“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “
“A–aku ?! “
Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.
Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.
Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Alana & Alaska
“Rasyiiiiiiiii !!! Balikin sepatu kakak!!! “ teriak seorang gadis yang mengenakan seragam putih abu-abu mengejar adik laki-lakinya yang berlari sambil memeluk sepasang sepatunya.
“Kakak hampir telat ini ! “ teriak gadis itu lagi.
“Vara, kenapa kamu belum siapa ? “ tanya seorang pria dewasa yang melihat putrinya belum juga mengenakan sepatu.
“Daddy, sepatu Vara diambil Rasyi.. “ rengek Avara menunjuk ke arah Arasyi yang sudah berlari lumayan jauh.
Chandra menghela nafas sabar. Dia menatap putrinya yang kini sudah berusia 16 tahun. Dia dan Audrey tak menyangka bila mereka kembali di karuniai seorang anak laki-laki setelah kelahiran Avatur dan Avara.
“Sudah, kamu pakai sepatu yang lain saja. Nanti, biar daddy yang ambil sepatumu di tangan adikmu” Avara mengerucut bibirnya.
Dia berjalan gontai kembali ke kamarnya bertepatan dengan Avatur yang berjalan keluar kamarnya.
“Wajahmu kenapa lagi ? “ tanya Avatur heran.
“Adikmu itu, berulah lagi ! “ seru Avara dan langsung masuk ke kamarnya.
Avatur mengangkat bahunya, dia lalu menghampiri daddynya yang masih memperhatikan Avara hingga tak terlihat.
“Rasyi lagi ? “ tanya Avatur datar.
“Hm, adik bungsu kalian lagi-lagi ngusilin Vara”
Avatur mengangguk. Hal itu sudah terbiasa, setiap pagi Arasyi selalu mengusili Avara, entah itu dasi, sepatu atau kaos kaki semua barang yang hendak dikenakan Avara pasti dibawa kabur oleh Arasyi.
“Ayo, kita ke ruang makan. Mommy, pasti sudah menyiapkan sarapan untuk kita ! “ ajak Chandra kepada kembaran Avara.
Avatur mengangguk. Kedua pria beda usia itu berjalan menuju ruang makan. Sementara itu, Arasyi sudah berdiri di sebelah Audrey yang tengah menyiapkan kotak bekal untuk anak-anaknya.
“Mommy, Laci lapal ni. Mau makan dong, “ rengeknya.
“Sabar ya sayang, mommy tutupin ini dulu. Rasyi duduk dulu di kursi, Rasyi ya. Tunggu, mommy sebentar ! “
Arasyi mengangguk. Dia meletakan sepasang sepatu Avara di lantai lalu mencoba naik ke kursi miliknya dengan susah payah.
Tak lama, Chandra dan Avatur tiba di ruang makan. Semua hidangan makanan sudah tertata rapi oleh pelayan yang membantu Audrey.
“Rasyi, “ panggil Chandra.
Mendengar namanya dipanggil, Arasyi mengadahkan kepalanya dengan tubuhnya yang masih menggantung di kursi.
“Bantu Laci duduk dulu daddy, cucah naik ini ! “ seru Arasyi membuat Chandra menggelengkan kepalanya.
“Makanya badan itu kecilin biar ringan kalau mau naik ! “ seru seorang pria remaja yang baru saja masuk ke ruang makan bersama kakak dan adik kembarnya.
Avara datang dengan wajah cemberut menatap tajam ke arah Arasyi yang masih dibantu Chandra untuk duduk di kursi.
“Abangggggg, jahat kali bibilnaaa belsuala. Bodi ceming telus ! “ pekik Arasyi kesal.
“Sudah, sudah ! Ayo, kita sarapan. Berdebat terus, kalian semua akan terlambat nanti ! “ seru Audrey menengahi kekesalan putra bungsunya.
“Baik mommy, “
“Iiiiiii nda mau cayul naaaa mommyyy ! “ rengek Arasyi saat Audrey menuangkan sedikit sayur tumis buncis ke dalam piring Arasyi.
“Makan ! “ suara tegas kakak pertama membuat nyali Arasyi menciut.
“Ya cudah, bolehlah. Tapi dikit ya mommy, janan banyak, “ cicit Arasyi yang takut dengan kakak pertama.
“Sudahlah, Lea. Jangan terlalu tegas dengan adikmu, “ tegur Audrey kepada putri sulungnya.
Azalea menghela nafasnya. Dia diam tak menjawab. Semua keluarga kecil Chandra mulai memakan sarapan mereka masing-masing. Di sela sarapan, sesekali Chandra menanyakan pekerjaan ketiga anaknya yang masing-masing memegang perusahaan milik keluarga Maverley dan Roberto.
“Daddy, hari ini di perusahaan opa ada rapat dengan semua kepala bidang dan Ana harus menghadiri, “
“Lalu ? “ tanya Chandra heran.
“Tidak ada, “ jawabnya pelan.
“Ana, sudah bertahun lamanya. Lupakan Araska, dia sudah membohongimu selama bertahun-tahun” ucap Chandra yang seketika membuat nafsu makan Alana hambar.
“Daddy, bisakah kita tidak membahas hal seperti ini ? Itu juga kesalahan daddy dan mommy yang menutupi semua kebenaran ini ! “ seru Alana seraya membanting sendok dan garpu.
“Ana/ Kakak ! “
Dretttt !!! Suara decitan kursi dan lantai terdengar ngilu. Alana berdiri dari kursinya, dia menatap kesal ke arah kedua orang tuanya.
“Jika kalian memberitahukannya lebih awal, mungkin kita keluarga kita tidak seperti ini ! “ seru Alana dan pergi begitu saja tanpa mau mendengarkan ucapan Audrey.
“Mom, sudahlah. Biarkan Ana seperti itu. Seiringnya waktu, dia akan mengerti dengan alasan kalian menyembunyikan hal ini ! “ seru Azalea menenangkan kedua orang tuanya.
Audrey mengangguk. Chandra mengusap bahu istrinya. Ini juga kesalahannya yang menunda memberitahukan fakta itu kepada putrinya, Alana.
*
*
*
*
BRAKKK !!!
“APA INI ? KENAPA SEMUA DATA BERBEDA !! KAMU MAU MEMPERMAINKAN PERUSAHAAN INI !! HA !! “ bentak Alana yang kini duduk dengan anggun tak lupa topeng yang menutupi wajahnya sedang memarahi kepala bidang keuangan.
“Ti–tidak, nyo–nyonya “ jawabnya takut.
“KENAPA PENGELUARAN LEBIH MEMBENGKAK DARIPADA PEMASUKAN !! “
“I–itu karna.. “
“APA ? “ Suara tegas Alana membuat seluruh orang diruangan itu tak berani berkutik.
“Saya mau, laporan kalian hari ini direvisi dan di kumpul sore ini juga. Saya tidak mau menerima kesalahan apapun lagi, laporan yang sudah selesai bisa diberikan kepada asisten saya ! “ seru Alana anggun dengan tatapan mem4tikan.
“Baik, Nyonya ! “.
Alana menatap asistennya, pria itu mengangguk dia membubarkan rapat kepala bidang. Setelah itu, dia menatap Alana dengan takut.
“Nona, siang ini a—, “
“Siang ini aku mau ke makam, kamu handle meeting siang ini, “ kata Alana dan pergi melewati pintu rahasia yang hanya dia dan asistennya yang mengetahui tempat tersebut.
“Hiii, nona kapan saya pergi kencan kalau begini ! “ rengek pria itu saat mendapati pesan dari kekasihnya yang mengajaknya untuk makan siang bersama.
Ting ! Sebuah notifikasi pemasukan nominal yang membuat kedua bola mata pria itu membulat sempurna.
Ting !
“Bawa, kakak ipar untuk menemanimu meeting siang ini ! “
“Akhirnya, nona ku mengerti diriku ! “
Seketika senyum pria itu terbit, dia langsung menghubungi kekasihnya untuk menemaninya bertemu klien dan makan siang bersama disana.
Sementara itu, Alana sudah berada di dalam mobilnya. Dia juga sudah menggantikan pakaiannya dan melepaskan topeng yang menutupi wajah cantiknya. Kemudian melajukan mobilnya menuju pemakaman keluarga besar mereka.
Kurang lebih 45 menit tanpa hambatan, Alana tiba di sebuah pemakaman dan langsung memarkirkan mobilnya tak jauh dari area pemakaman.
“AAAAAA CAKITTTTTT !! “ Langkah Alana terhenti saat mendengar suara anak kecil yang kesakitan.
“DIAM ! “
“Ndaaaa !! Laska nda mau !! Laska mau cama mami !! “ teriakan itu kembali terdengar.
Alana melihat sekelilingnya hingga tatapannya terhenti dimana seorang wanita dewasa menjewer telinga anak laki-laki dengan kasar.
“Tolonggggggg !!! Ada yg KDRT sama anak kecilll !! “ teriak Alana heboh membuat orang-orang yang baru pulang ziarah menatap ke arah Alana.
Wanita yang menjewer telinga anak kecil itu terkejut dan sontak melepaskan jewerannya. Dia menatap Alana dan orang-orang disana dengan kesal.
Sementara anak laki-laki itu berlindung memeluk kaki jenjang Alana.
“Apa ? Bubar kalian ! “ teriaknya menatap orang-orang yang masih melihat dirinya. Lalu berbalik menatap Alana, “ Lo !! “ tunjuknya.
“Jangan ikut campur urusan gue ! “
“Lo nyakitin anak-anak dan gue nggak suka ! “ seru Alana tak kalah garang membuat nyali wanita itu menciut.
“Awas lo ! “ serunya dan lergi begitu saja tanpa memperdulikan anak laki-laki yang berlindung memeluk kaki jenjang Alana.
“Adek, “ panggil Alana lembut. Anak itu mengangkat wajahnya.
“Kamu kenapa bisa di sini ? Dimana orang tuamu ? “ tanya Alana.
Anak itu menggelengkan kepalanya. Alana mengerutkan keningnya saat melihat anak laki-laki itu menatapnya dengan tatapan serius hingga suara cadel anak itu membuat Alana terkejut.
“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati itu ? “
“A–Aku ?! “