Viola Maharani, wanita berusia 27 tahun ini terkenal karena profesi nya sebagai seorang wanita penghibur. Pekerjaan ini sudah di geluti nya sejak Vio, begitu panggilan nya, masih duduk di bangku kuliah..
Tidak main main, semua client nya bukanlah orang sembarangan. Selain di kenal sebagai primadona nya para kupu kupu malam, vio juga di kenal sangat selektif dalam menerima pelanggan nya. Wanita itu hanya akan menerima tawaran dari client yang bisa membayarnya dengan nilai yang fantastis..
Sebenarnya kenapa seorang Viola yang memiliki paras cantik dan hidup yang nyaris sempurna itu bisa terjerumus ke dalam dunia malam, lalu bisakah vio terlepas dari kehidupan nya yang kelam ini ??
💜
Hai..
Selamat datang di karya ke-7 dari Autor ratu_halu
Menerima kritik dan saran dengan bahasa yang sopan 🙏
Happy Reading 🥳
Enjoy 🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5
Setiba nya zafi di lobby apartemen, pria itu langsung masuk ke dalam lift. Saat pintu lift terbuka dan zafi sudah ada di dalam nya, tiba tiba terdengar suara dari arah lobby...
"Tunggu...."
Zafian pun reflek menekan tombol agar pintu yang hampir tertutup itu bisa terbuka kembali..
Huh..
"Terimakasih..." ucap seseorang itu pada zafian tanpa melihat ke arah lawan bicara nya..
Dia pun masuk ke dalam lift berdiri tepat di samping zafian..
"Lantai berapa ?" tanya zafi dengan suara bariton nya..
"Lantai Tu....."
Deg!
Seseorang itu nampak terkejut saat pandangan nya bersirobok dengan mata elang milik pria yang baru saja di temui nya beberapa jam lalu..
"Lantai berapa ?" tanya zafian lagi karena tangan nya sudah mulai pegal menahan tombol lift..
"Ah.. Oh, lantai 7, tuan..." Viola langsung memutus pandangan nya kemudian mengalihkan ke arah lain...
Zafian pun menekan tombol angka 7..
Di dalam lift suasana terasa sangat canggung, bahkan vio merasa lift itu seperti berhenti di tempat karena sejak tadi rasanya tidak sampai sampai di lantai yang dia tuju..
"Kamu tinggal di sini ?" tanya zafian memecah keheningan..
Entah kenapa viola merasa sangat gugup bahkan untuk menjawab pertanyaan itu saja seakan sulit sekali lidah nya untuk di gerakkan..
Ting!
Pintu lift terbuka..
"Saya sudah sampai.. Permisi.." ucap vio pamit pada zafian dengan sopan. Wanita itu pun keluar dari lift dan tanpa menoleh ke belakang lagi vio berjalan cepat ke arah unit tempat tinggal nya..
Sementara itu, zafian yang merasakan kegugupan yang sama spontan menghembuskan nafas panjang nya setelah pintu lift itu kembali tertutup. Dia merasa dadanya seakan terhimpit sesuatu hingga oksigen yang masuk ke paru paru nya tak sebanyak biasanya..
"Astaga! Perasaan macam apa ini, kenapa rasanya tidak nyaman sekali!!" Zafian melonggarkan dasi di kerah kemeja nya, mengipas ngipas diri dengan tangan nya karena merasa gerah sendiri..
🖤
Dua hari kemudian....
Pertemuan kedua kali ini bertempat di hotel yang sama tempat zafian bertemu dengan mami norma..
Zafi masih berada di ruangan nya saat viola datang bersama mami norma. Azka menyambut kedatangan mereka dengan ramah. Kemudian azka mengajak viola dan mami norma ke satu ruangan yang biasa di gunakan sebagai tempat meeting di hotel tersebut..
"Mohon di tunggu sebentar, nona viola. Saya akan panggilkan tuan zafian terlebih dahulu.."
"Ck! Kenapa bicara mu formal sekali! Tidak pantas!!" Sela mami norma seraya memutar bola mata nya, bosan.. "Sudahlah, tak perlu banyak basa basi.."
"Hishh.. Nenek nenek satu ini sirik aja, ya.." gumam azka dengan suara yang sangat kecil..
"Apa kau bilang, aku nenek nenek ?? Awas kau ya, aku tidak akan memberikan mu diskon lagi!!"
"Astaga, mi.. Bercanda doang. Lagian mana ada sih nenek nenek secantik dan sem*ntok mami.. Ih gemesin, deh..." Azka berkilah lagi sambil terus menggoda dan merayu mami norma.
Ya, seperti itu lah azka dan mami norma. Kadang akur tapi lebih sering cekcok seperti ini. Entah azka nya yang memang kurang ajar atau mami norma nya yang terlalu sensitif...
Viola yang melihat bagaimana interaksi mami norma dan azka hanya senyum senyum saja, dia tak begitu tertarik dengan urusan orang lain. Tak mau ikut campur bahkan tak mau juga bergabung dalam obrolan yang tidak ada hubungan nya dengan dia...
Selang beberapa menit, azka masuk ke dalam ruang meeting itu bersama tuan nya..
Zafian membuka kancing jas nya sebelum duduk di kursi kebesaran nya..
"Kita persingkat saja pertemuan ini.." ucap nya dingin tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Zafian memerintah dengan isyarat tangan nya agar azka segera memberikan surat kontrak serta apa apa saja yang harus di pelajari viola..
Viola menatap heran sikap acuh zafian. Tidak ada sambutan selamat datang atau sekedar jabatan tangan untuk mempererat kerja sama mereka ini. Jauh berbeda dengan client client sebelum nya. Kesan arogan begitu kental terlihat di wajah pria tampan itu...
Tak berbeda jauh dengan mami norma. Wanita paruh baya itu pun merutuk sikap tuan muda zafian dalam hati nya. Masih ada rasa kesal dari pertemuan sebelumnya, tapi kini rasa itu malah bertambah 2 kali lipat lagi rasanya..
Azka pun memberikan tumpukan kertas yang telah di gabung menjadi satu di dalam sebuah map berwarna hitam..
Tak banyak bicara vio langsung membuka map tersebut kemudian membaca satu persatu isi di dalam nya dengan hati hati..
"Baiklah.. Saya setuju dengan kontrak ini.." ucap viola setelah beberapa lama. Tanpa vio sadari, diam diam zafi terus memperhatikan setiap gerakan yang di lakukan nya. Namun saat vio mengangkat kepala, zafi langsung memutus pandangan nya..
"Silahkan tanda tangani.." sahut zafi sambil memberikan pena nya pada vio. Sungguh, kejadian itu membuat azkara, sang asisten, terbengong bukan kepalang. Untuk pertama kali nya sang tuan membiarkan milik nya di pakai orang lain. Sebab azka tau betul kalau zafi itu sangat tidak suka jika benda benda pribadi nya di sentuh apalagi di pakai oleh orang lain, termasuk oleh asisten nya sendiri..
Vio menerima pena itu dari tangan zafian langsung, namun tanpa sengaja tangan mereka bersentuhan hingga membuat kedua nya jadi salah tingkah..
Ekhem...
Zafi berdehem seraya mengalihkan pandangan ke sekitar ruangan meeting tersebut..
Segera vio membubuhkan tanda tangan di dua kertas tersebut. Surat kontrak itu di buat dua, yang satu untuk vio serta salinan nya di pegang oleh zafi sebagai pihak pertama..
Setelah vio menandatangi surat itu, kini giliran zafi yang tanda tangan. Namun, untuk menghindari kejadian barusan terulang lagi, vio memilih meletakkan pena milik zafi di atas surat kontrak..
"Kita bertemu lagi satu minggu dari sekarang. Saya harap anda tidak menerima tawaran dari pihak lain karena saya akan memperbaharui kontrak selama satu bulan atau bahkan lebih.." Zafian berdiri dari duduk nya, mengulurkan tangan pada vio sebagai tanda kerjasama mereka telah di mulai..
Vio pun bangun dan di ikuti mami norma yang tadi duduk si samping nya..
"Kita lihat saja nanti, tuan zafian. Saya tidak bisa berjanji.." ucap vio dengan tak gentar menatap sorot tajam manik legam zafian. Vio pun menjabat tangan zafi, namun mami norma serta azka melihat bahwa di antara mereka seperti ada sesuatu yang tak bisa di jelaskan dengan kata kata.
Pertemuan kedua pun berakhir..
🖤
5 hari kemudian...
"Tuan, nyonya besar sedang menuju ke sini.." Azka tergesa gesa masuk ke dalam ruangan zafian..
Zafi sedang berbaring di sofa panjang di ruangan nya karena terlalu lelah dengan pekerjaan hari ini..
Bagaimana tidak lelah, setelah pertemuan dengan viola dan mami norma, malam nya zafian dan azka harus terbang ke negara tetangga untuk urusan bisnis. Setelah urusan bisnis di negara tempat lahirnya upin ipin itu beres, mereka melanjutkan perjalanan bisnis nya menuju negeri matahari terbit. Dan baru semalam mereka tiba di tanah air, namun pagi nya zafi harus menghadiri meeting terakhir hotel baru milik nya yang akan di buka beberapa hari lagi itu...
"Biarkan saja. Aku lelah.." kata zafi tak perduli. Dia berbaring dengan posisi punggung lengan menutupi wajah nya..
Sesungguhnya azka pun lelah, namun tak selelah tuan nya sebab azka hanya mendampingi dan masih bisa istirahat dalam perjalanan mereka. Sementara zafi, dia sama sekali tak istirahat bahkan hanya tidur beberapa jam saja, bukan karena tidak ingin tapi tidak bisa..
"Tuan, tapi beliau tidak datang sendiri.."
Meski zafi tidak merespon namun azka tau tuan nya pasti mendengarkan.
"Nyonya besar datang bersama nona Anna, tuan.." Lanjut azka yang seketika membuat tangan zafi terlepas dari wajah nya..
"Anna...." Gumam zafi menyebut nama wanita yang tadi azka sebutkan..
"Baiklah. Lanjutkan pekerjaan mu, jika sudah selesai, kau boleh pulang. Jangan menunggu ku dan tidak perlu pamit padaku!!" ucap zafi sambil bangun dan berjalan menuju toilet di dalam ruangan nya.
Azka yang patuh pun langsung keluar dari ruangan sang tuan. Dia kembali melanjutkan pekerjaan nya. Sesungguhnya azka sedikit banyak tau siapa dan bagaimana hubungan antara tuan zafian dengan nona Anna..
"Pasti setelah bertemu dengan nona Anna, tuan zafian mood nya buruk berhari hari.. Huhft.. Siap siaplah kau azka. Pasti kau kena semprot sama mulut nya yang pedas dan tajam itu..." dalam batin nya azka sudah harap harap cemas. Pertemuan tuan nya dan nona anna bagai malapelataka bagi azka. Dan mungkin saja bagi seluruh pegawai di perusahaan Z.cor ini...
🖤
🖤
🖤