berkali-kali tertipu, sehingga membuat mereka terbiasa dengan hal tersebut,
karena sering kali kena tipu,Aya dan Jaka pun memulai bisnis mereka hingga akhirnya mereka pun bisa membedakan mana penipu dan mana orang yang benar-benar tulus,
mari baca novel pertama aku,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pindah kota
Setelah terjadi pertengkaran hebat,
Untung saja, suasana bisa terkendali, Sikap jaka yang memang pada dasarnya memang ,suami yang penuh tanggung jawab dan sayang keluarga kecil nya,
Jaka tidak mau,jika keluarga kecil nya hancur, seperti keluarga besarnya,
aya kembali bekerja seperti biasanya,
hari demi hari ,mereka lalui bersama, keadaan ternyata semakin membaik, disaat keterpurukan keluarga nya mulai terasa,
Dua Minggu kemudian,Aya sudah kehabisan kesabaran dengan Rena,
Dengan terpaksa, Rena pun akhirnya dibawa ke hadapan bos besar Aya,guna menjelaskan berapa nominal uang yang masih dipegang oleh Rena.
Singkat cerita,bos besar tidak mau memberi aya kesempatan, padahal sudah jelas jika uang Aya, masih banyak diluar, terlebih hanya tinggal menunggu waktu seminggu lagi, untuk Aya bisa menarik uang pribadi nya,
Sayang sekali, bos akhirnya menemui jaka, tentu saja jaka marah saat bos besar ,tidak mau memberi mereka waktu hingga sampai saat Aya gajian,
Dengan terpaksa,jaka memberikan dua sepeda motor nya sebagai jaminan,
Akhirnya malam itu juga,bos aya membawa motor milik jaka,dan akan dikembalikan saat jaka sudah bisa mengembalikan ,sisa uang modal yang dipakai teman Aya.
Jaka memang sedang belajar ilmu kebatinan,dimana guru jaka lebih sering menasehati jaka,
Jika hartanya yang dia punya,akan dipertanyakan nanti diakhir hari perhitungan,dan jaka pun meminta agar dapat harta yang seislam Islam nya,
Jaka menunggu Aya pulang bekerja, dengan segala persiapan yang sudah matang.
Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, Aya baru saja sampai didepan pintu rumah nya.
"Aya, sebaiknya kamu cepat kemasi barang barang,yang kamu butuhkan, sementara itu,aku sudah mengangkut semua barang yang akan aku titipkan pada saudara ku,"
Ucap Jaka yang menyuruh Aya langsung bersiap siap untuk pulang.
"Kita mau kemana Jaka?,"
Tanya Aya yang masih belum mengerti maksud Jaka.
"Kita tinggal kan tempat ini, dan mulai hidup dari awal lagi,"
Ajak jaka yang memeluk tubuh Aya istrinya.
"Tidak jaka, aku tidak mau, seminggu lagi aku gajian,aku bisa menutupi semua kekurangan itu,"
Jawab Aya yang keberatan dengan ucapan Jaka.
"Sekarang terserah kamu Aya, jika nanti ada sesuatu terjadi pada kamu,aku sudah tidak peduli lagi,aku melakukan ini demi kebaikan kamu dan anak anak kita, aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada keluarga kita, setidaknya kita masih punya tempat untuk sekedar pulang kembali,"
Ajak jaka pada Aya.
Mendengar ucapan Jaka,Aya pun mulai luluh hatinya, tidak mau kesalahan kedua kalinya terjadi lagi karena ulahnya sendiri, hingga menyebabkan keluarga nya yang ikut menderita.
Malam itu juga Jaka membawa pulang Aya dan kedua anaknya, untuk tinggal sementara bersama orang tua nya.
Dengan baju yang ada dibadan, tanpa sempat ada persiapan yang lebih, terlebih hanya membawa uang seadanya,
Awalnya, Jaka disambut baik oleh keluarga nya,hanya saja saat mendengar kabar tentang perihal jaka,
Orang tua dan para saudara nya justru menyalahkan nya, terlebih pada Aya.
Hanya karena uang lima puluh juta,jaka meninggal kan ratusan juta rupiah yang belum sempat aya tarik,
Disana lah perang mulut terjadi,Aya hanya bisa menangis saat jaka mati Matian membelanya, terlebih Aya merasa sakit hati pada Sikap keluarga jaka,
Padahal setiap bulan nya,jaka selalu memberikan uang tanpa harus dikembalikan, disaat jaka sedang diatas, semua nya seakan tunduk pada Jaka, tapi disaat jaka terpuruk, justru hinaan dan cacian yang mereka balas pada jaka,
Karena merasa tidak kuat dengan ucapan keluarga jaka, walaupun memang tidak semua nya,hanya saja, ucapan itu sangat menusuk hati Aya yang paling dalam,hingga keluar lah sumpah serapah yang tidak bisa Aya pendam.
"Nanti, suatu saat nanti!, kalian akan merasakan apa yang sedang aku rasakan!, bahkan lebih, ingat itu!, dunia masih berputar,"
Ucap Aya pada sumpah serapah nya didepan jaka.
"Aya, tidak baik kamu ngomong seperti itu, kamu sendiri saja tidak kuat kan,"
Ujar jaka yang masih begitu sabar pada keluarga nya,
"Tapi mereka keterlaluan Jaka,aku tidak bisa mendengar semua ini, mereka semua tidak tahu diri,"
Ucap Aya yang terus menangis.
Melihat istrinya yang seakan tertekan, membuat Jaka berinisiatif untuk mengajak Aya pulang kerumah orang tua Aya yang ada di Jawa tengah, mungkin dengan Aya pulang, kondisi mental nya tidak terganggu seperti saat ini.
Malam itu juga, Jaka langsung mengajak Aya, untuk pulang ke tanah kelahirannya,
Setibanya di rumah, semua nya terlihat masih biasa saja,
hingga saat Aya membicarakan tentang usahanya,yang ternyata sudah bangkrut, karena tertipu oleh teman Aya sendiri.
Sebulan Jaka mencoba bertahan,
hingga saat tengah malam penyakit Aya kambuh,
seluruh tubuh nya bergetar cepat, benar saja,Aya kejang saat mengalami banyak tekanan,
Jaka yang tahu kebiasaan Aya pun, langsung marah pada keluarga Aya.
"Apa kalian tidak sadar, jika semalaman Aya kejang,itu pertanda jika Aya sedang mengalami goncangan jiwa,
aku pikir setelah aku bawa pulang,
Aya bisa tenang, ternyata aku salah, justru Aya semakin parah,"
Ujar Jaka yang langsung mengajak Aya pulang lagi ke kota kelahiran nya,
Dengan uang sisa, mereka pun langsung pulang kembali ke tanah kelahiran jaka yaitu,Jawa Barat, sedang kan aya sendiri kelahiran jawa tengah,
Dari awal pernikahan mereka, memang banyak yang tidak setuju,karena saat itu, masih percaya dengan hukum adat.
Bila mana seorang laki laki Sunda yang menikah dengan gadis jawa,
maka pernikahan mereka akan selalu dalam ketidak harmonisan,
atau sering disebut "Awet rajet"dalam istilah bahasa Sunda yang artinya, "pernikahan yang terus dipertahankan meskipun sering terjadi cekcok atau ribut dalam rumah tangga nya";
Jaka mengajak Aya untuk tinggal sementara di salah satu saudara Jaka, sayangnya,jaka harus menerima kenyataan pahit jika saudara nya pun tidak bisa menerima nya, bahkan lebih sering mengadu pada ayah jaka.
Hingga akhirnya,ayah Jaka memberikan kunci gudang yang sudah lama ditinggal kan oleh ayahnya,
Dengan senang hati,Aya memilih untuk tidur digudang dari pada harus menjadi beban keluarga jaka,
Awalnya Jaka menolak ajakan Aya, terlebih, jika jaka yang merasa tidak tega, jika harus membiarkan anak dan istrinya tidur ditempat yang tidak layak.
Aya pun tetap saja pada pendiriannya, lebih baik tinggal digubuk sekalian,dari pada harus hidup menumpang yang selalu menjadi benalu seperti saat kemarin.
Dengan tempat seadanya, tidak ada apapun di sana, listrik,air, bahkan tempat tidur pun tidak ada,mau tidak mau,jaka harus menerima kenyataan itu, terlebih Aya tidak merasa keberatan sedikit pun.
Satu tahun berlalu, hidup dengan penghasilan sebulan tiga ratus ribu dari upah yang Aya dapatkan dari pekerjaan nya sebagai penjaga coffe,
Bahkan untuk makan sehari hari,jaka dan kedua anaknya,harus menunggu Aya yang pulang dari bekerja,
"Ayah, teteh dan dede, makan lah dulu,"
Ucap Aya yang menyuruh suami dan anaknya makan,
"Kamu sudah makan mah?, makanlah bersama dengan kita,"
Ajak jaka pada Aya.
"Makan lah saja,aku sudah banyak makan disana,"
Jawab Aya yang langsung pergi kekamar mandi,
Aya menangis menyesali perbuatannya,
Membuat, Jaka dan kedua anaknya kini menjadi menderita,dari pagi sampai siang,jaka dan keduanya harus dipaksa berpuasa,dan baru bisa makan setelah Aya kembali pulang kerja.
Seandainya Jaka tahu, Jaka tidak akan makan makanan yang diberikan oleh Aya, karena sebenarnya makanan itu adalah jatah makan siang nya,yang sengaja dibungkus dengan alasan sedang berpuasa,
"Cukup aku yang merasakan
"Mah,jaga anak anak,ayah akan cari uang, semoga saja ayah bisa sedikit demi sedikit membantu keuangan kita kembali,"
Ucap Jaka yang meninggal kan Aya dengan kedua anak nya.
"Mah, kenapa uang kita jadi receh begini, biasanya mamah suka kasih buat Nana,mana uang yang warna merah itu mah, kenapa sekarang mamah ngga punya,"
Tanya Nana yang sudah beranjak
dewasa,
"Kita bukan seperti dulu lagi, justru kita harus belajar dari awal lagi, mamah janji,
Kita bisa hidup seperti dulu lagi,
Jawab Aya yang langsung memeluk kedua anaknya.
Dengan lampu penerangan dari kapas dan minyak goreng jelantah, mereka bertahan hidup, terlebih dengan air yang harus meminta pada tetangga depan dan sebelah,
Hidup terbalik setatus delapan puluh derajat,membuat Aya semakin tersiksa,
hidup yang biasa berkecukupan,
kini berubah menjadi kekurangan,
Kini Aya tahu,jika hidup nya hanya sendirian,teman saudara, bahkan orang tua sekalipun, justru menyalahkan mereka, tanpa support dan dukungan yang seharusnya Aya dan Jaka dapat kan,
Inilah titik dimana kita bisa menilai, antara keluarga,teman, saudara,yang sering kita bantu,
pada dasarnya, sebaik apa pun kamu, kamu akan tertinggal di saat kamu tidak punya apa apa,
tinggal keluarga kecil yang sampai saat ini masih setia,
mampu bertahan menghadapi keadaan yang mau tidak mau,harus dilanjutkan.