NovelToon NovelToon
Bayang Perang Di Ujung Senja

Bayang Perang Di Ujung Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Kerajaan Avaris yang dipimpin oleh Raja Darius telah menjadi kekuatan besar di benua Estherya. Namun, ancaman datang dari Kekaisaran Zorath yang dipimpin oleh Kaisar Ignatius, seorang jenderal yang haus kekuasaan. Di tengah konflik ini, seorang prajurit muda bernama Kael, yang berasal dari desa terpencil, mendapati dirinya terjebak di antara intrik politik dan peperangan besar. Dengan bakat taktisnya yang luar biasa, Kael perlahan naik pangkat, tetapi ia harus menghadapi dilema moral: apakah kemenangan layak dicapai dengan cara apa pun?

Novel ini akan memuat konflik epik, strategi perang yang mendetail, dan dinamika karakter yang mendalam. Setiap bab akan menghadirkan pertempuran sengit, perencanaan taktis, serta perkembangan karakter yang realistis dan emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penemuan yang Membingungkan

Bab 34: Penemuan yang Membingungkan

Kael berdiri di luar gua yang gelap, mulutnya terasa kering meskipun udara di sekitar terasa dingin. Kekuatan yang baru dia rasakan di dalam dirinya masih bergemuruh, namun dia tahu bahwa ini adalah ujian yang lebih besar dari apa pun yang telah dia hadapi sebelumnya. Cahaya biru yang memancar dari Batu Hitam masih menghantui pikirannya, memanggilnya untuk memahami lebih banyak. Namun, dia juga tahu bahwa dengan kekuatan itu datang tanggung jawab yang sangat besar, dan dia harus berhati-hati agar tidak terjerumus dalam kegelapan yang lebih dalam.

"Kael!" Aria berlari menuju Kael, wajahnya penuh kecemasan. "Apa yang terjadi padamu? Kamu... kamu berbeda. Aku merasakan sesuatu yang... gelap di dalam dirimu."

Kael menatap Aria, matanya berkilau dengan sesuatu yang sulit untuk dijelaskan. Sebagian dari dirinya ingin menjauhkan Aria dari semua ini, tetapi dia juga tahu bahwa mereka sudah terlibat lebih dalam daripada yang bisa mereka bayangkan. "Aku... aku merasa seperti terhubung dengan sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang lebih tua dari apa pun yang kita tahu. Tapi aku tidak tahu bagaimana mengendalikannya."

Aria menatap Kael dengan serius, meraih tangannya. "Kael, kamu tidak bisa sendirian dalam hal ini. Kami semua ada di sini untukmu, dan kita akan menghadapi ini bersama-sama. Jangan biarkan kekuatan itu mengendalikanmu."

Kael menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kekuatan. "Aku tahu, Aria. Tapi aku merasa... aku merasa seperti sesuatu sedang memanggilku, dan aku tidak bisa mengabaikannya. Mungkin ini adalah bagian dari takdirku. Mungkin ini adalah jalan yang harus aku tempuh."

Mereka berdua terdiam sejenak, perasaan ketegangan melayang di udara. Kael tahu bahwa ini bukanlah waktu untuk meragukan dirinya sendiri, tetapi di sisi lain, kekuatan yang baru dia rasakan terasa sangat asing—dan menakutkan. Dia bisa merasakan kegelapan itu mengintai di dalam dirinya, menunggu untuk digunakan. Itu adalah sebuah godaan yang sulit untuk ditolak.

"Saya tahu ini bukan waktunya untuk ragu," Kael berkata pelan. "Tapi kita harus tahu apa yang kita hadapi. Kita tidak bisa terus maju tanpa pemahaman yang jelas. Kita perlu mencari tahu lebih banyak tentang entitas ini, tentang Kegelapan yang lebih tua itu."

Aria mengangguk setuju. "Kita perlu mencari petunjuk lebih lanjut. Tidak hanya tentang kekuatan itu, tapi juga tentang asal-usulnya dan bagaimana kita bisa menghadapinya."

Tim mereka berkumpul, dan bersama-sama, mereka melanjutkan pencarian mereka menuju wilayah yang lebih dalam di dalam gua. Zian yang biasanya tegas dan bijaksana terlihat cemas, seolah-olah dia bisa merasakan beban yang semakin berat di pundak mereka. "Kael, aku tahu kita harus melanjutkan perjalanan ini, tetapi aku khawatir. Kekuatan ini... bukan hanya ancaman fisik, kan? Ini bisa menghancurkan kita dari dalam, merusak kepercayaan kita satu sama lain."

Kael menatap Zian dan mengangguk pelan. "Aku tahu. Itu yang paling menakutkan. Kekuatan itu bisa menghancurkan kita semua jika kita tidak berhati-hati."

Perjalanan mereka semakin berat, dan semakin dalam mereka masuk ke dalam gua, semakin besar pula ancaman yang mereka hadapi. Mereka berhadapan dengan berbagai makhluk gelap yang seolah diciptakan oleh kekuatan itu sendiri. Namun, yang lebih mengerikan adalah perubahan yang mulai terlihat pada Kael. Setiap langkah yang dia ambil, dia merasa lebih terhubung dengan kekuatan itu—sebuah ikatan yang semakin sulit untuk diputuskan.

Namun, di tengah perjalanan itu, mereka akhirnya menemukan sesuatu yang lebih mengerikan daripada sekadar makhluk-makhluk gelap yang mereka hadapi. Sebuah ruangan besar terbuka di depan mereka, dengan dinding yang dipenuhi tulisan-tulisan kuno yang tidak bisa mereka pahami. Di tengah ruangan itu terdapat sebuah altar yang lebih besar daripada yang mereka temui sebelumnya, dan di atasnya tergeletak sebuah artefak yang berkilau dengan cahaya yang begitu kuat, hampir menyilaukan.

"Ini... apa ini?" Aria bertanya, matanya melebar saat dia menatap artefak itu. "Ini tidak seperti apa yang kita temui sebelumnya."

Kael merasakan tarikan yang kuat di dalam dirinya, memanggilnya untuk mendekati artefak itu. Tanpa bisa menahan diri, dia melangkah maju, meskipun timnya mencoba untuk menghentikannya. "Kael, jangan!" teriak Zian, tetapi sudah terlambat. Kael sudah berdiri di depan altar, tangan terulur menuju artefak itu.

Sebelum Kael bisa menyentuhnya, sebuah suara menggelegar mengisi seluruh ruangan. "Kamu datang untuk mengambilnya, Kael?" suara itu bergema, menggetarkan dinding batu. "Kamu masih belum mengerti, bukan? Artefak ini bukan hanya alat kekuatan—ia adalah kunci. Kunci untuk membuka sesuatu yang lebih besar dari sekadar dunia ini."

Kael terkejut dan mundur sedikit. Suara itu sepertinya berasal dari sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih tua daripada dirinya. "Siapa kamu?" Kael bertanya dengan suara tegang.

Suara itu tertawa pelan. "Aku adalah penjaga dari Kegelapan yang lebih tua. Aku adalah yang menjaga keseimbangan, yang menyimpan rahasia-rahasia dunia yang tersembunyi. Dan kamu, Kael, adalah kunci untuk membuka segalanya. Segalanya yang selama ini terkunci."

Kael merasa seolah-olah seluruh tubuhnya tergetar. "Apa yang kamu maksud? Apa yang akan terjadi jika aku menyentuh artefak ini?"

Suara itu berhenti tertawa, dan tiba-tiba, suasana menjadi sangat serius. "Jika kamu memilih untuk melanjutkan, kamu akan membuka pintu menuju dunia yang tak terbayangkan. Pintu yang tidak dapat ditutup. Pintu menuju kehancuran atau kebangkitan. Itu pilihanmu, Kael."

Kael merasa keraguan yang sangat besar menguasai dirinya. Apa yang dia harus lakukan? Pilihan ini jauh lebih sulit dari yang dia kira. Namun, satu hal yang dia sadari adalah bahwa dunia ini tidak bisa dibiarkan berada dalam ketidakpastian. Jika ada kesempatan untuk memperbaiki segalanya, dia harus mengambilnya—terlepas dari apa pun yang akan terjadi.

"Jika ini jalan yang harus aku tempuh," Kael berkata dengan suara penuh tekad, "aku akan menghadapinya."

Dengan itu, Kael meraih artefak itu.

1
Roni Sakroni
mantap bagus critanya
Roni Sakroni
dmn ibunya kael...??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!