Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
One. Awalan Dari Semuanya
......🌺......
...Hii Bestiee 👋...
^^^Ayo sebelum kalian baca cerita ini lebih baik kalian tekan tombol bintang di bawah ya🥰^^^
...Mohon maap untuk salah letak tanda baca nya ya, karena saya sendiri masih sambil-sambil belajar juga...
.....🌺.....
"Kamu harus kuat, katanya mau nyelesain kuliah nya terus nikahi aku! Ha-harus kuat Aska." isak tangis seorang gadis..
"Gue, gue gabisa, hidup gue bakal selesai disini."
"Aska kamu ngomong apa sih? Kamu udah janji untuk terus ada di samping aku kan."
Gadis itu menangis terisak-isak, sambil memeluk seorang lelaki yang sudah terbaring di tanah. Kepala lelaki itu sudah berlumuran darah segar, wajah nya pucat seperti sudah diambang Kematian.
"Tolong. Aku mohon siapapun yang ada disini tolongin Aska." teriak gadis itu.
Perlahan lelaki itu sudah memejamkan mata nya, rasa nya ia tidak bisa menahan kesakitan ini lagi.
Perih sangat perih....
Sampai akhirnya ada segerombolan lelaki yang datang, gadis itu tidak tau itu siapa, ia hanya menjerit meminta pertolongan, berharap akan ada membantunya untuk membawa kekasih nya kerumah sakit.
"Kak Aska!" Teriak Rehan. Rehan lah yang datang dengan teman-teman nya.
Rehan sempat menangis melihat kondisi kakak nya yang sudah terbaring lesuh seperti itu. Seketika tubuh Rehan langsung lemas tak berdaya, tetapi ia harus tetap kuat, ia harus membawa kakak nya sampai ke rumah sakit secepat nya.
"Kak, kakak harus kuat. Kita bakal ke rumah sakit sekarang!" Setelah mengatakan itu, tanpa babibu, Rehan langsung menggendong kakak nya, ia tak peduli banyak nya darah yang sudah mengenai kaos putih milik nya. Sedangkan teman nya yang lain membantu Rehan agar tidak terjatuh.
Gadis yang sempat terdiam itu menarik pergelangan tangan Rehan, "Saya mau ikut ke rumah sakit." ucap nya terdengar sangat pelan sekali.
"Lo siapa anjing? Lo yang udah nyakiti kakak gue?" bentak Rehan kuat dan kasar.
"Bu-bukan. Saya pacar kakak kamu, saya harus temenin dia di rumah sakit." jawab gadis itu dengan gugup.
"Lebih baik lo bawa kak Aska ke rumah sakit sekarang, Han! Kakak lo butuh pertolongan, perempuan ini gak perlu lo urusin." ujar Rey salah satu teman Rehan.
Rehan tak mengubris ucapan teman nya, ia langsung berlari dan membawa kakak nya masuk ke dalam mobil.
Sementara gadis tadi hanya terdiam di tempat. Jika tidak di izinkan untuk ikut naik ke dalam mobil milik Rehan, lebih baik ia mencari taxi saja kan.
Ketika gadis itu hendak pergi, teman Rehan yang berbicara tadi malah menarik pergelangan tangan nya, "Lo mau kemana? Ayo ikut kita, kita bisa antar lo ke rumah sakit. Kita tau kok kalau lo itu pacar nya kak Aska, kak Aska udah sering cerita ke kita." perjelas Rey.
Tak banyak bicara, gadis itu hanya mengangguk, kemudian ia pun mengikuti langkah Rey, dan memasuki mobil nya.
Setelah 20 menit dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit Cahaya Murni, rumah sakit tempat Aska dirawat. Sementara gadis tadi, ia malah langsung saja membuka pintu mobil, dan berlari tanpa berterima kasih ataupun menunggu teman-teman Rehan yang tadi.
Dada nya sesak, mata nya sudah sembab dan bengkak, tubuh nya seperti sudah kehilangan tenaga. Ia akan merasa menyesal seumur hidup kalau sampai terjadi kenapa-kenapa dengan Aska. Kekasih nya.
Saat gadis itu sudah sampai di depan ruangan darurat, ia melihat ada Rehan yang sudah terduduk lemas di kursi tunggu. Mungkin sekarang Aska sedang di rawat, ia juga harus menunggu.
Sementara teman-teman Rehan yang tadi, juga barusan sampai dan ikut duduk di kursi tunggu, samping Rehan.
Rehan meneteskan air mata nya, ia tak tahu kalau ia sampai kehilangan kakak angkat nya itu. Karena Rehan sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain Aska.
Salah satu teman Rehan mengusap punggung belakang Rehan, "kak Aska pasti baik baik aja." ucap nya menyemangati Rehan.
Rehan tak menggubris teman nya itu, mata nya kini beralih menatap ke arah gadis yang sedang berdiri dengan air mata yang berlinang.
Rehan bangkit dari duduk nya, lalu berjalan mendekati gadis itu. "Lo siapa?" tanya Rehan datar.
Bukan menjawab, gadis lugu itu malah mangkin menundukkan kepala nya, dan meremas kuat baju yang di kenakan nya.
"Lo gapunya mulut? Jawab gue sekarang, lo ada hubungan apa sama kakak gue?!" tanya Rehan lagi dengan nada sedikit membentak.
"Sa-saya pacar nya." jawab gadis itu gugup dengan wajah nya yang terus menunduk.
"Jadi lo yang selama ini di ceritain kakak gue." ucap Rehan dalam hati. Kemudian ia kembali menatap gadis yang ada di depan nya lagi, "Lo mau nikah kan sama kakak gue?" tanya Rehan.
Gadis itu tak menjawab, ia terus menunduk dan meneteskan air mata. Rasanya mulut nya sudah kaku untuk berbicara, sekarang ia hanya memikirkan Aska dan Aska. Kekasihnya.
"Kok lo diam sih? Gue mau tanya, kenapa kakak gue bisa babak belur gitu? Siapa yang udah berani nyakitin kakak gue?" tanya Rehan penuh penekanan.
Karena sudah diserang dengan beberapa pertanyaan, akhirnya gadis itu menguatkan dirinya untuk berbicara. Perlahan Gadis itu mendongak menatap wajah Rehan yang terlihat sangat menakutkan, jika di lihat-lihat wajah Rehan sudah hampir sama dengan iblis yang berwujud seperti bekicot.
"Aska celaka karena," sebelum gadis itu menyelesaikan pembicaraan nya, suara pintu sudah terbuka terlebih dahulu. Menampakkan seorang dokter perempuan yang keluar.
Sontak hal itu membuat Rehan mengalihkan pandangannya ke arah dokter itu, "Dok bagaimana keadaan kakak saya?" tanya Rehan.
"Maaf kamu adik nya?" tanya dokter itu balik.
"Iya Dok, bagaimana keadaan kakak saya?"
"Terdapat banyak bekas pukulan-pukulan di tubuh kakak kamu, dan di bagian kepala nya ada bekas tembakan sehingga hal itu menyebabkan ia mengalami pendarahan yang luar biasa." ucap sang dokter.
"Tetapi tenang saja, kami akan berusaha sebisa mungkin untuk menyelamatkan kakak kamu." perjelas sang dokter.
"Saya mohon selamatkan kakak saya dok, bantu dia." ucap Rehan penuh permohonan.
Dokter perempuan itu menyentuh pundak Rehan dan berkata, "Kamu bantu doa ya!" ujar dokter. Setelah mengatakan itu, dokter pun kembali masuk kedalam ruangan Aska dirawat.
Sementara Naumi, ia pergi menjauh dari Rehan, Naumi masih merasa lelah untuk menjawab semua pertanyaan Rehan.
Naumi memilih untuk pergi ke mesjid samping rumah sakit, ia akan shalat dan berdoa memohon kepada sang maha pencipta untuk menyelamatkan Aska, lelaki yang sangat ia cintai itu.
Singkat Cerita...
Sehari Kemudian..
Tidak terasa sudah sehari Aska di tangani oleh dokter dan perawat, hariini Aska dinyatakan sudah mulai sadar, Naumi yang sudah dari semalam menunggu di kursi pun mengucap syukur Alhamdulillah, akhirnya Aska sadar juga..
Ckrekkk..
Suara pintu terbuka, menampakkan seorang dokter yang keluar dari ruangan itu.
"Rehan!" panggil Dokter.
"Iya dok?" jawab Rehan.
"Sekarang kakak kamu sudah lebih baik dari sebelumnya,seperti nya ia sudah mulai sadar."
"Alhamdulillah, bagus kalau begitu dong." ucap Rey, teman Rehan.
"Oh ya, kalau ada yang ingin masuk untuk melihat kondisi nya, hanya diperbolehkan untuk satu atau dua orang saja." ujar dokter.
"Kalau gitu saya yang masuk dok." ucap Rehan.
"Kamu boleh masuk, tapi nanti ya. Kakak kamu sekarang cuma mau bertemu dengan satu wanita yang bernama Naumi."
Mendengar nama nya disebut, sontak langsung dengan cepat gadis yang sedang menangis tadi menjawab nya, "Saya Naumi dok."
"Kamu Naumi, baiklah kamu boleh masuk. Ayo masuk!"
Naumi mengusap air mata nya sekali, kemudian ia pun masuk ke dalam ruangan tersebut meninggalkan Rehan dan teman-teman nya.
Rehan memukul kuat tembok dinding itu, "Kenapa kakak gue gamau jumpa sama gue?" bentak nya.
"Sabar Han. Mungkin kak Aska mau bicara berdua bentar sama pacar nya itu." ujar Bima, salah satu teman Rehan juga.
Sekarang Naumi sudah berada di dalam ruangan dimana ia melihat Aska sedang terbaring. Kepala nya sudah terbalut dengan perban.
"Kami akan keluar dulu, kalian bisa berbicara berdua." ucap dokter yang ada disitu. Lalu suster dan dokter tersebut pun pergi melangkah keluar.
Naumi memeluk tubuh Aska kuat, dan erat. Ia menangis hingga terisak isak.
"Aska bisa sembuh kan? Aska bakalan kembali sehat kan? Terus kita bisa jalan-jalan bareng lagi." titah Naumi dengan tumpahan air mata nya.
Bukannya menjawab, lelaki pucat itu malah menggeleng dan tersenyum.
"Naumi sayang Aska kan?" tanya Naumi.
"Sayang banget Nau," Aska terhenti, ia menatap wajah cantik nan indah sang kekasih nya, "Tapi maaf, maaf kalau mungkin gue gabisa jagain lo sampai lo tua." lanjut Aska berbicara dengan sangat pelan.
Mendengar itu, Naumi terdiam sejenak. Ia berpikir kalau setelah kejadian ini apa nanti nya Aska akan meninggalkan nya? Apa Aska akan membiarkan nya hidup sendirian lagi?
"Aska mau ninggalin Naumi?" tanya Naumi sendu. Dan Aska pun mengangguk sekali.
Glap!
Tanpa meminta izin, dengan tidak sopan nya Naumi kembali memeluk tubuh kekasih nya itu. "Jangan pernah tinggalin aku Ka! Kamu udah janji sama aku, kalau kamu bakalan terus ada di samping aku kan."
"Lo ga marah setelah lo tau yang sebenarnya Nau?" tanya Aska lesuh, dan Naumi dengan cepat menggeleng.
"Aku percaya sama kamu Ka, kamu bukan laki-lali yang jahat." kata Naumi dengan yakin.
"Yang jahat itu Rio. Aku benci Rio! Dia udah jahat sama aku dan kamu Ka."
"Tapi Nau,"
"Udah pokonya kamu gaboleh ninggalin aku, gaboleh cari cewe lain Aska!" ucap Naumi dengan wajah yang menggemaskan.
Mendengar jawaban gadis di depan nya, dengan sangat lemas Aska melepaskan tawa nya, ia sangat geram melihat tingkah kekasih nya ini.
"Gue bukan pergi untuk cari yang baru Nau."
"Gue pergi untuk meninggalkan dunia ini."
"Mak-maksud kamu?"
"Gue rasa hidup gue bakalan berhenti sampai disini." ucap Aksa lirih.
"Aska! Aska jangan gitu!"
"Gue,"
"Aska pasti bisa sembuh!" potong Naumi.
Aska hanya terdiam, nafas nya sangat terasa sesak, serta kepala nya yang amat sangat terasa perih dan pedih.
Melihat kondisi kekasih nya yang lama-kelamaan tampak memburuk, Naumi terduduk lemas ia benar-benar menyesal telah membiarkan seseorang menyakiti Aska.
"Ma-maf KA." ucap Naumi sendu.
"Lo gak pernah salah Naumi! Gue yang salah, udah gak jujur dari awal sama lo."
"Naumi." panggil Aska pelan. Naumi yang tadi nya menunduk kini dengan perlahan ia mengangkat kepala nya untuk menatap lelaki yang ada di depan nya.
"Nau, lo harus janji ya sama gue! Kalau suatu saat nanti Rehan nanya tentang penyebab gue jadi begini, lo jangan pernah jawab ya!" pinta Aska dengan suara sendu.
"Tapi kenapa? Naumi harus kasih tau, biar Naumi dihukum sama adik kamu itu juga gak papa. Ini salah Naumi, kalau aja kamu gak datang nolongin Naumi, pasti kamu gak bakalan jadi begini ka." Naumi kembali menangis.
Aska mengangkat tangan kanan nya pelan, tubuh nya sangat terasa lemas. Bahkan untuk mengangkat tangan nya saja rasanya berat sekali.
Aska mencoba untuk menghapus air deraian mata Naumi. "Nau, gue ingatin sekali lagi, ini sama sekali bukan salah lo! Mereka emang mau balas dendam ke gue, makanya mereka mancing gue buat datang melalui lo Naumi. Mereka sengaja mau nyakiti gue dan lo Nau."
"Walaupun, walaupun gue tau kalau ini bukan salah gue tapi, udahla Nau." sambung Aska berbicara.
"Kenapa Aska gak kasih tau ke keluarga mantan Aska itu, kalau bukan Aska yang,"
"Mereka gak percaya Naumi!" potong Aska, "Udah jutaan kali gue kasih tau, tapi mereka gak mau dengerin gue, mereka lebih percaya sama kakak lo itu, Rio."
"Dia bukan kakak aku!" bantah Naumi.
Melihat itu Aska tersenyum seraya mengusap air mata yang terus menetes di wajah cantik milik kekasihnya. "Lo jangan nangis lagi." pinta Aska.
"Aku gaakan nangis kalau kamu udah sembuh."
"Aku heran Ka, kenapa Rio bisa sejahat itu sama aku. Padahal aku juga gak pernah ganggu keluarga mereka, aku juga gak pernah datang meminta tanggung jawab ayah aku." ucap Naumi.
"Karena dalam diri dia masih ada dendam sama lo Nau." jawab Aska pelan.
"Yang seharusnya dendam itu aku Ka, bukan dia!" teriak Naumi kembali menangis.
"Udah jangan nangis cantik."
"Mereka jahat! Gara-gara mereka nyulik aku, kamu jadi terluka."
"Naumi! Udah gue bilang, mereka sengaja nyulik lo buat mancing kedatangan gue."
"Tapi,"
Aska mengembuskan nafas nya, "Sekarang gue mau nanya, sebenarnya Rio itu siapa lo Nau? Kenapa lo gak pernah cerita tentang dia ke gue?" tanya Aska
Rio.
Mendengar nama yang begitu menjijikkan itu lagi-lagi membuat Naumi menangis, nama yang selama ini di sembunyikan Naumi kepada Aska, hanya dengan alasan Naumi tidak mau kalau nanti Aska khawatir dengan keadaan nya. Tapi akhirnya sekarang Aska sudah mengetahui nama itu, bahkan sekarang Aska terbaring di atas brankar ini semua karena Rio!
"Rio-Rio itu kakak aku." jawab Naumi. "Maaf ya Ka aku gak pernah cerita, dan ternyata aku barutau sekarang kalau Rio itu dulu teman kamu juga."
"Udah Nau sekarang, lo lupain semua nya, ingat kata gue jangan pernah kasitau Rehan tentang ini semua. Gue gakmau Rehan benci sama gue Nau, dia satu-satu nya adik gue, gue sayang banget sama dia.
"Tapi kalau kamu jujur, Rehan gak bakal marah Ka."
"Rehan gak akan percaya Nau."
"Udah lo ikutin aja apa kata-kata gue ya!" pinta Aska sekali lagi.
Ckrek!
"Maaf, untuk pasien Aska lebih baik sekarang istirahat dulu ya. Untuk mbak nya bisa keluar ya, kasian pasien nya kalau di ajak bicara yang aneh-aneh." ujar seorang suster yang baru masuk.
Naumi menatap suster itu, kemudian berikut nya ia kembali menatap kekasih nya yang masih terbaring di atas brankar.
"Nanti kita cerita lagi ya Ka, sekarang kamu istirahat." ujar Naumi
Saat Naumi hendak melangkah keluar, satu tarikan membuat ia menghentikan langkah nya, Aska menggenggam pergelangan tangan Naumi, "Sekarang kamu suruh Rehan masuk ya!" pinta Aska.
"Tapi kan Aska harus istirahat."
"Bentar aja Nau."
Naumi menghela nafas nya, kemudian mengusap air mata yang lagi-lagi menetes keluar, lalu setelah itu ia berjalan keluar untuk memanggil Rehan. Sementara suster yang tadi pun ikut menyusul keluar dari ruangan.
Naumi membuka pintu ruangan itu, dan mata nya langsung menuju ke arah Rehan yang terduduk di kursi. Kondisi lelaki itu sudah seperti orang yang sedang prustasi, rambut nya yang acak-acakan serta pakaian nya yang berantakan.
"Rehan." panggil Naumi.
Rehan langsung menoleh, dengan cepat ia langsung menghapus air yang keluar dari mata nya.
"Kamu disuruh masuk sama kak Aska." ucap Naumi.
Tanpa menjawab Naumi, Rehan langsung saja menerobos masuk ke dalam ruangan. Melihat itu Naumi sedikit terkejut, ia tahu pasti Rehan sengat merasa terpukul sekali melihat kondisi kakak nya.
Rehan yang sudah berada di dalam ruangan pun langsung menggenggam tangan kakak nya yang sedang terbaring di atas brankar, ia menangis lalu mencium punggung tangan Aska.
"Naumi sini." panggil Aska.
Naumi mendekat, jujur sebenarnya ia sangat takut dengan Rehan. Ia takut kalau Rehan sampai menanyakan penyebab Aska jadi babak belur begitu. Belum lagi melihat wajah Rehan yang begitu sangat menyeramkan.
Naumi berdiri disebelah kanan Aska, sedangkan Rehan ia berada disebelah kiri.
"Lo kenapa bisa babak belur gini? Siapa yang udah berani nyakiti lo kak?" tanya Rehan panik.
"Bukan siapa-siapa, cuma masalah biasa doang. Bukannya lo udah tau kalau kita sama-sama suka berantem."
"Tapi lo gak pernah sampai separah ini." balas Rehan.
"Tiap-tiap orang pasti punya titik kelemahan nya Han." lirih Aska, lalu ia menggenggam tangan Rehan dan menyatukan nya dengan tangan Naumi.
Naumi menyeritkan alisnya bingung, ada apa dengan Aska? Sedangkan Rehan ia tak peduli, ia akan melakukan apapun untuk kakak angkat nya ini.
"Han, lo bakalan gue kasih dua tanggung jawab yang besar."
"Apa kak? Lo mau apa? Rehan akan turutin."
"Ka, tangan aku." ucap Naumi yang merasa risih saat tangannya di satu kan dengan genggaman tangan Rehan.
Aska tak menjawab Naumi, ia hanya tersenyum. Melihat itu pun Naumi pun hanya bisa terdiam, sekarang Aska sedang tidak baik-baik saja.
"Rehan, Naumi. Kalian bakalan lakukan apa yang gue mau kan?"
Rehan berdecak, "Iya kak selagi Rehan mampu, Rehan akan melakukan apapun buat kakak."
"Gue mau lo nikah sama Naumi!"
"Nikah?" beo Rehan.
"Ha? Ni-nikah sama adik kamu?" tanya Naumi kaget. Bola mata Naumi sudah hampir keluar lantaran melotot tak berkedip untuk menatap Aska.
"Lo kenapa sih kak, lo bakalan sembuh! Dan lo bisa nikahi pacar lo kak." ujar Rehan, lalu tangannya ia tarik paksa dari gengaman Aska yang sudah menyatukannya dengan tangan Naumi.
"Terus kalau gue mati sekarang gimana?" tanya Aska enteng.
"Lo ngomong apa sih kak, sekarang aja lo udah kelihatan sehat gini. Lo bakalan sembuh!" bentak Rehan.
Aska kembali tersenyum,"Lo bisa Han, lo bisa bahagiain Naumi."
Rehan melepaskan genggaman tangan nya, ia mengelap air mata nya kasar.
"Kalau itu Rehan gabisa. Karena apa, karena Rehan yakin kalau kakak bisa ngelakuin nya sendiri. Karena kakak bakalan sembuh!" tegas Rehan.
"Kenapa kalian yakin banget kalau gue bisa sembuh?"
"Karena kamu kuat Aska!" sambung Naumi.
Lagi lagi Aska tersenyum dan tersenyum. Dan kali ini aura senyuman nya tampak berbeda.
"Kalau gue sembuh Han, gue yang bakalan jagain Naumi sendiri. Tapi kalau akhirnya gue mati di rumah sakit ini, gue mau kalian berdua harus janji, mau menikah dan terus bersama." pinta Aska.
Rehan menggeleng tak percaya, ada-ada saja pikiran konyol kakak nya. "Ok kalau itu mau kakak. Tapi gue yakin kakak bakalan sembuh! Kalau perlu gue bakalan panggil dokter yang terbaik buat lo kak." balas Rehan.
"Tapi Han,"
"Diam kak." pinta Rehan. Ia sudah tak tahan lagi dengan ocehan gila kakak nya itu, Rehan yakin kalau Aska bakalan sembuh dan bisa jagain pacar nya sendiri.
Karena tak mau emosi, Rehan memilih untuk meninggalkan ruangan itu. Sebelum ia benar-benar pergi menghilang dari ruangan Aska ia berkata, "Cuma lo yang gue punya kak, jadi lo harus kuat dan harus bisa sembuh. Gue sayang sama lo." Setelah mengatakan itu Rehan pun langsung pergi keluar dan membanting kan pintu ruangan nya dengan kuat.
"Ayo cabut!" ajak Rehan kepada teman-temannya yang sedari tadi menunggu di luar.
Sedangkan didalam ruangan masih tertinggal Naumi.
"Aska, kamu kok bicara gitu sih? Mana mungkin aku mau nikah sama adik kamu yang seharusnya jadi adik ipar aku." keluh Naumi.
"Karena gue bakalan pergi!"
"Aska! Kamu gaboleh bicara gitu!"
"Nau gue ngantuk, gue mau tidur."
Naumi menghela nafas nya, jujur sebenarnya ia masih ingin terus bersama Aska, tapi yasudah lah. Aska juga harus istirahat kan. Untuk masalah perjodohan nya dengan Rehan, Naumi tidak akan membahas nya dahulu, ia tau sekarang pikiran Aska mungkin sedang terbang entah kemana, kondisi nya juga masih parah, jadi Naumi hanya menganggap ocehan Aska tadi hanyalah ocehan gila saja.
"Kamu tidur ya, aku keluar bentar buat beli makanan. Aku laper Ka, dari semalam aku gaada makan. Penculik itu gak ada ngasih aku makan." adu Naumi pada kekasih nya.
Aska terkekeh kecil mendengar nya, kekasih nya ini sungguh sangat-sangat mengemas kan bukan? Dan hal lucu seperti ini lah yang membuat Aska jatuh cinta kepada Naumi.
"Yaudah sana!" usir Aska.
Naumi tersenyum, lalu ia mencium dahi Aska dan berkata, "Pacar nya Naumi pasti sembuh! Ini aja udah kelihatan sehat gini." ucap nya tersenyum dengan penuh keyakinan.
Aska tak menjawab nya, ia langsung memejamkan matanya. Setelah Naumi rasa Aska sudah tertidur, ia pun pergi keluar untuk mencari makanan. Perutnya benar-benar sudah keroncongan akibat tak makan dua hari.
...~~~...
...Ohya gimana ceritanya?...
...Seru ga?...
^^^Ini baru part pertama, dan aku harap kalian terus ikutin sampai part terakhir Yee.^^^
...Ok seeyou next part.❤️...