pada Kira dan Ferran, menunggu jawaban dari mereka.

"A-..."

"Kami menerimanya! Kami pasti membantumu!" Jawab Kira penuh keyakinan, matanya seolah berkobar api semangat baru mendengar permintaan gadis dihadapannya.

Ferran yang baru hendak menjawab, segera terpotong oleh kata-kata adiknya. Membuat pemuda itu menutup wajahnya dengan telapak tangan, menunduk dalam diam sembari bergumam pelan.

"Sialan..."

Suasana disekitar mereka tidaklah terlalu ramai, membuat Kira dapat mendengar ucapan Ferran barusan. Kira tersenyum penuh kemenangan, seraya melihat kakaknya dengan senyum jahil.

Disisi lain gadis bertudung dihadapan mereka, terlihat sangat senang mendengar jawaban dari Kira.

"Benarkah, kalian akan membantuku?" Tanya gadis itu lagi, memastikan jawaban dari Kira.

"Tentu saja! Jangan khawatirkan kakakku, dia pasti akan mengikutiku kemana saja, demi menjauhkan diriku dari bahaya!" Kira melambaikan tangannya, memberikan tanda untuk mengabaikan ucapan Ferran sebelumnya.

[Misi Diterima!]

"Dari pada itu, bagaimana jika kita segera mencari kakakmu saja, sebelum sesuatu yang buruk terjadi?" Lanjut Kira yang saat ini tengah dipenuhi semangat menggebu-gebu.

Mata gadis itu berbinar mendengar jawaban tegas dari Kira, "Baik Terimakasih banyak..."

"Nona... Tolong simpan rasa terimakasih mu untuk nanti saja!..." Ucap Ferran lemas, seraya mengikuti adiknya dari belakang.

"Kalau begitu, Tuan Lucian kami permisi dulu!..." Ucap Kira memberi salam kearah Lucian, sembari berjalan mengikut gadis bertudung itu.

Lucian terdiam sejenak, sebelum akhirnya membuka mulut dan memanggil kembali ketiganya, "Tunggu..."

Lucian merogoh sesuatu dibalik saku jubahnya, "... Mungkin ini tidak akan terlalu membantu, tapi... Tolong bawalah ini, dan semoga kalian dapat pulang dengan selamat!..."

Tiga buah kertas dengan corak unik diatasnya, kertas-kertas tersebut telah menguning menandakan umurnya yang telah tua, ditambah dengan tulisan kuno berwarna kecoklatan diatasnya.

Ferran mengambil ketiga kertas tersebut, "... Terimakasih tuan Lucian, karena telah mengkhawatirkan kami!..." Ferran menunduk sedikit, sebelum kembali mengikuti dua gadis dihadapannya.

Lucian memandang kepergian ketiganya dan menghela nafas panjang, dia lalu mengadahkan wajahnya ke langit, melihat langit penuh bintang, sebelum akhirnya kembali berjalan menuju arah penginapan.

----->><<-----

"Kakak, benda apa yang diberikan Tuan Lucian?" Tanya Kira saat ketiganya telah sampai di gerbang Utara kota, gadis bertudung yang sebelumnya memberi mereka misi juga menoleh penasaran.

Ferran mengeluarkan tiga buah kertas yang sebelumnya diberikan oleh Lucian, pada mereka. "Talisman!..."

[Blessing of the Night Sky Talisman

(Super Rare)

• Saat digunakan, memberikan penggunanya akses ke skill [Night Vision] peringkat [Advanced Lv.10]

Sebuah Talisman kuat yang diciptakan oleh Master Talisman Lucian, meskipun pembuatannya simpel, namun menyempurnakannya bukanlah hal mudah.]

Kira terlihat sedikit terkejut melihat status Talisman tersebut, sedang gadis bertudung disebelahnya disisi lain terlihat kebingungan, hal tersebut wajar, mengingat NPC biasa tidak akan bisa mengidentifikasi item tanpa alat.

Ferran mengambil satu, dan membagikan sisanya pada dua rekan satu partynya itu, kira menerima Talisman itu dan terlihat menelitinya penasaran, sedang gadis bertudung sebelumnya sedikit terkejut sebelum akhirnya menerima Talisman itu.

"Ah... Aku lupa!" Saat ketiganya hendak keluar dari desa, gadis bertudung itu terlihat teringat akan sesuatu.

"Anu... Maaf sebelumnya karena telat memperkenalkan diri, namaku Iris, terimakasih sekali lagi karena mau memenuhi permintaan egois dariku!" Gadis yang memperkenalkan dirinya sebagai Iris itu menundukkan badannya pada Ferran dan Kira.

Membuat Kira salah tingkah, sedang disisi lain Ferran masih tetap diam tidak menanggapi.

"Bukankah sudah kubilang untuk menyimpan rasa terimakasih mu itu untuk nanti saja!..." Ferran memejamkan matanya, mendengar gadis itu berterimakasih sekali lagi pada mereka, padahal misi mereka belum selesai.

"Ta-tapi..."

"Tidak perlu terlalu memikirkan perkataannya, kakakku memang begitu kok!" Kira memberi tanda Iris untuk tidak terlalu memikirkan perkataan Ferran barusan.

Ketiganya akhirnya melanjutkan perjalanan kembali, setelah memakai Talisman pemberian Lucian. Yang harus Ferran dan Kira akui, Talisman itu sangatlah efektif, walaupun tetap jarak pandang mereka tidaklah terlalu jauh.

Ketiganya memakai kemampuan Kira sebagai seorang Scout, untuk melacak kembali jejak arak-arakan sebelumnya. Walaupun hari telah gelap, namun dengan bantuan hadiah kecil dari Lucian sebelumnya, Kira mampu dengan mudah melacak jejak yang mereka cari.

Saat ketiganya masih berjalan menyusuri hutan, dengan Kira sebagai pemandu perjalanan. Ferran yang sedari tadi diam saja, secara tiba-tiba membuka obrolan dengan bertanya pada Iris.

"Ngomong-ngomong, Nona Iris... Kenapa kau mememilih kami?" Ucap Ferran seraya melirik Iris yang beberapa langkah didepannya.

Pertanyaan dari Ferran sempat mengejutkan Kira dan Iris sejenak, jelas-jelasan bahwa keduanya tengah sangat tegang saat ini.

"Hiii!!!.... Ah... Anu... Itu... Mungkin karena kalian memiliki Fame yang tinggi kali... Ibuku selalu mengatakan bahwa orang seperti kalian dapat dipercaya!..." Jawab Iris dengan wajah gugup.

".... Fame tinggi? Fameku cuman sekitar 600 poin lho, apa itu bisa disebut tinggi? Kakak, berapa Fame yang kau miliki?" Masih dengan berjalan mengikuti jejak dijalan, Kira bertanya penasaran pada Kakaknya.

'Dia jelas-jelas NPC biasa, bagaimana bisa dia mengetahui Fame kami...' Ferran melirik kearah Iris, namun mencoba untuk tidak menunjukkan perubahan ekspresi apapun diwajahnya.

Ferran menutup matanya dan menghela nafas pelan, "... Sekitar 3000 poin!"

"Heh?! Bagaimana bisa kau mendapatkan Fame sebanyaknya itu?!" Kira terlihat terkejut bukan main mendengar jumlah Fame milik kakaknya.

Bagaimana tidak, seingat Kira Tittle Dan Fame sangatlah sulit dicari, bahkan dari survey yang ada. Banyak pemain saat ini hanya memiliki kurang dari 1000 poin Fame, menunjukkan betapa susahnya mencari poin Fame tersebut.

Bahkan Kira bisa mencapai angka 600 poin sekalipun, dia perlu melakukan berbagai misi dari NPC. Serta sebisa mungkin berbuat baik didepan NPC, membuatnya penasaran bagaimana kakaknya dapat mencapai poin Fame sebanyaknya itu.

Ferran mengarahkan adiknya yang tiba-tiba berhenti itu kembali kedepan, sebelum kembali menyilangkan tangannya dan menolak menjawab pertanyaan Kira, membuat gadis itu cemberut.

Perlu waktu sekitar satu jam perjalanan, untuk ketiganya mencapai akhir dari jejak yang Kira ikuti. Mungkin perjalanan ini akan jadi jauh lebih lama, jika saja Ferran tidak memaksa mereka berlari.

Kira mengusap tanah didepan sebuah batu besar, itu adalah tempat terakhir jejak berakhir, yang dapat Kira simpulkan bahwa ada jalur rahasia dibalik batu besar tersebut.

"Hm... Apa mungkin ada sebuah tombol rahasia atau sesuatu?..." Kira menelusuri area sekitar batu besar tersebut, sedang disisi lain Iris disampingnya telah mulai nampak gelisah.

Disisi lain Ferran yang berada tidak jauh dibelakang mereka, terlihat tengah memperhatikan sekitar mereka. Posisi ketiganya saat ini berada di tengah gunung, yang berada di tengah hutan, namun entah mengapa tidak ada satupun monster yang menyerang mereka sejak awal keluar kota.

Hal tersebut tentu menimbulkan kecurigaan tersendiri di benak Ferran, belum lagi sejak memasuki gunung ini dia seperti merasa di awasi oleh sesuatu, membuat Ferran terus merasa gelisah dalam perjalanan kemari.

Ferran mengambil sebuah potion dari tas selempangnya, sebelum memasukkan sebuah Pill hitam kecil dan mengocoknya, hingga Pill hitam itu mulai berbusa dan larut dengan cepat dalam potion Ferran.

Pemuda itu lalu menyeret mundur Iris dan Kira cukup jauh, membuat kedua gadis itu heran sekaligus bertanya-tanya akan apa yang Ferran lakukan.

Ferran tidak berniat menjawab rasa penasaran keduanya, dan hanya menunjukkan sebuah potion yang isinya telah berbusa, seperti sedang mengalami reaksi tertentu.

Tanpa basa-basi lebih jauh, Ferran melemparkan potion itu ringan kearah batu besar sebelumnya. Sebuah ledakan yang sangat keras terjadi, membuat Iris dan Kira terkejut bukan main.

1
Dennis Rodriguez
Merasuki jiwa
Marta Quispe
Penuh emosi!
𝑪𝒉𝒆𝒓𝒓𝒚🍒✨_
Ini baru novel keren, author kudu bangga!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!